Anda di halaman 1dari 34

PENGOLAHAN FERMENTASI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat di zaman sekarang ini yang katanya masyarakat modern,

kiranya lebih menyukai bentuk keinginan dan kebutuhan instan. Artinya

masyarakat tidak mau bersusah payah dalam sekedar mengganjal perut.

Misalnya, pada pagi hari kita mau berangkat kerja atau berangkat kuliah

meraka lebih memilih membeli roti, atau sekedar memasak mie instan yang

lebih cepat dan praktis dimakan dari pada memasak nasi/lauk dulu.

Pertanyaannya, apakah makanan yang praktis dan siap saji menjamin

kesehatan kita. Bagaimana efek/dampak kesehatan masa tua kita ketika

selalu mengkonsumsi makanan tersebut.

Oleh karenanya kita semua harus waspada terhadap makanan siap

saji. Karena beberapa ahli kesehatan berpendapat bahwa makanan ini

bahwasanya mengandung berbagai pengawet dan beragam jenis yang

sangat bahaya dalam tubuh. Sudah barang tentu makanan yang terlalu

banyak mengandung pengawet akan sebagai toksik/racun dalam

metabolisme tubuh kita.

Fermentasi memiliki daya cerna yang tinggi sehingga mudah diserap

dan dicerna oleh tubuh. Dan proses pembuatan atau bahan-bahan yang

terkandung di dalam nya.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

Oleh karenanya begitu banyak manfaat mikroorganisme dalam

beberapa jenis makanan dan minuman misalnya fermentasi seperti tempe,

kecap, tauco, sosis, keju, bier, anggur dan sebagainya telah sejak lama

dikenal melengkapi menu makanan atau minuman sehari-hari. Makanan

dan minuman tersebut diolah secara fermentasi dengan menggunakan

kemampuan mikroba.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu :

1. Berapa ketebalan dan berat nata yang dihasilkan dari buah jeruk Sunkist

2. Berapa pH yang dihasilkan dari pembentukan kombucha ?

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan

memahami prosedur fermentasi dengan menggunakan starter tertentu dan

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi.

D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari pecobaan ini adalah untuk memproduksi nata

dan kombucha sebagai hasil fermentasi dari sari buah jeruk Sunkist (Citrus

sinensis) dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum dan bakteri

Saccharomices cerevisiae.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

E. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat

mengetahui cara-cara pembuatan nata dan kombucha dengan

menggunakan sari buah jeruk sunkist (Citrus sinensis) dengan bantuan

bakteri Acetobacter xylinum dan bakteri Saccharomices cerevisiae.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Mikroorganisme ada yang terdiri dari satu sel atau bersifat uniseluler

dan ada pula yang bersifat multiseluler atau banyak sel. Sehingga bila hanya

terdiri atas satu sel, maka semua tugas hidup dibebankan atas sel tersebut.

Dengan demikian bahwa mikroorganisme yang terdiri atas satu sel, maka

tugas metabolismenya sangat kompleks karena semua tugas tersebut

dibebankan atas sel tersebut (Natsir, 2006).

Mikroorganisme dapat bersifat patogen, yang berarti dapat

menimbulkan penyakit dan ada pula yang dapat menghasilkan racun dan

ada pula yang dapat menguraikan zat-zat pada sediaan-sediaan

farmasi,makanan, minuman dan lain sebagainya (Natsir, 2007).

Nata berasal dari bahasa Spanyol yaitu nadar yang berarti berenang.

Dugaan lain, kata ini berasal dari bahasa latin yaitu natare, yang berarti

terapung apung. Yang jelas nata memang terapung-apung seperti sedang

berenang dalam baki fermentasi. Wujudnya berupa sel berwarna putih

hingga abu-abu muda, tembus pandang,dan teksturnya kenyal seperti

kolang kaling (daging buah enau muda). Nata agak berserat dalam keadaan

dingin dan agak rapuh pada saat panas. Nata merupakan makanan rendah

kalori dan mempunyai kadar serat yang tinggi sehingga sangat

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

memungkinkan untuk dikembangkan sebagai makanan diet bagi penderita

diabetes mellitus dan obesitas (Budiarti, 2008).

Berdasarkan dasar tesebut, maka mikroorganisme merupakan suatu

specimen yang ideal untuk meneliti berbagai proses dasar. Pengujian

sterilisasi sediaan farmasi sangat erat hubungannya dalam bidang

mikrobiologi dan sterilisasi. Berdasarkan teori pertumbuhan dan

perkembangan mikroorganisme, maka mikroorganisme mempunyai

pertumbuhan dan perkembangan sangat cepat, apabila media tempat

tumbuh memenuhi syarat dan penyediaan semua nutriftif yang dibutuhkan

oleh suatu mikroorganisme (Natsir, 2007).

Dalam proses mikrobiologi, fermentasi di lakukan oleh mikrobia yang

menghasilkan atau mempunyai enzim yang sesuai dengan proses tersebut.

Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi digolongkan menjadi dua

macam, yaitu sebagai berikut (Rukmana, 2007) :

1. Fermentasi alkoholis, yaitu fermentasi yang menghasilkan alkohol

sebagai produk akhir disamping produk lainnya. Misalnya pada

pembuatan wine, cider, dan tape

2. Fermentasi non-alkoholis, yaitu fermentasi yang tidak menghasilkan

alkohol sebagai produk akhir selain bahan lainnya. Misalnya pada

pembuatan tempe, antibiotika, dan lain-lain.

Secara umum fermentasi merupakan perubahan kimiawi dari

senyawa-senyawa organik oleh enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

Mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi ini terutama dari

golongan khamir (yeast), kapang (fungi) dan bakteri. Fermentasi berbagai

bahan makanan dan minuman dapat melibatkan satu macam atau beberapa

mikroorganisme yang bekerja secara simbiotik (Aditiwati, 2003).

Nata adalah lapisan polisakarida ekstraseluler (selulosa) yang

dibentuk oleh kumpulan sel bakteri pembentuk kapsul. Lapisan ini

mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada

bagiann permukaan cairan (nata tidak akan tumbuh di dalam cairan). Nata

dikenal sebagai salah satu produk makanan fermentasi yang berbentuk

gelatin seperti agar – agar atau kolang- kaling yang dapat dipakai sebagai

bahan pengisi es krim, pencampur fruit cocktail, dan yoghurt (Rizal dkk,

2013).

Mikroba yang aktif dalam pembuatan nata adalah bakteri pembentuk

asam asetat yaitu Acetobacter xylinum. Mikroba ini dapat merubah gula

menjadi selulosa. Jalinan selulosa inilah yang dapat membuat nata terlihat

putih (Rizal dkk, 2013).

Bakteri Acetobacter xylinum mampu mengoksidasi glukosa menjadi

asam glukonat dan asam organik lain pada waktu yang sama. Selain itu

dapat mensintesis glukosa menjadi polisakarida atau selulosa berupa serat-

serat putih, yang terbentuk secara bertahap dari lapisan tipis pada awal

fermentasi hingga mencapai ketebalan sekitar 12 mm pada akhir

fermentasi, kemudian disebut sebagai nata (Aditiwati, 2003).

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

Proses terbentuknya nata. Sel – sel Acetobacter xylinum menyedot

glukosa dari larutan gula dan menggabungkannya dengan asam lemak,

membentuk suatu precursor pada jaringan sel bersama enzim

mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa diluar sel Acetobacter xylinum.

Aktivitas pembentukan nata hanya terjadi pada kisaran pH antara 3,5 - 7,5.

Kualitas nata terbaik dan terbanyak mencapai pada pH 5,0 dan 5,5 dalam

media air kelapa dan pada suhu kamar. Kualitas dan jumlah terbanyak

dihasilkan pada media air kelapa yang mempunyai pH 4,5 dan kondisi pH

optimum untuk pembentukan nata terjadi pada pH 4,0 pada media air

kelapa (Rizal dkk, 2013).

Pembentukan selulosa ekstraseluler hasil sintesis Acetobacter

xylinum merupakan hasil konversi gula dan sumber karbon lainnya.

Pembentukan nata terjadi karena proses pengambilan glukosa dari larutan

gula atau medium yang mengandung glukosa oleh sel-sel Acetobacter

xylinum. Glukosa tersebut digabungkan dengan asam lemak membentuk

prekursor pada membrane sel. Prekursor ini dikeluarkan dalam bentuk

ekskresidan bersama enzim mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa

diluar sel (Budiarti, 2008).

