Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui prinsip kerja isolasi DNA Human papillomavirus (HPV) dari
sampel serviks
Untuk mengetahui cara kerja isolasi DNA Human papillomavirus (HPV) dari sampel
serviks
Untuk mengetahui prinsip kerja elektroforesis DNA Human papillomavirus (HPV)
dari sampel serviks
Untuk mengetahui cara kerja elektroforesis DNA Human papillomavirus (HPV) dari
sampel serviks
DASAR TEORI
Human papillomavirus atau HPV adalah virus yang dapat menyebabkan
tumbuhnya kutil di berbagai bagian tubuh. Virus ini hidup pada sel-sel kulit dan
memiliki lebih dari 100 jenis. Ada sekitar 60 jenis HPV penyebab kutil yang biasanya
menginfeksi bagian-bagian tubuh seperti kaki dan tangan, sementara 40 lainnnya
memicu munculnya kutil kelamin. Tidak semua HPV dapat menyebabkan kanker.
Namun ada beberapa jenis HPV yang berbahaya, seperti HPV 16 dan HPV 18,
berpotensi besar memicu terjadinya kanker serviks. WHO (World Health
Organisation) memperkirakan sekitar 70% kanker serviks disebabkan oleh kedua
jenis HPV tersebut.
Sebagian besar penularan HPV terjadi akibat adanya sentuhan langsung kulit
ke kulit dengan pengidap. Demikian pula dengan benda yang terkontaminasi virus
HPV. Hubungan seksual juga termasuk salah satu sarana penularan virus ini pada
kelamin. Misalnya melalui kontak langsung dengan kulit kelamin, membran
mukosa, pertukaran cairan tubuh, serta seks oral atau anal.
Di dalam sel terdapat asam nukleat, yaitu DNA dan RNA. DNA merupakan
materi genetic yang mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses
metabolisme dalam setiap organisme. Molekul DNA terdapat di luar inti sel ini terikat
membentuk kromosom. Dapat ditemukan di nucleus, mitokondria, kloroplas, dan
plasmid (bakteri). DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap
yang tersusun rantai ganda (double helix) DNA akan terurai menjadi untai tunggal
(single helix).
Isolasi DNA adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA
murni, yaitu bebas dari protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan. Pada proses
isolasi DNA ini, sel eukariotik harus dihancurkan terlebi dahulu melalui cara mekanik
dan enzimatik. Hal ini disebabkan membrane sel dari membrane inti sebagian besar
tersusun atas lipid.
Prinsip kerja isolasi DNA yang harus diperhatikandan dilakukan dengan benar
yaitu, (1) Pemecahan dinding sel atau jaringan yang DNA-nya akan di isolasi.
Pemechan dinding sel yang sering dilakukan adalah dengan menggunkan bahan
kimia. Sel dirusak dengan buffer lysis yang mengandung senyawa kimia yang dapat
merusak interitas barrier dinding sel. Senyawa kimia yang umumnya digunakan
adalah lysosim, EDTA (Ethylen Diamine Tetra Asetat), Tris-Cl, atau detergen SDS
(Sodium Deodecyle Sulphate). (2) Pemisahan DNA dari debris sel yaitu RNA dan
protein agar diperoleh DNA yang murni, dengan membuang atau memisahkan
pengotor DNA dengan etanol dinngin. Pemurnian DNA dari debris sel juga dapat
dilakukan dengan menggunakan bahan kimia (fenol, kloroform, isopropanol, isoamyl
alcohol). Pemurnian DNA dari kontaminan protein dapat dilakukan dengan
menggunakan enzim protease yaitu Pronase atau proteinase K, dan kontaminan RNA
dengan menggunakan RNAse. (3) Presipitasi akhir DNA dapat dilakukan dengan
menggunakan etanol dingin dibawah kondisi ionic yang kuat. Dan di cuci dengan
EtOH 70%. Pellete DNA dilarutkan dengan buffer TE atau ddH2O steril.
Setelah melakukan proses isolasi DNA, kemudian melakukan proses
elektroforesis. Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan
memurnikan suatu makromolekul asam nukleat berdasarkan perbedaan ukuran dengan
prinsip kerja muatan listrik.
Prinsip kerja elektroforesis adalah berdasarkan pergerkan partikel-partikel
bermuatan negative (anion) dalam hal tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub
positif (anode), sedangkan partikel-partikel bermuatan positif (kation) akan bergerak
menuju kutub negatif (anode). Elektroforesis digunakan untuk mengamati hasil
amplifikasi dari DNA. Hasil elektroforesis yang terlihat adalah terbentuknya band
yang merupakan fragmen DNA hasil amplifikasi dan menunjukkan potongan-
potongan jumlah pasangan basanya.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat dan Bahan Isolasi DNA Human papillomavirus (HPV)
Alat :
- Micropipet 10, 100, dan 1000 µl
- Rak tabung
- Centrifuge
- Vortex
- Inkubator 56oC
- Waterbath
Bahan :
- Sampel swab HPV
- 1.5 ml Microtube
- Microtips kuning dan biru
- Phospat buffer saline (PBS)
- Buffer AL
- Protease
- QIAamp Mini spin column
- Collection tube 2 ml
- Etanol dingin 96-100%
- Buffer AW1
- Buffer AW2
- Buffer AE
CARA KERJA
Hasil
A. Hasil Isolasi DNA Human papillomavirus (HPV)
Pembahasan
Hasil praktikum menunjukkan hasil isolasi DNA HPV menggunakan sampel
serviks pada kelompok B4 menghasilkan pita DNA yang tipis.
Kesimpulan
Hasil isolasi DNA HPV dengan menggunakan sampel serviks belum dapat
dipastikan, sehingga harus dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu dengan
menggunakan PCR.
Referensi
Modul diagnostic molekuler tentang isolasi DNA
Modul diagnostic molekuler tentang elektroforesis DNA
Setiawati, D. (2014). Human Papilloma Virus Dan Kanker Serviks. Public Health
Science, 450–459.
https://biologicallytested.wordpress.com/2010/01/29/elektroforesis-pcr/