Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA MAKANAN
(Identifikasi Boraks Dalam Bahan Makanan )

Nama : Regina Vidia Rafiela Da Silva


Nim : PO.530333312 1201
Kelompok : II
Tingkat : II A
Dosen Pembimbing : Yustina K Wawo Aja,Amd.AK

JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES


KUPANG
2014
IDENTIFIKASI BORAKS DALAM BAHAN MAKANAN

I. Latar Belakang

Boraks adalah senyawa berbentuk Kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil
pada suhu tekanan normal dan bersifat sangat beracun, sehingga boraks tidak
boleh digunakan dalam pangan.
Bahan-bahan pengawet yang digunakan pada makanan umumnya digunakan
untuk jenis pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan tersebut dapat
menghambat atau memperlambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian
yang disebabkan oleh mikrba. Akan tetapi, tidak jarang produsen
menggunakannya pada pangan yang relative awet dengatn tujuan untuk
memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur.
Penggunaan pengawet dalam pangan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya.
Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan pangan tertentu ,
tetapi tidak efektif untuk mengawetkan pangan yang lainnya karena pangan
mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan
dihambat pertumbuhannya juga berbeda.
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan
bahan pengawet, bahan pangan dapat disebabkan dari kehidupan mikroba, baik
yang bersifat pathogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan
kesehatan lainnya maupun microbial yan non pathogen yang dapat menyebabkan
kerusakan bahan pangan, misalnnya pembusukkan. Namun dari sisi lain, bahan
pengawet pada dasarnya senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk
bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila pemakaian boraks yang
berlebihan pada pangan, kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi
konsumen; baik bersifat langsung, misalnya keracunan; maupun yang bersifat
tidak langsung atau kumulatif, misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan
bersifat karsinogenik.
II. Tujuan

1. Untuk mengetahui cirri-ciri dari makanan yang mengandung boraks.

2. Mengidentifikasi sampel yang diperiksa mengandung boraks atau tidak.

3. Mengidentifikasi borax dan asam borat secara kualitatif.

III. Dasar Teori

Boraks merupakan garam natrium atau natrium tetraborat yang banyak


digunakan di berbagai industry non pangan, khususnya industry kertas, gelas,
pengawet kayu, dan kermik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak
berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alcohol.
Karateristik boraks antara lain :
a) Warna jelas bersih
b) Kilau seperti kaca
c) Kristal ketransparanan adalah transparan ke tembus cahaya
d) System hablur adalah monoklin
e) Perpecahan sempurna di satu arah
f) Warna lapisan putih
g) Miberal yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite, dan
garam asam bor yang lain
h) Karateristik yang lain : suatu rasa manis yang versifat alkali.
Boraks digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang
kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya. Asam borat
sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam
borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep
luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luar
karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Dalam pengidentifikasian
boraks pada makanan jika boraks direaksikan dengan kurkumin akan
menghasilkan senyawa berwarna merah yang disebut rososiania.
Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan
a) Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syarap Pusat)
b) Tanda dan gejala kronis
1. Nafsu makan menurun
2. Gangguan pencernaan
3. Gangguan susunan syaraf pusat : bingung dan bodoh
4. Anemia, rambut rontok dan kanker
Boraks akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan
seharusnya, tetapi bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan
karena bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas
pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya. Pada umunya alasan para produsen
menggunakan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena bahan ini
mudah digunakan dan mudah didapat, karena harganya relative murah disbanding
bahan pengawet lainnya yang tidak berpengaruh bruk pada kesehatan. Selain itu,
boraks merupakan senyawa yang bias memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus, misalnyya bakso dan kerupuk. Beberpa contoh
mkanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks adalah bakso,
kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia
karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya
akan mempengaruhi kerja syaraf. Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi
makanan yang menngunakan boraks :
a) Bakso yang mengandung boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari
kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
b) Tahuyang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih
dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau
menyengat khas formalin.
c) Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (250c), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket, dan agak mengkilap.
Berikut ciri-ciri dari beberapa makanan yang diberi boraks :
a) Mie basah
Penggunaan boraks pada mie basah akan menyebabkan mie tidak rusak
sampai dua hari pada suhu kamar 250c dan bertahan lebih dari 15 hari pada
suhu lemari es 100c. Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan
mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada
pembuatan mie akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.
b) Tahu
Tahu yang mengguanakan boraks tidak mudah hancur atau lebih keras dan
kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar ytahu tersebut mengandung bahan
berbahaya. Selain itu, tahu tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar
250c dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es 100c. Tahu juga akan
terlampau keras, namun tidak padat.
c) Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar 250c. teksturnya juga
sangat kenyal.