Teh kombucha telah lama dikenal dalam berbagai variasi baik dari

jenis teh, starter kombucha maupun proses pembuatannya. Komposisi teh

kombuca terutama polyfenol, menjadikan minuman ini sebagai minuman

fungsional untuk anti oksidan. Kultur kombucha merupakan kerjasama

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

simbiotik dari ragi dan bakteri yaitu Acetobacter xylinum dan yeast yaitu

Saccharomyces cereviseae, Saccharomyces ludwigii, Saccharomyces

bisporus, Zygosaccharomyces sp dan beberapa jenis khamir (Torolupsis sp)

(Malbasa dkk, 2008).

Dengan waktu fermentasi yang lama dimungkinkan membentuk

komposisi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum fermentasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi teh kombucha

terutama polyfenol dari waktu fermentasi yang berbeda yaitu 1dan 2

minggu fermentasi pada empat jenis ekstrak teh hijau lokal dengan

pembanding (kontrol) teh hitam untuk memperoleh teh kombucha sebagai

minuman fungsional untuk anti oksidan (Susilowati, 2013).

Lama fermentasi dipengaruhi Oleh faktor-faktor yang secara

Langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap proses fermentasi.

Ada banyak factor yang mempengaruhi fermentasi antara lain substrat,

suhu, pH, oksigen, dan mikroba yang digunakan (Azizah, 2012).

Nutrient Yang paling dibutuhkan oleh mikroba baik untuk tumbuh

maupun untuk menghasilkan produk fermentasi adalah karbohidrat.

Karbohidrat Merupakan sumber karbon yang berfungsi sebagai penghasil

energy bagi mikroba, sedangkan nutrient lain seperti protein dibutuhkan

dalam jumlah lebih sedikit daripada karbohidrat (Azizah, 2012).

Saccharomyces cerevisiae memliki kisaran suhu pertumbuhan antara

20-30°C. Saccharomyces cerevisiae akan tumbuh optimal dalam kisaran

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

suhu 30-35°C Dan puncak produksi alkohol dicapai pada suhu 33°C. Jika

Suhu terlalu rendah, maka fermentasi akan berlangsung secara lambat dan

sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka Saccharomyces cerevisiae akan

mati sehingga proses fermentasi tidak akan berlangsung (Azizah, 2012).

B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Ditjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Sinonim : Air suling, aquadest

RM/BM : H2O / 18,02

RM : H–O–H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbautidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut.

2. Asam asetat (Ditjen POM, 1979 : 647)

Nama resmi : ACIDUM ACETICUM

Nama sinonim : Asam asetat, Cuka

RM / BM : CH3COOH / 60,05

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk,

rasa asam, tajam.

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)

P dan dengan gliserol P.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam

3. Gula (Ditjen POM, 1979 : 725)

Nama resmi : SAKAROSA

Nama sinonim : Gula

RM / BM : C12H22O11 / 342,20

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau massa hablur, atau

serbuk warna putih, tidak berbau atau rasa

manis

Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370

bagian etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai penetralisir keasaman

4. Kalium Fosfat (Ditjen POM, 1979 : 688)

Nama resmi : KALIUM DIHIDROGEN FOSFAT P

Sinonim : Kalium dihidrogen fosfat

RM / BM : KH2PO4 / -

Pemerian : Serbuk hablur, putih.

Kelarutan : Larut dalam air.

Kegunaan : Sebagai pendapar

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

5. Magnesium sulfat (Ditjen POM, 1979: 703)

Nama resmi : MAGNESII SULFAS

Sinonim : Magnesium sulfat/ garam inggris

RM / BM : MgSO4. 7 H2O / 246,47

Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut

dalam etanol (95%) p.

Kegunaan : Pengontrol kerja enzim dan pembentuk ikatan

dengan polisakarida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

6. Urea (Ditjen POM, 1995 : 738)

Nama resmi : UREUM

Sinonim : Urea

RM / BM : Co(NH2)2 / 60,06

Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau atau

praktis tidak berbau, prismatik, transparan,

rasa dingin, dan asin, agak .

