Pembuatan Natadecoco
Peranan Bakteri Acetobacter xylinum dalam Pembuatan Natadecoco
A.
KLASIFIKASI BAKTERI
Kingdom
: Bacteria
Phylum
: Proteobacteria
Class
: Alphaproteobacteria
Order
: Rhodospirillales
Family
:Acetobacteraceae
Genus
: Acetobacter
Specific descriptor : aceti
Subspecies
Scientific name
B.
: xylinum
: Acetobacter aceti xylinum
kelompok bakteri asam asetat melalui proses oksidasi metal alcohol dapat
menghasilkan asam asetat.
Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan
transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin
yang kokoh menutupi sel koloninya.
D.
Dapat tumbuh pada pH 3,5 7,5 dan tumbuh optimal bila pH nya 4,3
Tumbuh pada suhu 28 310 C
Tumbuh pada medium sederhana yang terdiri dari mineral penting seperti
ammonia.karbohidrat atau asetat
Pengoksidasian etanol
Asam asetat yang dihasilkan untuk menghambat pertumbuhan
kiroorganisme yang bukan asidofilik
Acetobacter xylinum merupakan salah satu contoh bakteri yang
menguntungkan bagi manusia seperti pada proses pembuatan nata decoco
F.
Substrat
+ mikroorganisme
Air kelapa
decoco
+ acetobacter xylinum
->
produk baru
->
nata
->
selulosa
acetobacter xylinum
>
>
>
CO2 +
Home Makanan Manfaat Acetobacter Xylinum untuk Pembuatan Nata de Coco
Acetobacter Xylinum adalah salah satu jenis bakteri dengan panjang 2 mikron, berbentuk batang pendek
dan memiliki permukaan dinding yang berlendir. Acetobacter Xylinum pada kultur sel masih muda
merupakan individu sel yang sendiri-sendiri namun ketika sudah tua, mereka akan membentuk lapisan
seperti gelatin yang kokoh dan menutupi sel koloninya. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam melakukan
oksidasi dari asam asestat menjadi H2O dan CO2. Acetobacter Xylinum mampu mempolimerisasikan
glukosa menjadi selulosa. Untuk selanjutnya, selulosa akan membentuk matrik yang dikenal dengan
sebutan nata.
Pertumbuhan Acetobacter Xylinum
Acetobacter Xylinum merupakan jenis bakteri yang mengalami pertumbuhan sel. Bakteri ini mengalami
beberapa fase mulai dari fase beradaptasi, fase pertumbuhan awal, fase eksponensial, fase
pertumbuhan yang lambat, fase pertumbuhan yang tetap, fase menuju kematian dan yang terakhir adalah
fase kematian.
Ketika Acetobacter Xylinum di pindah ke suatu media baru, maka bakteri ini akan melakukan
adaptasi terlebih dahulu pada lingkungannya. Fase adaptasi umumnya dicapai dari 0-24 jam sejak
inokulasi
Untuk fase pertumbuhan awal umumnya terjadi dalam beberapa jam saja yang ditandai dengan
adanya pembelahan sel berkecepatan rendah. Selanjutnya, ada fase eksponensial yang akan dicapai
antara 1-5 hari kedepan.
Untuk fase eksponensial ini, Acetobacter Xylinum akan mengeluarkan sebanyak banyaknya
enzim ekstraselulerpolimerase. Pengeluaran enzim ini berguna untuk menyusun polimer glukosa menjadi
selulosa atau matrik mata. Fase ini menjadi penentu dari kecepatan membentuk nata oleh strain
Acetobacter Xylinum.
Ketika nutrisi berkurang, maka fase pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum menjadi lambat.
Pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum menjadi lambat karena terdapat metabolik yang bersifat racun.
Pada fase ini, pertumbuhan tidak lagi stabil namun jumlah sel yang mati masih lebih sedikit dibanding
yang bertahan hidup.
