Anda di halaman 1dari 37

Adenoviridae

NILLA NGADDI
DELFINA AVES
DESWANDY BERRI
ANGELIKA MASNENO
OUTLINE
Klasifikasi
Properti Virion
Replikasi virus
Gejala Klinis
Epidemiologi
Patologi
Diagnosis
Imunitas, Pengendalian, Kontrol
KLASIFIKASI
GROUP Group I dsDNA
FAMILY Adenoviridae (Bhs. Yunani, adenos, “kelenjar”)
GENUS Mastadenovirus (Bhs. Yunani, mastos, “breast”)
Aviadenovirus (Latin, avis, “burung”)
Atadenovirus (Bhs. Inggris, adenine and
thymine)
Siadenovirus (Bhs. Inggris , sialidase)
Ichtadenovirus (Bhs. Yunani, ichthys, “ikan”)
STRUKTUR

 dsDNA; 26-45 kbp


 non-enveloped, kapsid icosahedral ; 70-90 nm
 berbentuk hexagonal
 replikasi terjadi di nukleus
STRUKTUR
STRUKTUR
STRUKTUR
STRUKTUR

STRUKTUR DASAR

MENGANDUNG BANYAK
KAPSID
STRUKTUR

 mengikat
reseptor
 menyatunya
dengan sel
inang

STRUKTUR DASAR
STRUKTUR

MENGANDUNG BANYAK
KAPSID
Replikasi
GENUS MASTADENOVIRUS
CANINE ADENOVIRUS 1
CANINE ADENOVIRUS 1 (INFECTIOUS CANINE
HEPATITIS VIRUS)
Gejala klinis:
Demam
Kehilangan nafsu makan
Lesu
Batuk dan muntah
Diare berdarah
Dehidrasi
Edema kornea “blue eye”
Jaundice
Lidah dan gusi pucat
CANINE ADENOVIRUS 1 (INFECTIOUS CANINE HEPATITIS
VIRUS) - EPIDEMIOLOGI

• Di seluruh dunia
• Host: anjing, beruang, rubah dan serigala.
• Transmisi melalui saliva, feses urin; tempat makan,
kandang.
• Terjadi pada seluruh ras anjing yang tidak divaksin /
anak anjing < 1 tahun
• Morbiditas tinggi, mortalitas 10-30%
Patogenesis
• Infeksi awal nasofaring dan orofaring

replikasi tonsil

Lymph nodes

Aliran darah

Viremia infeksi hepatosit dan sel endotel


Diagnosis
• Tergantung pada gejala klinis dan tes lab.
• Imunofluoresen.
• Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
• Gross dan histopathology; hematology atau
leukopenia
• PCR
b. Badan Inklusi nukleus hepatosit

a. Infeksi hepatosit dan sel endotel c. Badan inklusi nukleus sel


mesangial
Imunitas, Pengendalian dan
Kontrol

• Vaksin
• Dapat diberikan pada anjing yang berumur
>12 minggu
GENUS SIADENOVIRUS
Turkey Adenovirus 3
Turkey Adenovirus 3
Gejala klinis
• Kotoran berdarah
• Depresi
• Lesu a. membesarnya limpa

b. Hemorage pada intestinal


Epidemologi
• Endemik di beberapa negara yang memelihara untuk
dikonsumsi secara komersial

• Rute infeksi : oral, dan transmisi virus dapat melalui


peralatan yang terkontaminasi feses.

• Menyerang kalkun 6-12minggu namun paling umum


terjadi antara usia 7-9 minggu.

• Morbiditas 2-3%, dapat meningkat 15% bila ada


infeksi sekunder oleh bakteri Escherichia coli
Patogenesis
• Memasuki saluran GI melalui jalur fero-oral
Viremia Sirkulasi Terserap
primer darah melalui usus

Limpa (organ utama)


