Dosen Pengampu :
Dr. Lusi Komala Sari S.Pd., M.Pd.
Oleh :
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Retorika yang diampu oleh Ibu Lusi Komala Sari. Makalah ini disusun
berdasarkan hasil penyusunan data skunder yang kami peroleh dari buku, jurnal,
dan sumber lain yang berkenaan dengan materi tersebut.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna oleh karena itu, masukan , saran bahkan kritkan sangat penulis
harapkan guna kesempurnaan makalah berikutnya. Harapan penulis semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retorika merupakan sebuah seni berbicara yang berarti mengucapkan kata
atau kalimat kepada seseorang atau kelompok ,untuk mencapai suatu tujuan
tertentu agar pendengar terpengaruh dan paham. Sejalan dengan itu menurut
Keraf (2010:30), retorika adalah suatu Teknik pemakaian bahasa sebagai seni,
baik lisan maupun tertulis, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang
tersusun baik. Keterampilan berbicara umumnya dilatih dengan menggunakan
kegiatan berbicara antara lain dakwah, ceramah, pidato, pembawa acara, dan
lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Retorika yang Digunakan Pembawa Acara?
2. Bagaimana Retorika yang Digunakan dalam Pidato?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Retorika yang Digunakan Pembawa Acara
2. Untuk Mengetahui Retorika yang Digunakan dalam Pidato
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Retorika Pembawa Acara
1. Retorika yang digunakan pembawa acara
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif artinya suatu kemampuan yang sangat berguna bagi
kehidupan untuk menunjang dalam suatu pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.
Keterampilan berbicara itu sangat penting bagi seseorang karena melalui
keterampilan ini, seseorang dapat dengan mudah dalam menyampaikan
gagasan, pikirannya sehingga gagasan-gagasan yang ada di dalam pikiran
orang tersebut dapat di pahami oleh orang lain
Istilah retorika dapat ditemukan dalam bahasa Inggris dengan kata rethoric
berarti kepandaian dalam berbicara ataupun berpidato. Dalam hal ini tentu,
berbicara di depan khalayak umum diperlukan keterampilan berbahasa yang
baik, jelas, penampilan yang menarik serta keefektifan dalam menyampaikan
pesan kepada pendengar. Mardhiyah (2015: 4) mengatakan, “Retorika adalah
sebuah ilmu yang mengajarkan tentang bagaimana cara berbicara di depan
umum (public speaking)”
2
yang harus dipenuhi dalam mengadakan persuasi yaitu watak, kredibilitas,
pembicara, serta kemampuan pembicara untuk mengendalikan emosi para
audiens, bukti atau fakta-fakta untuk membuktikan suatu kebenaran itu sangat
diperlukan. Menurut Rahkmat dalam Ayu Linda Wulandari (2018: 142)
mengatakan bahwa jenis-jenis strategi pembawa acara meliputi: teknik
persuasi, menetapkan daya tarik motif, pencitraan, dan isi pesan persuasif.
3
Najwa Shihab merupakan sosok tokoh jurnalis senior yang memiliki
strategi retorika yang sangat memukau dalam menyampaikan pesan, sehingga
kerap mendatangkan berbagai narasumber di dunia politik ataupun sosial.
Bahkan tidak jarang dengan strategi retorika yang dimiliki oleh Najwa Shihab
mampu memancing narasumber untuk mengungkapkan berbagai informasi
baru yang belum diketahui oleh publik. Hal itu tentu merupakan tujuan dari
adanya sebuah retorika di dalam menyampaikan pesan yaitu untuk
memengaruhi dan merayu publik dalam rangka membentuk opini publik.
Oleh karena itu, dalam acara tersebut Najwa Shihab terlihat lebih
memfokuskan dirinya untuk bertanya kepada narasumber tentang segala hal
berkaitan dengan topik yang dibahas pada saat itu. Ketika melakukan
kegiatan bertanya itulah, Najwa Shihab menggunakan srtategi retorika agar
informasi yang diperoleh jelas dan akurat. Salah satu strategi yang digunakan
Najwa Shihab yaitu berkaitan dengan pertanyaan-pertayaan yang diberikan
Najwa Shihab kepada narasumber. Selain sarana untuk memperoleh informasi
pertanyaan menjadi hal yang sangat penting didalam sebuah perbincangan,
karena pertanyaan dapat dijadikan sebagai rangsangan untuk mengaktifkan
permasalahan yang akan dibahas.
4
2. Strategi Retorika Verbal yang digunakan Pembawa Acara Najwa
Sihab
Tuturan-tuturan yang digunakan olehNajwa Shihab dalam acara Mata
Najwa di Trans7 menunjukkan bahwa pemakaian retorika verbal
penggunaan diksi dapat berfungsi untuk mengungkapkan gagasan secara
verbal dalam memberikan informasi kepada pendengar. Interpretasi dari
diksi denotatif dapat menggambarkan suatu informasi kepada pendengar
dengan kata-kata sehingga menimbulkan suatu ide atau gagasan dalam
setiap kata atau pesan yang disampaikan Najwa Shihab mampu dalam
mengendalikan emosi pemirsa, serta menarik perhatian dari setiap episode
yang dibawanya dalam acara Mata Najwa di Trans7.
(1) Sayang sekali kita seperti tidak siap menerima kepanikan malah cepat
merajalela.
(2) Pandemi jadi batu uji efektif dan efisiensinya negara cermin birokasi
yang lapuk atau bertenaga.
Pada contoh di atas terdapat kata batu. Kata batu dengan melihat
makna sebenarnya merupakan sebuah benda yang keras ada yang
berbentuk lingkaran. Namun kata batu memiliki makna ganda atau
dinamakan kata konotatif. Kata batu yang digunakan Najwa Shihab pada
konteks kalimat di atas bukan batu benda keras berbentuk lingkaran
melainkan kata batu berarti benda. Berdasarkan pada kalimat di atas
bahwa Najwa Shihab menggunkan kata batu untuk mendeskripsikan
pandemi akan menjadi benda percobaan.
Selain dari menggunakan diksi atau pilihan kata, Najwa Shihab juga
menggunakan gaya bahasa yang bertujuan untuk mengungkapkan gagasan
5
atau pikirannya guna memperoleh informasi dari narasumber. Gaya
bahasa yang digunakan Najwa Shihab jenis gaya bahasa berdasarkan
langsung tidaknya makna yaitu dibedakan menjadi dua yaitu gaya bahasa
retoris dan gaya bahasa kiasan.
Berikut ini akan diuraikan gaya bahasa yang digunakan Najwa Shihab
dalam acara Mata Najwa di Trans7.
(3) Sudah dua bulan lebih corona mengancam dunia tak ada alasan bagi
pemerintah terbata-bata.
Pada contoh 3 menunjukkan gaya bahasa personifikasi yang
ditunjukkan pada kalimat Sudah dua bulan lebih corona mengancam dunia
tak ada alasan bagi pemerintah terbata-bata. Kata mengancam pada
kalimat di atas merupakan gaya bahasa personifikasi mengacu pada proses
yang menerangkan tindakan. Najwa Shihab menggunakan kata tersebut
untuk mendeskripsikan bahwa tidak ada lagi alasan bagi pemerintah
menghindar kini virus corona sudah mengancam indonesia bahkan negara.
(4) Kabar yang tidak diinginkan itu akhirnya tiba, virus corona baru telah
masuk ke Indonesia, sayang sekali kita seperti tidak siap menerima
kepanikan malah dengan cepat merajalela, kelangkaan alat kesehatan,
pejabat ngomong serampangan, identitas pasien diumbar
sembarangan, padahal corona bukan penyakit yang tak tersembuhkan
selama penanganan dengan sebaik-baiknya dilakukan, mengapa
respon kita tampak tergesa-gesa, apakah kita benar-benar siap
menghadapi corona.
6
3. Strategi Non Verbal yang digunakan Pembawa Acara Najwa Sihab
Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi
nonverbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan bentuk
verbal dalam suatu setting komunikasi yang dihasilkan oleh individu dan
penggunaan lingkungan oleh individu yang mempunyai nilai pesan
potensial bagi pengirim atau penerima.
Pada data 1 terdapat bahasa tubuh dari elemen “mata dan gerakan
tangan “yang saling berkaitan ketika Najwa Shihab memberikan ilustrasi
tentang topik yang akan disampaikan yaitu dalam bentuk narasi.
7
Strategi pembawa acara dalam sebuah acara merupakan kunci
suksesnya suatu acara. Pemakaian retorika verbal dan nonverbal dalam
strategi pembawa acara sangat membantu strategi yang digunakan
pembawa acara. Dari jenis diksi dan gaya bahasa yang digunakan Najwa
Shihab maka peneliti menemukan adanya kaitan retorika verbal dan
nonverbal dalam strategi yang digunakan pembawa acara banyak
mengandung unsur persuasi, diantaranya dari tuturan Najwa Shihab yang
mengandung diksi dan gaya bahasa dapat menciptakan karakter atau
watak pemirsa, hal ini dibuktikan peneliti lewat data yang telah dicari
dan dianalisis terkait dengan retorika verbal dan nonverbal.
