Anda di halaman 1dari 22

PARASITOLOGI

VEKTOR FILARIASIS
NON LIMFATIK

Fathin Hamida, M.Si


Kelompok 3.

- Rana Almira 17334002


- Risa Afriliyanti 17334009
- Khaerunnisa 17334010
- Olivia Octavianti 17334011
- Tri Yuniarti 17334019
- Nur Ukhiyah 18334709
Pendahuluan.
•Filariasis atau elephantiasis atau yang dalam bahasa
Indonesia dikenal sebagai penyakit kaki gajah, dan di
beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit
yang disebabkan karena infeksi cacing filaria.

•Filariasis ditularkan melalui vektor nyamuk anopheles,


culex, mansonia, aedes, dan anmigeres. Maka
penyebaran penyakit ini pun menjadi sangat cepat.

•Menurut Hoedojo, seorang pakar parasitologi dari


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dampak dari
penyakit ini tidak dapat dideteksi secara langsung
karena gejala yang ditimbulkan bertahap dan
menahun.

•Proses penyebarannya yang sangat cepat dan


lamanya proses penyembuhan, membuat penyakit ini
tergolong penyakit berbahaya.
Filariasis non limfatik.
• Filariasis non limfatik adalah filariasis di
mana cacing dewasa penyebab
penyakit itu berkembang biak tidak
pada sistem limfatik melainkan pada
saluran darah, di bawah kulit atau
bahkan di bola mata.

• Agen filariasis alimfatik adalah Loa-loa,


dan Onchocerca volvulus
Vektor filariasis non limfatik.
• Vektor filariasis non limfatik adalah lalat dari
Genus A.Simulium (Black fly) dan
B.ChrysopsA.

• Simulium (Black fly), lalat betina menghisap


darah biasanya pagi hari. Simulium
damnosum, lalat ini menyebabkan
Onchocerca volvulus di Afrika.

• Sedangkan lalat dari jenis Chrysops, seperti


Chrysops centurionis, Chrysops longicornis
dan Chrysops distinctipennis dapat
menyebarkan mikrofilaria Loa loa.
Simulium (Black fly).
Sejenis lalat kecil (3mm-8mm), penghisap darah seperti
nyamuk. Umumnya lalat ini berwarna hitam sehingga
dikenal dengan blackfly. Lalat ini merupakan
pengganggu karena gigitannya dan dapat
menyebarkan penyakit.

Simulium jantan tidak memerlukan darah, dan hanya


makan pada plant sugars. Yang betina umumnya
menghisap darah untuk mengembangkan telur.
Beberapa spesies menghisap darah unggas dan
mamalia termasuk manusia. Simulium adalah serangga
diurnal, makan dalam situasi siang hari, tetapi di
daerah tropis menunjukkan aktifitas menggigit dua kali
yaitu memuncak dipagi hari sekitar jam 9 dan jam 17
di sore hari. Di daerah yang teduh banyak naungan,
aktifitas menggigit merata sepanjang hari.
Chrysops.
Nama lainnya adalah lalat Tabanid dan lalat rusa (deer
fly). Lalat Chrysops ialah Tabanid kecil, memiliki antena
langsing, mata berwarna terang, abdomen berwarna
kuning dengan garis-garis gelap.

Makanannya berupa cairan tumbuhan, betina


menghisap darah mamalia, reptilia, burung dan
manusia pada siang hari yang cerah. Lalat ini
menyerang manusia yang sering masuk hutan, maka
penyakitnya lebigh sering ditemukan pada pria
dewasa. Parasit ini tersebar di daerah khatulistiwa di
hutan yang berhujan dan sekitarnya. Lalat ini aktif siang
hari, mulai terbit matahari sampai jam 10 dan jam 16
sampai senja. Lalat Chrysops bertindak bertindak
sebagai vektor dari cacing Loa loa yang menimbulkan
penyakit Loiasis.
Loa-Loa.
• Hospes definitif parasit ini adalah manusia sedangkan hospes perantara Loa
loa adalah lalat Chrysops.

• Penyakitnya disebut loiasis atau Calabar Swelling. Loiasis terutama terdapat


di daerah Afrika Barat, Afrika tengah dan Sudan.

• Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan, yang betina berukuran 50-
70 mm × 0,35-0,43 mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilarianya yang
beredar dalam darah pada siang hari. Pada malam hari, mikrofilaria
berada dalam pembuluh darah paru-paru. Cacing dewasa dapat tumbuh
1 sampai 4 tahun kemudian berkopulasi dan cacing betina mengeluarkan
mikrofilaria.

• Pertumbuhan mikrofilaria di dalam tubuh lalat terjadi di otot dan bagian


yang berlemak yang berlangsung selama 10 – 12 hari. Mikrofilaria kemudian
menjadi larva infektif yang keluar dari labium ke permukaan kulit dekat luka
gigitan dan menembus ke dalam jaringan subkutan dan otot, serta tumbuh
menjadi dewasa di sini dalam waktu ± 1 tahun
O1. Ciri-ciri mikrofilaria :
- Ukuran panjang 250-300 μm dan lebar 6-8,5 μm.
- Mempunyai sheath / bersarung.
- Inti tubuh teratur sampai ujung posterior.

O2. Ciri-ciri cacing dewasa / filaria :


- Berbentuk seperti benang.
- Ukuran cacing betina : panjang 5 – 7 mm dan
lebar ± 0,5 mm.
- Ukuran cacing jantan : panjang 3 – 4 mm dan
lebar ± 0,5 mm.
- Kutikula berbenjol-benjol seperti tetesan embun
(dew drops).
- Ujung posterior cacing jantan melengkung ke
ventral dan mempunyai 8 pasang papila
perianal, spicula tidak sama panjang.
Siklus Hidup.
Gejala Klinis Loiasis.
•Adanya tumor yang bersifat sementara yang
dapat mencapai ukuran sebesar telur ayam.

•Gejala ini timbul secara tiba-tiba dalam waktu


yang tidak tentu dan menghilang setelah 2 – 3
hari sampai 1 minggu.

•Keadaan ini disebut dengan calabar swelling /


fugitive swelling.

•Hal ini terjadi karena supersensitivitas hospes


terhadap parasit atau metabolitnya.
Loiasis.
Pencegahan dan pengobatan.
O1. Pencegahan :
Cara Diagnosis Infeksi Loa loa. - Menghindari daerah di mana lalat penyebar
loiasis ditemukan, seperti berlumpur, daerah
teduh di sepanjang sungai atau sekitar api
Diagnosis ditegakkan dengan kayu.
menemukan mikrofilaria pada - Menggunakan obat anti serangga yang
mengandung DEET (N, N-Diethyl-meta-
pemeriksaan dara pada waktu toluamide).
siang hari serta dapat ditemukan cacing - Memakai baju lengan panjang dan celana
dewasa yang mengembara di bawah panjang selama siang hari.
conjungtiva mata. - Jika sedang berada di daerah dengan loiasis
untuk jangka waktu yang panjang, konsumsi
obat diethylcarbamazine (DEC) 300mg
seminggu sekali, bisa untuk mengurangi risiko
infeksi.

O2. Pengobatan :
Ada dua obat yang dapat digunakan untuk
mengobati infeksi dan meredakan gejala.
Obatnya yaitu obat diethylcarbamazine (DEC)
yang dapat membunuh mikrofilaria dan
dewasa cacing serta obat Albendazole yang
digunakan sebagai altenatif
diethylcarbamazine (DEC).
Onchocerca volvulus.
• Salah satu nematoda jaringan yang dapat
menimbulkan penyakit onchocerciasis.

• Parasit ini disebut juga dengan Filaria volvulus.

• Hospes definitif dari parasit ini adalah manusia


sedangkan hospes perantaranya adalah lalat
Simulium damnosum (black fly).

• Parasit ini mempunyai daerah penyebaran di


Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

• Habitat parasit ini di jaringan subkutan dan


jaringan limfa.
O1. Ciri-ciri mikrofilaria Onchocerca volvulus :
- ukuran : panjang ± 290 μm dan lebar ± 7 μm
- tidak mempunyai sheath / tidak bersarung
- ujung anterior tumpul, tidak terdapat stylet (alat
pengebor)
- ujung posterior runcing, membengkok, tidak terdapat
nukleus terminalis

O2. Ciri-ciri cacing dewasa / filaria Onchocerca


volvulus:
• ukuran cacing jantan : panjang ± 200 μm dan lebar ±
0,17 μm.
• ukuran cacing betina : panjang ± 400 μm dan lebar ±
0,30 μm.
• berwarna putih kekuningan.
• ujung anterior tumpul dan terdapat papila.
• ujung posterior cacing jantan melengkung dan
terdapat spicula.
• ujung posterior cacing betina lurus.
Onchocerciasis.
Gejala Klinis Onchocerciasis. Cara Diagnosis dan Pencegahan
Infeksi Onchocerca volvulus.

• Terdapat benjolan berukuran 5 – 25 mm O1. Cara Diagnosis:


yang dapat timbul pada seluruh bagian
tubuh, terutama di dekat persendian - Menemukan mikrofilaria pada
tulang panjang yang di dalamnya jaringan kulit, kerokan kulit, dan
terdapat cacing dewasa. biopsi.
• Lokasi benjolan pada penderita di Afrika - Menemukan mikrofilaria dan filaria
kebanyakan terdapat di daerah paha, di dalam benjolan kulit.
lengan, dan tubuh bagian bawah,
sedangkan pada penderita di Amerika
sering terdapat di kepala atau pundak.
O2. Pencegahan Onchocerciasis :
• Kelainan pada mata dapat
mengakibatkan kebuataan, karena - Menggunakan obat anti serangga
adanya aktivitas mekanis / metabolisme yang mengandung DEET (N, N-
mikrofilaria, adanya toksin yang Diethyl-meta-toluamide).
dikeluarkan oleh mikrofilaria / filaria, dan
adanya kerentanan penderita.
- Memakai baju lengan panjang dan
celana panjang selama siang hari.
Pengobatan Onchocerciasis.
Obat Fungsi Dosis

Ivermectin Membunuh mikrofilaria 150μg/kg secara oral setiap 6 b


ulan sekali

Doxycycline Membunuh cacing 200 mg secara oral setiap hari s


dewasa/filaria elama 6 minggu
Kesimpulan.

• Filariasis atau elephantiasis atau dalam bahasa


Indonesia dikenal sebagai penyakit gagi gajah, dan
di beberapa daerah menyebutnya untut adalah
prnyakit yang disebabkan karena infeksi cacing filaria.

• Filariasis dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu filariasis


limfatik dan filariasis alimfatik.

• Filariasis limfatik adalah filariasis di mana cacing


dewasa penyebab penyakit itu berkembang biak di
sistem limfatik. Sedangkan Filariasis non limfatik adalah
filariasis dimana cacing dewasa penyebab penyakit
itu berkembang biak tidak pada sistem limfatik
melainkan pada saluran darah.
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai