Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN
PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

OLEH :
NAMA : MIFTAHULJANNAH

STAMBUK : 150 2016 0050

KELAS : C3

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN : RIRIS JULIANISA

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia klinik merupakan ilmu dasar tentang proses fisiologis dan
biokimia di dalam tubuh dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
terjadi penyakit. Salah satu aspek penting dalam pelayanan laboratorium
kesehatan yaitu sebagai unit pelayanan penunjang medis, yang
diharapkan memberikan data klinik yang tinggi dan akurat mengenai
spesimen data atau sampel yang akan di teliti. Dimana dalam melakukan
pemeriksaan dalam tubuh tentunya dibutuhkan suatu spesimen dari
anggota tubuh itu sendiri. Salah satu pemeriksaan klinis yang sering
dilakukan di laboratorium kesehatan yaitu pemeriksaan SGOT dan SGPT
dengan menggunakan sampel darah serum.
SGOT dan SGPT merupakan enzim yang berperan di hati. Sebagai
organ yang paling banyak memiliki fungsi bagi tubuh maka hati teruslah
selalu diperhatikan agar bisa berjalan sesuai dengan fungsinya tanpa ada
benda asing yang membuat hati tidak dapat lagi mendetoksifikasi. Dalam
keadaan normal hati memiliki banyak fungsi dalam tubuh. Jika dalam hati
terjadi ketidak seimbangan antara pembentukan dan pengeluaran maka
hati akan mengeluarkan enzim dan dari enzim tersebutlah dapat
mengeluarkan enzim-enzim yang nantinya akan menandakan
peningkatan kadar dari SGOT dan SGPT. Oleh karena itu hati harus di
jaga baik dengan cara mengkonsumsi makanan yang sehat dan paparan
dari luar sehingga hati tetap terjaga dari toksin-toksin yang tidak dapat lagi
di terima oleh tubuh.
Adapun yang melatar belakangi laporan ini yaitu bagaimana kita
diarahkan untuk melakukan pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT dari
sampel probandus. Apakah masih mencapai batas nilai normal atau
melebihi batas. Sehingga perlu dilakukan peninjauan atau pemeriksaan
SGOT dan SGPT dalam serum agar diperoleh informasi penting
mengenai pemeriksaan, menginterpretasikan data dan cara menghitung
kadar SGOT dan SGPT unit per liternya.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

1.2 Maksud praktikum


Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum serta menginterpretasikan
kemungkinan penyakit yang diderita.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan nilai kadar
SGOT dan SGPT dalam serum darah dengan menggunakan metode
spektrofotometri.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Hati sebagai organ yang memiliki tugas utama sebagai penetral
racun ditubuh menjadikan raccun-racun yang selama ini masuk melalui
tubuh kita dari makanan atau lingkungan mampu dinetralisir oleh hati.
Organ hati yang rusak dapat mengganggu kemampuan tubuh manusia
dalam memecah sel darah merah dan toksin atau racun yang terkandung
di dalamnya (Gobel, 2018 h. 152).
Apabila terjadi kerusakan sel, enzim akan banyak keluar ke ruang
ekstra sel dank e dalam aliran darah. Pengukuran konsentrasi enzim
didalam darah dengan uji SGPT dapat memberikan informasi penting.
Mengenai tingkat gangguan fungsi hati, aktivitas SGPT di dalam hati
dapat di deteksi meskipun dalam jumlah sangat kecil (Kahar, 2017 h. 39).
Hati merupakan organ padat terbesar yang terletak di rongga perut
bagian kanan atas. Hati secara luas dilindungi oleh iga-iga. Organ ini
mempunyai peran penting di dalam tubuh karena merupakan regulator
dari semua metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Tempat sintesa
dari berbagai komponen protein, pembekuan darah, kolesterol, ureum dan
zat lain yang sangat vial. Selain itu, hati juga merupakan tempat
pembentukan dan penyaluran asam empedu serta pusat pendektosifikasi
racun dan penghancuran (degradasi) hormone steroid seperti estrogen
(Kahar, 2017 h. 39).
Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya
terdapat dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara
pembentukan dan penguraian enzim. Beberapa diantara enzim tersebut
dapat dijadikan sebagai parameter kerusakan hati. Apabila trjadi
kerusakan selatau peningkatan permeabilitas membrane sel, enzim akan
banyak keluar ke ruang ekstra sel dan ke dalam aliran darah sehingga
dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu diagnostik peyakit
tertentu. Pemeriksaan enzim yang biasa dilakukan untuk diagnosis
kerusakan hati adalah AST dan ALT (Apriana, 2015 h. 141)

