PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahirnya Keberhasilan pembangunan dan meningkatnya status masyarakat yang
didukung kemudahan komunikasi merupakan salah satu bentuk konsekuensi logis
peningkatan pengetahuan masyarakat. Hal tersebut menyebabkan masyarakat
menghendaki pelayanan rumah sakit yang lebih bermutu, ramah, terjangkau dan
sanggup memenuhi kebutuhan.
Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan dengan berbagai
fungsi, antara lain fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian. Untuk mencapai fungsi
tersebut rumah sakit harus memiliki sumber daya yang profesional untuk mendukung
peningkatan mutu pelayanan dengan menetapkan standar pelayanan. Sedangkan mutu
pelayanan rumah sakit dinilai dengan cara melihat kegiatan pelayanan yang tercatat di
dokumen rekam medis sebagai bukti proses pelayanan yang dilakukan oleh tenaga
medis, paramedis, dan tenaga non medis sejak pendaftaran sampai pasien keluar rumah
sakit. Dengan demikian maka pelayanan rekam medis yang dilakukan di luar unit rekam
medis dan di dalam unit rekam medis harus memenuhi standar yang disyaratkan.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan
Rahasia Kedokteran, maka kepada semua petugas kesehatan diwajibkan untuk
menyimpan rahasia kedokteran termasuk Berkas Rekam Medis (BRM). Kemudian pada
tahun 1972 melalui SK. MenKes RI.No.034/BIRHUP/1972 ada kejelasan bagi rumah
sakit mengenai kewajiban rumah sakit untuk menyelenggarakan rekam medis.
Rekam medis merupakan salah satu sumber data yang sangat vital dalam
penyelenggaraan sistem informasi manajemen di rumah sakit dan sangat penting dalam
proses pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen. Agar penyelenggaraan organisasi rekam
medis dapat dilaksanakan dengan baik maka harus dilengkapi dengan pedoman
pengorganisasian rekam medis. Adanya pedoman terebut diharapkan dapat dilaksanakan
dan dipatuhi oleh seluruh tenaga kesehatan baik medis, para medis maupun non medis
yang bertugas di Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
1
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Pedoman Pelayanan Rekam Medis bertujuan sebagai acuan dalam Pelayanan dan
Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Bumi Waras.
2. Tujuan Khusus
a. Menciptakan Kelancaran Pelayanan dan Penyelenggaraan Rekam Medis.
b. Menjaga Mutu Pelayanan Rekam Medis.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pendaftaran
Pendaftaran meliputi pendaftaran pasien rawat inap dan rawat jalan, baik pasien
baru maupun pasien lama.
2. Filling
a. Penyimpanan BRM
Penyimpanan BRM bertujuan untuk menjaga keamanan BRM
b. Penyediaan & Pendistribusian BRM
BRM disediakan untuk keperluan perawatan pasien, baik rawat jalan maupun
rawat inap.
c. Peminjaman BRM
BRM dapat diakses hanya oleh orang yang mempunyai wewenang untuk akses
BRM.
d. Pengelolaan BRM inaktif
BRM inaktif disimpan secara terpisah untuk selanjutnya dilakukan proses alih
medis dan pemusnahan.
2
2. Alih Media
Proses alih media meliputi : prepare, scan, QC dan penyusunan dokumen.
3. Asembling
Asembling meliputi :
a. Asembling Rawat Jalan
b. Asembling Rawat Inap
4. Pelaporan
Pelaporan merupakan kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyediakan
data yang diperlukan baik untuk internal maupun eksternal rumah sakit.
5. Pencatatan rekam medis
Setiap tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien harus mencatat
pada BRM.
6. Koding indeksing
Setiap diagnosa rawat jalan dan rawat inap diberi kode dengan menggunakan ICD
10 dan tindakan medis di beri kode dengan menggunakan ICD 9.
10. Kerahasiaan dan keamanan rekam medis
Informasi medis pasien hanya dapat diberikan kepada pasien dan orang / badan
yang telah diberi kuasa dengan bukti tertulis dari pasien/keluarga.
11. Informed consent
Informed consent terdiri dari : persetujuan tindakan umum, persetujuan tindakan
kedokteran, persetujuan anestesi dan pernyataan penolakan.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4. Permenkes RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
5. Permenkes No. 340/Menkes/Per/I/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
6. Permenkes No. 012/Menkes/Per/III/2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
7. Permenkes No. 055/Menkes/Per/VIII/2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Rekam Medis
8. SK Dir Jen Yan Medis No.78/Yan.Med.RS.Um.Dik./YMU/I/1991 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis
9. SK Direktur Utama RS Bumi Waras, No 1413B/SK/RSBW/VIII/2015 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bumi Waras
BAB II
3
STANDAR KETENAGAAN
4
Koordinator Pendaftaran D III Rekam - Manajemen RM
dan Pelayanan Pasien Medis - BLS
(pengalaman - PPI
kerja › 1 tahun)/ - SKP
DIII Kesehatan - K3
lain dengan - Mutu 1
sertifikat - Exellent Service
pelatihan RM
(pengalaman
kerja › 10 tahun)
Pendidikan
Jenis Tenaga Sertifikasi Jumlah
Formal
Penanggung Jawab S1/DIII - BLS
Pendaftaran Pasien - PPI
Rawat Jalan - SKP
1
- K3
- Mutu
- Exellect Service
Penanggung Jawab S1/D III - BLS
Pendaftaran Rawat Inap - PPI
- SKP
- K3 1
- Mutu
- Exellent Service
5
Koordinator D III Rekam - Managemen RM
Pengumpulan dan Medis - BLS
Pengolahan Data (pengalaman - PPI
kerja › 1 - SKP
tahun) /DIII - K3 1
dengan sertifikat - Mutu
pelatihan RM - Exellent Service
(pengalaman
kerja › 10 tahun)
Penanggung Jawab D III Rekam - Manajemen RM
Assembling Medis - BLS
Rangkap
(pengalaman - PPI
Koordinator
kerja › 1 - SKP
Pengumpulan
tahun) /DIII - K3
dan
dengan sertifikat - Mutu
Pengolahan
pelatihan RM - Exellent Service
Data
(pengalaman
kerja › 10 tahun)
Jenis Tenaga Pendidikan Sertifikasi
Jumlah
Formal
Penanggung Jawab D III Rekam - Manajemen RM
Koding Indeksing, alih Medis - BLS
media BRM Baru (pengalaman - PPI
kerja › 1 - SKP
tahun) /DIII - K3 1
dengan sertifikat - Mutu
pelatihan RM - Exellent Service
(pengalaman
kerja › 10 tahun)
Penanggung Jawab D III Rekam - Manajemen RM
Filling/Penyimpanan, Medis - BLS
Distribusi, Retensi, Alih (pengalaman - PPI
Media BRM inaktif kerja › 1 - SKP
tahun) /DIII - K3 1
dengan sertifikat - Mutu
pelatihan RM - Exellent Service
(pengalaman
kerja › 10 tahun)
6
Penanggung Jawab D III Rekam - Manajemen RM
Pelaporan Medis - BLS
(pengalaman - PPI
kerja › 1 - SKP
tahun) /DIII - K3 1
dengan sertifikat - Mutu
pelatihan RM - Exellent Service
(pengalaman
kerja › 10 tahun)
Pelaksaana Pendaftaran D III/SLTA - BLS
Rawat Jalan dan Rawat - PPI
Inap - SKP
14
- K3
- Mutu
- Exellent Service
Pelaksana Koresponden D III/SLTA - BLS
- PPI
- SKP
- K3 1
- Mutu
- Exellent Service
7
Pelaksana Koding, D III Rekam - Manajemen RM
Indeksing, dan alih Medis - BLS
media BRM Baru (pengalaman - PPI
0 (rangkap
kerja › 1 - SKP
dengan
tahun) /DIII - K3
penanggung
dengan sertifikat - Mutu
jawabnya)
pelatihan RM - Exellent Service
(pengalaman
kerja › 10 tahun)
Pelaksana D III/SLTA - BLS
Filling/penyimpan, (pengalaman - PPI
Distribusi, Retensi, Alih kerja › 10 tahun) - SKP
Media BRM Inaktif - K3 2
- Mutu
- Exellent Service
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
SDM bagian rekam medis Rumah Sakit Bumi Waras berjumlah 22 orang dan sesuai
dengan struktur organisasi di Sub Bagian Rekam Medis. Adapun pendistribusian SDM
bagian rekam medis adalah sebagai berikut :
8
Dinas Sore Pendaftaran 4 orang
(Pukul 13.30 - 20.30) Filling dan Distribusi 1 orang
C. PENGATURAN JAGA
07.30 - 14.00
Shift Pagi
08.00 - 16.00
13.30 – 20.30
Shift Siang
20.30 – 07.30
Shift malam
Pada hari sabtu jam kerja di bagian koding indek, assembling, koresponden, dan
pelaporan adalah Pukul 08.00 – 13.00.
Pada hari minggu atau hari libur nasional hanya pelayanan Pendaftaran dan Filling
yang berjalan.