IV. Metode Kerja

A. Alat dan bahan

1. Alat
a) Erlenmeyer
b) Beaker gelas
c) Cawan penguap
d) Tripot
e) Kaca asbes

2. Bahan
a) Na2CO3
b) HCl 5 N
c) H2C2O4 jenuh
d) Etil alcohol
e) NH4OH 2 N atau NaOH 2 N
f) Sampel ( bakso, tahu, dan mie basah)
g) Metanol
h) Asam Sulfat
B. Prosedur Kerja

a) Lebih kurang 20 gr contoh ditambah Na2CO3 secukupnya.

b) Arangkan diatas nyala api Bunsen dan abukan didalam muffle, kemudian
dinginkan.

c) Tambahkan air dan beberapa tetes HCl 5 N, kemudian saringlah

d) Tambahkan 4 tetes H2C2O4 jenuh dan 1 ml etil alcohol.

e) Uapkan diatas penangas air sampai kering, bia terbentuk warna merah
(merah cherry) maka positif borax.

f) Bila sisa pengendapan ditambah NH4OH 2 N atau NaOH 2 N maka akan


terbentuk warna hijau kehitaman.

Prosedur lain dapat dilakukan dengan cara uji nyala :

a) Bahan yang mengandung borax dihaluskan atau dipotong kecil- kecil


(contohnya sampel yang digunakan) kemudian ditambah aquadest.
b) Ambil filtratnya dan dipanaskan sampai kering

c) Residu ditambah H2SO4 pekat dan ditambah methanol kemudian nyalakan


dengan batang korek api. Nyala hijau terang menunjukkan positif borax.

V. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

1) Sampel tahu
Hasil :

Negative (tidak mengandung boraks)

2) Sampel bakso

Hasil :

Negative (tidak mengandung boraks)

3) Sampel mie basah


Hasil :

Negative (tidak mengandung boraks)

B. Pembahasan

Dari hasil praktikum yang dilakukan dengan reaksi uji nyala pada sampel
bakso,mie basah , dan tahu yang diambil dari warung ‘X’ tidak mengandung
boraks. Jadi bahan makanan tersebut dapat dikonsumsi karena tidak
mengandung boraks yang berbahaya bagi kesehatan.

Uji nyala itu sendiri merupakan salah satu metode pengujian untuk
mengetahui apakah dalam makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji
nyala karena sampel yang digunakan dibakar, kemudian warna nyala
dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar
menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakar
menghasilkan warna hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung
boraks. Prosedur dilakukan dengan melarutkan senyawa uji dengan methanol
dalam wadah (cawan penguap/cawan porselin) kemudian dibakar, warna api
hijau menunjukkan terdapat senyawa boraks.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berkibat
buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit dalam
organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan
namun juga dapat diserap melalui kulit. Makanan yang mendandung boraks
memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolisme manusia
dan dapat merusak kesehatan manusia. Boraks yang terserap dalam tubuh
dalam jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat
sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya mengganggu enzim-enzim
metabolism tetapi juga mengganggu alat reproduksi pria.

Bila kita sering mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks akan


menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah yang
banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma,
merangsang system saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis,
tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahakan kematian.

Makanan yang sering ditambahkan boraks diantaranya adalah bakso,


lontong, mie, kerupuk, dan berbagai makanan tradisional seperti “lempeng”
dan “alen-alen”. Berikut beberapa tips aman memilih makanan yaitu :

1) Amati warnanya mencolok atau tidak

Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda


jauh dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mie, es krim yang berwarna
terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahakan zat pewarna yang
tidak aman.

2) Cicipi rasa

Biasanya lidah cukup untuk membedakan mana makanan yang aman atau
tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, missal sangat
gurih membuat lidah bergetar dan tenggorokan gatal.

3) Baui aromanya
Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau
terkontaminasi oleh mikroorganisme.

4) Amati komposisi

Bacalah dengan teliti adkah kandungan bahan-bahan makanan tambahan


yang bahaya dan bias merusak kesehatan.

5) Perhatikan kualitas

Perhatikan kualitas makanan, apakah masih segar atau sudah berjamur


yang bias menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur
menandakan proses tidak berjalan dengan baik atau sudh kadarluwarsa.

6) Terdaftar di BPOM

Bila hendak membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar


di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), yang bias dicermati
dalam label yang tertera di kemasannya.

VI. Kesimpulan

Dari hasil praktikum identifikasi bahan makanan dengan reaksi uji nyala pada
sampel bakso, mie basah, dan tahu yang lokasi pengambilannya pada warung ‘X’
tidak mengandung boraks yang dpat menimbulkan kesehatan bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Amaria. 2001. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Sains. Jurusan Kimia. FMIPA
UNESA

Cahyadi,Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambhan Pangan.


Jakarta:Bumi Aksara

Djamhuri,Agus. 2009. Racun dalam Makanan. Surabaya: Airlangga University Press

Roth,H.J. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Roth, H. J. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai