PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Bioteknologi konvensional telah dikenal pemanfaatannya sejak
sebagainya.
Cirri
khas
dari
bioteknologi
adalah
adanya
produk
dengan
memperhatikan
metode
dan
ilmu-ilmu
untuk
mengambil
digabungkan
dengan
glukosa
dari
larutan
asam
lemak
untuk
gula
yang
membentuk
alternatif
terbaik
yang
dapat
ditawarkan
kepada
Acetobater xylinum
pada
Pembuatan Nata dengan Soya ini akan diuji kegunaan air limbah tahu
(Whey) sebagai bahan dasar pembuatan nata de soya.
1.2
RUMUSAN MASALAH
antara
bioteknologi
modern
dengan
bioteknologi konvensional?
4.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1 Untuk mengetahui manfaat Acetobater xylinum dalam pembuatan
nata dengan soya.
2 Untuk memahami prinsip kerja dari Acetobater xylinum dalam
pembuatan nata dengan soya.
3 Untuk memahami perbedaan antara bioteknologi modern dengan
bioteknologi konvensional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 NATA
Nata berasal dan bahasa Spanyol "natare" berarti terapungapung, yaitu suatu produk fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum
pada media yang mengandung gula, menyukai lingkungan yang asam
dan membutuhkan sumber nitrogen untuk aktivitasnya (Atih, 1979),
Pada kondisi yang sesuai bakteri ini dapat memecah 19 % gula dalam
substrat menjadi suatu polisakarida. Serat ini berupa selulosa yang
memiliki sifat kimia yang hampir sama dengan selulosa yang
dihasilkan tanaman (Dimaguilla, 1967). Selulosa ini membentuk massa
yang menggumpal di permukaan medium. Set menerima molekulmolekul glukosa, bergabung dengan lemak membentuk penyokong
yang terdapat pada membran sel, lalu keluar bersama enzim yang
mcnggabungkan sisa heksosa menjadi serat, sedangkan lemaknya
kemudian diserap kembali oleh sel bakteri (Thimann and Kenneth,
1955). Gel selulosa bakteri ini mengandung zat-zat pektin, lignin, atau
hemi-selulosa seperti pada selulosa tanaman. Adanya kontaminasi
oleh sejumlah kecil komponen nitrogen dalam gel dapat dihilangkan
oleh pencucian dengan air, asam encer atau alkali encer (Rainbow and
Rose,1963). Selulosa yang terbentuk rnernpunyai ikatan 1,4glikosida dan tersusun dan komponen glukosa mannosa, rhamnosa dan
asam glukoronat dengan perbandingan 3:1:1:1 (Valla and Kjosbakken,
1981).
Nata disebut juga sebagai biomassa yang sebagian besar terdiri
dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal
pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair yang
asam dan mengandung gula. Nata dapat dibuat dari bahan baku air
kelapa (Hasbullah, 2008).
2.2 Nata De Soya
Nata de soya dibuat dari pemanfaatan limbah cair kedelai, selain
dari air kelapa dan limbah cair kedelai, nata juga dapat dibuat dari
buah-buahan seperti nenas, tomat dan lain-lain. Pada substrat yang
berbeda, kondisi optimum untuk membuat natapun akan berbeda pula.
Pembentukan
selulosa
Acetobacter
xylinum
dipengaruhi
oleh
sumber
nitrogen
(Lapuz
et
al,
1968).
Pada
ruang
gelap
tahu
atau
terlarut
Asetobacter
sp
termasuk
bakteri
Asetobacter
xylinum.
Asetobacter
xylinum dapat mengubah gula subtat menjadi gel selulosa yang biasa
dikenal
dengan nata. (Warisno, 1994)
2.3 Proses Pembuatan Nata De Soya.
Fermentasi Nata dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
a. Pemeliharaan
Biakan
Murni
Acetobacter
xylinum.
diperlukan.
viabilitas
(kemampuan
hidup)
mikroba
tetap
dapat
dipertahankan, dan
fermentasi.
Starter.
gizi
yang
tidak
jauh
berbeda.
Hasil
uji
proksimat
gizi
lebih,
untuk
mencegah
terjadinya
sembelit
atau
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.2 PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, 2008 Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera
Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri
Sumatera Barat.
Warisno, 1994. Air Limbah Tahu Dapat Diolah Untuk Membran "Sound
System". Harian Umum Suara Pembaruan. Dinas Pertanian Kabupaten
Wonosobo