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air dan dalam 12 bagian

etanol (95 %) P larut dalam 1,5 bagian etanol

(95%) P mendidih, praktis tidak larut dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Kegunaan : Sebagai sumber nitrogen bagi mikroba

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

7. Starter

Komposisi : - Air kelapa

- Asam asetat glacial

- Gula

- Urea

C. Uraian Sampel dan Mikroba

1. Acetobacter xylinum (Itis.gov) :

Domain : Bacteria

Phylum : Proteobacter

Class : Alphaproteobacteria

Ordo : Rhodospirallales

Family : Acetobacteraceae

Genus : Acetobacter

Species : Acetobacter xylinum

2. Saccharomyces cerevisiae (Itis.gov)

Kingdom : Bacteria

Divisio : Ascomycota

Subdivisio : Saccharomycotina

Class : Saccharomycotina

Ordo : Saccharomycetales

Family : Saccharomycetaceae

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

Genus : Saccharomyces

Species : Saccharomyces cerevisiae

3. Klasifikasi Jeruk Sunkist (Itis.gov) :

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sinensis (L.) Osbeck

Deskripsi

Pohon jeruk, mencapai 7,5 m atau, dengan usia besar, hingga 15

m, memiliki mahkota bulat cabang ramping. Ranting-ranting yang

bengkok dan miring ketika muda dan mungkin beruang ramping, semi-

fleksibel, duri bluntish di axils daun. Ada sayap pada petioles dari

aromatik, cemara, alternatif, elips untuk bulat telur, kadang-kadang lirih

bergigi "daun"-teknis selebaran soliter daun majemuk. Panjang 6,5-15

cm, lebar 2,5-9,5 cm. Ditanggung sendiri-sendiri atau dalam kelompok

2 sampai 6, bunga-bunga putih manis harum, sekitar 5 cm lebar,

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

memiliki berbentuk piring, kelopak 5-menunjuk dan 5 oblong, kelopak

putih, dan 20 sampai 25 benang sari dengan kuning mencolok anther.

Buah ini bulat, agak bulat, oblate atau agak oval, lebar 6,5 - 9,5 cm.

Dihiasi dengan kelenjar menit yang mengandung minyak esensial, kulit

buah luar (epicarp) adalah oranye atau kuning saat masak, kulit buah

bagian dalam (Mesocarp) putih, spons dan non-aromatik. Pulp

(endocarp), kuning, oranye atau lebih atau kurang merah, terdiri dari

ketat dikemas kantung jus membran terlampir dalam 10 sampai 14

kompartemen berbentuk baji yang dengan cepat dapat dipisahkan

sebagai segmen yang ada. Di setiap segmen mungkin ada 2 sampai 4

biji yang tidak teratur, putih eksternal dan internal, meskipun beberapa

jenis jeruk tanpa biji. Jeruk manis berbeda secara fisik dari jeruk asam

dalam memiliki pusat yang solid.

D. Prosedur kerja (Anonim, 2017)

a. Pembuatan Kombucha

1. Buat minuman teh biasa : air+ the 2 sendok didihkan selama 15

menit.

2. Saring teh dan dinginkan

3. Tambahkan gula 10 % dan aduk sampai larut. Masukkan wadah yang

bersih. Setelah teh dingin, tambahkan kultur yang berbentuk padat

dan cairan induk sebanyak 10 %. Cairan dan padatan ini berasal dari

fermentasi sebelumnya.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

4. Inkubasi 1-2 minggu. Setelah fermentasi selesai, saring hasil dari

fermentasi. Masukkan dalam botol yang bersih dan steril. Setelah

hasil sesuai volume pasteurisasi dan siap dipasarkan.

b. Pembuatan Nata De Coco

1. Penyiapan Biakan Murni

2. Agar( 15-18 gram) dimasukkan kedalam 500 mL air kelapa dan

kemudian dipanaskan sampai larut. Setelah itu ditambahkan ekstrak

ragi (5 gram) dan diaduk hingga larut (larutan a)

3. Gula (75 gram dan asam asetat (15 mL) dimasukkan ke dalam 500

mL air kelapa segar yang lain dan diaduk sampai gula larut (larutan

b)

4. Larutan (a) sebanyak 3-4 mL dimasukkan dalam tabung reaksi

kemudian ditutup dengan kapas. Larutan (b) 3-4 mL juga

dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain kemudian ditutup

dengan kapas. Masing-masing disterikan pada suhu 1210 C selama

20 menit.

5. Setelah sterilisasi selesai dan larutan tidak terlalu panas lagi, larutan

(a) dituangkan ke larutan (b) secara aseptis. Setelah itu tabung berisi

larutan (b) diletakkan secara miring untuk membuat agar miring dan

ditunggu sampai agak mengeras.

6. Inokulum Axecobacter xylinum diinokulasikan pada agar miring di

atas dan kemudian di inkubasikan pada suhu 300 C sampai tampak

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

adanya pertumbuhan bakteri yang berupa koloid mengkilat dan

bening pada permukaan agar miring.

c. Pembuatan Starter

1. Air kelapa diendapkan, kemudian disaring dengan kain kasa. Setelah

itu dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil diaduk-

aduk. Setelah mendidih, ditambahkan (a)asam asetat glasial (10-2-

mL asam asetat untuk setiap 1 L air kelapa), dan (b) gula (75-100 g

untuk setiap 1 L kelapa). Campuran ini diaduk sampai gula larut.

Lartan ini disebut air kelapa asam bergula.

2. Urea (sebanyak 3 g urea untuk setiap 1 L kelapa asam bergula yang

disiapkan pada no.a diatas) dilautkan dakan sedikit air kelapa (setiap

1 g urea membutuhkan 20 mL air kelapa). Larutan ini didihkan dan

kemudian dituangkan kedalam air kelapa asam bergula.

3. Ketika masih Panas, media dipindahkan kedalam beberapa botol

bermulut lebar, masing-masing sebanyak 200 mL. Botol ditutup

dengan kapas steril. Setelah dingin, media diinkubasi pada suhu

kamar selama 6-8 hari (sampai terbentuk lapisan putih pada

permukaan media).

d. Fermentasi Nata

1. Air kelapa yang masih segar disaring dengan beberapa lapisan kain

kaa kemudian dipanaskan sammendidih dengan api besar sambal

diaduk-aduk. Setelah mendidih, ditambahkan asam asetat glasial (10

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

mL asam asetatuntuk setiap 1 L air kelapa). Campuran ini diaduk

sampai gula larut. Larutan ini disebut dengan air kelapa asam

bergula.

2. Urea (sebanyak 3 g urea untuk setiap 1 L kelapa asam bergula yang

disiapkan pada no.a diatas) dilautkan dakan sedikit air kelapa (setiap

1 g urea membutuhkan 20 mL air kelapa). Larutan ini didihkan dan

kemudian dituangkan kedalam air kelapa asam bergula. Larutan

yang diperoleh disebut sebagai media nata. Larutan ini sampai suam-

suam kuku.

3. Media nata ditambah dengan starter (setiap 1 L media nata

membutuhkan 50-100 mL starter) dan kemudian dipindahkan ke

dalam wadah-wadah fermentasi dengan ketinggian media 4 cm.

Wadah ditutup dengan kertas yang telah dipanaskan dalam oven

pada suhu 1400 selama 2 jam. Wadah berisi media ini disimpan

diruang fermentasi selama 12-15 hari sampai terbentuk lapisan nata

yang cukup tebal (1,5 cm – 2 cm).

4. Panen dan Pencucian

Lapisan nata diangkat kemudian dicuci dengan air bersih. Setelah itu

nata direndam didalam air mengalir atau air yang diganti-ganti

dengan air segar selama 3 hari. Setelah itu nata dipotong-potong

dengan panjang 1,5 cm dan lebar 1,5 cm. Potongan nata direbus -

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

10 menit. Hal ini diulangi sampai nata tidak berbau dan tidak berasa

asam lagi.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu benang

godam, blender, botol selai, gelas kimia, kain kasa, kertas timbang, kompor,

pita kuning, sendok tanduk, dan timbangan analitik.

B. Bahan

Bahan yang digunakan yaitu aquadest, aluminium foil, asam asetat,

buah jeruk Sunkist (Citrus sinensis), gula, kalium hidrofosfat, kain kasa, kain

saring, magnesium sulfat, starter 10% dan 15%, tissue dan urea.