Fase pertumbuhan tetap pada Acetobacter Xylinum akan terjadi keseimbangan antara sel yang
mati dan yang hidup. Pada fase ini juga terjadi produksi nata yang lebih banyak.
Terjadinya fase kematian merupakan akibat dari nutrisi sudah hampir habis dan ketika nutrisi
sudah benar benar habis maka Acetobacter Xylinum akan mengalami fase kematian.
Untuk bakteri yang merugikan, adalah jenis bakteri yang membuat makanan menjadi busuk
2.
Sementara itu, bakteri yang membahayakan adalah jenis bakteri yang dapat menyebabkan
infeksi serta menghasilkan racun
3.
jenis bakteri yang menguntungkan adalah jenis bakteri yang memberi keuntungan bagi manusia
seperti hal sebagai penghasil produk yang berguna.
sponsored links
Untuk pembuatan nata, air kelapa yang digunakan tidak boleh sembarangan dan harus
memenuhi ketetapan standar kualitas pembuatan. Gunakan air kelapa yang telah matang namun tidak
terlalu tua atau muda.
Sebelum dimasukkan bakteri Acetobacter Xylinum, maka penambahan asam cuka, nitrogen dan
karbohidrat, diperlukan untuk membuat Acetobacter Xylinum dapat bertahan hidup.
Asam cuka yang ditamahkan pada air kelapa berperan dalam meningkatkan atau mungkin
mengurangi tingkat derajat keasaman. Asam cuka yang baik digunakan adalah asam asetat dengan
tingkat keasaman 99, 8 %.
Pembuatan nata de coco tidak hanya menggunakan air kelapa saja melainkan dapat pula dengan
skim santan.
Selain itu, Acetobacter Xylinum juga dapat menghasilkan selulosa pada bekatul karena terdapat
banyak kandungan karbohidrat di dalamnya. Selulosa yang dihasilkan melaui bekatul dapat pula
dimanfaatkan dalam pembuatan kertas.
Dengan perkembangan dan penelitian yang semakin maju ini, diharapkan masyarakat kita bisa
memanfaatkannya sebaik mungkin. Keberadaan bahan baku bekatul dapat dengan mudah ditemukan di
Indonesia, dengan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin diharapkan masyarakat dapat menghemat
selulosa kayu yang hingga kini banyak digunakan untuk membuat kertas.
Nata de coco adalah sejenis jelly kenyal berwarna putih susu atau bening, yang berasal dari
proses fermentasi air kelapa.Produk nata de coco ini pada awalnya diproduksi di Filipina.
Secara etimologis, nata de coco berarti krim kelapa atau terapung. Proses fermentasi nata
de coco dibantu oleh sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum. Enzim yang
dihasilkan bakteri nata de coco mengubah gula yang terkandung dalam air kelapa menjadi
lembaran-lembaran serat selulosa. Lembaran-lembaran selulosa itu kemudian menjadi
padat dan berwarna putih bening yang dinamakan nata.
Acetobacter Xylinum
Meskipun termasuk dalam golongan bakteri, namun Acetobacter xylinummerupakan
bakteri yang menguntungkan manusia. Artinya dapat digunakan untuk membuat suatu
produk yang bermanfaat bagi manusia. Misalnya seperti bakteri asam laktat yang
menghasilkan yoghurt, asinan dan lainnya.
Bakteri nata de coco dapat hidup pada larutan dengan derajat keasaman atau kebasaan 3,57,5 pH. Namun Acetobacter xylinum akan lebih tumbuh dengan optimal pada derajat
keasaman 4,3 pH. Idealnya bakteri Acetobacter xylinum hidup pada suhu 28 31 C. selain
itu, bakteri ini sangat membutuhkan pasokan oksigen.
Karbohidrat, Nitrogen dan Asam Cuka
Air kelapa yang digunakan dalam proses fermentasi harus memenuhi standar kualitas yang
telah ditetapkan untuk menghasilkan nata yang baik. Air kelapa harus berasal dari kelapa
yang telah matang, tidak terlalu muda atau tua. Sebelum dimasukkan biakan bakteri nata
de coco, ditambahkan karbohidrat, nitrogen dan asam cuka untuk menunjang kehidupan
bakteri ini. Senyawa hidrat arang yang digunakan adalah senyawa sederhana yang terdiri
dari sukrosa, fruktosa, maltosa dan manosa. Sukrosa merupakan senyawa yang paling baik
bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
Nitrogen yang ditambahkan ke dalam air kelapa berasal dari nitrogen organik seperti
protein dan ragi. Namun, dapat juga menggunakan nitrogen non organik seperti urea,
amonium sulfat [(NH4)2SO4] dan ammonium fosfat (NH4)3PO4. Jika dibandingkan
dengan nitrogen organik, biaya penggunaan nitrogen non organik lebih murah dan
kualitasnya pun cukup baik. Bahkan amonium sulfat sangat baik dijadikan bahan tambahan
pembuat nata de coco karena harganya sangat ekonomis, mudah larut dalam larutan lain
dan sangat selektif terhadap pertumbuhan mikroba lain.
Asam cuka atau asam asetat yang ditambahkan dalam air kelapa berfungsi untuk
mengurangi atau meningkatkan derajat keasaman. Jenis asam cuka yang paling baik untuk
menghasilkan nata yang berkualitas adalah asam asetat glacial dengan konsentrasi
keasaman sebesar 99,8%. Asam asetat dengan konsentrasi keasaman yang lebih rendah dari
asam asetat glacial dapat pula digunakan dalam proses fermentasi ini, namun dibutuhkan
dalam jumlah yang banyak guna memenuhi derajat keasaman yang dibutuhkan bakteri nata
de coco.
Acetobacter xylinum adalah salah satu jenis bakteri yang banyak bermanfaat dalam dunia
industri seperti nata de coco, nata de cassava, nata de soya, tepung mocaf, dan lain-lain. Acetobacter
xylinum merupakan bakteri yang menguntungkan dan tidak berbahaya. Bakteri ini mampu
memfermentasi bahan menghasilkan bahan selulosa. Acetobacter xylinum telah banyak berjasa
menghasilkan produk bernilai ekonomis sehingga perlu dikembangkan terus pemanfaatannya dalam
bioeteknologi diberbagai bidang. Bakteri ini merupakan jenis bakteri asam yang mudah
pertumbuhannya dan mudah pengembangbiakannya.
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, mempunyai panjang
kurang lebih 2 mikron dan permukaan dindingnya berlendir. Acetobacter xylinum mampu
mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan asam organik lain pada waktu yang sama, dan
mempolimerisasi glukosa sehingga terbentuk selulosa. Acetobacter xylinum memiliki ciri-ciri antara
lain merupakan gram negatif pada kultur yang masih muda, sedangkan pada kultur yang sudah tua
merupakan gram positif, bersifat obligat aerobic artinya membutuhkan oksigen untuk bernafas,
membentuk batang dalam medium asam, sedangkan dalam medium alkali berbentuk oval, bersifat
non mortal dan tidak membentuk spora, tidak mampu mencairkan gelatin, tidak memproduksi H 2S,
tidak mereduksi nitrat dantermal death point pada suhu 65-70C.
Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel secara teratur, mengalami beberapa fase
pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase
pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian.
Acetobacter xylinum akan mengalami fase adaptasi terlebih dahulu jika dipindahkan ke dalam media
baru. Pada fase ini terjadi aktivitas metabolisme dan pembesaran sel, meskipun belum mengalami
pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan
awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam
saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraseluler
polimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa. Fase
pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolit yang bersifat racun
yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase ini pertumbuhan tidak
stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak dibanding jumlah sel mati. Fase
pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih
banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah
hampir habis. Setelah nutrisi habis, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian,
sel dengan cepat mengalami kematian tidak baik untuk dijadikan strain nata.
