Anda di halaman 1dari 6

MEMBUAT BIBIT Acetobacter xylinum DARI ALAM

Mia Multifa¹, Rizal Maulana Hasby², Nursiah Wilda³


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI, UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
Jl. A. H. Nasution no. 105. Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40164
miamultifa10@gmail.com
ABSTRAK
Acetobacter xylinum adalah salah satu jenis bakteri yang banyak bermanfaat dalam dunia industri
seperti nata de coco, nata de cassava, nata de soya, tepung mocaf, dan lain-lain. Nata de coco adalah
sejenis jelly kenyal berwarna putih susu atau bening, yang berasal dari proses fermentasi air kelapa.
Praktikium ini dilakukan di Laboratorium Instruksional 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tujuan
dari praktikum ini yaitu mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum dari alam. Alat yang digunakan
padapraktikum ini aitu botol, pisau, blender, kompor, saringan. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah aquadest, glukosa, yeast ekstrak, bacto agar, KH2PO4, (NH4)2 SO4, MgSO4, A. Acetat 99%.
Metode yang di gunakan yaitu menggunakan filtrat nanas, dengan cara nanas di blender kemudian di
ambil filtratnya dengan cara di saring kemudian filtrate di panaskan sampai mendidih lalu di saring
kembali dan di masukan ke dalam botol gelas, dan ampasnya di masukan ke dalam botol jam.
Kemudian di kultur selama kurang lebih 2 minggu. Setelah di kultur 2 minggu di dapatkan hasil
bahwa di permukaan dan terdapat lapisan lapisan putih, dimana itu merupakan bibit dari Acetobacter
xilinum, dan pada botol jam pada ampas nanas terdapat koloni berwarna hitam..

Kata kunci: Acetobacter xylinum, Nata De Coco, Fermentasi.

I. PENDAHULUAN dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun


Nata De Coco merupakan jenis akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3,
komponen minuman yang terdiri dari sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan
senyawa selulosa (dietry fiber), yang bakteri Acetobacter xylinum pada suhu
dihasilkan dari air kelapa melalui proses 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan
fermentasi, yang melibatkan jasad renik oksigen. Asam asetat atau asam cuka
(mikrobia), yang selanjutnya dikenal digunakan untuk menurunkan pH atau
sebagai bibit nata. Pada prinsipnya untuk meningkatkan keasaman air kelapa. Asam
menghasilkan nata de coco yang bermutu asetat yang baik adalah asam asetat glacial
baik, maka perlu disediakan media yang (99,8 %). Asam asetat dengan konsentrasi
dapat mendukung aktivitas Acetobacter rendah dapat digunakan, namun untuk
xylinum untuk memproduksi selulosa mencapai tingkat keasaman yang
ekstra-seluler atau yang kemudian di sebut diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan
nata de coco (Purnomo,2011). dalam jumlah banyak. Selain asan asetat,
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter asam-asam organik dan anorganik lain bisa
xylinum yang akan dapat membentuk serat digunakan. (Saragih,2004).
nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa Bakteri Acetobacter xylinum
yang sudah diperkaya dengan karbon dan mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan
nitrogen melalui proses yang terkontrol. sel didefinisikan sebagai pertumbuhan
Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut secara teratur semua komponen di dalam
akan menghasilkan enzim yang dapat sel hidup. Bakteri Acetobacter xylinum
menyusun zat gula menjadi ribuan rantai mengalami beberapa fase pertumbuhan sel
serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan
tumbuh pada air kelapa tersebut, akan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase
dihasilkan jutaan lembar benang-benang pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan
selulosa yang akhirnya nampak padat tetap, fase menuju kematian, dan fase
berwarna putih hingga transparan, yang kematian. Apabila bakteri dipindah ke
disebut sebagai nata.Acetobacter xylinum media baru maka bakteri tidak langsung
tumbuh melainkan beradaptasi terlebih pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum
dahulu. Pad fase terjadi aktivitas pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat
metabolismedan pembesaran sel, meskipun memerlukan oksigen. Sehingga dalam
belum mengalami pertumbuhan. Fase fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun
pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 hanya ditutup untuk mencegah kotoran
jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan masuk kedalam media yang dapat
awal dimulai dengan pembelahan sel mengakibatkan kontaminas. di dalam
dengan kecepatan rendah. Fase ini pertumbuhannya, Acetobacter xylinum
berlangsung beberapa jam saja. Fase memerlukan sumber nutrisi C, H, dan N
eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada serta mineral dan dilakukan dalam proses
fase ini bakteri mengeluarkan enzim yang terkontrol dalam medium air kelapa.
ektraselulerpolimerase sebanyak- Air kelapa mengandung sebagian sumber
banyaknya untuk menyusun polimer nutrisi yang dibutuhkan akan tetapi
glukosa menjadi selulosa (matrik nata). kebutuhan akan substrate makro seperti
Fase ini sangat menentukan kecepatan sumber C dan N masih harus tetap
suatu strain Acetobacter xylinum dalam ditambah agar hasil nata yang dihasilkan
membentuk nata.( Susilawati L, 2002). optimal, sehingga kekurangan nutrisi yang
Fase pertumbuhan lambat terjadi diperlukan harus ditambahkan dalam
karena nutrisi telah berkurang, terdapat proses fermentasi. Sebagai sumber carbon
metabolik yang bersifat racun yang dapat ditambahkan sukrosa, glukosa,
menghambat pertumbuhan bakteri dan fruktosa, dan tepung (Suryani, Ani.2005).
umur sel sudah tua. Pada fase in Selama fermentasi bakteri Acetobacter
pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel xylinum memecah gula (sukrosa) menjadi
yang tumbuh masih lebih banyak glukosa dan fruktosa. Glukosa diubah
disbanding jumlah sel mati. Fase melalui reaksi heksokinase menjadi
pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan glukosa-6fosfat. Acetobacter xylinum
antara sel yang tumbuh dan yang mati. dapat mensintesa sebagian gula menjadi
Matrik nata lebih banyak diproduksi pada selulosa dan sebagian lainnya diuraikan
fase ini. Fase menuju kematian terjadi menjadi asam asetat yang akan
akibat nutrisi dalam media sudah hamper menurunkan pH medium. Lama fermentasi
habis. Setelah nutrisi harbi, maka bakteri akan berpengaruh pada kadar asam yang
akan mengalami fase kematian. Pada fase dihasilkan dan tebal tipisnya
kematian sel dengan cepat mengalami nata.(Shismwati, 2014).
kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak Fermentasi merupakan suatu cara yang
baik untuk strain nata(Jumadi, 2015). telah dikenal dan digunakan sejak lama
Faktor-faktor yang mempengaruhi sejak jaman kuno. Fermentasi merupakan
Acetobacter xylinum mengalami suatu cara untuk mengubah substrat
pertumbuhan adalah nutrisi, sumber menjadi produk tertentu yang dikehendaki
karbon, sumber nitrogen, serta tingkat dengan menggunakan bantuan mikroba.
keasaman media temperatur, dan udara Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian
(oksigen). Senyawa karbon yang besar merupakan proses produksi barang
dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dan jasa dengan menerapkan teknologi
dari monosakarida dan disakarida. Sumber fermentasi atau yang menggunakan
dari karbon ini yang paling banyak mikroorganisme untuk memproduksi
digunakan adalah gula. Sumber nitrogen makanan dan minuman seperti: keju,
bias berasal dari bahan organic seperti ZA, yoghurt, minuman beralkohol, cuka,
urea. Meskipun bakteri Acetobacter sirkol, acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo,
xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, 2011).
namun akan tumbuh optimal bila pH nya
4,3. sedangkan suhu ideal bagi
Tujuan dari praktikum ini yaitu nenas kemudian direbus dan setelah
mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum mendidih disaring untuk mendapatkan
dari alam. filtratnya. Sebanyak 4 liter filtrat diambil
untuk bahan media. Filtrat dipanaskan
II. METODE KERJA sampai mendidih kemudian ditambah
2.1 Alat dan Bahan dengan bahan kimia seperti formula diatas
Alat yang digunakan padapraktikum dan tambahkan Natrium acetat atau sedikit
ini aitu botol, pisau, blender, kompor, demi sedikit acetid acid glasial sampai pH
saringan. Sedangkan bahan yang 3. Masukkan dalam botol steril masing-
digunakan adalah aquadest, glukosa, yeast masing 600 ml dan tiap wadah ditutup
ekstrak, bacto agar, KH2PO4, (NH4)2 dengan kertas koran steril dan diikat
SO4, MgSO4, A. Acetat 99%,. dengan karet gelang. Dinginkan dan
2.2 Prosedur Kerja inkubasikan di ruang inkubasi selama 6
Prosedur yang dilakukan adalah dua hari.Penambahan Natrium acetat pada hari
buah nenas lewat masak dikupas, dicuci, ke-3 sudah terlihat pertumbuhan,
dan dipotong–potong. Potongan buah sedangkan menggunakan asam asetat
nenas tersebut, kemudian dihancurkan pertumbuhan terlihat pada hari ke-5.
dengan menggunakan blender dan
ditambahkan dengan 4 liter air. Hancuran

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


No Foto Literatur Keterangan
1. A : Bibit Acetobacter
xilinum Pada ampas
nanas.

B : Bibit Acetobacter
xilinum berbentuk
lembaran pada
medium cair.

A A
(Documen pribadi, 2018) (Rofa, 2012).

2.

B
B (Rofa, 2012).
(Dokumen Pribadi 2018)
Pada praktikum ini menumbuhkan Kulit nanas dalam pembuatan Nata de
bakteri Acetobacter xilinum. coco berfungsi untuk membuat bakteri
Acetobacter xylinum karena pada kulit
nanas bersifat asam. Tempat yang asam tentunya bukan merupakan bahan makanan
adalah media tumbuh dari bakteri tersebut. alami.
Sumber karbon merupakan faktor Acetobacter xylinum merupakan
penting dalam proses fermentasi. Bakteri bakteri gram negative, aerobik berbentuk
untuk menghasilkan nata membutuhkan batang pendek, dengan permukaan dinding
sumber karbon bagi proses yang berlendir. Bakteri ini bisa
metabolismenya. Sumber dari karbon yang membentuk rantai pendek dengan satuan
paling banyak digunakan adalah gula. 6-8 sel. Bersifat nonmotil. Sebuah sel
Glukosa akan masuk ke dalam sel dan tunggal Acetobacter xylinum mampu
digunakan bagi penyediaan energi yang polimerisasi molekul glukosa 200 000 per
dibutuhkan dalam perkembangbiakannya. detik ke β-1 ,4-glukan rantai yang
Fruktosa yang ada akan disintesis menjadi kemudian diekskresikan ke dalam
selulosa. Jumlah gula yang ditambahkan membentuk sekitar menengah pita seperti
harus diperhatikan sehingga mencukupi bundle mikrofibril. Bakteri ini tidak
untuk metabolisme dan pembentukan membentuk endospora maupun pigmen.
pelikel nata. Meskipun pada air kelapa Pada kultur sel yang masih muda, individu
terdapat gula namun gula yang ada belum sel berada sendiri-sendiri dan transparan.
mencukupi untuk pembentukan pelikel Koloni yang sudah tua membentuk lapisan
sehingga perlu ditambahkan dari luar. menyerupai gelatin yang kokoh menutupi
Selain gula, sumber nitrogen sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada
merupakan faktor penting pula. Nitrogen medium cair setelah 48 jam inokulasi akan
diperlukan dalam pembentukan protein membentuk lapisan pelikel dan dapat
yang penting pada pertumbuhan sel dan dengan mudah diambil dengan jarum ose.
pembentukan enzim. Kekurangan nitrogen (Saxena, dkk. 1995)
menyebabkan sel kurang tumbuhan dengan Bakteri ini dapat membentuk asam
baik dan menghambat pembentukan enzim dari glukosa, etil alkohol, dan propel
yang diperlukan sehingga proses alcohol, tidak membentuk indol dan
fermentasi dapat mengalami kegagalan mempunyai kemampuan mengoksidasi
atau tidak sempurna. Nitrogen yang asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat
digunakan untuk pembuatan nata yang paling menonjol dari bakteri itu
umumnya adalah pupuk ZA yang relatif adalah memiliki kemampuan untuk
murah dan cenderung asam dibandingkan mempolimerisasi glukosa sehingga
urea. pH medium dibuat sekitar 4,3 menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa
menggunakan asam cuka dan suhu tersebut membentuk matrik yang dikenal
inkubasi sekitar 28 – 300C atau suhu sebagai nata. Factor lain yang dominant
kamar dan dijaga dari kontaminan, mempengaruhi sifat fisiologi dalam
misalnya dengan ditutup kain saring atau pembentukan nata adalah ketersediaan
kertas koran. Bak fermentasi umumnya nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan
dibuat bertingkat untuk menghemat ketersediaan oksigen.
tempat. Pada pengamatan dapat di lihat bahwa
Sumber nitrogen yang dapat Acetobacter xilinum pada media cair
digunakan untuk mendukung pertumbuhan berbentuk seperti lembaran-lembaran putih
aktivitas bakteri nata dapat berasal dari dan pada media padat berbentuk seperti
nitrogen organik seperti misalnya protein kapas. Dan pada media padat
dan ekstrak yeast, maupun Nitrogen pertumbuhannya llebih cepat dibanding
anorganik seperti misalnya ammonium media cair.
fosfat, urea, dan ammonium slfat. Namun, Dalam pertumbuhannya bakteri ini
sumber nitrogen anorganik sangat murah sangat di pengaruhi faktor lingkungan
seperti ammonium sulfat & urea. Namun terutama ketersediaan nutrisi pada media,
menurut (Majunatha, 2012). Faktor-faktor
yang mempengaruhi Acetobacter xilinum Nucifera L) WATER AND IS
mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, CONCENTRATES. India :
sumber karbon, sumber nitrogen, serta Departeman Of Fruits and
tingkat keasaman media temperatur, dan Vegetables Technology. Defence
udara (oksigen) senyawa karbon yang di Food Research Laboratory.
butuhkan dari fermentasi nata berasal dari Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat
monosakarida dan disakarida. Sumber dari Bioteknologi. Yogyakarta:
karbon ini yang banyak di gunakan adalah Universitas Negeri Yogyakarta.
dari gula. Sumber nitrogen yang dapat di Purnomo, Bambang, 2011. Penuntun
gunakan untuk mendukung pertumbuhan Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu:
aktivitas bakteri nata dapat berasal dari Fakultas Pertanian UNIB.
nitrogen organik. Seperti misalnya protein, Saragih, Y.P. 2004. Membuat Nata De
ekstrax yeast maupun nitrogen organik Coco. Jakarta: Puspa Swara.
seperti amonium posfat, urea dan amonium Shismwati, Rini Rahayu. 2014. Aspek
sulfat. Mutu Produk Nata de coco Dengan
Penambahan Sari Buah
IV. KESIMPULAN Mangga. Jurnal Teknik Industri
Dari praktikum kali ini dapat HEURISTIC. Vol. 11 No. 2
disimpulkan bahwa Bakteri Acetobacter Suryani, Ani. Dkk. 2005. Membut Aneka
xilinum adalah bakteri yang dapat Nata. Bogor: Penebar Swadaya
digolongkan pada famili bakter asam Susilawati L, Mubarik NR. 2002.
asetat yang lain karena dapat mensintesis Pembuatan Nata de Coco dan Nata
dan menghasilkan fibril, dapat di de Radia. Bogor:Laboratorium
tumbuhkan pada media buah nanas, karena Mikrobiologi, Jurusan Biologi
buah nanas memiki nutrisi yang bagus FMIPA IPB.
untuk pertumbuhan Acetobacter xilinum.
Pada media padat Acetobacter xilinum
akan membentuk koloni seperti kapas dan
pada media cair akan membentuk koloni
berupa lembara putih.
V. DAFTAR PUSTAKA
Jagannath, A dan Kalaiselvan, A. 2008.
The effect of Ph, sucrose and
ammonium sulphate concentrations
the production of bacterial cellulose
(Nata de coco) by Acetobacter
xylinum. World J Microbiol
Biotechinol. 24: 2693-2599.
Jumadi, Oslan dkk. 2015. Penuntun
Praktikum Mikrobiologi. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Lapus, M.M dan GollardoE.G. 2013. The
Organism and Culture Requirements,
Characteristics andidentity. The
Philipphine J. Science. 98 (2): 191-
198.
Majhunatha, Rajhu, P.S. 2012.
MODELING THE REOLOGICAL
OF TONDER COCONUT (Coco
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai