Oleh :
Air merupakan masalah utama dalam hal penyediaan air bersih di kota maupun
di desa. Kesadahan merupakan parameter kimiawi yang apabila melebihi standar
kualitas dapat menyebabkan timbulnya endapan berwarna putih ataupun kerak.
Sebagian besar masyarakat Desa Plabuhan Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
menggunakan air sumur gali untuk mandi, memasak, minum, mencuci dan keperluan
rumah tangga lainnya. Air tersebut jika digunakan untuk memasak akan timbul kerak atau
endapan putih di peralatan memasak, menyebabkan sabun kurang membusa pada saat
mencuci. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kesadahan air sumur gali
di Desa Plabuhan Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang.
Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi air sumur
gali sebanyak 118 dengan sampel sebanyak 35 yang diambil secara simple random
sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah titrasi. Pengolahan data
menggunakan editing, coding, tabulating dan analisa data menggunakan persentase.
Berdasarkan hasil analisa kesadahan air sumur gali di Desa Plabuhan
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang, sebanyak 13 sampel (37%) memenuhi
standart dan 22 sampel (63%) tidak memenuhi standart Permenkes
No.492/Menkes/SK/IV Tahun 2010 dengan rata-rata kadar kesadahan air sebesar 552,46
mg/l.
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar air sumur gali
di Desa Plabuhan Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang tersebut tidak memenuhi
standart menurut Permenkes No. 492/Menkes/SK/IV Tahun 2010 tentang kualitas air
bersih.
By
NIM : 12131033
Jombang)” adalah bukan Karya tulis ilmiah milik orang lain baik sebagian
sumbernya.
Yang menyatakan,
dan Ibu Jumrotin. Tahun 2006 penulis lulus dari SD Negeri Ngogri 1, tahun 2009
penulis lulus dari SMP Negeri 2 Megaluh, tahun 2012 penulis lulus dari SMA
PGRI 1 Jombang. Pada tahun 2012 lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia
Medika” Jombang melalui jalur Test tulis gelombang l. Penulis memilih progam
studi DIII Analis Kesehatan dari enam pilihan progam studi yang ada di STIKes
Kebanggaan terbesar adalah bukan karena tidak pernah gagal dalam suatu hal,
kepadaku sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa terselesaikan tepat waktu.
Ibuku, terima kasih atas dukungan dan semangat yang tak henti-
hentinya kau berikan kepadaku serta doa yang senantiasa engkau lantunkan
M.Ked.dan Erni Setiyorini, S.KM., MM) terimakasih telah memberi dukungan dan
Fristiyanto yang selalu menemani langkahku dalam suka maupun duka, selalu
semangat ketika aku sudah merasa lelah berjuang, terima kasih atas doa yang
semua teman-teman dekatku (Ika, etik, farah, tita, tono, deta, noven, mala, erikha
dll), terima kasih atas serpihan-serpihan tawa, canda dan dukungannya hingga
Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan dalam rangka memenuhi
Selaku Ketua STIKES ICME Jombang, Sri Sayekti S.Si., M.Ked selaku
pembimbing utama karya tulis ilmiah, Erni Setiyorini, SKM., MM selaku Kaprodi
DIII Analis Kesehatan dan selaku pembimbing anggota karya tulis ilmiah, orang
tua, serta teman-teman yang membantu baik secara langsung maupun tidak
ilmiah ini.
Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar
harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih banyak, kritik dan saran yang
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM.................................................................. ii
ABSTRAK............................................................................................ iii
ABSTRACT ......................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN KTI ............................................................ vi
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ viii
MOTTO ............................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ................................................................................. x
KATA PENGANTAR ............................................................................ xi
DAFTAR ISI......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air ...................................................................................... 6
2.2 Air Sumur ........................................................................... 12
2.3 Kesadahan ........................................................................ 12
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual ......................................................... 20
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual…………………………… 21
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................. 22
4.2 Desain Penelitian................................................................ 22
4.3 Kerangka Kerja (Frame Work) ............................................ 22
4.4 Populasi, Sampel, dan Sampling ........................................ 24
4.5 Definisi Operasional Variabel.............................................. 25
4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian ........................... 25
4.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data......................... 28
4.8 Etika Penelitian .................................................................. 31
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian................................................................... 33
5.2 Pembahasan ...................................................................... 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan......................................................................... 39
6.2 Saran.................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Tabel data Analisa Kesadahan Air Sumur Gali di Desa
Tabel 5.2 Distribusi Hasil Analisa Kesadahan Air Sumur Gali di Desa
2015…….................................................................................. 33
Jombang................................................................................ 19
Gambar 4.1 Kerangka kerja analisa kesadahan air sumur gali di Desa
Jombang................................................................................ 22
DAFTAR LAMPIRAN
Kesehatan Jombang
PENDAHULUAN
besar dan sudah lama dikenal, serta menempati urutan ketiga di bidang
urologi setelah penyakit infeksi saluran kemih (ISK) dan kelainan prostat
(Akmal, 2013). Penyakit batu saluran kemih (BSK) adalah terbentuknya batu
yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih
yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya
faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari
ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti kondisi
geografis daerah, faktor lingkungan, jumlah air minum, diet, lama duduk saat
bekerja, olah raga, obesitas, kebiasaan menahan buang air kemih dan
bidang urologi setelah penyakit infeksi dan penyakit kelenjar prostat. Insiden
BSK di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12% per tahun, di Amerika Serikat
0,14% per tahun dari jumlah penduduk. Pada tahun 2000, penyakit BSK
tahun 1999 dengan proporsi 28,1%, tahun 2000 dengan proporsi 33,4%,
Thailand pada tahun 2004-2005 terjadi peningkatan yaitu dari 47,5% menjadi
52,5%.
BSK merupakan penyakit yang sering di klinik urologi di Indonesia.
baru saluran kemih di sub bagian urologi bagian bedah Rumah Sakit Cipto
pasien, dengan jenis kelamin 694 (67%) laki-laki dan 334 (32,5%) wanita. Di
Jakarta dilaporkan 34,9% kasus urologi adalah batu saluran kemih. Data
rekam medis RS Dr. Kariadi diketahui bahwa kasus batu saluran kemih
menunjukkan peningkatan dari 32,8% dari kasus urologi pada tahun 2003
menjadi 35,4% dari kasus urologi pada tahun 2004 dan meningkat menjadi
Timur berdasar Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 (Hasil Riskesdas 2013)
meningkat menjadi 118 pasien, tahun 2014 meningkat menjadi 261 pasien.
dengan dengan ketinggian maksimum 500m di atas permukaan air laut dan
terdiri dari 13 Desa. Salah satunya adalah Desa Plabuhan yang merupakan
yang merupakan proses awal terjadinya batu saluran kemih (Izhar MD.,
batu yang tinggi akibat kadar Ca di dalam air minum (kesadahan air minum
“Uji Kadar Kesadahan Sumber Air Minum Pada Kejadian Penyakit Batu
menderita penyakit batu saluran kemih dan 7 yang bukan penderita penyakit
batu saluran kemih. Sampel yang diambil yaitu sumber air minum yang
kesadahan sumber air minum pada sampel penderita lebih tinggi yaitu
Zat atau bahan kimia yang terkandung dalam air seperti adanya Ca2+,
Mg2+ dan CaCO3 yang melebihi standar kualitas, tidak baik pada orang yang
mempunyai fungsi ginjal kurang baik, karena akan menyebabkan batu ginjal.
kencing (Krisna DNP, 2011). Orang yang mengkonsumsi air yang banyak
saluran kencing, maka air yang digunakan manusia tidak boleh lebih dari 500
mg/l CaCO3 yang ditetapkan Permenkes RI No 492/Menkes/SK/IV/2010 (
zat kapur menjadi air bersih. Adapun metode yang banyak digunakan untuk
air bersih yang layak konsumsi yaitu dengan pemanasan, penambahan kapur
filter yang biasa digunakan adalah pasir, kerikil, ijuk, karbon aktif, dan zeolit.