Atau
Bursa fabricius
Diagnosis
• Dilakukan berdasarkan gejala klinis, grosspatology
dan histopatology.
• Demonstrasi antigen virus/ antibodi dengan ELISA
atau PCR, Imunofluorence
• Untuk tujuan diagnostik, sampel terbaik USUS dan
LIMPA
Patology
Pengendalian dan Kontrol
• Tidak ada pengobatan yang efektif.
• Dapat dikendalikan dengan injeksi SC
• Untuk mengantisipasi komplikasi bakteri
sekunder antibiotik dapat digunakan
• Biosekuriti yang baik dan vaksinasi
EGG DROP SYNDROME VIRUS
EGG DROP SYNDROME VIRUS
• Egg drop syndrome, yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1976 ,
Ditemukan oleh Van Eck di belanda ditandai dengan produksi telur tanpa
kulit dan cangkang,bentuk telur tidak teratur kerabang lembek,penurunan
produksi telur secara cepat, oleh ayam yang tampaknya sehat. Penyakit ini
telah dikenali di unggas, dan di bebek liar, domestik dan angsa di seluruh
dunia, meski penyakitnya tidak ada di Amerika Serikat.
• EDS secara ultrastruktur berukuran 76 nm hingga 80 + 5 nm
• Memiliki sisi segitiga dengan 6 kapsomer di tepi serta fiber 25 nm yang
menonjol dari tiap penton.
• Estimasi berat molekular DNA-nya 22,6 x 106 d. Virus EDS memiliki 13
polipeptida struktural
• Virus EDS tumbuh baik pada embrio bebek dan mampu mengaglutinasi
eritrosit unggas, namun tidak mengaglutinasi eritrosit mamalia.
• Virus berasal dari bebek dan menyebar ke ayam melalui vaksin yang
terkontaminasi. Ayam adalah spesies utama yang terkena penyakit ini
GEJALA KLINIS
• Tanda klinis pertama infeksi adalah hilangnya
pigmentasi telur dan dikupas lembut, dikuliti
tipis, dan tanpa kulit telur.
• Telur yang dihasilkan menjadi mudah pecah
akibat kualitas kerabang yang jelek.
• Penurunan kekentalan albumin telur bagian
luar, jumlah produksi telur turun maksimal
40%, penyakit ini dipandang sebagai
kegagalan untuk mencapai produksi target.
Lanjutan....

-Gambaran makroskopik
ETIOLOGI
• EDS’76 disebabkan oleh Adenovirus dari famili
Adenoviridae. Virus EDS’76 dapat
mengaglutinasi eritrosit ayam, itik dan kalkun.
EPIDEMILOGI1

• 1. Sifat Alami Agen


• 2. Spesies Rentan
• 3. Pengaruh Lingkungan
• 4. Sifat Penyakit
• 5. Cara Penularan
• 6. Distribusi Penyakit
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
• Ketika infeksi, virus berada di dalam mukosa hidung, virus juga
menyebar ke limfoid seperti limfa dan timus, virus tidak
berkembang di mukosa usus tetapi virus ada dalam tinja
• Pada umumnya tidak ada patologi anatomi yang spesifik.
• Pada unggas terinfeksi, ovarium menjadi tidak aktif dan terjadi
atropi pada oviduct,
• uterus menjadi odema dan terdapat eksudat berwarna putih.
Perubahan histopatologi dapat dilihat pada oviduct dan uterus.
• Sel epitel menjadi nekrotik dan mengandung intranuklear
badan inklusi. Ada infiltrasi inflamasi yang terkait.
• Gambaran Mikroskopik Histopatologi
DIAGNOSA

• Gejala klinis
• Patogenesis Dan Patologi
• PCR
• Uji HA/HI
• Isolasi Virus
• Kultur jaringan
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN
SPESIMEN
• Pada unggas hidup, spesimen dapat berupa
swab trakea atau kloaka dan feses. Spesimen
untuk isolasi virus berupa potongan usus
(duodenum, jejunum), sekal, tonsil, ginjal,
trakea, faring, oviduk, uterus, tuba fallopii,
hati dan darah dalam heparin dikirim dalam
keadaan segar atau dalam pendingin es.
Spesimen untuk pengujian antibodi yaitu
serum ayam. Spesimen untuk pemeriksaan
histopatologi berupa jaringan lengkap yang
IMUNITAS
• Untuk meningkatkan imunitas ayam yang dapat
tertular EDS maka di berikan vaksin
• Vaksin EDS yang tersedia umumnya adalah vaksin
inaktif sediaan tunggal maupun kombinasi
• Pemeriksaan titer antibodi EDS pravaksinasi bertujuan
untuk mengkonfirmasi titer antibodi pada ayam petelur
• titer antibodi yang tinggi pada saat divaksinasi akan
dapat menetralisir antigen vaksin yang digunakan
• titer antibodi yang tinggi pada saat divaksinasi akan
dapat menetralisir antigen vaksin yang digunakan
• Ayam yang terinfeksi pada saat memiliki embrio tidak
merangsang antibodi/kekebalan terhadap EDS.
PENGENDALIAN
• Pengobatan
• Belum ada obat yang berhasil dalam menyembuhkan penyakit EDS.
• Pelaporan
• Bila ditemukan penyakit EDS’76 dilaporkan kepada Dinas yang
membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat dan
selanjutnya diteruskan kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan. Peneguhan diagnosa dilakukan oleh Laboratorium
Veteriner terakreditasi.
• Pencegahan
• Pencegahan dapat di lakukan melalui vaksinasi
• Penularan EDS’76 dari itik atau angsa dapat dihindari dengan cara
mencegah kontak antara unggas tersebut dengan peternakan ayam
• menghindari penggunaan air minum dari sumber yang tercemar oleh
unggas tersebut.
• mencegah kontak dengan burung lain, terutama unggas air
LANJUTAN........
• dapat di lakukan sanitasi pada kandang dan
sarana angkutan, dan juga dapat di karantina.
• mendisinfeksi semua peralatan secara teratur
THANK YOU.
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai