Anda di halaman 1dari 3

Analisis Paracetamol dalam Darah

Nengsri Mustika Asri/20116116/TLM-2C


Dikumpulkan tanggal : ..............
Diterima tanggal : .............
Diperiksa oleh : .............

Abstrak
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas.
Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri lainnya serta diindikasikan
juga untuk demam. Analisis paracetamol dalam darah ini bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya kandungan paracetamol dalam darah dan kadarnya. Metode yang digunakan adalah
metode spektrofotometri dimana direaksikan standar 50ppm,100ppm,200ppm,dan 400ppm
dengan plasma tanpa minum obat, kemudian ditambahkan Asam Trikloroasetat lalu
disentrifugasi untuk diambil supernatannya. Standar ini digunakan untuk pembanding untuk
sampel yang mengandung paracetamol dalam darah. Kemudian untuk sampelnya direaksikan
dengan Asam Trikloasetat dan disentrifugasi untuk diambil supernatannya. Kemudian pada
masing-masing labu takar supernatan standar dan sampel direaksikan dengan HCL 6N, NaNO
10%, Ammonium Sulfamat, NaOH, dihomogenkan dengan vortek dan ditamahkan dengan
aquadest sampai tanda batas pad alabu takar kemudian di uji pada spektrofotometer pada
panjang gelombang 450nm Dan hasil yang diperoleh konsentrasi paracetamol dalam darah
adalah 298,30 ppm.
Kata kunci : paracetamol dalam darah
Pendahuluan
1. Latar belakang
Parasetamol dikenal dengan nama lain asetaminofen merupakn turrunan para
aminofenol yang memiliki efek analgesik serupa dengan salisilat yaitu menghilangka atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral salisilat. Parasetamol merupakan
penghambat biosintetis prstaglandin yang lemah. Penggunaan parasetamol mempunyai
beberapa keuntungan dibandingkan dengan derivat asal salisilat yaitu tidak ada efek iritasi
lambung, gangguan pernafsan, gangguan keseimbangan asam basa. Penggunaan dosis tinggi
dalam waktu lama dapat menimbulkan efek samping methemoglobi dan hepatoksik.
2. Tujuan
Analisis paracetamol dalam darah bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kandungan paracetamol dalam darah.
Metode penelitian
Buat standar 1. Kedalam tab.reaksi dalam labu takar 10ml
sampel
standar

pengujian pada tiap sampel

paracetamol dengan masukan 2ml asam masukan 1ml HCL 6N +


konsentrasi 50ppm trikloroasetat + 1ml plasma 2ml NaNO2 10% + 2ml
(1),100ppm (2), atau serum, campur dan supernatan, kemudian
200ppm (3), dan sentrifuge selama 5 menit diamkan selama 2-3
400ppm (4). 1ml 2. siapkan 4 tab.reaksi menit, lalu tambahkan
dari tiap konsentrasi tambahkan 2 ml asam 2ml ammonium
terebut ditambah trikloroasetat pada masing- sulfamat + 2ml NaOH
dengan 1ml plasma masing tabung. pada tab 1. lalu homogenkan
atau serum (tanpa masukan 1ml plasma dari dengan vortex +
minum obat) standar 50ppm, begitu juga aquadest sampai tanda
pada tab.2 dg std 2, dst. batas. lalu ukur
centrifuge. absorbansinya pada tiap
sampel dengan
ambil supernatan sebanyak 2 spektrofotometerpada
ml dari hasil sampel 1 & 2 panjang gelombang
450nm
Hasil dan Pembahasan
Konsentrasi Standar Absorbansi
50 ppm 5 0,006
100 ppm 100 0,019
200 ppm 200 0,031
400 ppm 400 0,044
Sampel - 0,059
Jadi konsentrasi sampel = Standar x Absorbansi Standar = 400 x 0,044 = 298,30 ppm
Absorbansi sampel 0,054
Dari hasil terserbut didapatkan kadar paracetamol dalam darah itu ada dengan kadarnya
sebesar 298,30 ppm.
Parasetamol (Acetaminophen; N-acetyl-p-aminophenol; C8H9NO2; BM = 151) adalah
golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk
sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri lainnya serta diindikasikan juga untuk demam. Obat ini
menjadi pilihan analgesik yang relatif aman bila dikonsumsi dengan benar sesuai petunjuk
penggunaan.
Parasetamol boleh dikonsumsi tidak lebih dari 5 hari untuk anak-anak, dan 10 hari untuk
dewasa dengan dosis seperti dibawah ini :