9
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Meja
Meja
R
A
ROLL PAGE Meja
Meja
K
P
E
N
Y
I
M
P
A
P Rak
I N
N A
T N
U
Meja
Meja
Meja
Meja
Meja
Meja
Meja
Meja
B
E
RA R
K
K
A
S
BR
M
R
RAKBRM
RAKBRM
M
RAKBRM
RAKBRM RA
K
BR
M
10
2. Denah Pendaftaran Poli Rawat Jalan/Spesialis
pintu
pintu
11
3. Denah Penyimpanan BRM Inaktif
RAK BRM
RAK BRM
RAK BRM
RAK BRM
RAK BRM
RAK BRM
RAK BRM
PINTU RAK BRM
RAK BRM
WC
RAK BRM
RAK BRM
RAK BRM
M
M BR
BRRAK
RAK
12
13
14
15
B. STANDAR FASILITAS
1. Kondisi Bangunan Dan Prasarana fisik
2. Jenis Peralatan
a. Kantor Rekam Medis
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Komputer 4 set 1 untuk scanner
2 Printer 1 buah
3 Scaner 1 buah
4 Mesin Ketik 1 buah
5 Mesin Foto Copy 1 buah
6 Lemari kayu besar 2 buah Arsip SKM
7 Lemari kayu kecil 4 buah Arsip Pelaporan
8 Meja Kerja 5 set 9 untuk computer, 9 meja kerja
9 Buku ICD.X 2 set WHO
10 Buku ICD.IX 3 buku WHO
11 Pesawat Aiphon 1 buah
12 Jam Dinding 1 buah
13 Whiteboard 1 buah
14 Dispenser air minum 1 buah Miyako
Stapler, isolasi, perforator,
15 Alat tulis secukupnya remover, gunting, cuter,
penggaris, spidol, Pena, Klip
16
b. Ruang penyimpanan BRM inaktif
d. Pendaftaran
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Meja kerja 4 set Lantai 1, dan TPPRI
2 Komputer 2 set TPRRI
3 Komputer 4 set TPPRJ
4 Printer 1 buah TPRRI
5 Printer 2 buah TPPRJ
6 Printer Barcode 2 buah TPPRI dan TPRRJ
7 Telpon 2 buah TPPRI dan TPRRJ
8 Aiphone 3 buah
9 Alat tulis secukupnya
17
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. PENDAFTARAN
Setiap pasien yang akan mendapatkan pelayanan medis rawat jalan, rawat inap
ataupun penunjang medis harus terdaftar di pendaftaran pasien. Pasien dapat
didaftar melalui :
1. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan ( TPPRJ ) untuk mendaftar pasien
rawat jalan
2. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap ( TPPRI ) untuk mendaftar pasien
rawat inap dan pasien gawat darurat.
3. Pendaftaran via telpon dilayani pada hari kerja mulai jam 12.30 – 16.00.
Pasien lama yang telah membawa rujukan untuk pemeriksaan penunjang
laboratorium atau radiologi dapat mendaftar di TPPRI.
Untuk menghindari kesalahan dalam pelayanan kepada pasien, maka pasien yang
mendaftar akan diidentifikasi dengan mengkonfirmasikan minimal nama lengkap
dan tanggal lahir pasien, apabila tidak dapat menyebutkan tanggal lahirnya, dapat
dikonfirmasi dengan alamat, atau data yang lain kemudian dicocokkan pada
program pendaftaran dan Kartu Identitas Berobat (KIB) bila pasien membawa KIB.
Dengan demikian dapat diketahui apakah pasien sudah pernah berkunjung
sebelumnya ( yang disebut sebagai pasien lama ) atau belum pernah ( disebut
pasien baru ). Setiap pasien baru akan diberi nomor RM yang dipakai untuk
selamanya apabila berobat ke Rumah Sakit Bumi Waras dan diberi KIB yang
digunakan untuk berobat kembali.
18
yang ditanggung oleh pihak ke tiga dilakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum
ke poliklinik yang dituju. Petugas menyiapkan map/folder BRM yang diberi
stiker dengan nama pasien dan nomor RM kemudian memasukkan semua berkas
pasien ke dalam map. BRM diserahkan kepada petugas distribusi untuk dikirim
ke poliklinik yang dituju. Pasien diberi nomor antrian untuk dibawa ke
poliklinik. Pasien diarahkan untuk menunggu di depan poliklinik yang dituju.
b. Pasien lama
Pasien akan diwawancarai oleh petugas pendaftaran, untuk konfirmasi nama
lengkap pasien dan tanggal lahir yang dicocokkan dengan KIB yang diserahkan
pasien dan program pendaftaran SIRSBW dan untuk mendapatkan informasi
apakah ada perubahan biodata, bagaimana cara bayarnya, apakah pasien
membawa rujukan dan tujuan berobat. Apabila pasien tidak membawa KIB, akan
dilakukan pencarian berdasarkan nama pasien dan alamat, apabila telah
menemukan nomor RM-nya kemudian dikonfirmasikan kepada pasien untuk
memastikan kebenaran datanya. Pasien yang ditanggung oleh pihak ke tiga
dilakukan verifikasi di terlebih dahulu sebelum ke poliklinik yang dituju. Pasien
diberi nomor antrian dan diarahkan untuk menunggu di depan poliklinik yang
dituju. Petugas filling mencarikan BRM lama pasien dan melampirkan
pengkajian baru rawat jalan.
19
Pasien yang pembayarannya ditanggung oleh asuransi/pihak ke 3 keluarga pasien
dilakukan verifikasi terlebih dahulu dan menyerahkan jaminan pengobatan dari
pihak ke tiga.
Pendaftaran pasien awat inap selain di-entry dalam program pendaftaran SIRSBW
juga dicatat dalam buku register rawat inap.
20
e. Apabila pasien ditanggung oleh pihak ke tiga, maka petugas memberitahu
melengkapi berkas dan melakukan verifikasi terlebih dahulu
2) Sistem Penamaan
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada
seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien yang satu dangan
pasien yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar di dalam
memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke
rumah sakit. Di Rumah Sakit Bumi Waras menggunakan sistem penamaan
langsung yaitu yang ditulis dalam data base adalah nama pasien sendiri
berdasarkan kartu tanda pengenal.
Prinsip utama dalam pencatatan nama adalah :
Penulisan nama mengikuti ejaan yang disempurnakan.
21
Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga / sure name, maka nama
keluarga tetap diletakkan setelah nama sendiri / first name. Contoh : RENI
PANJAITAN, NY
Gelar kesarjanaan ditempatkan dibelakang nama. Contoh : SUMITO, SH, TN
Bagi pasien bayi yang belum mempunyai nama sendiri, ditulis nama ibunya
diikuti dengan By. Ny. Contoh : SUMIYATI BY NY
3) Sistem Penomoran
Penomoran rekam medis di Rumah Sakit Bumi Waras menggunakan sistem
unit ( Unit Numbering System ). Dengan sistem ini maka satu orang hanya
mempunyai satu nomor rekam medis, baik untuk keperluan rawat jalan maupun
rawat inap, sehingga rekam medis pasien tersimpan dalam satu nomor rekam
medis. Dan untuk identifikasi bayi yang baru lahir di Rumah Sakit Bumi Waras,
maka pemberian nomor rekam medis dilakukan dengan cara pendaftaran oleh
petugas di bagian kamar bayi ke petugas pendaftaran rawat inap.
Dengan sistem ini dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai riwayat
penyakit dan pengobatan seorang pasien.
Nomor RM dikeluarkan secara langsung oleh sistem komputer yang secara
otomatis akan mengeluarkan satu nomor baru setiap entry data pasien pasien
baru, yang terdiri dari enam ( 6 ) angka, mulai dari 00 00 01 sampai dengan
99 99 99, sehingga setelah mencapai nomor tersebut nomor RM akan mulai lagi
nomor 00 00 01
B. FILLING
1. Penyimpanan BRM
a. Sistem penyimpanan
Sistem penyimpanan yang digunakan di Rumah Sakit Bumi Waras
adalah sistem sentralisasi. Dengan cara sentralisasi terjadi penggabungan
antara BRM rawat jalan dan rawat inap dalam satu map. Karena setiap
pasien baik rawat jalan maupun rawat inap hanya memiliki satu nomor
rekam medis. Kelebihan dari system sentralisasi adalah :
a). Data dan informasi hasil-hasil pelayanan dapat berkesinambungan
karena menyatu dalam 1 folder sehingga riwayatnya dapat dibaca
seluruhnya.
b). Biaya untuk perawatan dan ruangan lebih sedikit.
c). Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan
rekam medis.
d). Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah
distandarisasi.
e). Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan,
karena BRM milik seorang pasien berada dalam satu folder.
b. Sistem penjajaran
22
Sistem penjajaran BRM menurut nomor yang dipakai adalah sistem
angka langsung (Straight Number System). Penjajaran dengan sistem angka
langsung yaitu BRM disimpan dalyaitu BRM disimpan dalam rak
penyimpanan secara berturut dengan penjajaran berdasarkan urutan
nomornya seperti yang teertera dalam BRM yang dimulai dari nomor
terkecil sampai yang terbesar berdasarkan urutan nomornya seperti yang
tertera dalam BRM yang dimulai dari nomor terkecil sampai yang terbesar.
