PERKARA:XIX
C. Tujuan ................................................................................................................................................. 4
4. JENIS RETORIKA.............................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..10
B.Saran…………………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fakultas Hukum Perguruan Tinggi Swasta Universitas Muslim Indonesia terdapat banyak
Organisasi Study Club yang memiliki visi dan misi yang berbeda.
Salah satunya Kesatuan Reaksi Intelektual Study Club yaitu organisasi dalam kampus Fakultas
Ilmu Hukum yang dapat membangun dan membentuk kader-kader yang berintelektual,
berinovasi, dan kreatif.
Banyak mahasiswa yang menganggap bahwa organisasi akan menghambat berjalannya suatu
akademik, nyatanya organisasi dapat dijadikan sebagai wadah untuk berproses dan
mengembangkan potensi diri juga membangun solidaritas yang tinggi dan untuk mendapatkan
suatu ilmu yang tidak di dapatkan di dalam kampus guna mencapai tujuan bersama.
Pada umumnya manusia secara individu sangat sulit mewujudkan tujuan. Dengan adanya
organisasi maka akan mempermudah pencapaian tujuan karena didasari pada asas kerja sama dari
masing-masing individu.
Para kader diharapkan tidak hanya mampu eksis agar organisasi yang menaunginya terjaga,
namun yang terpenting adalah seluruh kader mampu mempresentasikan dirinya sebagai kader
dan anggota yang royal, patuh terhadap organisasi serta mampu membawa visi dan misi
organisasinya.
Sementara Pengkaderan berarti proses bertahap dan terus- menerus sesuai tingkatan, yang
memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik dan moral
sosial juga berintelektual sehingga kader dan anggota dapat membantu orang lain dan dirinya
sendiri untuk memperbaiki keadaan sekarang dan mewujudkan masa depan yang lebih baik
sesuai dengan cita-cita yang diidealkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Retorika?
2. Bagaimana Sejarah perkembangan Retorika?
3. Bagaimana tujuan Retorika?
4. Bagaimana Jenis Retorika?
C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas dan pertanggungjawaban makalah secara individu diberikan, yang tersusun secara
sistematis agar pembaca dapat lebih memahami dan mengetahui isi dari makalah yang telah di rangkum dengan
sebaik-baiknya.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Retorika
Retorika adalah cabang dari dialetika yang membahas mengenai kemampuan dalam membuat argumen
dalam bahasa sebagai alat di bidang ilmu etika. Retorika adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan
menggunakan persuasi untuk menghasilkan bujukan baik terhadap karakter pembicara, emosional, atau
argumen.
Bersumber dari perkataan Latin rhetorica yang berarti ilmu bicara. Cleanth Brooks dan Robert Penn Waren dalam
bukunya, Modern Rhetoric, mendefinisikan retorika sebagai the art of using language effectively atau seni penggunaan
bahasa secara efektif. Kedua pengertian tersebut menunjukan bahwa retorika mempunyai pengertian sempit: mengenai
bicara, dan pengertian luas; penggunaan bahasa, bisa lisan dapat juga tulisan. Oleh karena itu, sementara orang yang
mengartikan retorika sebagai public speaking atau pidato di depan umum, banyak juga yang beranggapan bahwa retorika
tidak hanya berarti pidato di depan umum, tetapi juga termasuk seni menulis.
Seni berbicara disebut retorika. Retorika adalah seni persuasi, suatu uraian yang harus singkat, jelas dan
meyakinkan, dengan keindahan bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki (corrective),
memerintah (instructive), mendorong (suggestive), dan mempertahankan (defensive).
Dalam bahsa Yunani, rhetor, orator, teacher, retorika adalah teknik pembujukrayuan secara persuasi untuk
menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional, atau argumen (logo). Plato secara umum
memberikan definisi terhadap retorika sebagai seni manipulati yang bersifat transaksional dengan menggunakan
lambang untuk mengidentifikasi pembicaraan dengan pendengar melalui pidato dan yang di persuasi saling bekerja
sama dalam merumuskan nilai, kepercayaan, dan pengharapan mereka. Retorika adalah bagian dari bahasa
(linguistic).
Khususnya ilmu bina bicara (sprecherziehung)
Titik tolak adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat krpada seseorang atau kelompok
orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberi motivasi atau memberi informasi). Berbicara
adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh karena itu pembicaraan itu setua umur bangsa manusia.
Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik, yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta), dan keterampilan
teknis. Retorika juga sering diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses
komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang
jelas dan tanpa isi, melainkan suatu
kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, padat, dan mengesankan. Retorika modern mencakup
ingatan yang kuat, banyak kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta
penilaian yang tepat. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan
kesanggupan. berbicara.
Sepanjang sejarah Eropa, retorika berkaitan dengan persuasi dalam pengaturan publik dan politik,
seperti majelis serta pengadilan. Karena asosiasi dengan lembaga-lembaga demokrasi retorika umumnya
dengan hak kebebasan berbicara, berkumpul. Serta pemberian hak dikatakan berkembang di masyarakat
yang terbuka dan demokratis politik untuk beberapa bagian dari masyarakat. Mereka yang
mengklasifikasikan retorika sebagai seni sipil percaya bahwa retorika memiliki kekuatan untuk
membentuk komunitas, membentuk karakter warga. Selain itu juga sangat memengaruhi kehidupan sipil.