Umur Dosis Parasetamol


3 bulan – 1 tahun 60 – 120 mg
1 – 5 tahun 120 – 250 mg
6 – 12 tahun 250 – 500 mg
Dewasa 500 – 1 g

Dosis ini boleh diulang tiap 4 – 6 jam bila diperlukan (maksimum sebanyak 4 dosis dalam 24
jam)
Parasetamol yang diberikan secara oral diserap secara cepat dan mencapai kadar serum
puncak dalam waktu 30 – 120 menit. Adanya makanan dalam lambung akan sedikit
memperlambat penyerapan sediaan parasetamol lepas lambat. Parasetamol terdistribusi dengan
cepat hampir seluruh jaringan tubuh. Lebih kurang 25% parasetamol dalam darah terikat pada
protein plasma. Waktu paruh parasetamol adalah antara 1,25 – 3 jam. Penderita kerusakan hati
dan konsumsi parasetamol dengan dosis toksik dapat memperpanjang waktu paruh zat ini.
Parasetamol diekskresikan melalui urine sebagai metabolitnya, yaitu asetaminofen glukoronid,
asetaminofen sulfat, merkaptat dan bentuk yang tidak berubah.
Banyak kesalahan dalam mengkonsumsi obat ini, karena obat digunakan secara terus
menerus untuk menghilangkan gejala rasa sakit yang timbul. Karena parasetamol merupakan
obat bebas yang digunakan secara luas oleh masyarakat, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam penggunaan yang dapat menyebabkan keracunan parasetamol cukup besar.
Penggunaan parasetamol tidak benar, maka berisiko menyebabkan efek yang tidak diinginkan.
Parasetamol dalam jumlah 10 – 15 g (20 – 30 tablet) dapat menyebabkan kerusakan serius pada
hati dan ginjal. Kerusakan fungsi hati juga bisa terjadi pada peminum alkohol kronik yang
mengkonsumsi parasetamol dengan dosis 2 g/hari atau bahkan kurang dari itu.
Keracunan parasetamol disebabkan karena akumulasi dari salah satu metabolitnya
yaitu N—acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI), yang dapat terjadi karena overdosis, pada
pasien malnutrisi, atau pada peminum alkohol kronik.
Kesimpulan
Jadi sampel uji analisis kadar paracetamol Nn. Weni (20 thn) adalah terdapatnya kadar
paracetamol dalam darahnya dengan kadar 298,30 ppm.
Daftar Pustaka
 Cemani., Itheng., 2010. Paracetamol dan Toksisitasnya, Bumi Persada, Jakarta
 Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia,Edisi IV.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
 Gandjar, I.G.,dan Rohman, A.2007.Kimia Farmasi Analisis. Cetakan II : Yogyakarta.
 http://www.catatanefi.net/2016/11/penetapan-kadar-parasetamol-dalam-darah.html
 http://www.academia.edu/11951984/MAKALAH_PARASETAMOL
 http://www.academia.edu/8807962/PENETAPAN_KADAR_PARACETAMOL_TOT
AL_SECARA_SPEKTROFOTOMETRI_VISIBEL
 http://www.academia.edu/8513188/Laporan_Praktikum_Parasetamol
 http://download.portalgaruda.org/article.php?article=377162&val=1015&title=VALI
DASI%20METODE%20ANALISIS%20UNTUK%20PENETAPAN%20KADAR%2
0PARASETAMOL%20DALAM%20SEDIAAN%20TABLET%20SECARA%20SPE
KTROFOTOMETRI%20ULTRAVIOLET

Anda mungkin juga menyukai