Contoh :
566025 566099 569997
566026 566100 569998
566027 566101 599999
566028 566102 570000
566029 566103 570001
566030 566104 570002
c. Ketentuan penyimpanan
a) BRM aktif disimpan 3 tahun sejak kunjungan terakhir, sedangkan BRM
inaktif disimpan 4 tahun ( sesuai jadwal retensi ).
b) BRM inaktif disimpan terpisah di ruang penyimpanan di lantai 3,
dikelompokan per tahun kunjungan terakhir.
c) BRM abadi disimpan di ruang penyimpanan arsip abadi di lantai 3,
dikelompokan per tahun kunjungan terakhir dengan dikemas plastik.
d) BRM yang siap disimpan adalah BRM yang lengkap dan dalam keadaan
baik dan rapi.
e) BRM yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus segera
diperbaiki untuk mencegah makin rusak / hilangnya lembaran-lembaran
yang diperlukan.
f) BRM tertentu yang telah diberi tanda atau stempel disimpan di tempat
penyimpanan khusus, yaitu :
- BRM pasien meninggal diberi tanda ┼ pada sampul, disimpan di
tempat penyimpanan khusus BRM meninggal di lantai 3,
dikelompokkan berdasarkan tahun meninggal.
g) Monitoring terhadap penyimpanan dilakukan setiap hari, supaya bila
ada BRM salah letak segera ditemukan.
h) Petugas yang bertanggungjawab dalam kegiatan penyimpanan harus
membuat laporan rutin kegiatan yang meliputi :
- Jumlah BRM yang dikeluarkan setiap hari dari rak penyimpanan
untuk memenuhi permintaan.
- Jumlah salah simpan
23
- Jumlah BRM dengan Nomor Ganda.
Data tersebut berguna untuk rencana pengelolaan dan pengawasan
penyimpanan BRM.
i) Petugas penyimpanan harus memelihara kerapian dan kebersihan tempat
penyimpanan BRM.
j) Ruang penyimpanan yang baik, penerangan yang baik, pengaturan suhu
ruangan, pemeliharaan ruangan, perhatian terhadap faktor keselamatan,
akan membantu terpeliharanya BRM dan mendorong kegairahan kerja
dan produktivitas petugas.
k) Alat penyimpan rekam medis yang dipakai adalah rak dorong yang
dapat digeser sesuai kebutuhan ditambah dengan rak rak besi.
l) Pintu ruang penyimpanan BRM harus selalu dalam keadaan tertutup,
apabila tidak ada petugas di dalamnya harus terkunci.
m)Selain petugas rekam medis dilarang masuk ruang penyimpanan.
n) Ruang penyimpanan BRM harus tersedia alat pemadam api ringan.
o) Pada rak BRM diberi kapur barus, supaya terhindar dari kerusakan
akibat rayap, dan hindarkan dari binatang lainnya seperti tikus dll.
p) BRM inaktif dan BRM pasien pulang rawat inap, dilakukan proses alih
media ( scan ) yang bertujuan untuk melestarikan BRM dalam bentuk
media elektronik dan disimpan ke Server dan back up Digital Video
Disc.
24
Tulisan rahasia pada sampul BRM menerangkan bahwa BRM pasien
sifatnya adalah rahasia.
3) Tanggal kunjungan rawat jalan
Pada kolom tanggal kunjungan dicatat dengan menggunakan stempel
kalender dan ditulis nama dokter yang melayani pada setiap kali
kunjungan rawat jalan.
4) Tanggal kunjungan rawat inap
Pada kolom kunjungan rawat inap dicatat tanggal (xx), bulan (xx),
tahun (xx), kunjungan rawat inap keberapa (xx) pada saat pasien masuk
rawat inap.
5) Tahun Kunjungan
Pada sampul ditulis tahun kunjungan pasien oleh petugas rekam medis,
sehingga memudahkan pada saat proses penyusutan dari aktif ke inaktif,
dengan melihat tahun tersebut sehingga petugas mengetahui tahun
terakhir pasien berobat.
2. Pendistribusian BRM
Pengangkutan BRM dari suatu bagian ke bagian lain harus dalam keadaan
tertutup dan menggunakan bukti serah terima, untuk melindungi isi dari BRM
dan menjaga keamanan BRM.
a. Pendistribusian BRM pasien rawat jalan dari filling ke poliklinik ataupun
pengembalian BRM dari poliklinik ke filling dengan memakai troli tertutup
atau tas khusus, untuk mencegah tercecernya BRM dan melindungi
informasi yang ada di dalamnya dan menggunakan bukti serah terima
berupa buku ekspedisi.
b. Serah terima BRM dari IGD/RPP ke ruang rawat inap menggunakan tas
khusus dengan bukti serah terima berupa Cek List Persiapan Transfer,
diantar bersama pasien.
c. Pengembalian BRM pasien pulang rawat inap dilakukan pada esok harinya
(dalam waktu 1x24 jam) menggunakan tas khusus beserta dengan sensus
harian dan buku ekspedisi dari ruangan.
3. Peminjaman BRM
a. Permintaan BRM hanya bisa diberikan untuk kepentingan pengobatan
pasien sedangkan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan peminjaman
BRM.
b. Peminjam yang berhak untuk akses BRM (meminjam BRM) adalah :
1) Peminjam Intern : petugas Surat Keterangan Medis (SKM), petugas
administrasi ruangan, petugas bagian keuangan (piutang/asuransi),
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), dan tenaga medis.
2) Peminjam ekstern : petugas pengadilan.
c. Peminjam BRM dari petugas SKM bisa langsung meminjam ke bagian
penyimpanan / filling.
25
d. Peminjaman BRM intern harus seijin Pimpinan Rekam Medis atau yang
mewakili.
1) Peminjaman untuk akses administratif (kepentingan administratif),
hanya dapat mengakses formulir resume medis, pemeriksaan penunjang
dan laporan operasi untuk pasien yang ditanggung pihak ke-3 oleh
petugas administrasi ruangan, administrasi keuangan, petugas
piutang/asuransi.
2) Peminjaman untuk akses klinis (kepentingan medis), dapat mengakses
data administratif dan data medis dapat dipinjam oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien, tenaga kesehatan yang memberi pelayanan
kepada pasien, pimpinan rumah sakit dan komite medis.
e. Untuk kepentingan di pengadilan berkas rekam medis dapat dipinjam dalam
bentuk copyan atas dasar surat permintaan dari pengadilan dan dengan
persetujuan Direktur Rumah Sakit Bumi Waras.
f. Waktu peminjaman BRM dilayani pada hari kerja, jam 08.00 - 15.00.
g. BRM yang digunakan untuk audit medis, study dokumentasi dan
sebagainya, harus dilakukan di tempat yang telah disediakan ( tidak boleh
dibawa keluar dari Rekam Medis).
h. Peminjaman BRM harus kembali ke rekam medis dalam waktu sehari.
a. Penyusutan
26
d) BRM inaktif disimpan di tempat penyimpanan inaktif di lantai 3.
e) BRM inaktif disimpan selama 4 tahun, kecuali BRM dengan kasus
khusus disimpan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jadwal
retensi arsip.
f) BRM inaktif disimpan sesuai dengan kelompok tahun kunjungan terakhir
dengan sistem penyimpanan sistem angka langsung.
g) BRM inaktif dilakukan proses alih media ( scan ) yang bertujuan untuk
melestarikan BRM dalam bentuk media elektronik dan disimpan ke
Server dan back up Digital Video Disc.
Tujuan Penyusutan
a) Mengurangi jumlah berkas rekam medis yang semakin bertambah.
27
14) Surat rujukan
Sisa formulir yang lain akan dimusnahkan dengan menghancurkan secara
fisik BRM yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya. Penghancuran
dilakukan secara total dengan cara dibuat bubur kertas atau dibakar,
sehingga tidak dapat lagi dikenal isi maupun bentuknya.
C. ALIH MEDIA
Untuk mengindari hilangnya data pasien yang berupa BRM dan memudahkan
untuk mengakses kembali, maka perlu dilakukan proses alih media, yaitu proses
pemindahan data yang terekam dalam media kertas menjadi data elektronik dengan
cara discan.
1. Preparation (Persiapan)
28
BRM sebelum dilakukan proses scan harus dipersiapkan lebih dahulu dengan
cara melepas penjepit dan memisahkan dari sampulnya, menyusun setiap
formulir sesuai urutan dan memisahkan formulir yang harus diperlakukan
khusus pada saat discan seperti lembar grafik, formulir yang mudah sobek,
formulir yang isi datanya berwarna, hasil EKG, dan formulir ICU. Setiap lembar
harus rapi dan bersih, terutama dari isi stapler dan klip. BRM disusun dengan
rapi kemudian dijepit.
2. Scaning
Proses scaning dilakukan dengan menggunakan program khusus yang telah
diaplikasi pada sistem komputer. BRM yang telah dipersiapkan dimasukkan
dalam fider mesin scan, kemudian proses scan dijalankan. Formulir-formulir
khusus diinsert dengan memilih seting file sesuai dengan jenis formulir, supaya
hasil scan yang berwarna dan formulir yang tipis dapat maksimal.
Petugas scan membuat laporan scan dengan mencetak laporan setiap hari dan
digunakan sebagai ekspedisi serah terima ke filling.
3. Quality Control ( QC )
BRM yang telah discan diteliti apakah hasilnya baik atau tidak. Apabila
menemukan lembar yang kosong akan dihapus, bila ada lembar yang tidak
terbaca, terlipat, hasilnya miring atau tidak sesuai urutan memberi tahu petugas
scan untuk dilakukan scan ulang. BRM yang sebelumnya pernah kunjungan dan
sudah discan akan digabungkan.
4. Penyusunan Dokumen Aktif ( BRM aktif )
BRM yang telah melalui proses scan dan telah QC akan dirakit kembali,
dirapikan dan dilengkapi.
a. BRM dirakit sesuai urutan nomer formulir RM dan dijepit dengan
sampulnya menggunakan paper fastener.
b. Data yang belum lengkap akan dilengkapi seperti : nama dokter yang
merawat dan lembar anamnesa, menacatat tanggal kunjungan rawat inap di
bagian depan sampul, mancatat tahun kunjungann pada lidah sampul dan
menempel stiker warna.
c. Sampul yang robek dirapikan dengan cara diisolasi, bila perlu diganti sampul
baru.
d. BRM dicocokkan dengan print out laporan scan, kemudian diserahkan ke
petugas Filling untuk disimpan di tempat penyimpanan BRM aktif.
