MENYUSUN PIDADATO
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata kuliah Bahasa
Indonesia
Dosen pengampu: Nurmayasari S.Pd.,M.Pd
DISUSUN OLEH:
I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Dasar-Dasar
Komunikasi Semester ke-1 tahun 2021/2022. Berkat rahmat dan karunia-Nya, serta didorong
kemauan yang keras disertai kemampuan yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang membahas tentang “MENYUSUN PIDATO” dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nurmayasari selain dosen pengampuh
Bahasa Indonesia yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurnah.
Makassar, 7 Desember 2021
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................... ii
DAFTAR ISI ..........................................................................iii
BAB 1: PENDAHULUAN...........................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................1
C. Tujuan Penulis........................................................................2
BAB 2: PEMBAHASAN............................................................3
A. Pengertian Pidato..................................................................3
B. Fungsi Pidato..........................................................................4
C. Jenis-Jenis Pidato...................................................................5
D. Kerangka Susunan Pidato .....................................................6
E. Langkah-Langkah Penyusunan Pidato ....................................
F. Penyusunan Pidato..................................................................
G. Hal-Hal Yang Harus Diperlihatkan Dalam Pidato.....................
BAB 3: PENUTUP....................................................................9
A. Kesimpulan ..........................................................................9
B. Kritik danSaran.......................................................................9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….1
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di
hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
B. Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini:
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan
dengan suka rela.
2. Meyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada pendengarnya.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang
lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan.
4. Mendidik
5. Propaganda
6. Penyambung lidah seseorang
Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapat dengan
lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika sedang berpidato, bahkan
dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang bepidato dapat mengukur
sendiri, apakah pidato yang dibawakannya itu berhasil ataukah gagal.
C. Jenis-Jenis Pidato
Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
1. Pidato Pembukaan adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca
acara atau mc (master of ceremony)
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
5
3. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan
atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang
berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas
atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggung Jawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggung jawaban terhadap suat kegiatan tertentu.
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pidato,
jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1. Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan secara tiba-
tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila seseorang
menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato maka
pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis impromptu.
Keuntungan:
Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena
pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang akan ia
sampaikan.
Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
Memugkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian:
Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar
pengetahuan yang tidak memadai.
Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-sedat.
Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakkan dan ngawur.
Pembicaran kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2. Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak berlaku istilah
‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Karena pembicara akan
membacakan pidato dari awal sampai akhir. Jenis pidato ini sangat perlu
dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh terdapat
kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan
keungan, beberapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan beberapa
pengeluaran serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu
menuliskannya dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya.
Manuskrip juga sangat dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan
sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.
6
Keuntungan:
Kata- kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan
arti yang tepat dan pertanyaan yang gamblang.
Pertanyaan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali.
Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah disiapkan.
Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dpat dihindari.
Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian:
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak
berbicara langsung kepada mereka.
Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena ia lebih
berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan gerak dan
bersifat kaku.
Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek
atau memperpanjang pesan.
Pembuatannya lebih lama.
3. Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam bentuk naskah
kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan:
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki persiapan
yang baik.
Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar.
Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
Kerugian:
Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidak akan
mampu menarik perhatian hadirin.
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada
usaha untuk mengingat kata-kata.
Memerlukan banyak waktu persiapan.
7
Keuntungan:
Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara
berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya.
Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan
penyajiannya lebih spontan.
Kerugian:
Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya.
Kemungkinan menyimpang dari garis besar sangat besar
Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato
dibedakan atas:
1. Pidato Informatif (memberitahu/mengabarkan) adalah pidato yang
tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi
tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya pengertian
dan pemahaman pendengar atas informasi yang disampaikan.
2. Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato yang tujuan
utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau
menerima ajakan yang disarankan secara sukarela bukan dengan sukar
rela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi agar
pendengar dapat menyetujui atau meyakini dan mungkin
membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar.
3. Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yang tujuan utamanya
adalah menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang
diinginkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu
kegembiraan.
8
E. Langkah-Langkah Penyusun Pidato
9
Topik Harus Menarik Minat Pedengar
Dalam berdakwah atau berpidato, seseorang berbicara untuk orang
lain, bukan untuk dirinya sendiri. Jika tidak ingin ditinggalkan pendengar
atau diacuhkan oleh hadirin, Anda harus berbicara tentang sesuatu yang
diminati mereka. Walaupun hal-hal yang menarik perhatian itu sangat
tergantung pada situasi latar belakang khalayak/hadirin, namun hal-hal
yang bersifat baru dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusian,
petualangan, konflik, ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan
dengan keluarga, humor, rahasia, atau hal-hal yang memiliki manfaat
nyata bagi hadirin adalah topik-topik yang akan menarik perhatian.
