Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FARMAKOLOGI VETERINER I

“ADME, INTERAKSI OBAT SPESIFIK DAN NON SPESIFIK”

OLEH

KELOMPOK 5

SYAFIRA NURDILLAH AZIS (1809010005)

ARLIN SINTIKHE LASMAITA BATUBARA (1809010011)

FLORANTE MARIA NENGA (1809010057)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDA

KUPANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Farmakologi berasal dari kata “pharmacon” (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan), sehingga secara harapiah farmakologi berarti ilmu pengetahuan tentang
obat. Namun, secara umum farmakologi di defenisikan sebagai ilmu yang
mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologi. Disamping itu juga
mempelajari asal-usul atau sumber obat, sifat kimia-fisika, cara pembuatan, efek
biokimiawi dan fisiologi yang ditimbulkan, nasib obat dalam tubuh dan kegunaan
obat dalam terapi.
Ilmu farmakologi saat ini memiliki banyak cabang ilmu. Farmakokinetika
merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari dalam farmakologi.
Farmakokinetika adalah suatu cabang Ilmu yang mempelajari kinetika obat dalam
tubuh sehubungan dengan waktu. Ini mempelajari bagaimana perjalanan obat mulai
dari saat pemberian obat tersebut, kemudian diabsorpsi dari usu, lalu transport dalam
darah dan didistribusi ke bagian tubuh atau jaringan yang memerlukan kerja obat
tersebut. Ini juga mencakup bagaimana perombakan dan ekskresi dari obat itu sendiri.
Seperti yang sudah dijelaskan, farmakologi merupakan ilmu pengetahuan
tentang obat. Hal ini juga meliputi bagaimana cara kerja obat didalam tubuh atau yang
biasa disebut farmakodinamika. Kerja obat dapat menimbulkan efek atau respon dari
tubuh. Efek ini dapat berupa perubahan fungsi, struktur atau proses. Mekanisme dari
aksi obat dibagi atas dua, yaitu mekanisme obat spesifik dan non spesifik. Obat
dengan mekanisme non-spesifik berarti obat tersebut memiliki reaksi kimia yang
sederhana, sehingga dapat bekerja pada semua reseptor yang menerima obat tersebut.
Sedangkan obat yang bekerja sevara spesifik memiliki satu reseptor khusus yang
dapat bekerja dengan obat tersebut. Hal – hal diatas akan dibahas lebih mendalam
pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dilihat dan dipelajari dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan bagaimana mekanisme proses dari absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi / eliminasi ?
2. Apa pengertian dan bagaimana mekanisme kerja obat yang spesifik dan non-sesifik ?

C. Tujuan
Tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiwa dapat mengerti dan memahami mekanisme proses dari absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi / eliminasi.
2. Mahasiswa dapat memahami mekanisme kerja obat yang digolongkan spesifik
maupun nonspesifik.
3. Memenuhi tugas lembar kerja 1 farmakologi veteriner I.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian dan mekanisme proses mengenai


1. Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi/Eliminasi
a. Absorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian,
menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses. Proses dan mekanisme ini
tergantung dari dosis yang diberikan dan juga tempat aplikasi obatnya.
Mekanisme kerja :
 Difusi atau pasif murni.
Pada difusi pasif sesuai dengan hukum fick transport senyawa
berbanding langsung dengan landaian konsentrasi, luas permukaan
membran, koefisien distribusi, senyawa yang bersangkutan serta
koefisien difusi dan berbanding terbalik dengan tebal membran. Untuk
difusi pasif murni ini tidak dihambat oleh senyawa analog dan melalui
blockade metabolisme
 Difusi terfasilitasi.
Pada difusi terfasilitasi atau pembawa molekul hidrofil misalnya
fructose berikatan dengan suatu pembawa atau carrier yang merupakan
protein membran khusus. Pembawa tersebut memiliki substrat yang
dapat bergerak bebas dalam membran sehingga penetrasi zat yang
ditransport melalui membran sel lipofil ke dalam sel di permudah.
Syarat untuk transport pembawa ialah afinitas tertentu dari zat yang
ditransfer (S) terhadap pembawa (C) sehingga pada sisi luar membran
terdapat keseimbangan dinamik antara pembawa bebas, zat yang
ditransport atau substrat dan kompleks substrat pembawa.
 Transport aktif
Pada transport aktif suatu senyawa harus ditransport melawan landaian
konsentrasi atau melewati membran. Proses yang membutuhkan energy
dapat dihambat oleh senyawa dengan struktur kimia yang mirip. Asam
nukleat,asam amino dan berbagai gula diabsorpsi dengan cara ini.
Untuk beberapa obat yang secara kimia berdekatan dengan senyawa-
senyawa ini dapat diduga kemungkinan besar terjadi transport aktif.
Selain itu, saat ini banyak hipotesis kerja terkait transport aktif. Salah
satunya ialah terbentuk kompleks dimana konsentrasi ion natrium
dalam sel dijaga dalam konsentrasi rendah oleh pompa natrium.Pompa
natrium ini secara tidak langsung berperan dalam penguraian ATP.
 Pinositosis, fagositosis, dan persorpsi
Pada pinositisis tetesan-tetesan cairan kecil diambil dari saluran cerna
dan pada fagositosis, partikel zat padat diambil dari saluran cerna dan
dengan demikian , membran permukaan terputar ke atas dan bahan
ekstrasel ditutup secara vesicular.
Absorpsi kebanyakan obat terjadi secara pasif melalui difusi. Kecepatan
absorpsi dan kuosien absorpsi bergantung pada beberapa factor: sifat
fisikokimia bahan obat (sifat stereokimia dan kelarutannya), besar
partkel atau permukaan obat, sediaan obat, dosis, rute dan tempat
pemberian, waktu kontak dengan permukaan absorpsi, dan besarnya
luas permukaan yang mengabsorpsi.