D. ASSEMBLING
29
Asembling merupakan mekanisme pengelolaan dengan cara menyiapkan BRM
yang akan digunakan, melihat kelengkapan formulir dan isinya dalam BRM dan
melakukan penyusunan BRM sesuai urutan nomor formulir RM.
Pengendalian formulir yang disimpan sebagai BRM dilakukan oleh bagian rekam
medis dengan cara memberikan penomoran untuk setiap jenis formulir. Sedangkan
pengendalian formulir rumah sakit dilakukan oleh bagian sekretariat dengan
menentukan format penomoran dan diiventarisasi oleh masing-masing bagian.
Bagian rekam medis selain mengatur penomoran formulir BRM, juga menentukan
jenis formulir yang dicetak dengan menggunakan kertas warna, dengan tujuan
supaya memudahkan dalam penggunaanya karena mudah untuk menemukan
formulir yang berwarna berbeda, yaitu :
A. Resume Dokter warna pink
BRM rawat jalan pasien baru disiapkan oleh petugas pendaftaran berupa
pengkajian awal rawat jalan yang diisi oleh pasien, yang berisi data demografi
dan data kesehatan pasien dan dilampirkan juga pengkajian lanjutan. Kemudian
petugas mencetak Kartu Identitas Berobat (KIB) dan diserahkan kepada pasien
untuk selalu dibawa pada saat berobat kembali. BRM rawat jalan pasien lama,
lembar pengkajian rawat jalan lanjutan disediakan oleh pendaftaran dan
dimasukkan dalam sampul BRM lama dari filling yang telah diberi stiker nama
pasien dan no RM. Lembar IGD dan penunjang medis lainnya diberikan oleh
petugas pelayanan pasien sesuai dengan jenis pelayanannya. Semua formulir
digabung dimasukkan dalam sampul BRM.
Lembar pengkajian awal rawat jalan diberikan untuk pasien baru dan di-update
setiap 3 tahun sekali kecuali ada perubahan keadaan fisik pasien.
Formulir pencatatan terakhir disusun paling atas. Urutan formulir rawat jalan :
NO
FORMULIR NAMA FORMULIR
RM
RM.RJ 1.1 Assesmen Awal Pasien
Formulir Pengkajian Pasien Rawat
RM.RJ.2
Jalan
RM.RJ 02 Pengkajian Medis Awal Poli
RM.RJ 03 Fisioterapi Rawat Jalan
RM.RJ 04 Konsul gizi rawat jalan
30
2. Asembling Rawat Inap
BRM RI dibuat oleh petugas asembling baru dengan cara membuat bendel BRM
yang dibedakan menjadi 5 jenis bendel BRM RI :
a. BRM RI Umum
NO
FORMULIR NAMA FORMULIR
RM
RM.RI.1 Identitas Pasien
Resume Medis
RM.RI.4 Grafik
31
RM.RI.9 Pernyataan status Kepesertaan dan
Pembiayaan Pasien
RM.RI.10.1 Biaya
Resume Medis
RM.RI.4 Grafik
32
RM.RI.7.1 General Consent
RM.RI.10.1 Biaya
c. BRM RI Kebidanan
NO
FORMULIR NAMA FORMULIR
RM
RM.RI.1 Identitas Pasien
Resume Medis
RM.RI.4 Grafik
33
RM.RI.5.5 Instruksi Obat Via Telepon
RM.RI.10.1 Biaya
d. BRM RI Anak
NO
FORMULIR NAMA FORMULIR
RM
RM.RI.1 Identitas Pasien
Resume Medis
34
RM.RI.4 Grafik
RM.RI.10.1 Biaya
Bendel BRM RI ini disediakan di Pendaftaran termasuk cek list Pendaftaran dan
General Consent.
Apabila pasien datang untuk rawat inap :
- Petugas pendaftaran memberikan formulir : Cek List Pendaftaran &
Asembling, identitas pasien dan Pemberian Informasi Pasien R Inap,
- Petugas Poliklinik/IGD memberikan : bendel BRM RI sesuai jenis kasusnya
dan formulir Perintah Rawat Inap
- Petugas IGD memberikan : Pengkajian IGD, Cek List Persiapan Transfer
- Petugas pelayanan rawat inap memberikan : Formulir-formulir tambahan
sesuai dengan jenis kasus dan pelayanan yang diberikan.
BRM pasien pulang dikembalikan ke rekam medis pada esok harinya (1x24 jam)
pada hari kerja. Distribusi BRM dari ruang perawatan ke rekam medis dengan
menggunakan tas tertutup/ troli tertutup dan bukti serah terima. Serah terima
dengan petugas assembling dengan menggunakan form chek list dan buku
ekspedisi.
35
Petugas asembling menyusun BRM sesuai urutan no formulir dan diteliti
kelengkapan formulir dan isinya, apabila belum lengkap, formulir yang belum
lengkap disusun paling atas kemudian dikembalikan ke bagian pelayanan
masing-masing untuk dilengkapi. BRM yang sudah dilengkapi siap untuk
dikoding-indeks.
36
RM.RI.6.4.1 Pengkajian Kebidanan
RM.RI.6.5.1 Pengkajian Stroke
RM.RI.6.6.1 Catatan Keperawatan Pra Operasi
RM.RI.6.6.2 Catatan Pra Operasi
Daftar Tilik Keselamatan Perioperatif
RM.RI.6.6.3 Di OK RS Bumi Waras Bandar
Lampung
Asuhan Keperawatan Perioperatif
RM.RI.6.6.4.1
Rumah Sakit Bumi Waras
Catatan Kamar Pemulihan (Recovery
RM.RI.6.6.4.5
Room)
RM.RI.6.7.1.1 Rencana Asuhan Keperawatan Umum
Rencana Asuhan Keperawatan Sistem
RM.RI.6.7.2.1
Cardiovaskuler
Rencana Asuhan Keperawatan Sistem
RM.RI.6.7.3.1
Pernafasan
Rencana Asuhan Keperawatan Sistem
RM.RI.6.7.4.1 Gastrointestinal
Rencana Asuhan Keperawatan Sistem
RM.RI.6.7.5
Penglihatan
Rencana Asuhan Keperawatan Sistem
RM.RI.6.7.6
Integumen
Rencana Asuhan Keperawatan Sistem
RM.RI.6.7.7.1
Persyarafan
Rencana Asuhan Keperawatan Sistem
RM.RI.6.7.8.1
Muskuloskeletal
Rencana Asuhan Keperawatan Sistem
RM.RI.6.7.9.1
Endokrin
RM.RI.6.7.10 Rencana Asuhan Keperawatan Urologi
RM.RI.6.7.11. Rencana Asuhan Keperawatan
1 Maternitas
RM.RI.6.7.12 Rencana Asuhan Keperawatan Jiwa
Rencana Asuhan Keperawatan
RM.RI.6.7.13
Pendidikan Kesehatan
RM.RI.6.7.14 Rencana Asuhan Keperawatan
Assesmen Ulang Penilaian Resiko Jatuh
RM.RI.6.8.1
Anak
Assesmen Ulang Penilaian Resiko Jatuh
RM.RI.6.8.2
Lansia
Assesmen Ulang Penilaian Resiko Jatuh
RM.RI.6.8.3
Dewasa
Assesmen Kebutuhan Informasi dan
RM.RI.6.8.4
Edukasi Kesehatan Pasien dan Keluarga
37
RM.RI.6.8.5 Assesmen Pasien Terminal
RM.RI.6.9.1 Daftar Controle Istimewa
Form Pemantauan Pemberian Kalium
RM.RI.6.9.2
Chlorida 7,46%
Form Pemantauan Pemberian Natrium
RM.RI.6.9.3
Klorida (NaCl) 3%
Form Pemantauan Pemberian
RM.RI.6.9.4
Magnesium Sulfat (MgSO4) 40%
Form Pemantauan Pemberian
RM.RI.6.9.5
Streptokinase (Streptase)
RM.RI.7.1 General Consent
RM.RI.7.2.1 Persetujuan Tindakan Pembiusan
RM.RI.7.2.2 Penolakan Tindakan Pembiusan
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.3
Kedokteran (Operatif)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.4
Kedokteran (Haemodialisa)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.5
Kedokteran (Pemasangan Infus)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.6 Kedokteran (Tranfusi darah Kepada
Pasien)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.7
Kedokteran (Pemasangan Kateter Urin)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.8 Kedokteran (Pemasangan Selang
Nasogastrik (NGT))
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.9
Kedokteran (Nebulisasi)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.10
Kedokteran (Ct-Scan Dengan Kontras)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.11
Kedokteran (Pemasangan WSD)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.12 Kedokteran (Perawatan Luka Kepada
Pasien)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.13
Kedokteran (Pungsi Lumbal)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.14
Kedokteran (Pungsi Cairan Pleura)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.15
Kedokteran (Pemasangan Ventilator)
38
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.16
Kedokteran (Spirometri)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.17
Kedokteran (Klisma Kepada Pasien)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.18 Kedokteran (Intubasi-Pemasanga ETT
Kepada Pasien)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.19 Kedokteran (Kolonoskopi Kepada
Pasien)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.20
Kedokteran (Pungsi Sumsum Tulang)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.21 Kedokteran (Central Venous Catheter
(CVC))
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.22
Pemasangan Restrain Kepada Pasien
RM.RI .7.23 DNR (Do Not Resuscitate)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.24 Kedokteran (Pemasangan selang
Orogastrik)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.25 Kedokteran (Inisiasi Menyusu Dini
(IMD))
Pemberian Informasi Tindakan Rawat
RM.RI.7.26
Gabung
Pemberian Informasi Tindakan ASI
RM.RI.7.27
Eksklusif
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.28
Kedokteran (Fototherapy)
RM.RI.7.29 Pemberian Informasi Tindakan Skeren
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.30
Kedokteran (Klisma)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.31
Kedokteran (Dilatasi dan Kuretase)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.32
Kedokteran (Persalinan Normal)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.33
Kedokteran (Pemasangan Tampon)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.34
Kedokteran (Forcep)
Pemberian Informasi Tindakan
RM.RI.7.35
Kedokteran (Vacum)
39
Formulir Konseling Gizi Rawat
RM.RI.8.1.1
Inap/Rawat Jalan
Formulir Klaim Rawat Inap/Rawat
RM.RI.8.2.1
Jalan
Pernyataan status Kepesertaan dan
RM.RI.9
Pembiayaan Pasien
RM.RI.9.1 Pemberian Informasi Pasien Rawat Inap
RM.RI.9.2 Permohonan Mendapat Second Opinion
RM.RI.9.3 Formulir Permintaan Privasi
Persetujuan Pembayaran Obat-obatan
RM.RI.9.4
dan Pemeriksaan Penunjang
RM.RI.10.1 Biaya
RM.RI.10.2 Salinan Resep
Pernyataan Izin Keluar Rumah Sakit
RM.RI.10.3
Sementara
Pernyataan Pulang APS (Atas
RM.RI.10.4
Permintaan Sendiri)
40
Petugas RM melakukan analisa kuantitatif terhadap setiap BRM dengan cara
memeriksa jumlah atau jenis lembar rekam medis yang harus ada di dalam
BRM pasien dengan menggunakan lembar Check List BRM Rawat Inap.
