Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul EUBACTERIA (BAKTERI) ini
dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Biologi.
Bakteri merupakan mikro organisme hidup yang Alloh SWT ciptakan sangat
kecil hingga tidak kasat mata, dibutuhkan alat tertentu untuk dapat melihatnya, seperti
mikroskop. Bakteri diciptakan dengan berbagai bentuk, fungsi dan sifat yang berbeda.
Dengan makalah ini penulis akan memaparkan apa itu bakteri?
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan,
baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempernaan
makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi
penulis umumnya bagi pembaca. Amin.

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meningitis bakterial adalah inflamasi yang terjadi di bagian meninges akibat
infeksi bakteri. H. influenzae teridentifikasi sebagai salah satu penyebab utama
meningitis bakterial pada anak dengan insiden per tahun sebesar 0,2. dan H.
influenzae tipe b (Hib) teridentifikasi sebagai satu dari tiga penyebab tersering.
Haemophilus influenzae merupakan bakteri patogen pada manusia yang dapat
menyebabkan meningitis, pneumonia dan bakteremia. H. Influenzae memiliki
rentang patogenisitas yang luas, mulai dari penyakit invasif seperti meningitis
hingga membentuk kolonisasi yang komensal di saluran pernapasan atas. Vaksin
terhadap Hib berhasil mengurangi kasus meningitis akibat Hib, namun, beberapa
penelitian menunjukkan munculnya penyakit invasif yang serius akibat H.
influenzae tipe lain.
Bakteri ini sering ditemukan di selaput mukosa saluran napas atau pada
manusia. Bakteri ini menjadi penyebab meningitis pada anak-anak dan terkadang
menyebabkan infeksi pada orang dewasa. Ciri khas morfologi dari organisme ini
adalah terlihat sebagai kokobasil pendek kira-kira 1,5 𝜇𝑚 atau seperti raktai
pendek. Pada biakan morfologinya bergantung pada umur dan pembenihan.
Setelah kira-kira 6-8 jam dalam pembenihan diperkaya, bentuk kokobasilnya
ditemukan terbanyak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Ilmiah

Gambar 2.1 Haemophilus influenza

Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Pasteurellales
Family : Pasteurellaceae
Genus : Haemophilus
Spesies : Haemophilus influenzae

2.2 Morfologi Bakteri Haemophilus Influenzae


Haemophilus influenzae adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan
berbagai jenis infeksi pada bayi dan anak-anak. Bakteri yang semula disebut
Bacillus Pfeiffer ini diartikan juga sebagai organisme yang hidup bebas pertama
yang memiliki seluruh genome sequencing. Haemophilus influenzae atau yang
biasa disingkat H. influenzae adalah bagian dari mikroflora normal pada bagian
atas saluran pernapasan pada manusia. Haemophilus influenza bergerak di antara
sel-sel epitel pada saluran pernapasan untuk menginvasi dan menimbulkan
penyakit.
H. influenzae adalah bakteri berbentuk kokobasil bersifat gram negatif,
berukuran kecil (1–2 mm) dan bersifat pleiomorfik. H. influenzae merupakan
bakteri non-motil yang terdapat dalam famili Pasteurellaceae yang umumnya
hidup secara aerob atau dibawah tekanan CO2 5%. H. influenzae sangat peka
terhadap desinfektan dan kekeringan. Bakteri ini tumbuh pada suhu 37℃ dan
pada pH 7,4-7,8 dalam suasana CO2 10%. Bakteri H. influenzae mempunyai
kapsul, dan tidak bergerak. Bakteri ini dapat ikut aliran darah atau terkadang
menetap di sendi dan dapat menyebar melalui droplet pernafasan atau melalui
kontak langsung.

2.3 Patogenesis Haemophilus influenzae


H. influenzae memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap inangnya, yaitu
manusia. Bakteri ini terdapat dalam tenggorokan dari sekitar 75% anak-anak dan
orang dewasa yang sehat. Bakteri ini jarang ditemui di rongga mulut dan belum
dapat ditemukan pada selain manusia. Terdapat dua golongan serotype dari H.
influenza, yaitu berkapsul (encapsulated) dan tidak berkapsul. Golongan yang
berkapsul ini dibagi menjadi 6 serotipe yaitu a, b, c, d, e, f berdasarkan antigen
berbeda dari kapsul polisakarida yang dimiliki. Sedangkan bakteri yang tidak
berkapsul dikenal dengan Non-typeable H. Influenzae (NTHi)
H. influenzae tidak memproduksi eksotosin. Kapsul polisakarida tipe B dari
bakteri ini mengandungn polyribitol ribose phosphate (PRP) yang diketahui
sebagai factor virulensi utama. Pili dan adesin pada bakteri akan membantu
bakteri melekat pada sel epitel nasofaring,dinding sel bakteri memproduksi
endotoksin yang bersifat toksik bagi silia di epitel, kemudian bakteri akan masuk
menembus barrier mukosa. Kapsul polisakarida ini akan melindungi bakteri dari
reaksi imunitas tubuh yaitu fagositosis, sehingga bakteri dapat masuk ke
peredaran darah dan menyebar dalam darah. Bakteri H. influenzae tipe B
merupakan penyebab lebih dari 95% penyakit invasive pada anak usia kurang dari
5 tahun, seperti meningitis, bacteremia dan sepsis, epiglottitis, pneumonia, artritis
septik, osteomyelitis, pericarditis, empyema, dan abses. Serotipe lain dari H.
influenzae juga dapat memberikan ancaman timbulnya penyakit di saluran
respirasi. NTHi atau H. influenzae yang tidak berkapsul membuat koloni di
nasofaring dan dapat menginfeksi apabila terjadi kerusakan mukosa akibat infeksi
virus atau pada perokok.
Gambar 2 electron micrograph H. influenzae tipe b

