TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Nata
Produk bioselulosa hasil fermentasi air kelapa dengan bakteri asam asetea yaitu
Acetobacter xylinum lebih dikenal sebagai nama nata de coco. Bakteri tersebut dapat
terdapat dalam substrat. Selulosa tersebut berupa lapisan menyerupai gel yang merupakan
serat-serat bersama biomassa yang tumbuh pada permukaan media kultur. Nata de coco
telah banyak dikembangkan di dalam industri makanan skala rumah tangga (Indriati dan
Rahimi, 2008).
Selain sebagai makanan, bioselulosa yang berupa substansi kenyal tersebut bila
diproses lebih lanjut karena mempunyai sifat mekanik yang tinggi dan telah
dalam industri kertas, bahkan dalam dunia medis telah digunakan sebagai pembalut luka
Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti ‘krim’. Nata dalam bahasa
Latin natare berarti ‘terapung’. Nata dapat dibuat dari berbagai macam bahan, antara lain
air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, ubi kayu atau limbah
tapioka, dan sari buah (nanas, melon, jeruk, jambu biji, pisang, dan stroberi). Nata yang
dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di Indonesia nata de coco sering disebut sari
Nata adalah selulosa bakteri yang merupakan hasil sintesis dari gula oleh
membran bergelatin yang dinamakan pellicle pada permukaan suatu kultur cair. Membran
ini sama dengan “Nata de Coco”, suatu jenis makanan hasil fermentasi tradisional di
Filipinayang sangat dikenal sebagai penutup makanan di Jepang. Substansi gelatin ini
berstektur kenyal, warna putih dan tembus pandang. Produk ini dapat diolah menjadi
berbagai minuman segar, seperti puding koktail nata dalam sirup, campuran jelly,
manisan dan produk lainnya. Komponen yang dikandung Nata de coco terutama air dan
kaling. Oleh karena itu nata de coco dapat dijadikan subtitusi buah kaleng atau
dikonsumsi dengan buah-buahan lainnya sebagai makanan penyegar atau pencuci mulut
(food dessert) yang dapat digolongkan pada dietary yang memberikan andiluntuk
kelangsungan fisiologi secara normal. Nata de coco juga tidak terbatas sebagai bahan
makanan tetapi jugadapat dimanfaatkan sebagai satu material untuk industri elektronik
batang, bundar, cembung, berwarna putih atau merah muda, motil dengan dua flagella
umumnya kurang dari 3 mm. Bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 25ºC – 30ºC dan
Acetobacter adalah sebuah genus bakteri penghasil asam asetat, ditandai dengan
kemampuannya mengubah etanol (alkohol) menjadi asam asetat (asam cuka) dengan
bantuan udara. Ada beberapa bakteri dari golongan lain yang mampu menghasilkan asam
asetat dalam kondisi tertentu, namun semua anggota genus Acetobacter dikenal memiliki
Meskipun ciri yang dimiliki hampir sama dengan spesies lainnya karena
Acetobacter xylinum mempunyai sifat unik, bila ditumbuhkan pada media yang
mengandung gula. Bakteri akan memecah komponen gula membentuk suatu polisakarida
yang dikenal dalam selulosa ekstra sel (nata). Secara liar bakteri ini termasuk kelompok
bakteri pengganggu pada industri minuman beralkohol dan hal tersebut dikarenakan
sifat yang sangat oksidatif (over oxidixer) sehingga mampu mengoksidasi lebih lanjut
menjadi asam asetat (Nurina, 2006).
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Alphaproteobacteria
Ordo : Rhodospirillales
Familia : Acetobacteraceae
Genus : Acetobacter
Biosintesa nata berawal dari proses hidrolisis karbohidrat yang berasal dari
media, dimana sel-sel bakteri tersebut akan mengambil glukosa dari larutan gula,
kemudian glukosa tersebut digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor atau
penciri nata pada membran sel. Prekursor selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk ekskresi
dan bersama enzim mempolarisasi glukosa menjadi selulosa luar sel (Palungkun, 1996).
monomer teraktivasi dari dalam sel ke luar sel dan penyusunan polimer. Enzim yang
terlibat dalam sintesis selulosa tertambat dan terikat pada membran sel sehingga laju
Sintesa polisakarida oleh bakteri sangat dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi dan
sedangkan ion-ion bivalen seperti Mg 2+ dan Ca2+ diperlukan untuk mengontrol kerja
2009).
untuk pembentukan nata adalah pada suhu kamar antara 28-32 0C (Multazam, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
ejurnal nasional
Nurlina, R., 2006. Pembuatan “Nata De Coco” dari Sari Limbah Kulit Pisang dalam
Beberapa Konsentrasi dengan Bakteri A. xylinum. Jurusan Farmasi Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Sudar, Hasnidar. 2006. Uji Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Sifat Fisik Lapisan
Tipis Nata De Coco. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Yoshinaga, F., Tonouchi, N., dan Watanabe, K., 1997. Research Progress in Production
pf Bacterial Cellulose by Aeration and Agitation Culture and Its Aplication as
a New Indistrial Material. Biosci. Biotech. Biochem. 61:219-224.
ejurnal internasional
Krieg, N.R., Don, J.B., dan James, T. Staley, 1984. Bergeys Manual of Systematic
Bacteriology Second Edition Volume II The Proteobacteria. Springer. USA.