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

Detoksifikasi dalam hati melibatkan kedua enzim tersebut hingga


meningkatnya aktivitas atau kadar enzim-enzim tersebut digunakan
sebagai indikator kerusakan hati. Peningkatan aktivitas atau kadar SGOT
dan SGPT terjadi sebagai akibat pelepasan enzim tersebut secara
intraseluler ke dalam darah sebagai akibat nekrosis hepatosit atau
kerusakan hati yang bersifat akut. Hepatosis kedua enzim tersebut juga
diproduksi dalam hepatosit menggunakan kedua enzim tersebut untuk
metabolisme asam amino dan memproduksi protein (Firdaus, 2017 h.
109).
Enzim ALT merupakan enzim yang terdapat pada sitosol hati dan
terlibat dalam glukoginesis, meningkatnya aktivitas enzim ALT dalam
darah terutama disebabkan oleh kerusakan sel hati dan sel otot rangka.
Kerusakan sel hati diawali dengan perubahan permeabilitas membrane
yang diikuti dengan kematian sel. Enzi mini berperan dalam mengkatalis
pemindahan gugus amino dari alanine ke alfa-ketoglutarat membentuk
asam glutamate dan asam piruvat. Pada gangguan sel hati dan rigan
maka enzim sitoplasma akan merembes ke dalam serum terutama enzim
ALT. Oleh karena itu, aktivitas enzim ALT bersifat khas dan spesifik
terhadap kerusakan sel hati sehingga sangat cocok sebagai tes untuk
menentukan adanya gangguan fungsi hati walaupun derajat ringan
(Apriana, 2015 h. 141).
Pada kerusakan hati yang semakin besar, kadar SGOT dan SGPT
umumnya tidak memperlihatkan peningkatan, bahkan dapat menurun
akibat kerusakan sel-sel hepatosit yang sudah semakin meluas, sehingga
produksi enzim tidak bertambah. Pada tingkat kerusakan yang luas dan
parah ketersediaan enzim menjadi rendah akibat kemampuan sel hati
mensintesis enzim tersebut sudah berkurang (Andayani et all, 2016 h. 66).
Konsentrasi enzim ALT yang tinggi terdapat pada hati. ALT juga
terdapat pada jantung, otot dan ginjal. ALT lebih banyak terdapat dalam
hati dibandingkan jaringan otot jantung dan lebih spesifik menunjukkan
fungsi hati daripada AST. ALT berguna untuk mendiagnosa penyakit hati

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

dan memantau lamanya pengobatan penyakit hepatic, sirosis posneurotik


dan efek hepatotoksik obat. Nilai normal : 5-35 U/L (Kemenkes, 2011 h.
58).
Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada penyakit hepatoseluler,
sirosis aktif, obstruksi bilier dan hepatitis. Banyak obat dapat
meningkatkan kadar ALT. Nilai peningkatan yang signifikan adalah dua
kali lipat dari nilai normal. Nilai juga meningkat pada keadaan : obesitas,
preeklamsi berat, acute lymphoblastic leukemia (ALL) (Kemenkes, 2011 h.
58).
AST adalah enzim yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi,
ditemukan di jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, limfa, pancreas dan
paru-paru. Penyakit yang menyebabkan perubahan, kerusakan atau
kematian sel pada jaringan tersebut akan mengakibatkan terlepasnya
enzim ini ke sirkulasi. Nilai normal : 5-35 U/L (Kemenkes, 2011 h. 59).
Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada penyakit hati,
pankreatitis akut, trauma, amenia hemolitik akut, penyakit ginjal akut, luka
bakar parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya : isoniazid,
eritromisin, kontrasepsi oral. Penurunan kadar AST dapat terjadi pada
pasien asidosis dengan diabetes mellitus (Kemenkes, 2011 h. 59).
Aspartat amino transferase (ASAT/AST) mengkatalis transaminase
dari L-aspartate dan 2-oxoglutarate membentuk L-glutamate dan
oxaloacetate). Oxaloacetate direduksi menjadi L-milate oleh enzim malate
dehydrogenase (MDH) dan nicomamide Adenin denodeotide 9 NADH)
teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi berbanding
lurus dengan aktifitas AST dan diukur secara fotometrik pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm (Santhi, 2017 h.
23).
Penambahan pyrodixal-5-phospate (P-5-P) mentabilkan aktivitas
transaminase dan menghindari nilai-nilai palsu rendah dalam sampel
mengandung P-5-P, endogen cukup, misalnya dari pasien dengan infark
miokard, penyakit hati, dan pasien perawatan intensif (Santhi, 2017 h. 24).

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

2.2 Uraian Bahan


1. Aquadest (Ditjen POM, 1979 h. 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus Struktur :H–O–H
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Zat pelarut
2. Komposisi Reagen
a. Reagen SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) (Anonim,
2019 h. 16)
 Reagen 1

TRIS pH 7,65 110 mmol/L

L-aspartat 320 mmol/L

MDH (Malat dehidrogenase) ≥ 800 U/L

LDH (Laktat dehidrogenase) ≥ 1200 U/L

 Reagen 2
2 – oksoglutarat 65 mmol/L
NADH 1 mmol
 Pridoksal 5 – fosfat FS
Buffer yang baik pH 9,6 100 mmol/L
Piridoksal – 5 – fosfat 13 mmol/L
b. Reagen SGPT (serum glutamic piruvat transaminase). (Anonim,
2019 h. 18)
 Reagen 1
TRIS pH 7,15 140 mmol/L
L – alanin 700 mmol/L
LDH (Laktat dehidrogenase) ≥ 2300 U/L

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

 Reagen 2
2 – oksoglutarat 85 mmol/L
NADH 1 mmol/L
 Piridoksal 5 – fosfat FS
Buffer yang baik pH 9,6 100 mmol/L
Piridoksal – 5 – fosfat 13 mmol/L
2.3 Uraian Sampel
Komponen Plasma Darah (Sloane, 2003 h. 219)
1. Proten plasma : 70 %
a. Albumin : 55-60 %
- Koloid : 100 nm - 1 nm
- Tekanan Osmotik
b. Globulin : 30 %
- Alfa dan beta globulin
- Gamma globulin
c. Fibrinogen :4%
2. Plasma juga mengandung nutrient, gas darah, elektrolit, mineral,
hormone, vitamin, dan zat-zat sisa.
2.4 A. Prosedur kerja SGOT (Anonim, 2019 h. 17)
1. Penyiapan serum
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge.
c. Disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm.
d. Diambil serum darah
e. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Pengukuran absorban blanko
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 100 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan.
c. Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT dan diinkubasi selama 5
menit pada suhu 370 C.
d. Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

e. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan


spektrofotometer .
3. Pengukuran absorban sampel
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 100 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan.
c. Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT.
d. Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370 C.
e. Ditambahkan 250 µl reagen SGOT, dihomogenkan.
f. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan
spektrofotometer.
g. Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4
h. Dicatat nilai absorbansinya.
Perhitungan :
(𝐴1−𝐴2) +(𝐴2−𝐴3)+ (𝐴3−𝐴4)
SGOT = x 2,143 (U/L)
3

B. Prosedur kerja SGPT (Anonim, 2019 h. 19)


1. Penyiapan serum
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge.
c. Disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm.
d. Diambil serum darah
e. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Pengukuran absorban blanko
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 100 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan.
c. Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGPT dan
d. Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370 C.
e. Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGPT, dihomogenkan.
f. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan
spektrofotometer .

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

3. Pengukuran absorban sampel


a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 100 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan.
c. Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGPT.
d. Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370 C.
e. Ditambahkan 250 µl reagen SGPT, dihomogenkan.
f. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan
spektrofotometer.
g. Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4
h. Dicatat nilai absorbansinya
Perhitungan :
(𝐴1−𝐴2) +(𝐴2−𝐴3)+ (𝐴3−𝐴4)
SGPT = x 2,143 (U/L)
3

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat praktikum yang digunakan dalam praktikum ini adalah
botol semprot, kuvet, mata mikropipet, mikropipet, pipet tetes, rak tabung
reaksi, sentrifuge, spektrofotometer, tabung reaksi, tabung sentrifuge, vial.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan praktikum yang digunakan dalam praktikum ini adalah
aquadest, aluminium foil, reagen SGOT dan SGPT (R1 dan R2) dan
sampel serum darah.
3.3 Cara Kerja
A. Pemeriksaan SGOT
1. Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan, kemudian dimasukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge. Disentrifuge selama ± 15 menit pada
kecepatan 6000 rpm, lalu diambil serum darah kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan, dipipet 300 µL aquadest ke dalam
kuvet, dihomogenkan. Lalu ditambahkan 2400 µL reagen 1 SGOT,
kemudian diinkubasi selama 1 menit pada suhu 37°C. Ditambahkan
600 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan. Diinkubasi lagi selama 11
menit 30 detik. Dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang
340 nm dengan spektrofotometer. Dicatat nilai absorbansinya.
3. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan, dipipet 300 µL serum ke dalam
kuvet, dihomogenkan. Ditambahkan 2400 µLreagen 1 SGOT, lalu
diinkubasi selama 1 menit pada suhu 37°C. Ditambahkan 600 µL
reagen 2 SGOT, dihomogenkan. Diinkubasi lagi selama 11 menit 30
detik. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang
340 nm dengan spektrofotometer. Diukur lagi absorbansinya pada
menit ke-2, ke-3, dan ke-4 dan dicatat nilai absorbansinya.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM
(𝐴1−𝐴2)+(𝐴2−𝐴3)+(𝐴3−𝐴4)
SGOT = x 1746 (U/L)
3

B. Pemeriksaan SGPT
1. Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan, dimasukkan darah ke dalam tabung
sentrifuge. Disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm,
lalu diambil serum darah dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan, dipipet 300 µL aquadest ke dalam
kuvet, dihomogenkan. Ditambahkan 2400 µL reagen 1 SGPT dan
diinkubasi selama 1 menit pada suhu 37°C. kemudian ditambahkan 600
µL reagen 2 SGPT, dihomogenkan. Diinkubasi lagi selama 11 menit 30
detik. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 340 nm dengan
spektrofotometer.
3. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan, dipipet 300 µL serum ke dalam kuvet,
dihomogenkan. Ditambahkan 2400 µL reagen 1 SGPT dan diinkubasi
selama 1 menit pada suhu 37°C. Ditambahkan 600 µL reagen 2 SGPT,
dihomogenkan. Diinkubasi lagi selama 11 menit 30 detik. Diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 340 nm dengan
spektrofotometer. Kemudian diukur lagi absorbansinya pada menit ke-
2, ke-3, dan ke-4 dan dicatat nilai absorbansinya.
(𝐴1−𝐴2)+(𝐴2−𝐴3)+(𝐴3−𝐴4)
SGPT = x 1746 (U/L)
3

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Tabel Pengamatan
1. Pemeriksaan SGOT

Klp Absorbansi Sampel Nilai (U/L)


A1 A2 A3 A4
1 0,020 0,002 -0,010 -0,020 23, 279
2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0
4 -0, 252 -0,301 -0,301 0 -146,664
2. Pemeriksaan SGPT

Klp Absorbansi Sampel Nilai (U/L)