C. Cara Kerja

a. Pembuatan Nata

Disiapkan alat dan bahan. Dibuat sari buah jeruk Sunkist (Citrus

sinensis) langsung diperas dan disaring lalu diambil sarinya sebanyak

500 mL. Dimasukkan ke dalam gelas kimia, dipanaskan hingga

mendidih. Ditambahkan asam asetat, gula pasir, K2HPO4, MgSO4 dan

urea. Dituangkan kedalam 2 botol selai. Dinginkan kemudian setelah

dingin, ditambahkan 10% (10 ml) starter pada wadah yang pertama,

15% (15 ml) stater pada yang kedua. Ditutup dengan kain kasa yang

diikat dengan pita kuning. Difermentasikan selama 14 hari dan dilakukan

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

pengamatan tiap hari, hindari goncangan dan sinar matahari Dan diukur

ketebalan nata yang terbentuk.

b. Pembuatan kombucha

Disiapkan alat dan bahan. Dibuat sari buah jeruk Sunkist(Citrus

sinensis) langsung diperas dan diambil sarinya sebanyak 500 mL. Sari

yang sudah didapat diencerkan dengan air 1 : 1. Ditambahkan 10 %

gula dan panaskan hingga mendidih selama 30 menit. Dimasukkan

kedalam wadah, tambahkan potongan bibit kombucha 2,5 % dan 2 %

pada masing-masing botol selai steril. Dinginkan, dan tutup bagian atas

menggunakan kain kasa. Difermentasikan selama 14 hari, hindari

goncangan dan sinar matahari lalu diamati.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Praktikum

1. Gambar Hasil Pengamatan

Hari ke- Nata 10 % dan 15%

1 dan 4

(belum terbentuk nata) (belum terbentuk nata)

6 dan 7

(tinggi nata 0,3 cm) (tinggi nata 0,3 cm)

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

8 dan 9

(tinggi nata 0,3 cm) (tinggi nata 0,3 cm)

10 dan 11

(tinggi nata 0,4 cm pada starter 10 % dan 0,3 cm pada

starter 15 %)

12 dan 13

(tinggi nata 1 cm pada starter 10 % dan 0,3 cm pada

starter 15%)

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

14 (hari

panen)
(tinggi nata 1 cm pada starter 10 % dan 0,3 cm pada

starter 15 % dengan berat nata 14,7 gram )

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

2. Tabel Pengamatan

a. Fermentasi Nata

Sampel Hari Ke- Tinggi Nata

15 % 10 %

1 0 0

4 0 0

6 0,3 cm 0,3 cm

7 0,3 cm 0,3 cm

Jeruk 8 0,3 cm 0,3 cm

Sunkist 9 0,3 cm 0,3 cm

10 0,3 cm 0,3 cm

11 0,3 cm 0,4 cm

12 0,3 cm 1 cm

13 0,3 cm 1 cm

14 0,3 cm 1 cm

ket : Berat Nata 14,7 gram

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

b. Fermentasi Kombucha

Sampel Hari Ke- pH

1 4

4 4

6 4

7 3

Jeruk 8 4

Sunkist 9 4

10 4

11 3

13 4

B. Pembahasan

Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang

terkandung di dalam substrat oleh mikroba (kulture) misalkan senyawa gula

menjadi bentuk lain (alkohol dan CO2) yang dipengaruhinoleh

mikroorganisme, nutrisi dan lingkungan. Hasil fermentasi dapat membentuk

nata maupun kombucha.

Mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi ini terutama

dari golongan khamir (yeast), kapang (fungi) dan bakteri. Fermentasi

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

berbagai bahan makanan dan minuman dapat melibatkan satu macam atau

beberapa mikroorganisme yang bekerja secara simbiotik.

Lama fermentasi dipengaruhi Oleh faktor-faktor yang secara

Langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap proses fermentasi.

Ada banyak factor yang mempengaruhi fermentasi antara lain substrat,

suhu, pH, oksigen, dan mikroba yang digunakan.

Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat

membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah

diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol.

Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang

dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa.

Bakteri Acetobacter xylinum mampu mengoksidasi glukosa menjadi

asam glukonat dan asam organik lain pada waktu yang sama. Selain itu

dapat mensintesis glukosa menjadi polisakarida atau selulosa berupa serat-

serat putih, yang terbentuk secara bertahap dari lapisan tipis pada awal

fermentasi hingga mencapai ketebalan sekitar 12 mm pada akhir

fermentasi, kemudian disebut sebagai Nata.