Retorika adalah salah satu penentu dalam keberhasilan tutur pidato. Oka
dan Basuki (1990:6) menjelaskan bahwa setiap orang yang bertutur
sebenarnya terlibat dengan retorika. Retorika dimanfaatkan ketika seseorang
tengah mempersiapkan tuturnya, menata, serta menampilkannya.
Pemanfaatan ini sebagian besar didorong oleh keinginan untuk mendapatkan
tutur yang menarik atau tutur yang mampu mempengaruhi orang lain atau
mampu mempersuasi orang lain. Pengetahuan tentang retorika dalam pidato
dapat memberikan ciri atau ragam tutur yang tentunya berbeda dengan tutur
lainnya. Salah satu contoh penggunaan retorika dalam pidato yaitu pada
pidato yang dibawaakan oleh Presiden Suharto. Diksi retoris dalam pidato
Presiden Soeharto dimaksudkan untuk membuat pembaca terpersuasi oleh
8
penulis, sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis. Diksi retoris dapat
berwujud kata konotatif, kata indria, kata ilmiah, dan sebagainya. Soeharto
berikut penjelasan dan contohnya :
9
kerawanan di bidang ekonomi dalam melanjutkan pembangun-an
dalam menyiapkan kondisi yang memadai untuk memasuki
Repelita IV.
(4) Yang kita inginkan adalah wajah kehidupan politik yang cerah dan
bergairah, bukan yang suram dan wajah berkerut diliputi
ketegangan dan saling tidak percaya.
Kata pahit pada contoh (3) di atas merupakan kata indria. Kata
pahit yang seharusnya bertalian dengan indria pengecap digunakan
untuk melukiskan pengalaman yang telah dialami atau dilakukan. Kata
tersebut memiliki daya guna untuk menggambarkan bahwa
pengalaman yang terjadi memang menyakitkan.
(5) Sikap dasar ini kita ambil, karena kita percaya, hanya dengan jalan
itu kita akan terus tumbuh menjadi bangsa yang makin dewasa dan
kokoh, yang menjamin stabilitas, kontinuitas dan dinamika
masyarakat dari generasi ke generasi.
10
Pada contoh (5) di atas teradapat penggunaan kata-kata ilmiah,
yakni kata stabilitas, kontinuitas dan dinamika. Kata-kata tersebut
bukan termasuk kata populer yang umum dipakai oleh semua lapisan
masyarakat. Penutur menggunakan kata tersebut dengan
memperhatikan sasaran atau pendengar pidatonya, yakni kalangan
pejabat. Kata-kata tersebut barangkali akan dihindari jika pendengar
pidatonya adalah masyarakat awam. Penggunaan kata-kata ilmiah
tersebut memiliki daya retoris, yakni mampu meninggikan status sosial
baik penutur maupun petuturnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Retorika ini sangat
berpengaruh terhadap pembawa acara dan pidato. Didalam pidato Retorika
dimanfaatkan ketika seseorang tengah mempersiapkan tuturnya, menata, serta
menampilkannya. Pemanfaatan ini sebagian besar didorong oleh keinginan
untuk mendapatkan tutur yang menarik atau tutur yang mampu
mempengaruhi orang lain atau mampu mempersuasi orang lain. Pengetahuan
tentang retorika dalam pidato dapat memberikan ciri atau ragam tutur yang
tentunya berbeda dengan tutur lainnya. Salah satu contoh penggunaan
retorika dalam pidato yaitu pada pidato yang dibawaakan oleh Presiden
Suharto. Adapun diksi yang digunakan dalam pidato presiden Soeharto
tersebut adalah Diksi Ilmiah, Indria, Konotatif dan sebagainya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun susunan kalimatnya, bahkan dari
isinya. Oleh karena itu , penulis sangat mengharapkan kritk dan saran dari
pembaca guna kesempurnaan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aristoteles. (2018). Retorika Seni Berbicara. Yogyakarta. Basabasi.
Imah Nafizah. (2021). Strategi Retorika Pembawa Acara dalam Mata Njwa
di Trans 7. Jurnal Peneroka Vol. 1. No. 02 (2021)
Keraf , Gorys .2006 Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Dwi Nigwang. (2008). Diksi dan Gaya Bahasa Dalam Pidato Presiden
Soeharto.Malang
13