A1 A2 A3 A4
1 0, 275 0, 264 0, 260 0, 256 10,476
2 -0,073 -0,082 -0,086 -0,089 9,312
3 -0,021 -0,026 -0,033 -0,038 9,894
4 0 0 0 0 0

4.2 Pembahasan
SGPT dan SGOT merupakan enzim enzim yang ada di dalam hati,
yang dibuat oleh hati. Enzin-enzim ini merupakan enzim terbanyak atau
paling dominann dihati. Adapun fungsi lain yaitu untuk metabolisme
protein. Akan tetapi ketika sel mengalami kerusakan maka enzim tersebut
bocor masuk ke dalam aliran darah dan membuat kadar dari keduanya
meningkat di dalam darah.
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk menentukan nilai
kadar SGOT dan SGPT dalam serum darah dengan menggunakan
metode spektrofotometri.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

Dalam praktikum pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum ini


digunakan metode spektrofotometri. Dimana metode pemeriksaan ini
mempunyai tingkat kesalahan yang kecil sehingga cocok sebagai standar
pemeriksaan. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
serum darah. Dimana hasil dari sentrifuge diambil terlebih dahulu dalam
bentuk supernatan setelah itu dimasukkan ke dalam spektro.
Sebelum itu perlu kita ketahui bahwa serum jika disimpan dalam
keadaan dibiarkan diruang terbuka lama kelamaan akan membentuk
gumpalan atau menggumpal atau dengan kata lain akan membeku
sehingga untuk mengatasi masalah ini ditambahkan koagulan agar
sampel tersebut bisa digunakan. Selain ditambahkan dengan koagulan
sekarang wadah penyimpanan sampel darah masing-masing sudah di
desain dengan adanya antikoagulan dalam wadah. Sehingga tidak perlu di
takutkan lagi jika darah disimpan dalam waktu yang lama.
Adapun hasil yang diperoleh dari pemeriksaan ini sudah sesuai
dengan literatur dimana diperoleh data hasil praktikum kadar serum darah
probandus yaitu kadar SGOT sebanyak 23,279 U/L dan kadar SGPT
sebanyak 10,476 U/L. Dimana kadar dari SGOT dan SGPT masih masuk
dalam konsentrasi standar yaitu nilai range normal untuk wanita pada
suhu 370 C yaitu dengan nilai 10-50 U/L. Adapun faktor kesalahan yang
mungkin terjadi karena kurangnya ketelitian dari praktikkan sehingga
menyebabkan kesalahan perhitungan maupun dari interpretasi datanya.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun hasil dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa kadar
trigliserida dan HDL dalam serum sudah sesuai dengan literatur dimana
kadar SGOT sebanyak 23,279 U/L dan kadar SGPT sebanyak 10,476
U/L. Sehingga dapat dikatakan serum darah probandus dalam keadaan
normal.
5.2 Saran
Sebaiknya alat-alat dan bahan yang digunakan lebih dilengkapi lagi
saat praktikum, agar pada saat praktikum pengerjaannya lebih lancar dan
tidak ada hambatan.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, Laboratorium Kimia Farmasi,


Makassar.

Andayani, PL et all, 2016, Determinasi Pemberian Sukrosa Terhadap Kadar


dan SGOT Tikus Galur Wistar Sebagai Indikator Fungsi Hati,
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta.

Apriana, AD, 2015, Pengaruh Lama Paparan CO Terhadap kadar ALT,


Universitas Lampung, Lampung.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen kesehatan RI,
Jakarta.

Firdaus, IM, 2017, Diabetes dan Rumput Laut Cokelat, UB Press, Malang.

Gobel, CY, 2018, Sistem Pakar Penyakit Liver Menggunakan K-Nearest


Neighbors Algoritm Berbasis Website, STMIK Ichsan, Gorontalo.

Kahar, H, 2017, Pengaruh Hemolisis Terhadap Kadar Serum Glutamate


Pyruvate Transminase (SGPT) Sebagai Salah Satu Parameter Fungsi
Hati, Universitas Airlangga, Surabaya.