Dalam praktikum ini, buah yang digunakan sebagai bahan utama

nata adalah buah jeruk sunkist. Dengan menggunakan dua macam starter

yaitu starter bakteri Acetobacter xylinum dan Saccharomyces cerevisiae

10% dan 15 %.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

Media yang digunakan didalam fermentasi harus memenuhi syarat-

syarat berikut yaitu mengandung nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuan

sel saccharomyces cerevisiae, mengandung nutrisi yang dapat digunakan

sebagai sumber energy bagi sel saccharomyces cerevisiae, tidak

mengandung zat yang menghambat pertumbuhan sel dan tidak terdapat

kontaminan yang dapat meningkatkan persaingan dalam penggunaan

substrat.

Pada percobaan pembuatan Nata terlebih dahulu disiapkan alat dan

bahan yang akan digunakan. Dibuat sari buah jeruk Sunkist dengan

menghancurkannya terlebih dahulu diperas buah Sunkist tanpa perlu di

blender kemudian diambil sarinya sebanyak 500 mL, dimasukkan ke

dalam gelas kimia, dipanaskan hingga mendidih. Ditambahkan asam

asetat, K2HPO4, MgSO4, gula pasir dan urea. Penambahan asam asetat

digunakan untuk pengaturan pH yaitu 4,5. Gula digunakan sebagai sumber

penyedia kebutuhan energy oleh bakteri Acetobacter xylinum, dengan

adanya kandungan sukrosa didalam gula berfungsi sebagai sumber karbon

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. K2HPO4 digunakan sebagai

dapar fosfat, urea digunakan untuk sebagai penghasil nitrogen yang

berpengaruh terhadap ketebalan nata. Dituangkan kedalam 2 botol

selai. Kemudian dinginkan, dan setelah dingin ditambahkan starter 10% (15

mL) pada wadah yang pertama, stater pada yang kedua dan 15% (15 mL).

Ditutup dengan kain kasa yang diikat dengan pita kuning. Difermentasikan

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

selama 15 hari dan dilakukan pengamatan tiap hari. Dan diukur ketebalan

nata yang terbentuk. Setelah 14 hari nata yang terbentuk dicuci bersih dan

ditimbang beratnya.

Mekanisme pembentukan nata. Sel – sel Acetobacter xylinum

menyedot glukosa dari larutan gula dan menggabungkannya dengan asam

lemak, membentuk suatu prekursor pada jaringan sel bersama enzim

mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa diluar sel Acetobacter xylinum.

Aktivitas pembentukan nata hanya terjadi pada kisaran pH antara 3.5 – 7,5.

Kualitas nata terbaik dan terbanyak mencapai pada pH 5,0 dan 5,5 dalam

media air kelapa dan pada suhu kamar. Terbentuknya pelikel (lapisan tipis

nata) mulai dapat dilihat dipermukaan media cair setelah 24 jam inkubasi,

bersamaan dengan terjadinya proses penjernihan cairan dibawahnya.

Jaringan halus yang transparan yang terbentuk dipermukaan membawa

sebagian bakteri yang terperangkap didalamnya. Gas karbon dioksida yang

dihasilkan secara lambat oleh Acetobacter xylinum mungkin menyebabkan

pengapungan nata, sehingga nata didorong kepermukaan. Mikroba yang

aktif dalam pembuatan nata adalah bakteri pembentuk asam asetat yaitu

Acetobacter xylinum. Mikroba ini dapat merubah gula menjadi selulosa.

Jalinan selulosa inilah yang dapat membuat nata terlihat putih.

Dari hasil percobaan fermentasi pembuatan nata sari buah jeruk

Sunkist pada starter 10 % dan 15 % yang didiamkan selama 14 hari

diperoleh hasil bahwa pada pembentukan nata, teramati pertumbuhan nata

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

yang tidak signifikan dan pada hari ke 6 proses fermentasi dengan

mengukur ketebalan nata tidak stabil. Pada starter 15 % ketebalan nata

mencapai 0,3 yang artinya lapisan nata tidak begitu tebal. Dan pada starter

10% mengalami kerusakan pada sampel ditandai dengan tumbuhnya jamur

dibagian permukaan. Adapun berat nata yaitu 14,7 gram.