Pertumbuhan Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah
kandungan nutrisi meliputi jumlah karbon dan nitrogen, tingkat keasaman media, pH, temperatur, dan
udara (oksigen). Suhu optimal pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada 2831C, pH optimal
3-4, memerlukan oksigen sehingga dalam fermentasi tidak ditutup dengan bahan kedap udara
sehingga tidak memungkinkan udara masuk sama sekali, tutup untuk mencegah kotoran masuk ke
dalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.
Nata adalah sejenis makanan penyegar atau pencuci mulut (food desert) yang lama populer di Filipina.
Dilihat berdasarkan susunan kimianya nata adalah Bacterial cellulose. Pembuatan nata de
coco, nata de pina, atau nata de soya memerlukan suatu sumber inokulum dari mikroba
pembentuknya. Mikroba pembentuk nata dapat diisolasi dari alam melalui buah-buahan yang banyak
mengandung gula seperti halnya nanas.
Mikroba yang digunakan adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk
genus Acetobacter. Bakteri Acetobacter xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang
pendek atau kokus. Secara kegunaan, utamanya Acetobacter xylinum digunakan untuk segala bentuk
bioteknologi yang menghasilkan nata. Ada nata de coco (dari air kelapa), nata de soya (dari limbah
tahu atau susu kedelai), nata de tomato, nata de pina, nata de cassava (dari singkong), nata de
melo, dll.
Berikut adalah proses pembuatan biakan murni bakteri Acetobacter xylinum.
Alat dan Bahan
Pisau
Talenan
Blender
Pengaduk
Waskom/wadah
Gula pasir
Saringan halus
Buah nanas
Langkah kerja
Kupaslah buah nanas yang sudah matang dan masih segar dengan menggunakan
pisau.
Cucilah buah nanas tersebut dengan air bersih, lalu belah menjadi dua bagian,
selanjutnya potong-potong menjadi bagian yang kecil-kecil.
Peraslah nanas yang sudah di blender dengan menggunakan saringan yang halus
untuk mengeluarkan juicenya.
Ampas nanas yang diperoleh kemudian dicampur dengan air dan gula pasir dengan
perbandingan 6 : 3 : 1
Aduklah campuran tadi sampai merata, kemudian masukan ke dalam botol jam (botol
selai) hingga setengah isi.
Tutuplah botol jam (botol selai) yang berisi campuran nanas dengan menggunakan
kain atau kertas yang bersih.
Simpanlah di tempat yang aman dan bersih, biarkan selama kurang lebih 2 3
minggu sehingga membentuk lapisan putih di atasnya.
Lapisan putih merupakan koloni bakteri Acetobacter xylinum.
Pembahasan
Bakteri Acetobacter xylinum merupakan bakteri yang menguntungkan manusia. Artinya dapat
digunakan untuk membuat suatu produk yang bermanfaat bagi manusia yaitu dapat dipergunakan dalam
pembuatan Nata de Coco (kolang-kaling air kelapa).
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron
dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8
sel. Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negatif.
Bakteri Acetobacter xylinum dapat hidup pada larutan dengan derajat keasaman atau ke-basa-an 3,57,5 pH. Namun Acetobacter xylinum akan lebih tumbuh dengan optimal pada derajat keasaman 4,3
pH. Idealnya bakteri Acetobacter xylinum hidup pada suhu 28o31oC. selain itu, bakteri ini sangat
membutuhkan pasokan oksigen.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang
sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Asam asetat
atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat
yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%).
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk
indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO 2 dan H2O. sifat yang paling
menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga
menjadi selulosa.
Faktor lain yang dominan mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan
nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen.
Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai
pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter
xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase
pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, dan fase kematian.
Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai
dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase
eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan
enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun
polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu
strain Acetobacter xylinum dalam membentuk nata.