Kemenkes, 2011, Pedoman Interpretasi Data Klinik.

Santhi, DD, 2017, Diktat Paktikum Kimia Klinik Erba Mannheim, Universitas
Udayana, Bali.

Sloane, E, 2003, Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula, EGC, Jakarta.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

LAMPIRAN

Lampiran I. Skema Kerja

A. Pemeriksaan SGOT/AST
1) Penyiapan serum
Siapkan alat dan bahan

Masukkan darah ke dalam tabung sentrifuge

Sentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm

Ambil serum darah

Masukkan ke dalam tabung reaksi


2) Pengukuran absorban blanko
Siapkan alat dan bahan

Pipet 300 µL aquadest ke dalam kuvet

Tambahkan 2400 µL reagen 1 SGOT, homogenkan

Inkubasi pada suhu 37 °C selama 1 menit

Tambahkan 600 µL reagen 2 SGOT, homogenkan

Inkubasi lagi pada suhu 37 °C selama 11 menit 30 detik

Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

gelombang 340 nm
3) Pengukuran absorban sampel
Siapkan alat dan bahan

Pipet 300 µL serum ke dalam kuvet

Tambahkan 2400 µL reagen 1SGOT, homogenkan

Inkubasi pada suhu 37 °C selama 1 menit

Ditambahkan 600 µL reagen 2 SGOT, homogenkan

Inkubasi lagi pada suhu 37 °C selama 11 menit 30 detik

Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang


340 nm

Ukur lagi absorbannya pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4

Catat hasil absorbansinya

B. Pemeriksaan SGPT/ALT
1) Penyiapan serum
Siapkan alat dan bahan

Masukkan darah ke dalam tabung sentrifuge

Sentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

Ambil serum darah

Masukkan ke dalam tabung reaksi


2) Pengukuran absorban blanko
Siapkan alat dan bahan

Pipet 300 µL aquadest ke dalam kuvet

Tambahkan 2400 µL reagen 1 SGPT, homogenkan

Inkubasi pada suhu 37 °C selama 1 menit

Tambahkan 600 µL reagen 2 SGPT, homogenkan

Inkubasi pada suhu 37 °C selama 11 menit 30 detik

Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang


gelombang 340 nm
3) Pengukuran absorban sampel
Siapkan alat dan bahan

Pipet 300 µL serum ke dalam kuvet

Tambahkan 2400 µL reagen 1 SGPT, homogenkan

Inkubasi pada suhu 37 °C selama 1 menit

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

Ditambahkan 600 µL reagen 2 SGPT, homogenkan

Inkubasi lagi pada suhu 37 °C selama 11 menit 30 detik

Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang


340 nm

Ukur lagi absorbannya pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4

Catat hasil absorbansinya

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

Lampiran II. Perhitungan SGOT dan SGPT

Kelompok 1
(0,275−0,264)+(0,264−0,260)+(0,260−0,256)
SGPT = x 1746 (U⁄L) = 10,476 U⁄L
3

(0,020−0,002)+(0,002−(−0,010))+((−0,010)−(−0,020)
SGOT = x 1746 (U⁄L) = 23, 279 U⁄L
3

Kelompok 2
(−0,073−(−0,082))+(−0,082−(−0,086))+(−0,086−(−0,089)
SGPT = x 1746 (U⁄L) = 9,312 U⁄L
3

SGOT = 0

Kelompok 3
(−0,021−(−0,026))+(−0,026−(−0,033))+((−0,033)−(−0,038)
SGPT = x 1746 (U⁄L) = 9,894 U⁄L
3

SGOT = 0

Kelompok 4

SGPT = 0
(−0,252−(−0,301))+(−0,301−(−0,301))+((−0,301)−0)
SGOT = x 1746 (U⁄L)=-146,664 U⁄L
3

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA


PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM

Lampiran III. Gambar

1 2 3 4 5

SGPT

HASIL SENTRIFUGE SAMPEL SERUM


SGOT

MIFTAHULJANNAH (15020160050) RIRIS JULIANISA

Anda mungkin juga menyukai