Pada fermentasi pembuatan teh kombucha, diperoleh hasil

kombucha mulai hari ke 1 sampai 6 sebelum dilakukan pemanenan pH tidak

stabil antara pH 3 dan pH 4.

Adapun faktor kesalahan pada praktikum ini adalah penambahan

bahan-bahan yang kurang akurat, adanya kontaminan dari luar,

penggunaan penggaris yang tidak sama pada saat pengukuran nata, dan

juga terjadi pergeseran tempat pada botol selai berisi nata dan kombucha.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada fermentasi jeruk sunkist dapat membentuk nata pada starter 15%

dengan ketebalan mencapai hingga 0,3 cm dengan berat nata 14,7

gram.

2. Pada fermentasi kombucha jeruk Sunkist dengan pH terbaik dominan

pada pH asam yaitu pH 4.

B. Saran

Sangat diharapkan kepada praktikan agar lebih memperhatikan

aturan aturan lab dan cara kerja dalam praktikum agar praktikum dapat

berjalan dengan lancar.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

Aditiwati., 2003, Kultur Campuran dan Faktor Lingkungan Mikroorganisme


yang berperan dalam fermentasi Tea-Cider, Jurnal FMIPA Institut
Teknologi Bandung : Bandung.

Anonim., 2017, Tuntunan Praktikum Mikrobiologi Farmasi, Farmasi


Universitas Muslim Indonesia : Makassar.

Azizah., 2012, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Pengaruh lama fermentasi


terhadap kadar alkohol, pH, dan Produksi gas pada proses fermentasi
bioetanol dari whey dengan subtitusi kulit nanas, Vol.1 No2.

Budiarti., 2008, Pengaruh Konsentrasi Starter Acetobacter Xylinum


terhadap ketebalan dan rendamen selulosa Nata de Soya, Vol 1 No
1 Februari 2008, Jurnal FKIP Universitas Jambi : Jambi.

Ditjen POM., 1995, Farmakope Indonesia, Depkes RI : Jakarta.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia, Depkes RI : Jakarta.

ITIS (Integrated taxonomic information system), 2017, Taxonomic


Hierarchy: Citrus sinensis.,
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN
&search_value=184183&print_version=SCR&source=from_print, 14
November 2017.

Malbasa R, et. al., 2008, Comparison of the products of kombucha


fermentation on sucrose and milasses. Journal Food Chemistry. 106:
1039-1045.

Natsir., 2006, Biologi, Erangga : Jakarta.

Natsir., 2007, Biologi, Erangga : Jakarta.

Rizal dkk., 2013, Pengaruh Penambahan Gula, Asam Asetat dan Waktu
Fermentasi Terhadap Kualitas Nata De Corn, Jurnal Teknik Kimia,
No 1, Vol. 19.

Rukmana., 2007, Aneka Olahan Ubi Kayu, Penerbit Kanisius : Yogyakarta.

Susilowati, A., 2013, Perbedaan waktu fermentasi dalam pembuatan the


kombucha dari ekstrak the hijau local Arraca Kiara, Arraca Yabukita,

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

Pekoe dan Dewata sebagai minuman fungsional untuk antioksidan,


Jurnal Pusat penelitian Kimia lembaga Ilmu Pendidikan Indonesia :
Tangerang.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. SKEMA KERJA

1. Pembuatan Nata

Sampel

Penyaringan

kotoran
Perebusan

Asamasetat + MgSO4 +

K2HPO4 + Gula + Urea Penuangan kebawah


wadah

Pendinginan
(2 – 3 jam)
Starter

10%, 15%
Fermentasi
(12 – 14 hari)

Pemanen

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm


PENGOLAHAN FERMENTASI

2. Pembuatan Kombucha

Sampel dicuci bersih


kemudian disaring

Hasil saringan dihasilkan


sari

Sari diencerkan dengan air


1:1

Tambahkan 10% gula dan


panaskan hingga mendidih
selama 30 menit

Masukkan dalam wadah


dan dinginkan (tutup
dengan kain kasa

MIFTAHULJANNAH (15020160050) ASRI MONIKA, S. Farm

Anda mungkin juga menyukai