b. Distribusi
Distribusi obat adalah tahapan farmakokinetika setelah proses absorpsi
obat mencapai sirklasi sismtemik. Obat didistribusikan ke berbagai bagian
tubuh melalui aliran darah. Pola distribusi menggambarkan beberapa faktor
yang berhubungan dengan permeabilitas, kelarutan dalam lipid dan ikatan
pada makromolekul. Faktor yang mempengaruhi distribusi : pengaruh sifat
kelarutan bahan obat terhadap distribusi menujukan antara lain bahwa
senyawa yang larut baik dalam lemak terkonsentrasi dalam jaringan yang
mengandung banyak lemak, sedangkan sebaliknya zat hidrofil hampir tidak
diambil oleh jaringan lemak, ini ditemukan terutama dalam extra sel. Sebelum
mencapai kesetimbangan distribusi ini sebagian besar ditentukan oleh pasokan
darah dari organ dan jaringan. Akibat aliran darah yang cepat dan jangka
waktu kontak yang singkat dalam kapiler maka obat berdifusi kedalam organ
tertentu dari pembuluh darah, makin tinggi apbila pasokan darahnya makin
besar. Organ yang mempunyai banyak kapiler untuk memulai proses distribusi
mengambil jumlah obat yang lebih besar dibandingkan daerah yang pasokan
darahnya kurang. Pada akhir prosess distribusi tdak bergantung kepada
besrnya pasokan darah.
 Proses distribusi : apabila obat mencapai pembuluh darah, obat akan
ditranspor bersama aliran darah kedalam system sirkulasi. Akibat
landaian konsentrasi darah terhadap jaringan, bahan obat akan
meninggalkan pembuluh darah dan
terdistribusi ke dalam organ-organ. Penetrasi dari pembuluh darah ke
jaringan dan distribusinya bergantung pada ukuran molekul, ikatan pada
protein plasma dan protein jaringan, kelarutan, dan sifat kimia. Selain itu
juga bergantung pada pasokan darah dari organ dan jaringan masing-
masing, membran, dan perbedaan Ph antara plasma dan jaringan.
 Ruang distribusi : terdiri dari ruang intra sel dan ruang extra sel. Di
dalam ruang intra sel terdapat sekitar 75% dari bobot badan termasuk
cairan intra sel dan komponen sel yang paddat. Sedangkan ruang extra
sel sekitar 22% dari bobot badan yang terdiri dari air plasma, ruang usus
dan cairan transsel. Air plasma sekitar 4% dari bobot badan meliputi
cairan intra vassal. Ruang usus sekitar 16-20% dari bobot badan meliputi
cairan yang mudah berdifusi dalam intestinum serta cairan yang sukar
berdifusi dalam jaringan ikat tebal dari kulit, otot, persendian, dan
tulang. Dalam cairan transsel sekitar 1,5% dari bobot badan termasuk
cairan cerebrospinalis, air humor, perilimfe, endolimfe serta cairan
dalam rongga tubuh dan organ berongga.
 Metabolisme
Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia biotransformasi baik pada
zat-zat endogen maupun zat-zat eksogen yang terjadi secara enzimatik.
Metabolisme obat mempunyai tujuan dasar mengubah zat dari aktif
menjadi tidak aktif, dari kurang polar menjadi polar sehingga dapat
dengan mudah dieksresikan melalui urin.
 Ekskresi/eliminasi
Ekskresi obat adalah eliminasi terkahir obat atau metabolik dari sirkulasi
sistemik melalui ginjal bersama urin, melalui empedu dan air liur
kedalam usus bersama tinja, melalui keringat, melalui kulit dan air susu
ibu. Obat-obat yang kurang larut dalam air, sulit untuk dieksresikan
melalui jalur diatas, obat-obat tersebut dimetabolisme terlebih dahulu
sehingga berubah menjadi bentuk polar dan selanjutnya dieksresikan
Eliminasi obat-obat sebagian besar melalui hati dan ginjal, meskipun
masih ada beberapa jalur eliminasi lainnya misalnya ekskresi secara
bilier.Istilah farmakokinetik yang mengacu pada pembuangan obat yang
tak dapat diubah dalam bentuk yang tak berubah. Ekskresi merupakan
salah satu dari dua proses (metabolisme, ekskresi) yang merupakan
pembuangan obat dari tubuh. Eksresi dapat terjadi, bergantung pada sifat
fisikokimia ( bobot molekul, harga pKa, kelarutan, tekanan uap )
senyawa yang dieksresi melalui ginjal (dengan urin), empedu dan usus (
dengan feses ) atau paru-paru ( dalam darah respirasi ). Eliminasi obat
mengacu pada semua proses yang menyebabkan pembuangan obat dari
tubuh. Ini mencakup biotransformasi dan ekskresi.
II. Kerja obat spesifik dan non spesifik

Anda mungkin juga menyukai