Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol,
dan Karbohidrat. Praktikum ini dilakukan dengan prinsip mengidentifikasi golongan senyawa dengan
menggunakan reaksi umum dan khusus. Pada alcohol dan fenol sampel diuji dengan pereaksi umum
yaitu reaksi diazo untuk menggolongkan yang mana termasuk dalam golongan alcohol dan yang mana
termasuk golongan fenol. Begitu juga dengan pengujian pada karbohidrat dilakukan reaksi umum
dengan reaksi Molisch.
Pada identifikasi alcohol dan fenol digunakan 10 sampel, setelah dilakukan reaksi umum yaitu
saat penambahan diazo A dan B kemudian ditambahkan NaOH terbentuk warna merah, selanjutnya saat
ditambahkan amil alcohol/eter dapat diidentifikasi golongan alkohol yaitu asam sulfanilat, sitrat,
propranolol, methanol dan etanol karena warna merah tidak tertarik ke lapisan amil alcohol/eter
sedangkan pada golongan fenol yaitu nipagin, nipasol, asam salisilat, asam sitrat, asam sulfanilat karena
adanya warna merah pada lapisan amil alcohol (tertarik).
Selanjutnya dilakukan uji spesifik terhadap masing masing golongan alcohol dan fenol. Untuk
golongan alcohol sebelum dilakukan uji spesifik dilakukan uji reaksi penggolongan terhadap pereaksi
lucas untuk membedakan alcohol primer, skunder dan tersier..
REAKSI.

Pada uji spesifik, pada golongan alcohol dilakukan uji esterifikasi asam salisilat dimana dari hasil
penambahan ini terbentuk larutan bening. Kemudian ditambahkan H2SO4 melalui dinding tabung yang
dilakukan di ruang asam. Larutan berubah menjadi sedikit keruh. Asam sulfat pekat berfungsi sebagai
katalis untuk mempercepat reaksi dimana reaksi esterifikasi cenderung berjalan lambat. Asam sulfat
akan mendonorkan H+ dan bereaksi dengan reaktan namun bersifat reversibel setelah reaksi berjalan
sempurna. Reaksi esterifikasi bersifat reversibel makan asam sulfat pekat juga berfungsi sebagai
penghidrasi yang dapat menarik air untuk mendorong reaksi ke arah kanan (produk). Kemudian tabung
reaksi dipanaskan di atas penangas air. Pemanasan disini bertujuan untuk mempercepat proses
esterifikasi karena terjadi tumbukan partikel antar molekul yang ada dalam larutan sehingga dapat
mempercepat reaksi. Setelah pemanasan, aroma yang dihasilkan dari reaksi tersebut adalah aroma
balsam dimana aroma tersebut berasal dari etil salisilat yang terbentuk
Sedangkan pada uji spesifik golongan fenol dilakukan dengan 3 macam perekasi yaitu FeCl3, Marquis
dan Mulemen
Prinsip dari reaksi pendahuluan untuk golongan ini adalah pembentukan kompleks berwarna dengan
FeCl3, pembentukan kompleks berwarna dengan pereaksi Marquis, dan pengkopelan dengan reagensia
Muhlemen. Pembentukan senyawa kompleks dengan FeCl3 dan pereaksi Marquis terjadi karena adanya
pembentukan senyawa kompleks yang terbentuk. Senyawa kompleks ini menghasilkan suatu warna yang
dapat diidentifikasi. Untuk pengkopelan dengan reagen Muhleman perlu dilakukan sehingga terbentuk
warna-warna yang khas untuk setiap sampel uji terhadap setiap reagen yang digunakan. Pertamatama
dilakukan pengujian dengan penambahan larutan FeCl3. Perubaan yang terjadi adalah terbentuk larutan
berwarna ungu kehitaman yaitu senyawa kompleks yang terbentuk adalah [Fe(OC6H5)6]-3. Ion Fe dalam
senyawa kompleks tersebut merupakan atom pusat yang merupakan atom yang menyusun struktur
dasar sehingga terbentuk senyawa kompleks. Fga
Dengan reaksi Marquis yang dilakukan dalam tabung reaksi maka akan terbentuk cincin dengan
warna tertentu, bisa warna merah, coklat, jingga, ungu, dan hijau, tergantung dari senyawa Fenol
yang mana. Pereaksi Marquis ini antara lain H2SO4 pekat dan formalin encer. Selanjutnya
Selanjutnyandi uji dengan perekasi Muhleman dengan mengamati warna yang terjadi.
REAKSI
nipagin, nipasol, asam salisilat, asam sitrat, asam sulfanilat
Selanjutnya dilakukan uji karbohidrat dengan sampel yaitu laktosa, maltose, glukosa, sukrosa,
fruktosa, dan galaktosa.

o Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji yang didasarkan pada prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi
dengan asam pekat menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi
hidroksi-metilfurfural menggunakan asam organik pekat. Pereaksi Molisch yang
terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (Sumardjo, 2006)

Semua sampel diuji dengan pereakasi molish untuk mengetahui golongan


dari suatu sampel. Setelah itu ditetesi oleh pereaksi Molisch sebanyak 3 tetes,
dimana semua tabung yang berisi laktosa, maltose, glukosa, sukrosa, fruktosa, dan
galaktosa menghasilkan warna yang sama yaitu bening keruh,. Selanjutnya pada
masing-masing tabung ditetesi larutan H2SO4. Semua tabung yang ditetesi
menghasilkan warna ungu serta terdapat cincin kemerahan pada batas diantara
pereaksi dengan larutan uji. Cincin kemerahan itu terbentuk dari reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat (asam organik pekat). Di sini H2SO4 berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini
kemudian bereaksi dengan reagen Molisch, α-naphtol membentuk cincin yang
berwarna ungu kemerah-merahan. (Rahayu Anny et al, 2005). Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa semua larutan uji mengandung kerbohidrat karena
menghasilkan warna ungu seperti teori yang disampaikan oleh Sumardjo (2006).

Selanjutnya dilakukan uji spesifik untuk mengetahui sampel yang mengandung


karbohidrat termasuk monosakarida, disakarida atau polisakarida.
o Uji Benedict
Pada Uji Benedict ini dilakukan pada larutan galaktosa dan fruktosa 0,1 M. Larutan
Benedict yang berwarna biru sebanyak 2 mL dicampurkan dengan 3 tetes larutan
galaktosa pada tabung reaksi yang pertama dan pada tabung reaksi yang satunya
lagi diisi dengan perekasi Benedict dan fruktosa dengan volume yang sama seperti
pada tabung reaksi pertama. Setelah itu kedua tabung dipanaskan di penangas air
selama 3 menit yang bertujuan untuk melepaskan O2 sehingga pada kedua larutan
tersebut terbentuk tembaga oksida (Cu2O) yang berupa endapan berwarna merah
sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Winarno (1984)

o Uji Barfoed
Uji ini memiliki prinsip yang sama seperti uji Benedict, yaitu reduksi Cu2+ menjadi
Cu+ oleh karbohidrat yang memiliki gugus aldehida dan keton bebas. Pada uji ini
larutan yang akan diuji yaitu laktosa, glukosa, dan fruktosa. Disediakan 3 tabung
reaksi, pada masing-masing tabung tersebut dimasukkan reagen Barfoed sebanyak
1 mL. Kemudian dimasukkan larutan laktosa pada tabung 1, glukosa pada tabung
2, dan fruktosa pada tabung 3, semua larutan ini dimasukkan sebanyak 1 mL. Lalu
ketiga tabung tersebut disimpan di dalam penangas air hingga ketiga larutan
tersebut berubah warna. Setelah beberapa lama terbentuk endapan berwarna merah
pada ketiga larutan tersebut. Warna merah membuktikan bahwa adanya karbohidrat
yang terkandung di dalam ketiga larutan tersebut seperti teori yang dikemukakan
Winarno (1984)

o Uji Seliwanoff
Uji ini didasarkan atas dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksi
metilfurfural dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi
membentuk senyawwa kompleks berwarna merah jingga. (Sumardjo, 2006)
Pada uji ini dilakukan terhadap larutan fruktosa. Pereaksi Seliwanoff yang
berwarna kuning dimasukkan ke dalam tabung terlebih dahulu sebanyak 3 mL. lalu
dimasukkan 3 tetes larutan fruktosa, kemudian disimpan di dalam penangas air
hingga warnanya berubah. Hasil yang didapatkan praktikan yaitu terdapat endapan
berwarna merah, di mana warna ini menunjukkan reaksi positif adanya karbohidrat
di dalam larutan tersebut (Winarno, 1984)

Anda mungkin juga menyukai