10
Topik Harus Dapat Ditunjang dengan Bahan Yang Lain
Jika Anda memilih topik tentang Hadist Shahih dan Dhoif,
lengkapi bahan pembicaraan Anda dengan sumber-sumber rujukan (bisa
berupa: kitab, buku, atau perkataan ulama) yang sesuai.
Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah
keterangan untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang
(supporting point) dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat
11
kesan, menambah daya tarik dan mempermudah pengertian. Ada enam
macam teknik pengembangan bahasa dalam berpidato antara lain:
1) Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau
kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat
dilakukan dengan cara memberikan pengertian atau definisi.
Misalnya, istilah Iman Kepada Allah Anda jelaskan dengan
kalimat: “Iman adalah rasa percaya dan yakni akan kebenaran
adanya Allah di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.”
2) Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga
lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam berpidato dapat
berupa cerita yang rinci yang disebut ilustrasi. Untuk memberikan
contoh tentang kesabaran, misalnya Anda menggunakan cerita
tentang kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan Allah
melulai penyakit kulit yang dideritanya.
3) Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk
menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam
analogi yaitu analogi harfiyah dan analogi kiasan. Analogi
harfiyah (literal analogy) adalah perbandingan di antara objek-
objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam
beberapa aspek tertentu. Misalnya, membandingkan manusia
dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah
perbandingan diantara objek-objek di antara kelompok yang tidak
sama.
4) Testimoni adalah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang
pembicaraan pembicara. Pendapat ahli yang dikutip dari pidato
seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain,
termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.
5) Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk
menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik
diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelasn, dan
meyakinkan. Misalnya, untuk melukiskan betapa bobroknya
akhlak generasi muda di Indonesia, seseorang menggunakan
kalimat, “Wahai saudara-saudara, menurut hasil penelitian, saat
ini lebih dari 65 persen remaja di Indonesia telah melakukan
hubungan seks sebelum nikah…”
6) Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama
dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk
menegaskan dan mengingatkan kembali.
12
H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi
manusia, berkata, “let your speech march”. Suruh pidato Anda berbasis
tertib seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang tersusun
tertib (well-organized) akan menciptakan suasana yang favorble,
membangkitkan minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas,
sehingga memudahkan pengertian, mempertegaskan gagasan pokok, dan
menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis.
Pengorganisasian pesan dapat dilihat menurut isi pesan itu sendiri atau
dengan mengikuti proses berpikir manusia. Yang pertama disebut
organisasi pesan (messages organization) dan yang kedua disebut
pengaturan pesan (message arrangemen).
13
(attention), kebutuhan (needs), pemuasan (satisfaction), visualisasi
(visualization), dan tindakan (action). Dengan demikian, pidato yang
baik dan efektif adalah pidato yang sejak awal mampu membangkitkan
perhatian khalayak pendengar, mampu membuat pendengar merasakan
adanya kebutuhan tertentu, memberikan petunjuk bagaimana cara
memuaskan kebutuhan tersebut, dapat menggambarkan dalam pikirannya
penerapan usul yang dianjurkan kepadanya dan akhirnya mampu
menggerakkan khalayak untuk bertindak sesuai anjuran yang disarankan.
Misalnya seseorang akan mengajak yang lainnya untuk memotong
rambutnya yang gondrong. Pembicaraan memulai pembicaraan dengan
melontarkan perkataan: “Lihat rambutmu!!! Kutu-kutu bergelantungan
dengan bebasnya…” Anda sedang memasuki tahap perhatian. Lalu Anda
berkata lagi, “Kutu-kutu itu tentu membuat kepalamu gatal dan kamu
pasti tidak bisa tidur nyenyak…” Anda tengah berada pada tahap
membangkitkan kebutuhan. “Memotong rambut itu mudah dan murah,
cukup dengan uang RP 3.000 atau bahkan gratis…” Anda masuk pada
tahap pemuasan. “Jika kamu tetap membiarkan rambutmu jabrig begitu
dan membebaskan kutu-kutu menyedot darahmu, kamu tampak seperti
orang kurang waras dan mustahil gadis-gadis di desa ini akan tertarik
kepadamu…, tapi jika kamu cepat memotomg dan merapihkan rambutmu,
kutu-kutu itu akan segera mengucapkan selamat tinggal pada kepalamu
dan gadis-gadis cantik akan mengucapkan selamat datang arjunaku…”
Anda sudah masuk pada tahap visualisasi. “Ayo, cukurlah rambutmu
sekarang…!!!” Anda melakukan tahap tindakan.