analisa air.
ilmu yang didapat selama pendidikan dan sebagai acuan atau referensi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air adalah zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal berada di
atas permukaan bumi berbentuk cair dan akan membeku pada suhu pada
nol derajat Celcius (00C) dan mendidih pada suhu seratus derajat Celcius
semakin naik jumlah penduduk maka semakin naik pula laju pertumbuhan
bumi (zat padat, air dan atmosfer), dan merupakan sumber daya alam yang
diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk
hidup. Oleh karena itu sumber daya air dilindungi agar tetap dapat
dimanfaatkan lebih baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain
(Banurea, 2008).
air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan
diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan. Oleh karena itu
sebagai berikutnya :
b. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
dan peternakan
usaha di perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air (Mulia RM,
2005)
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu
air bagi makhluk hidup terutama pada manusia, maka sumber air dapat
a. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam laut 3%. Dengan keadaan ini maka air laut tidak
tidak mempunyai sumber air yang lebih baik setelah melalui proses
b. Air Angkasa/Hujan
Air angkasa adalah air yang berasal dari atmosfer, yang terjadi dari
c. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
industri kota, dan sebagainya. Ada dua macam air permukaan yaitu air
d. Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan di dalam lapisan batuan yang
1. Air tanah dangkal yaitu air terjadi karena proses peresapan air dari
pada muka air yang dekat muka tanah. Air tanah ini digunakan
sumber air minum, ditinjau dari segi kualitas agak baik. Tetapi dari
2. Air tanah dalam yaitu air tanah yang terdapat setelah lapisan rapat
air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam ini tidak semudah
pengambilan air tanah dangkal. Biasanya air tanah dalam ini berada
dalam kedalaman antara 200-300m. Kualitas air tanah dalam lebih
Mg(HCO3)2.
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam hampir
radioaktivitas yang terdapat di dalam air minum tersebut (Mulia RM, 2005).
a. Parameter Fisika
fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu,
Air yang baik idealnya tidak berbau. Air yang berbau busuk tidak
menarik dipandang dari sudut estetika. Selain itu juga, bau busuk bisa
air.
Air yang baik idealnya harus jernih. Air yang keruh mengandung
bagi kesehatan. Disamping itu air yang keruh sulit didesinfeksi, karena
air, begitu juga rasa asam disebabkan adanya adanya asam di dalam air
Selain itu juga, air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan
minum idealnya ± 30C dari suhu udara. Air yang secara mencolok
b. Parameter Kimiawi
manusia. Timbal merusak sel darah merah, sistem syaraf dan ginjal
menimbulkan gangguan pada gigi. Nitrit dalam air minum akan bereaksi
c. Parameter Mikrobiologi
minum.
d. Parameter Radioaktivitas
menembus jaringan tubuh. Sinar Alpha sulit menembus kulit dan Sinar
Air sumur adalah air tanah dangkal sampai kedalaman kurang dari 30
meter, air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga
sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak berada di
terlarut, seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Air yang mengandung komponen-
komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. (Yusuf, 2011).
2.3. Kesadahan
kation yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg, tetapi penyebab
utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kalsium
konsumsi sabun, menimbulkan korosi pada peralatan yang terbuat dari besi.
