KIMIA MAKANAN
(Identifikasi Boraks Dalam Bahan Makanan )
I. Latar Belakang
Boraks adalah senyawa berbentuk Kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil
pada suhu tekanan normal dan bersifat sangat beracun, sehingga boraks tidak
boleh digunakan dalam pangan.
Bahan-bahan pengawet yang digunakan pada makanan umumnya digunakan
untuk jenis pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan tersebut dapat
menghambat atau memperlambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian
yang disebabkan oleh mikrba. Akan tetapi, tidak jarang produsen
menggunakannya pada pangan yang relative awet dengatn tujuan untuk
memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur.
Penggunaan pengawet dalam pangan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya.
Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan pangan tertentu ,
tetapi tidak efektif untuk mengawetkan pangan yang lainnya karena pangan
mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan
dihambat pertumbuhannya juga berbeda.
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan
bahan pengawet, bahan pangan dapat disebabkan dari kehidupan mikroba, baik
yang bersifat pathogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan
kesehatan lainnya maupun microbial yan non pathogen yang dapat menyebabkan
kerusakan bahan pangan, misalnnya pembusukkan. Namun dari sisi lain, bahan
pengawet pada dasarnya senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk
bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila pemakaian boraks yang
berlebihan pada pangan, kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi
konsumen; baik bersifat langsung, misalnya keracunan; maupun yang bersifat
tidak langsung atau kumulatif, misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan
bersifat karsinogenik.
II. Tujuan
1. Alat
a) Erlenmeyer
b) Beaker gelas
c) Cawan penguap
d) Tripot
e) Kaca asbes
2. Bahan
a) Na2CO3
b) HCl 5 N
c) H2C2O4 jenuh
d) Etil alcohol
e) NH4OH 2 N atau NaOH 2 N
f) Sampel ( bakso, tahu, dan mie basah)
g) Metanol
h) Asam Sulfat
B. Prosedur Kerja
b) Arangkan diatas nyala api Bunsen dan abukan didalam muffle, kemudian
dinginkan.
e) Uapkan diatas penangas air sampai kering, bia terbentuk warna merah
(merah cherry) maka positif borax.
A. Hasil
1) Sampel tahu
Hasil :
2) Sampel bakso
Hasil :
B. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dengan reaksi uji nyala pada sampel
bakso,mie basah , dan tahu yang diambil dari warung ‘X’ tidak mengandung
boraks. Jadi bahan makanan tersebut dapat dikonsumsi karena tidak
mengandung boraks yang berbahaya bagi kesehatan.
Uji nyala itu sendiri merupakan salah satu metode pengujian untuk
mengetahui apakah dalam makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji
nyala karena sampel yang digunakan dibakar, kemudian warna nyala
dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar
menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakar
menghasilkan warna hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung
boraks. Prosedur dilakukan dengan melarutkan senyawa uji dengan methanol
dalam wadah (cawan penguap/cawan porselin) kemudian dibakar, warna api
hijau menunjukkan terdapat senyawa boraks.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berkibat
buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit dalam
organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan
namun juga dapat diserap melalui kulit. Makanan yang mendandung boraks
memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolisme manusia
dan dapat merusak kesehatan manusia. Boraks yang terserap dalam tubuh
dalam jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat
sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya mengganggu enzim-enzim
metabolism tetapi juga mengganggu alat reproduksi pria.
2) Cicipi rasa
Biasanya lidah cukup untuk membedakan mana makanan yang aman atau
tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, missal sangat
gurih membuat lidah bergetar dan tenggorokan gatal.
3) Baui aromanya
Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau
terkontaminasi oleh mikroorganisme.
4) Amati komposisi
5) Perhatikan kualitas
6) Terdaftar di BPOM
VI. Kesimpulan
Dari hasil praktikum identifikasi bahan makanan dengan reaksi uji nyala pada
sampel bakso, mie basah, dan tahu yang lokasi pengambilannya pada warung ‘X’
tidak mengandung boraks yang dpat menimbulkan kesehatan bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Amaria. 2001. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Sains. Jurusan Kimia. FMIPA
UNESA