Dikarenakan retorika dianggap sebagai seni publik yang mampu membentuk opini, beberapa orang
dahulu, termasuk Plato, menemukan kesalahan di dalamnya. Mereka mengklaim bahwa meski hal itu bisa
digunakan untuk meningkatkan kehidupan sipil. Namun retorika bisa digunakan untuk menipu atau
memanipulasi dengan efek negatif pada masyarakat. Massa dianggap tidak mampu menganalisis atau
memutuskan sesuatu sendiri, dan oleh karena itu akan terpengaruh oleh pidato yang paling persuasif.
Dengan demikian, kehidupan sipil bisa dikendalikan oleh orang yang bisa menyampaikan pidato terbaik
Dalam perkembangannya, retorika bergeser dari komunikasi dialogis ke komunikasi massa. Dipelopori
oleh kaum Sofis pada masa Romawi dan Yunani, dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan politik
dengan jalan membentuk opini publik. Oleh karena itu, retorika kemudian berubah menjadi sebuah
fenomena komunkasi politik yang menarik bagi tokoh-tokoh politik. Pada waktu itu dikenal banyak ahli
pidato atau orator, misalnya Dhemsthenes, Philippus, dan Lycurgus. Kemudian pada era modern,
terutama pada masa perang dunia, dikenal orator-orator ulung, seperti Hitler, Rossevelt, Lenin, Nehru,
dan Soekarno. Mereka dikenal sebagai orator yang bukan hanya mampu memukau publik, melainkan juga
mampu memengaruhi masyarakat. Salah satu dari tokoh itu, Hitler, bahkan mendefinisikan retorika
sebagai pers yang tidak tertulis. Retorika dipidatokan sebagai media propaganda untuk membentuk opini
publik.
1.Jenis Retorika
Arman Agung dalam tulisannya berjudul Keterampilan Berbicara : Retorika dan Berbicara Efektif
menjelaskan bahwa dari dari segi kepentingannya atau tujuan yang ingin dicapai, retorika dapat dibagi dalam
dua. Pertama, retorika persuasif, yaitu retorika yang bertujuan memengaruhi orang dengan tidak begitu
memerhatikan/ mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran moralitas. Retorika yang seperti ini dapat kita jumpai
di manamana.
Contohnya adalah retorika yang digunakan oleh sebagian besar penjual obat kaki lima dalam
menawarkan dagangannya, dan lain sebagainya. Kedua, retorika dialektika. Retorika ini sering juga
disebut sebagai retorika psikologi, yaitu retorika yang muncul sebagai kebalikan dari retorika persuasif.
Retorika ini sangat memperhatikan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, moralitas dan sifatnya dapat
menenangkan jiwa manusia.
Tujuan utama retorika ini mengarah kepada pembinaan spiritual. Retorika yang seperti ini umumnya
digunakan di dalam ceramahceramah agama.
Sedangkan Dori Wuwur Hendrikus (1991 : 16) membagi retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara menjadi
tiga. Pertama, monologtika. Artinya ilmu tentang seni bicara secara monolog. Di sini pelakunya atau
pembicaranya tunggal. Contohnya pidato, kata sambuan, kuliah, ceramah, dan juga bisa teater monolog.
Kedua, dialogika, yakni ilmu tentang seni berbicara secara dialogis. Biasanya ada dua orang atau lebih yang
berbicara. Contohnya diskusi, tanya-jawab, perundingan, percakapan, dan debat. Ketiga, pembinaan teknik
bicara. Bagian ini biasanya lebih diarahkan pada pembinaan teknis pernapasan, teknik mengucap artikulasi,
bina suara, teknik membaca dan bercerita.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPUAN
Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah
orang secara langsung bertatap muka.Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan
istilah pidato. Dalam pengertian lain juga dapat didefinisikan retorika adaln seni berkomunikasi
dengan orang lain secara tatapmuka atau tidak sesuai dengan pengertian retorika modren yaitu
komunikasi dengan menggunakan media tulis.
Tujuan daraipada retorika adalah untuk meyakinkan, mempengaruhi pendengar atau pembaca
terhadap apa yang kita bicarakan atau kita tulis dengan memperhatikan beberapa hal diantaranya
adalah logos, pthos, etos.
Manfaat daripada retorika sangatlah banyak namun kesemuanya padahakikatnya hanya satu yaitu
menciptakan seorang pembicara atau penulis yang menarik, profesional, memahamkan, serta
mampu memahami keadaan daripada pembaca atau lawan bicara kita sehingga tercipta suatu
komunikasi yang baik dan tercapainya maksud yang kita inginkan.
B. SARAN
Penulis menyarankan kepada seluruh pelajar agar lebih dalam lagi mempergunakan ilmunya
untuk memanfaatkan apa yang sudah ada dan mengembangkan lagi bagaimana agar
Mengguanakan Retorika mungkin bisa lebih menguntungkan di kehidupan .
Dari makalah yang penulis sampaikan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, serta arahan dan bimbingan dari semua pihak, terutama Kakak-kakak
Pembimbing kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi para para pembaca
khususnya bagi kami selaku penuli
DAFTAR PUSTAKA
Rhodes, Anthony (2011). "Jacob Burckhardt: History and the Greeks in the Modern
Context,"(PDF). Portland State University (dalam bahasa Inggris): 71. doi:10.15760/etd.279
Aristoteles; Tomovska, Vesna (2018). Retorika (Seni Berbicara). Diterjemahkan oleh Handayani, Dedeh
Sri. Yogyakarta: Basabasi. hlm. 20. ISBN 9786026651983.
Abiidn Y Z, Pengantar Retorika, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013). Effendy O U Ilmu Teori dan
Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003).
Rakhmat j, Materi Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008)