Air sadah bukan merupakan air yang berbahaya karena memang ion-
ion tersebut dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi
akan menyebabkan air menjadi keruh. Air sadah juga tidak baik untuk
mencuci, karena ion-ion Ca2+ dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam
berbuih.
umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi, hal ini terjadi
karena air tanah mengalami kontak dengan batuan kapur yang ada pada
lapisan tanah yang dilalui air. Air permukaan tingkat kesadahannya rendah
(air lunak), kesadahan non karbonat dalam air permukaan bersumber dari
calsium sulfat yang terdapat dalam tanah liat dan endapan lainnya. Tingkat
0 – 75 Lunak (soft)
yang diikat oleh kation (Ca2- atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air
dan MgCO3. Komposisi mineral dalam air minum yang bersumber dari air
nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa
mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan ureter. Batu ini
adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat
atau batu uretra yang terbentuk di dalam di vertikel uretra. Batu ginjal
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh
kaliks ginjal dan merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi
(Indrawati N, 2013).
a. Pertukaran Ion
sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan yang mempunyai
menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa
tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin
penukar ion. Resin penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-
dagang tersendiri.
Resin yang digunakan adalah resin penukar kation yang
mengandung sodium, pada proses ini ion Na pada resin ditukar dengan
ion Ca dan Mg yang terdapat pada air yang diolah. Selama proses
pelunakan, lama kelamaan ion Na akan habis ditukar dengan ion Ca dan
Mg, pada saat ini resin tersebut dikatakan telah jenuh, dan sudah tidak
berfungsi lagi. Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu
larutan garam dapur pekat ke dalam unggun resin yang telah jenuh. Pada
b. Pemanasan
lebih kecil dari pada MgCO3, sehingga pada air dinginpun sebagian
2+
lagi. Berdasarkan sifat ini, kesadahan yang disebabkan oleh kation Mg
2+
dan Ca dapat dihilangkan dengan cara pemanasan.
Dikarenakan sifat ini maka air sadah tidak dikehendaki pada air
dan magnesium dalam air sadah membentuk garam natrium yang larut
a. Titrimetri
harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tak dapat disalah-lihat oleh
mata, yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri atau lebih lazim lagi
Setelah reaksi antara zat dan larutan standar praktis lengkap, indikator harus
memberi perubahan visual yang jelas (entah suatu perubahan warna atau
etilen, diamin tetra asetat (NA2EDTA). Salah satu tipe reaksi kimia yang
(formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi.
reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral
(Hamdani, 2012).
terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat
2012)
dari reaksi yang terjadi antara senyawa uji dengan baku primer atau baku
larut. Pada pH 10, ion-ion kalsium dan magnesium dalam contoh uji akan
bereaksi dengan indikator Eriochrome Black T (EBT), dan membentuk
kompleks, molekul indikator terlepas kembali, dan pada titik akhir titrasi
larutan akan berubah warna dari merah keunguan menjadi biru. Dari cara ini
250 ml
pH 10
menjadi biru
KERANGKA KONSEPTUAL
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo 2010).
Aluminium
warna, bau, Bakteri, parasit,
kekeruhan, kapang/yeast
Besi TDS, rasa, suhu
Mangan
Khlorida
pH
Memenuhi standart
Permenkes No. 492
Kesadahan Tahun 2010 (< 500 mg/l
CaCO3)
Metode Titrasi
Kompleksometri
Tidak memenuhi standart
Permenkes No. 492 Batu
Tahun 2010 (> 500 mg/l Saluran
CaCO3) Kemih
Gambar 3.1 : Kerangka konseptual tentang analisa kesadahan air sumur gali di Desa
Plabuhan Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
3.1 Penjelasan Kerangka Konsep :
yang diteliti adalah kesadahan air sumur gali yang merupakan parameter
(>500 mg/l CaCO3). Air yang mempunyai kadar kesadahan yang tinggi
yaitu > 500 mg/l CaCO3 dapat menyebabkan hiperekskresi kalsium urin
METODE PENELITIAN
Kabupaten Jombang.
berikut :
Penentuan Masalah
Penyusunan Proposal
Populasi
Semua air sumur gali di Desa Plabuhan Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
yang berjumlah 118 air sumur gali
Sampling
Simple Random Sampling
Sampel
Air sumur gali di Desa Plabuhan Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
yang berjumlah 35 air sumur gali
Desain Penelitian
Deskriptif
Pengumpulan Data
Gambar 4.1 Kerangka kerja analisa kesadahan air sumur gali di desa Plabuhan
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
4.4. Populasi, Sampel dan Sampling
4.4.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua air sumur gali di Desa
4.4.2. Sampling
4.4.3. Sampel
(Arikunto, 2010). Menurut Arikunto (2006) jika populasi kurang dari 100
populasi lebih dari 100 maka bisa diambil 10-15%, 15-20% dan 20-30%.
n = 30% x N
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Jumlah populasi
ଷ
Besar sampel : n = ଵ X 118 = 35
4.5.1. Variabel
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
instrumen yang digunakan untuk analisa kesadahan air sumur gali adalah
sebagai berikut :
a. Buret 50 mL
f. pipet ukur 10 mL
h. spatula
i. alat pengukur pH
j. pengaduk gelas
k. timbangan analitik
l. gelas arloji
a. Larutan penyangga pH 10
e. Aquadest
4.6.3.Cara Penelitian
1) Pembuatan Reagensia
tera.
c. Larutan penyangga/buffer pH 10
2) Prosedur
2. Menambahkan aquadest ± 25 ml
penyangga/buffer pH 10
erlenmeyer 250 ml
6. Menambahkan 1 ml sampai dengan 2 ml larutan
penyangga/buffer pH 10
dengan 50 mg
3) Cara Perhitungan
V. sampel
Keterangan :
A : Volume Na2EDTA
f : Faktor Na2EDTA
ml Na2EDTA
a. Editing
1. Lengkapnya sampel
3. Keseragaman data
b. Coding
A. Data Umum :
Sampel 1 Kode 1
Sampel 2 Kode 2
Sampel 3 Kode 3
Sampel N Kode N
≥ 40 meter Kode 5
B. Data Khusus :
c. Tabulating
penelitian ini diajukan dalam bentuk tabel sesui dengan jenis variabel
Jombang.
Kabupaten Jombang.
terdapat pada air sumur gali yang ditentukan sebagai berikut ini :
Rumus :
P = f x 100%
Keterangan :
P : Persentase
(Budiarto, 2008)
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
subjek penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan penelitian.
kerahasiaan identitas.
4.8.3 Confidentiality(Kerahasiaan)
Tabel 4.2 Tabel data Analisa Kesadahan Air Sumur Gali di Desa
Plabuhan Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
N N
BAB 5
dengan ketinggian maksimum 500m di atas permukaan air laut dan terdiri
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kedalaman air sumur gali
di Desa Plabuhan Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang Tahun
2015
Kedalaman Air
No Frekuensi Persentase (%)
Sumur Gali/satuan
1. < 40 meter 22 63
2. ≥ 40 meter 13 37
Jumlah 35 100
sumur gali yang melebihi batas standart sejumlah 22 sumur gali (63%)
dan sumur gali yang sesuai standart sejumlah 13 sumur gali (37%).
5.1.3 Data Khusus
Tabel 5.2 Distribusi Hasil Analisa Kesadahan Air Sumur Gali di Desa Plabuhan
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang Tahun 2015
Jumlah 35 100
mg/l. Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan hasil bahwa dari 35 sampel air
Tabel 5.3 Tabulasi Silang Berdasarkan Kedalaman Sumur Gali dengan Hasil
Analisa Kesadahan Air Sumur Gali di Desa Plabuhan Kecamatan
Plandaan Kabupaten Jombang Tahun 2015
bahwa dari 35 sampel air sumur gali, sebagian besar sampel yang diperiksa
kesadahan air pada 35 sampel air sumur gali tersebut sebesar 552,46 mg/l.
air bersih yaitu 500 mg/l. Menurut peneliti, tingginya kadar kesadahan air
susunan geologi tanah dari daerah tersebut. Dilihat dari segi tersebut Desa
dibawah. Menurut Effendi (2003) bahwa pada umumnya air sadah berasal
dari daerah dimana lapisan tanah atas (topsoil) tebal, dan ada pembentukan
batu kapur. Tingginya kesadahan dalam air alam adalah disebabkan oleh
standart yaitu sebanyak 63%. Menurut peneliti tingginya kadar kesadahan air
dapat memberi dampak yang tidak baik untuk kesehatan. Dampak tersebut
2003). Menurut WHO air yang tingkat kesadahan tinggi akan menimbulkan
.Orang yang mengkonsumsi air yang banyak mengandung kapur tinggi akan
Data lain dari tingginya kesadahan air sumur gali di Desa Plabuhan
endapan putih yang tebal di dasar panci pada saat memasak air, sehingga
dalam peralatan memasak seperti panci, karena ion-ion Ca2+ terlarut dalam
air, dimana ion Ca2+ berikatan dengan Mg2+ sehingga membentuk endapan.
pada peralatan masak, dimana penyebabnya adanya ion HCO3 yang akan
konsumsi sabun, dimana penyebabnya ion Ca2+ atau Mg2+ akan berikatan
yang terbuat dari besi. Penyumbatan pipa logam karena endapan CaCO 3,
penggunaan energi menjadi boros. Jadi dari hasil analisa kesadahan air
diketahui bahwa 63% sampel air sumur gali tersebut tidak memenuhi
standart dan tidak layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari
batuan kapur yang ada pada lapisan tanah yang dilalui air. Sumur gali
lapisan tanah yang dilalui air tersebut kontak langsung dengan batuan kapur,
sumur gali harus melihat kedalaman sumur dan struktur geologi tanah.
lapisan tanah, ketinggian permukaan air laut dan ada tidaknya air bebas
dibawah lapisan tanah. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak
lebih dari 5-8m dibawah permukaan tanah. Namun berdasarkan jenis tanah
dan kedalaman, air bebas sumur gali dapat diperoleh sebagai berikut:
bebas.
dihasilkan oleh sumur gali berasal dari air permukaan seperti air hujan.
Kedalaman yang sesuai keadaan struktur tanah akan membuat air hujan
Selain itu menurut Chandra (2006) bahwa air tanah berasal dari air
filtrasi secara alamiah. Namun sebelum mencapai lapisan tempat air tanah,
air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan
terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan pada air ini menyebabkan air
mengandung zat-zat mineral seperti Ca dan Mg. Proses yang telah dialami
oleh air hujan di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah
mengeluarkan uang untuk membeli air dan proses pembuatan sumur gali
yang mudah sehingga dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dengan
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
lebih banyak di bidang Analisa Air terutama tentang kadar kesadahan air
pada air sumur gali dan sebagai sumber informasi atau pedoman bagi
peneliti.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan
Lingkungan Perairan, Kanisius, Yogyakarta
Krisna, Dwi NP. 2011. “Faktor Resiko Penyakit Batu Ginjal, Tugas Akhir
S1, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri
Semarang
Lina, Nur. 2008. “Faktor-Faktor Risiko Kejadian Batu Saluran Kemih pada
Laki-Laki, Tugas Akhir S1, Program Studi Magister
Epidemiologi,UNDIP
Ristiana, N., Astuti, D., Kurniawan, T.P. 2010. Keefektifan Ketebalan Kombinasi
Zeolit Dengan Arang Aktif Dalam Menurunkan Kadar Kesadahan Air
Sumur Di Karangtengah Weru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kesehatan,
ISSN 1979-7621, Vol.2, No.1: 91-102.Sumatra Utara
1. 1 928,81 mg/l √
2. 2 830,00 mg/l √
3. 3 444,64 mg/l √
4. 4 691,67 mg/l √
5. 5 553,33 mg/l √
6. 6 217,38 mg/l √
7. 7 296,43 mg/l √
8. 8 316,19 mg/l √
9. 9 375,47 mg/l √
Keterangan :
MS : Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat
DOKUMENTASI
PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUMUR GALI