Berbagai infeksi dapat ditimbulkan oleh bakteri H. infuenzae tipe b (Hib),


antara lain infeksi telinga yang ringan sampai infeksi berat, yaitu infeksi pada
aliran darah. Infeksi yang paling ssering terjadi adalah pneumonia yang terjadi di
paru. Jika bakteri menyerang bagian tubuh yang biasanya bebas mikroorgsnisme
atau steril, misalnya cairan spinal san darah, keadaan ini disebut penyakit
invasive yang merupakan penyakit berat dan dapat menyebabkan kematian.
Jenis penyakit invasive H. influezae yang palingn sering terjadi adalah
pneumonia, bakterimia, meningitis, epiglottitis, arthritis infeksi, dan selulitis pada
kulit.
Sebelum ditemukan vaksin Hib, meningitis merupakan jenis penyakit invasive
oleh H. influezae yang paling sering dilaporkan. Bakteri ini juga merupakan
penyebab infeksi telinga yang umum terjadi pada anak dan bronchitis pada orang
dewasa.

2.4 Gejala Klinis


Banyak strain bakteri H. influezae termasuk strain Hib hidup di dalam hidung
dan atau tenggorokan tanpa menimbulkan penyakit. Bateri H. influezae termasuk
yang strain Hib ditularkan dari orang ke orang secara langsung atau melalui
cairan pernafasan bersama batuk dan bersin.
Gejala klinisnya tergantung pada bagian tubuh yang terserang. Penyakit berat
yang paling sering terjadi akibat infeksi bakteri ini adalah pneumonia, bakterimia
dan meningitis. Selain itu Hib dapat menimbulkan epiglottis, artritis septik,
selulitis, otitis media, pericarditis purulent, endocarditis dan poliomielitis.
Pneumonia. Infeksi yang terjadi di paru menyebabkan keradangan dan
menimbulkan gejala-gejala klinis berupa demam (jika terjadi pada oranng lanjut
usia terjadi penurunan suhu tubuh di bawah normal), batuk, nafas pendek,
mengggigil, banyak berkeringat, sakit dada jika menghirup udara, sakit kepala,
nyeri otot, dan merasa sangat lelah.
2.5 Faktor Resiko Terinfeksi H. influezae
Ifeksi berat akibat bakteri ini terutama terjadi pada bayi, anak balita dan orang
lanjut usia di atas 65 tahun. Selain itu orang-orang degan keadaan kesehatan
tertentu berisiko lebih tinggi terinfeksi H. influezae, antara lain sickle cell disease,
asplenia (tidak memiliki limpa), infeksi HIV, sindrom defisiensi antibody dan
komplemen serta neoplasma maligna.

2.6 Komplikasi
Infeksi yang berat hanya terjadi jika bakteri ini memasuki bagian-bagian
tubuh yang dalam keadaan normal bebas mikroba atau steril, misalnya darah dan
cairan spinal. Keadaan ini disebut penyakit invasif. Tergantung jenis infeksi
invasif yang terjadi, komplikasi dapat berbeda. Misalnya, jika terjadi meningitis,
penderita dapat mengalami kerusakan otak atau hilangnya pendengaran. Berbagai
infeksi oleh bakteri H. influezae dapat menyebabkan kematian penderita.
Jika bakteri ini menyebabkan infeksi non invasif, misalnya bronchitis atau
infeksi telinga, komplikasi jarang terjadi dan umumnya tidak berat akibatnya.
Komplikasi dapat dicegah dengan memberikan antibiotic yang tepat.

2.7 Diagnosis dan Pengobatan


Diagnosis infeksi invasif H. influezae termasuk strain Hib, biasanya
ditemukan berdasar pada satu atau lebih pemeriksaan laboratorium atas bahan
berupa cairan tubuh yang terinfeksi, misalnya darah dan cairan spinal.
Penyakit akibat infeksi H. influezae, termasuk strain Hib, diobati dengan
antibiotika selama 10 hari. Sebagian besar penderita dengan infeksi invasif harus
dirawat di rumah sakit. Dengan pemberian antibiotika 3-6% anak yang menderita
meningitis Hib meninggal dunia. Penderita yang mengalami infeksi noo invasif
dengan bakteri H. influezae (misalnya infeksi telinga atau bronchitis), dapat diberi
antibiotika untuk mencegah terjadinya komplikasi.
2.8 Pencegahan
Tindakan pencegahan infeksi oleh H. influezae tipe b (Hip), dapat dilakukan
dengan pemberian vaksinasi, tetapi tidak dapat digunakan untuk mencegah tipa
lainnya. Dengan vaksin Hib dapat dicegah Hib meningitis, Hib epiglottitis dan
infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri Hib. Di USA, vaksin Hib dianjurkan
untuk diberikan pada anak dan bayi mullai umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Anak yang terinfeksi H. influezae termasuk Hib, tidak membentuk antibody
yang protektif, sehingga jika mengalami infeksi Hib untuk kedua kalinya, harus
tetap diberikan vaksinasi dengan vaksin Hib dengan segera. Untuk H. influezae
tipe lainnya belum ada vaksin untuk mencegahnya. Pada individu yang hidup
berdekatan dalam waktu lama dengan penderita yang terinfeksi H. influezae dapat
diberikan antibiotika untuk mencegah penularan penyakit

Anda mungkin juga menyukai