Selain Check List, petugas RM juga harus memperhatikan lembaran yang
harus ada, seperti :
a) Lembar Masuk dan Keluar (RM 02) pada kolom :
1) Dikirim Oleh; terdapat keterangan bahwa pasien adalah rujukan atau
tidak, maka di dalam BRM harus ada lembar surat rujukan atau lembar
perintah rawat inap.
2) Cara Keluar :
Bila pasien pulang paksa, maka harus ada lembar Pernyataan
Penolakan.
Bila pasien pindah RS lain atau dirujuk, maka harus ada lembar
Surat Pengantar Pasien.
Bila pasien meninggal, maka harus ada lembar Surat Keterangan
Kematian.
3) Kolom Operasi / Tindakan :
Jika terdapat keterangan tindakan operasi, maka harus ada formulir :
Pengkajian pra sedasi / pra anestesi
Serah Terima pasien Operasi
Laporan Anestesi ( kecuali anestesi local )
Laporan Operasi
Laporan Perawatan Intra Operasi
Askep Pasien Post Operasi
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
Persetujuan Anesthesi ( kecuali anestesi local )
b) Bila di dalam BRM terdapat lembar Identifikasi Bayi, berarti harus ada
juga lembar Surat Keterangan Kelahiran.
c) Bila pasien dilakukan pemerikasaan, harus ada lembar hasil pemeriksaan.
2. Analisa kualitatif
Analisa kualitatif adalah analisa yang ditujukan kepada mutu dari setiap
BRM, dengan cara memeriksa kelengkapan setiap isian catatan medis yang ada
di setiap lembar rekam medis, apakah setiap pernyataan yang ada di setiap
lembaran sudah terisi lengkap atau belum. Setiap lembar akan dilihat adanya :
a). Identitas pasien
b). Diagnosa dan tindakan
c). Waktu, nama dan tanda tangan petugas pembuatan catatan.
d). Penulisan simbol / singkatan sesuai dengan buku simbol singkatan yang
berlaku.
e). Koreksi pencatatan sesuai dengan ketentuan.
E. PELAPORAN
41
1. Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit
a. Pencatatan
Pencatatan disini dimaksudkan pendokumentasian segala informasi medis
seorang pasien ke dalam rekam medis. Data pasien dapat dikelompokkan ke
dalam dua kelompok, yaitu data sosial dan data medis.
Untuk mendapatkan data medis yang baik, ada beberapa hal yang dapat
diperhatikan oleh dokter dan ahli di bidang kesehatan lainnya, yaitu mencatat
secara tepat waktu, up to date, cermat dan lengkap, dapat dipercaya dan menurut
kenyataan, berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya, sehingga tidak
bertele-tele, bersifat subjektif sehingga menimbulkan kesan jelas.
Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan ataupun tindakan kepada pasien.
Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu:
Catatan yang bersifat kolektif
Catatan ini dalam bentuk buku yang sering disebut buku register. Buku
register ini merupakan sumber utama data kegiatan rumah sakit.
Catatan yang bersifat individual
Catatan ini mendokumentasikan segala tindakan medis yang diberikan
kepada seorang pasien. Bentuk catatan ini berupa lembaran-lembaran yang
dinamakan berkas rekam medis.
b. Pengumpulan data
Suatu kegiatan untuk mengumpulkan data baik secara manual dan sistem
integrasi dari bagian-bagian terkait dengan cara membagikan formulir pelaporan
kemudian meng-input data ke komputer dan mencetaknya.
c. Pengolahan data
Sebelum dilakukan pengolahan data baik secara manual maupun dengan sistem
komputer, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Laporan dikelompokkan sesuai jenisnya.
2. Mencocokkan / mengecek kelengkapan laporan, bila tidak sesuai
konfirmasikan kembali.
3. Merekap data-data yang diperlukan dan mencetak laporan
d. Penyusunan dan analisis data
Penyajian data menurut sifatnya dapat berupa :
Data deskriptif, masih menggambarkan keadaan apa adanya dan belum
memberikan gambaran makna daripada keadaan tersebut.
Data analitik, sudah dapat memberikan makna dari pola keadaan sesuatu
sehingga dapat memberikan suatu informasi yang dapat dipakai sebagai
bahan tindak lanjut oleh pengambil keputusan.
2. Sistem Pelaporan Rumah Sakit
Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat
menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat.
Jenis laporan yang dibuat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu
a. Laporan intern rumah sakit
42
b. Laporan ekstern rumah sakit
a. Laporan intern rumah sakit
Yaitu laporan yang dibuat sebagai masukan untuk menyusun konsep
rancangan dasar Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, yang termasuk
laporan intern adalah :
- Laporan Pelayanan Medis ( bulanan )
- Laporan Kinerja Rekam Medis ( tahunan )
- Laporan Indikator Pelayanan dan Grafik Barber Johson ( tahunan )
Indikasi laporan Pelayanan Medis adalah :
1) Sensus harian rawat inap, meliputi
a) Pasien masuk rumah sakit
b) Pasien keluar rumah sakit
c) Pasien meninggal di rumah sakit
d) Lamanya pasien dirawat
e) Hari perawatan
2) Kegiatan gawat darurat
3) Kegiatan persalinan
4) Kegiatan pembedahan dan tindakan medis lainnya
5) Kegiatan rawat jalan dan penunjang medis
Semua data kegiatan Rumah Sakit tersebut diolah menjadi laporan Pelayanan Medis,
adapun penyusunan laporannya sebagai berikut :
1. Menerima Sensus Harian Rawat Inap dari bagian Assembilng, di urutkan
per ruangan dari ruang ICU sampai Ruang Perawatan di cocokkan antara pasien
pindahan dan dipindahkan kalau tidak sesuai crosscek dengan ruangan
2. Input ke komputer sesuai dengan kolom-kolom isian yang tersedia
3. Setiap awal bulan merekap dari SHRI sebulan, dan memasukkan ke
program komputer dan menerima rekapitulasi data jumlah kunjungan dan
pelayanan dari bagian Rawat Jalan/klinik, IGD, dan Penunjang Medis
(laboratorium, radiologi, Apotek, kamar bedah) serta menerima lembar rujukan
dan jumlah EKG dari ruangan.
4. Semua data di masukkan ke laporan Pelayanan Medis jika terjadi
ketidaksesuaian data crosscek dengan bagian yang terkait Cetak hasil laporan,
mintakan tanda-tangan Ka. Sub Bag. Rekam Medis dan copy sesuai kebutuhan.
5. Dilaporkan kepada Direktur Utama, Direktur Pelayanan Medis, Direktur
Keuangan dan Administrasi, Ketua Sub Komite Rekam Medis, dan lain lain.
b. Laporan ekstern rumah sakit
Yaitu laporan yang dibuat oleh rumah sakit sesuai dengan ketentuan dan
kebutuhan, ditujukan kepada Departemen Kesehatan RI, DinKes Propinsi,
DinKes Kota/Kabupaten, Puskesmas, dan Instansi lainnya.
Laporan ekstern Rumah Sakit dibedakan berdasarkan periodenya yaitu,
a. Laporan harian
Adalah laporan yang dibuat dan dikirim hari itu juga, saat sudah ditentukan
diagnosanya oleh DPJP, bila ada kejadian atau kasus DHF, Campak, Tetanus
Neonatorum, dan lain lain. Data diperoleh dari ruangan-ruangan copy rangkap
43
2 (dua) satu lembar dikirim ke Dinas Kesehatan Kota satu lembar sebagai arsip,
dan ditulis di buku ekspedisi. Laporan juga bisa dikirimkan kan melalui
faxcimile.
b. Laporan mingguan
Adalah laporan yang dibuat dan dikirim setiap satu minggu sekali, dengan
menerima laporan penyakit menular dari ruangan dari hari Sabtu sampai
Minggu. Setiap hari senin dibuat laporan mingguan, yang termasuk laporan
mingguan adalah laporan AFP . Data berasal dari ruangan atau dari data indeks
penyakit selama satu minggu, periode Sabtu sampai Minggu. Masukkan data ke
dalam komputer sesuai format laporan, dibuat rangkap 2 (dua),ditandatangani
ioleh Kepala Sub Bag Rekam Medis, distempel kemudian dikirim ke Dinas
Kesehatan Kota satu lembar dan satu lembar untuk arsip rekam medis.
Penyerahan laporan dengan buku ekspedisi.
c. Laporan bulanan
Adalah laporan yang di buat setiap bulannya yang termasuk laporan bulanan
adalah :
1) Laporan Surveilans :
- Kematian ibu/materna
- Kematian bayi/balita
- AFP
- Campak
- STP 8a
- STP 8b
- KLB
Laporan dibuat rangkap dua, satu dikirim ke Dinas Kesehatan Kota,
satu untuk arisp rumah sakit, untuk kematian ibu daan kematian
bayi/balita dibuat rangkap 3 satu rangkap dikirim ke Dinas Kesehatan
Propinsi. Pengiriman laporan menggunakan buku ekspedisi.
2) Laporan RL :
- RL 5.1 (Pengunjung Rumah Sakit)
- RL 5.2 (Kunjungan Rawat Jalan)
- RL 5.3 (Daftar 10 Penyakit Terbesar Rawat Inap)
- RL 5.4 (Daftar 10 Penyakit Terbesar Rawat Jalan)
Laporan dikirim secara on line ke Dinas Kesehatan Propinsi dan Dit.
Jend. Yan. Med. Pusat Jakarta (BUK DEPKES RI).
d. Laporan tahunan
Adalah laporan yang dibuat dan dikirim satu tahun sekali, untuk laporan RL
menggunakan system pengiriman on-line dengan membuka web-site BUK
DEPKES RI. Adapun yang termasuk laporan tahunan adalah sebagai berikut :
- RL 1.2_Indikator Pelayanan - RL 1.3_Tempat Tidur
- RL 2_Ketenagaan - RL 3.1_Rawat Inap
44
- RL 3.2_Rawat Darurat - RL 3.3_Gigi Mulut
- RL 3.4_ Kebidanan - RL 3.5_Perinatologi
- RL 3.6_Pembedahan - RL 3.7_Radiologi
- RL 3.8_Laboratorium - RL 3.9_Rehabilitasi Medis
- RL 3.10_Pelayanan Khusus - RL 3.11_Kesehatan Jiwa
- RL 3.12_Keluarga Berencana - RL 3.13a_Obat Pelayanan Resep
-RL 3.13b_Obat Pengadaan - RL 3.14_Rujukan
- RL 3.15_Cara Bayar - RL 4A_Penyakit Rawat Inap
- RL 4B_Penyakit Rawat Jalan - Pendaftaran Klinik KB
- Data Profil tahunan
Sumber data berasal dari laporan-laporan bulanan yang di hitung selama
satu tahun maupun dengan meminta data-data dari bagian yang terkait dengan
membagikan formulir laporan tahunan. Semua data di masukkan ke komputer
sesuai dengan jenis laporannya, untuk laporan RL 1- 5 dikirim secara on-line ke
BUK DepKes RI.
e. Laporan insidentil
Merupakan laporan yang dibuat dan dikirim sesuai permintaan dari instansi
tertentu baik instansi pemerintah maupun pendidikan ( permintaan data)
termasuk laporan RL 1.1 Laporan di update apabila ada perubahan Data Dasar
Rumah Sakit
45
Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada harus dicatat dan didokumentasikan di
dalam BRM.
b. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter/ tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama
terangnya serta diberi tanggal.
c. Dalam hal memperbaiki kesalahan dalam pencatatan pada
BRM dilakukan dengan mencoret mendatar satu kali dan membubuhkan
nama dan paraf.
d. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak
diperbolehkan.
e. Pencatatan dalam BRM harus lengkap, jelas dan terbaca.
2. Resume Medis
DPJP wajib membuat resume medis, yang telah disiapkan dalam waktu 24 jam
sebelum memulangkan pasien. Salinan resume medis pasien pulang diberikan
kepada pasien pada saat pulang. Sedangkan resume medis asli disimpan dalam
BRM. Salinan resume medis pasien dapat diberikan kepada praktisi yang
bertanggung jawab atas perawatan lanjutan pasien.
46
f. Anjuran pengobatan dan perawatan yang diberikan (nama obat dan
dosisnya, tindakan pengobatan lainnya, dirujuk kemana, perjanjian
untuk datang lagi)
Formulir resume medis rawat inap dicetak dengan kertas berwarna pink, urutan
penyusunannya diletakkan sesudah Ringkasan Masuk dan Keluar, dengan
maksud memudahkan dokter melihatnya apabila diperlukan. Resume ini harus
ditandatangani oleh dokter yang merawat dan bagi pasien yang meninggal tetap
dibuatkan resume serta Laporan Sebab Kematian.
Sedangkan resume medis rawat jalan diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Resume medis untuk pihak ke tiga penanggung biaya perawatan dapat
diberikan oleh DPJP untuk satu kali pelayanan pasien. Pihak ke tiga yang
membutuhkan keterangan riwayat perawatan dapat diberikan foto copy resume
medis yang berisi identitas pasien, diagnosa, alergi obat, obat-obatan yang
diberikan, tindakan, riwayat perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap
yang dilegalisir dan ditandatangani oleh Kepala Sub Bagian Rekam Medis.
3. Formulir Rekam Medis
Formulir rekam medis merupakan sarana komunikasi antar tenaga kesehatan
dan menjadi sumber informasi mengenai perawatan kesehatan pasien. Oleh
karena itu Formulir Rekam Medis ( FRM ) perlu disediakan sesuai dengan
penggunaannya dari masing-masing pelayanan yang diberikan. Setiap
pemberian pelayanan oleh tenaga kesehatan harus terdokumentasi secara
lengkap dalam BRM, karena BRM merupakan bukti pelayanan yang telah
diberikan kepada pasien.
Contoh formulir dan petunjuk pengisiannya terlampir.
G. KODING INDEKSING
Diagnosis dan Tindakan atau Prosedur yang ada di dalam rekam medis harus diberi
kode dan selanjutnya diindeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian
informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, managemen, dan riset bidang
kesehatan.
1. Koding
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization) bertujuan
untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan faktor
yang mempengaruhi kesehatan. ICD 10 menggunakan kode kombinasi yaitu
menggunakan abjad dan angka (alpha numeric).
Kecepatan dan ketepatan koding dari suatu diagnosis sangat tergantung kepada
pelaksana yang menangani rekam medis tersebut yaitu:
a) Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis
b) Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode
c) Tenaga kesehatan lainnya.
Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban, hak dan tanggung
jawab dokter (tenaga medis) yang terkait, tidak boleh diubah oleh karenanya
47
diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diisi dengan lengkap dan jelas
sesuai dengan arahan yang ada pada buku ICD 10.
Petugas rekam medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan
kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis. Oleh
karenanya untuk hal yang kurang jelas atau yang tidak lengkap, sebelum koding
ditetapkan, komunikasikan terlebih dahulu pada dokter yang membuat
diagnosis tersebut. Disamping kode penyakit, berbagai tindakan lain juga harus
dikoding sesuai klasifikasi masing-masing. Kode penyakit dan kode tindakan
rawat inap dicatat pada Lembar Masuk Dan Keluar sesuai dengan kolomnya.
Sedangkan pada BRM rawat jalan langsung di-entry pada system indeks.
Kode dibedakan atas dasar kode penyakit dan kode tindakan.
a. Kode penyakit
Kode penyakit berdasarkan kode yang ditetapkan dalam buku ICD 10,
tahun 2010.
Penulisan kode penyakit pada Lembar Masuk Dan Keluar meliputi :
1) Diagnosa utama
2) Diagnosa Sekunder
3) Komplikasi
4) Sebab kematian
b. Kode tindakan
Kode tindakan berdasarkan pada kode yang ditetapkan dalam ICD 9 CM.
Kode tindakan memberikan kode tindakan atau prosedurdalam semua kasus
penyakit yang dilakukan tindakan.
Petunjuk dasar koding :
1) Mencari kata dasar ( Lead term )
2) Membaca dan mencatat petunjuk kata dasar (di garis bawahi).
3) Mencari di buku ICD - 10 Volume III
4) Merujuk di buku ICD - 10 Volume I
5) Menentukan kode penyakit tersebut
2. Indeksing
Indeksing merupakan kegiatan membuat tabulasi dengan cara menginput data
ke dalam sistem komputer berupa data identitas pasien, data pelayanan medis
pasien maupun hasil akhir dari pelayanan medis pasien, diagnosis dan tindakan
yang telah diberi kode berdasarkan ICD 10 dan ICD 9 CM.
Sehingga dari hasil entry-an data tersebut dapat dibuat tabulasi yang disebut indeks.
Jenis indeks yang dibuat:
48
b. Indeks Penyakit (Diagnosis) dan Tindakan
Indeks penyakit dan tindakan adalah suatu data base yang menyimpan data
penyakit atau tindakan berdasarkan kode ICD 10 maupun ICD 9.
Informasi yang ada didalam data base ini adalah:
- Judul, Bulan, Tahun
- Nomor, Nama dan Kode Diagnosa penyakit atau tindakan operasi.
- Nomor RM
- Jenis Kelamin
- Umur.
Data indeks penyakit dan tindakan dapat digunakan untuk :
a) Mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk
memperoleh pengertian tentang penanggulangan terhadap penyakit-
penyakit/masalah-masalah kesehatan pada saat ini.
b) Menyajikan data untuk menyusun keperluan alat-alat baru, tempat tidur
dan lain-lain.
c) Menilai kualitas pelayanan di RS. Bumi Waras.
d) Menyajikan data pelayanan yang diperlukan dalam survey kemampuan
RS. Bumi Waras.
e) Menemukan rekam medis dimana dokternya hanya ingat diagnosa atau
operasinya, sedangkan nama pasien yang bersangkutan lupa.
Berkas Rekam Medis ( BRM ) pasien adalah milik RS Bumi Waras, karena segala
catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis merupakan rangkaian kegiatan
pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan kesehatan kepada pasien
didokumentasikan di dalam BRM sebagai bukti pelayanan kesehatan rumah sakit.
Oleh karena itu petugas rekam medis harus betul-betul menjaga agar berkas
tersebut tersimpan dan tertata dengan baik dan terlindung dari kemungkinan
pencurian berkas atau pembocoran isi berkas rekam medis.
Informasi di dalam BRM merupakan milik pasien dan bersifat rahasia karena hal
ini menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib
dilindungi dari pembocoran.
Pemberian informasi data medis pasien hanya diberikan kepada pasien sendiri,
orang / badan yang mendapat kuasa dari pasien/keluarga atau wali dengan bukti
tertulis. Upaya-upaya untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan BRM adalah :
1. Pendistribusian Berkas Rekam Medis ( BRM )
Pengangkutan BRM dari suatu bagian ke bagian lain harus dalam keadaan
tertutup, dengan troli tertutup atau tas khusus dan menggunakan bukti serah
terima, untuk melindungi isi dari BRM dan menjaga keamanan BRM.
2. Perlindungan informasi pasien di ruang perawatan dan poliklinik.
49
a. Untuk melindungi informasi pasien di ruang rawat inap dengan cara : BRM
di ruang perawatan disimpan di almari khusus dan tidak memasang identitas
pasien pada bed, kamar pasien ataupun pada nurse station dan bila
meletakkan di meja dalam keadaan terbalik supaya identitas pasien tidak
terbaca.
b. BRM yang ada di poliklinik diletakkan di meja dalam keadaan terbalik
supaya identitas pasien tidak terbaca.
3. Keamanan BRM di ruang penyimpanan BRM.
a. Untuk melindungi informasi medis pasien, BRM disimpan dalam
map/folder.
b. BRM disimpan dengan menggunakan system sentralisasi, dimana BRM
rawat jalan dan rawat inap disimpan dalam satu tempat ( folder ), dan
system penjajarannya menggunakan system Terminal Digit Filling (TDF ).
c. BRM disimpan di tempat yang aman dari kehilangan, bahaya api, bebas
banjir, dan terlindungi dari kerusakan karena rayap
d. BRM aktif dan inaktif disimpan terpisah, dimana BRM aktif disimpan
selama 3 tahun dari kunjungan akhir pasien dan BRM inaktif disimpan
selama 2 tahun, sesuai dengan jadwal retensi. Berkas rekam medis yang
sudah melewati masa inaktif dilakukan pemusnahan oleh Tim Pemusnah,
dengan cara dibubur atau dibakar.
e. Penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis di tempat penyimpanan
hanya dilakukan oleh petugas rekam medis.
f. Selain petugas rekam medis atau petugas yang berwenang dilarang masuk
ruang penyimpanan BRM.
g. Pintu ruang penyimpanan BRM dipasang peringatan ’selain petugas
dilarang masuk’.
h. Ruang penyimpanan BRM selalu dalam keadaan tertutup, apabila tidak ada
petugas di dalamnya selalu dikunci.
i. Di ruang penyimpanan tersedia alat pemadam api ringan.
4. Akses data rekam medis pasien
a. Petugas yang mempunyai hak akses terhadap berkas rekam medis, adalah
profesional tenaga kesehatan yang melakukan pengobatan, perawatan dan
tindakan medis pada pasien tersebut, termasuk didalamnya adalah tenaga
profesional kesehatan lainnya yang melakukan pengelolaan berkas rekam
medis dan tenaga non medis pengguna Berkas Rekam Medis ( administrasi
ruangan, administrasi keuangan, petugas piutang/asuransi, pendaftaran dan
pengelola berkas rekam medis ).
b. Informasi pasien dapat diakses melalui SIMRS, namun tidak semua pihak
dapat membuka data pasien melalui SIMRS. Petugas yang berwenang untuk
akses data/informasi pasien melalui SIMRS dengan menggunakan pasword.
c. Semua petugas yang berhak untuk mengakses data rekam medis pasien
wajib menjaga kerahasiaannya dan petugas non medis membuat pernyataan
untuk menjaga kerahasiaan pasien.
5. Peminjaman BRM
50
Hanya petugas yang berwenang untuk akses BRM yang dapat meminjam BRM
untuk berbagai kepentingan. Peminjaman BRM harus sepengetahuan pimpinan
RMIK, sedangkan peminjaman eksternal rumah sakit harus seijin direktur RS
Bumi Waras. Peminjaman dilayani pada hari kerja jam 08.00 s/d 15.00 dan
harus kembali dalam waktu sehari.
6. Pelepasan informasi
a. Pasien dapat memperoleh informasi medisnya baik secara lisan maupun
tertulis oleh DPJP. Informasi medis pasien secara tertulis diberikan berupa
resume medis.
b. Permintaan surat keterangan medis pasien dari pihak ke tiga harus disertai
dengan ijin tertulis dari pasien/keluarga terdekat atau walinya, selaku
pemilik informasi dalam rekam medis. Pemberian ijin tertulis tersebut
adalah pemberian hak atau kewenangan kepada RS Bumi Waras untuk
memberikan informasi medis pasien dengan menandatangani formulir
’Pelepasan Informasi Medis’
c. Permintaan informasi medis pasien lewat telp dari pihak penanggung
(asuransi/perusahaan) selama pasien dirawat dapat diberikan oleh perawat
yaitu data pemeriksaan tanda-tanda vital, sedangkan informasi medis
lainnya hanya dapat diberikan oleh DPJP atau dokter jaga.
d. Resume medis awal dan lanjutan dapat diberikan pada pasien ditanggung
oleh pihak ke 3.
e. Fotocopy atau legalisir formulir rekam medis yang dapat diberikan adalah
hasil pemeriksaan penunjang, surat kematian, surat kelahiran, laporan
operasi.
f. Pemaparan informasi medis pasien dilakukan oleh dokter yang merawat
(DPJP).
g. Pengisian visum et repertum diberikan atas permintaan kepolisian dengan
permintaan tertulis kepada direktur.
I. INFORMED CONSENT
Persetujuan Tindakan Medis ( Informed Consent ) adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Setiap pasien yang mendapat pelayanan di rumah sakit mempunyai hak untuk
memperoleh atau menolak pengobatan. Bila pasien dalam perwalian maka walilah
yang mengatasnamakan keputusan hak tersebut pada pasien. Pemberian persetujuan
atau penolakan terhadap perlakuan yang akan diambil tersebut menjadi bukti yang
syah bagi rumah sakit, pasien, dan dokter. Di dalam informed consent tercantum
pernyataan bahwa kepada pasien telah dijelaskan suatu informasi terhadap apa yang
akan dilakukan oleh tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi bilamana suatu
tindakan diambil.
51
RS Bumi Waras menggunakan tiga bentuk formulir pernyataan persetujuan
(Informed Consent) dan sebuah formulir pernyataan penolakan (Informed Refusal)
yaitu :
1. Persetujuan Medis Umum
Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) untuk Tindakan Kedokteran
Umum bagi Pasien Rawat Inap diberikan pada saat pasien masuk rawat inap
pertama kali. Ada sepuluh jenis tindakan yang kemungkinan dikerjakan rutin
selama pasien menjalani perawatan di RS Bumi Waras, sehingga pernyataan
persetujuan (Informed Consent) dimintakan satu kali saat pasien masuk rumah
sakit. Pernyataan persetujuan (Informed Consent) ini sifatnya mengikat bagi
pasien selama menjalani perawatan saat itu. Pasien mempunyai hak menolak
salah satu atau lebih tindakan yang termasuk dalam formulir tersebut.
Penolakan pasien akan didokumentasikan dalam formulir pernyataan
penolakan (Informed Refusal) sesuai tatalaksana yang berlaku. Apabila
pasien/keluarga pasien dalam masa perawatan tersebut akhirnya menyatakan
setuju akan salah satu/lebih dari tindakan dalam formulir Pernyataan
Persetujuan Medis Umum bagi Pasien Rawat Inap, maka dapat diminta
menandatangani formulir tersebut.
Kesepuluh jenis tindakan rutin yang mungkin dilakukan pada pasien selama
pasien menjalani perawatan adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan jalur infus tunggal atau bercabang atau lebih dari satu jalur,
dan penggantiannya.
b. Penyuntikan obat terapi selama perawatan, secara intravena,
intramuskuler, intrakutan dan subkutan.
c. Tes kulit setiap kali akan memasukkan obat parenteral baru selama
perawatan, untuk mengetahui kemungkinan alergi pada pasien.
d. Pemasangan kateter urine, dan penggantiannya.
e. Pemasangan sonde (nasogastric tube), dan penggantiannya.
f. Pemasangan endotracheal tube pada saat mengalami kondisi emergensi
pertama kali, dan penggantiannya.
g. Penggunaan defibrillator untuk resusitasi pada saat mengalami kondisi
emergensi pertama kali, dan pengulangannya.
h. Pengambilan sampel darah melalui vena/arteri selama perawatan.
i. Pengambilan sampel urin dengan kateter bila diperlukan selama
perawatan.
j. Resusitasi jantung paru pada pasien/keluarga pasien yang tidak
menandatangani pernyataan DNR
2. Persetujuan Anestesi
Semua tindakan anestesi dan sedasi moderat sampai dalam, wajib dimintakan
pernyataan persetujuan (Informed Consent) tertulis dari pasien/keluarga
terdekat pasien setelah mendapatkan penjelasan yang diperlukan untuk
pasien/keluarga pasien menyatakan persetujuannya. Anestesi ringan atau lokal
dapat dimintakan persetujuan secara lisan.
3. Persetujuan Tindakan Kedokteran
52
Formulir ini diisi oleh pasien/keluarganya sebelum pasien dilakukan tindakan
operasi/tindakan invasive, tindakan berisiko tinggi, tindakan pemberian darah /
produk darah, serta penghentian atau penundaan bantuan hidup/DNR ( Do Not
Resusitasi )
Semua tindakan operasi yang dilaksanakan di kamar operasi, wajib dimintakan
pernyataan persetujuan (Informed Consent) tertulis dari pasien/keluarga
terdekat pasien, setelah mendapatkan penjelasan yang diperlukan untuk
pasien/keluarga pasien, menyatakan persetujuannya.
Semua tindakan berisiko tinggi atau dianggap berpotensi berisiko tinggi wajib
dimintakan pernyataan persetujuan (Informed Consent) tertulis dari
pasien/keluarga terdekat pasien, setelah mendapatkan penjelasan dari dokter
pasien/keluarga pasien menyatakan persetujuannya. Untuk pasien
haemodialisa permintaan persetujuan kepada pasien / keluarganya , berlaku
untuk 6 bulan, sejak persetujuan tersebut dibuat.
Semua tindakan pemberian darah/produk darah wajib dimintakan pernyataan
persetujuan (Informed Consent) tertulis dari pasien/keluarga terdekat pasien
setelah mendapatkan penjelasan yang diperlukan untuk pasien/keluarga,
pasien menyatakan persetujuannya. Pernyataan persetujuan (Informed
Consent) untuk pemberian darah/produk darah berlaku untuk satu seri
pemberian, apabila terdapat jeda permintaan darah, maka wajib dimintakan
pernyataan persetujuan (Informed Consent) tertulis ulang. Oleh karena itu,
jenis dan jumlah produk darah yang akan diberikan dalam satu seri wajib
dicantumkan dalam Persetujuan Tindakan Kedokteran. Semua tindakan untuk
penghentian atau penundaan pemberian bantuan hidup wajib dimintakan
persetujuan tertulis.
4. Pernyataan Penolakan
Formulir ini diisi apabila pasien / keluarganya memutuskan untuk menolak
diakukannya suatu tindakan. Dokumentasi penolakan persetujuan (Informed
Refusal) wajib dimengerti dan dipahami pasien/keluarga pasien yang menolak
menjalani tindakan kedokteran dan menjadi dasar untuk menyatakan
penolakannya, setelah pasien/keluarganya diberi penjelasan, yang sesuai
dengan materi penjelasan yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan.
53
BAB V
LOGISTIK
A. PERENCANAAN
Bagian Rekam Medis RS. Bumi Waras setiap minggu mempunyai permintaan rutin
yang terbagi menjadi tiga yaitu ATK (Alat Tulis Kantor) dan ART (Alat Rumah
Tangga) dan cairan. Jadwal permintaan ATK setiap hari Senin, ART setiap hari Senin
dan Rabu, sedangkan untuk bahan cair setiap hari Jumat.
Permintaan barang rekam medis dilakukan ke bagian gudang non medis untuk
permintaan barang alat tulis kantor dan barang rumah tangga. Permintaan dilakukan
dengan menggunakan bon permintaan manual.
C. MONITORING
54
2. Petugas mengecek keadaan barang apakah dalam kondisi siap pakai atau tidak,
apabila barang rusak segera melapor untuk dilakukan perbaikan atau
penggantian.
3. Barang habis pakai dilakukan pengecekan pengadaannya setiap minggu, untuk
dilakukan permintaan barang ke gudang non medis setiap hari Senin, Rabu
atau pada saat kehabisan (di luar hari permintaan).
4. Pemakaian berkas rekam medis dicatat dengan menggunakan bon permintaan
dari bagian pengguna berkas rekam medis ( IGD, IRJ).
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Bagian rekam medis Rumah Sakit Bumi Waras mempunyai peran dalam meningkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit dengan mendukung program 6 sasaran keselamatan
pasien yang diterapkan oleh Rumah Sakit Bumi Waras, yaitu :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
Bagian rekam medis melaksanakan salah satu dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien, yaitu
ketepatan identifikasi pasien. Pada saat mendaftar pasien harus melakukan identifikasi
untuk mencegah terjadinya salah pasien dalam pemberian pelayanan, dengan cara :
1. Pada saat mendaftar pasien petugas pendaftaran melakukan identifikasi sesuai
panduan identifikasi dengan menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir,
kemudian mencocokkan pada KIB dan data pada SIRSBW. Petugas menginput data
kunjungan pasien lama berdasarkan nomor rekam medis
2. Petugas pendaftaran memberi gelang bagi semua pasien masuk rawat inap, pasien
yang akan dilakukan tindakan ( hemodialisa, endoskopi, tindakan rawat jalan ) dan
pasien meninggal di IGD atau pasien datang sudah meninggal, dengan gelang
warna sesuai dengan jenis kelamin.
55
A. PENANGANAN KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan kerja di sini adalah kecelakaan yang terjadi dari karyawan berangkat dari
rumah ke tempat kerja, kejadian di tempat kerja, dan dalam perjalanan dari tempat
kerja ke rumah dengan rute yang sama. Bila terjadi kecelakaan kerja, karyawan yang
bersangkutan/keluarga karyawan/rekan kerja melaporkan kepada kepala bagian terkait
untuk seterusnya dilaporkan ke Bagian SDM paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
Penanganan kecelakaan akibat kerja dilakukan di IGD Rumah Sakit Bumi Waras.
Apabila kecelakaan terjadi di luar RS Bumi Waras maka penanganan dapat dilakukan
di fasilitas kesehatan terdekat untuk selanjutnya ditangani atau dirujuk ke Rumah Sakit
Bumi Waras.
56
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Bagian rekam medis Rumah Sakit Bumi Waras melaksanakan program pengendalian mutu
yaitu :
1. Pendidikan dan Pelatihan
a. Pelaksanaan Mandatory Training
- Basic Life Support
- K3
- PPI & Hand Hygiene
- Patient Safety
- Customer Service
- Mutu
b. Pelatihan Managemen Rekam Medis
c. Pendidikan berkelanjutan
2. Sasaran mutu
a. 70 % BRM terisi lengkap
b. Penyediaan BRM rawat jalan ≤ 10 menit
c. Penyediaan BRM rawat inap ≤ 15 menit
57
ABSTRAKSI DATA INDIKATOR KUNCI BAGIAN REKAM MEDIS
58
pelayanan kepada pasien.
Formula Kalkulasi :
Jumlah BRM RI yang diisi lengkap dalam 1 bulanX 100 %
59
Formula Kalkulasi :
Jumlah kumulatif waktu penyediaan sampel BRM RJ yang
diamati
60
Kebijakan Mutu Kepuasan
Rasionalisasi Peningkatan mutu pelayanan rawat inap
Formula Kalkulasi
Jumlah kumulatif waktu penyediaan sampel BRM RI yang diamati
Definisi Operasional Angka Kejadian Penomoran Rekam Medis Ganda adalah Jumlah
angka yang didapati dari jumlah pasien yang memiliki nomor
rekam medis lebih dari satu nomor RM.
61
Bagian/Unit Rekam Medis
Formula Kalkulasi Jumlah pasien yang mendapat lebih dari satu nomor
rekam medis dalam periode waktu tertentu
X 100 %
Jumlah seluruh transaksi rekam medis pasien
baru atau pengunjung baru RJ dan RI dalam periode waktu yang
sama
Numerator Jumlah pasien yang mendapat lebih dari satu nomor rekam medis
dalam periode waktu tertentu.
Kriteria Ekslusi Berkas rekam medis yang telah dimusnahkan sesuai dengan
ketentuan.
Metodologi
Concurrent.
Pengumpulan Data
62
Area Monitoring Pendaftaran (Rekam Medis)
BAB IX
63
PENUTUP
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesainya buku
Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis RS Bumi Waras ini. Buku ini diharapkan dapat
menjadi acuan dalam setiap kegiatan pelayanan di bagian Rekam Medis RS Bumi Waras,
demi tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan
yang prima di RS Bumi Waras.
Tanpa didukung sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil
dapat dicapai suatu pelayanan rekam medis yang relevan.
Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat kami harapkan demi tercapainya pedoman pelayaan rekam medis
yang lebih optimal.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan Pedoman Pelayanan Rekam Medis ini, khususnya segenap staf Rekam Medis
yang telah mendukung terselesaikannya buku pedoman ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya Rabbal alamin.
Dr.Kuswandi,SpJP
64