2.4 Membuat Garis-garis Besar Pidato
Garis-garis besar (out-line) pidato merupakan pelengkap yang
amat berharga bagi pembicara yang berpengalaman dan merupakan
keharusan bagi pembicara yang belum berpengalaman. Garis besar pidato
ibarat peta bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan
retorika. Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang akan dituju. Garis
besar yang salah akan mengacukan “perjalanan” pembicaraan, dan garis
besar yang teratur akan menertibkan “jalannya” pidato. Garis-garis besar
pidato yang baik terdiri dari tiga bagian: pengantar, isi, dan penutup.
Dengan menggunakan urutan bermotif daru Alan H. Monroe, dapat dibagi
mejadi lima bagian: perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan
tindakan. Perhatian ditempatkan pada isi; dan tindakan ditempatkan pada
penutup pidato.
F. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini:
1. Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
14
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pidato adalah ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai
alatnya.
2. Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain, menyampaikan
informasi dan atau suatau pemahaman, menghibur, mendidik,
propaganda, penyambung lidah seseorang.
3. Jenis-Jenis Pidato
Berdasarkan sifat dan isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
Pidato Pembuka, Pidato Pengarahan, Pidato Sambutan, Pidato
Peresmian, Pidato Laporan, dan Pidato Pertanggungjawaban
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum
melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato
Impromptu (serta merta), Pidato Manuskrip, dan Pidato
Ekstemporan.
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis
pidato dibedakan atas: Pidato Informatif, Pidato Persuasif, Pidato
Rekreatif.
4. Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka,
pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, atau materi pidato secara
sistematis: maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup
(kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
16
5. Kriteria topik yang baik sebagai berikut: topik harus sesuai dengan latar
belakang pengetahuan pembicara, menarik minat pembicara, menarik
minat pendengar, sesuai dengan pengetahuan pendengar, jelas ruang
lingkup dan pembatasnya, sesuai dengan waktu dan situasi, di tunjang
dengan bahas yang lain.
6. Dalam merumuskan judul pidato sebaiknya harus memenuhi tiga syarat,
yaitu: relevan, propokatif, dan singkat.
7. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan dalam Berpidato ada enam
macam yakni: Penjelasan, Contoh, Analogi, Testimoni, Statistik,
Perulangan.
8. Dalam manyusun sebuah pidato dan mengurutkan gagasan utama dan
penjelasan yang di sebut Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam
urutan (sequence), yaitu: deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan
topikal.
9. Dalam penyampaian pesan pidato, pesan harus sejalan dengan urutan
proses berfikir manusia yakni disebut sebagai motivated sequence (urutan
bermotif) yang terdiri atas lima urutan yakni: perhatian (attention),
kebutuhan (needs), pemuasan (sataisfaction), visualisasi (visualization)
dan tindakan (action).
10. Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan persiapan antara lain
seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum,
mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan,
menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti, mengetahui
jenis pidato dan tema acara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan
pidato, dsb.
11. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berpidato diantaranya: berbusana
yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang pendengarnya,
acara yang akan disuguhkan panitia, pergunakan bahasa yang sopan
dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya, materi
pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengarnya, penampilan
17
harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah hati, takut, bingung
atau grogi.
B. Saran
Keberhasilan pidato dilihat dari diterimanya pesan pidato yang
disampaikan oleh pembicara kepada para pendengar. Agar itu semua bisa
terwujud, kita harus menguasai semua teknik-teknik yang berkaitan dengan
berpidato. Mulai dari menulis naskah pidato, hendaknya kita menulis naskah
pidato yang sesuai dan diminati pendengar. Selain itu kita juga harus
mengetahui kiat-kiat apa saja yang harus kita lakukan agar pendengar
tertarik untuk mendengarkan pidato yang kita sampaikan serta tidak
menyinggung perasaan pendengar. Selain itu kita harus banyak berlatih agar
pidato yang kita sampaikan dapat berjalan dengan lancar dan kita tidak
mengalami. Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini,
mahasiswa dapat mengetahui cara berpidato yang baik, dan mahasisawa
dapat mengembangkan kemampuan berpidato serta diharapkan tampilan
mahasiwa dalam berpidato benar-benar menunjukkan kualitas sebagai insan
yang terpelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Emha. __. Tehnik dan Pedoman Berpidato. Surabaya: CV. Amin
Al Ansori, Sofyan. 2010.Jenis-Jenis Pidato
.http://copiyan.wordpress.com/2010/02/28/jenis-jenis-pidato/(diakses tanggal4 Mei
2010)
Anonim. 2008. Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan
Pidato Sambutan.
http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-metode-susunan-dan-persiapan-
pidato-sambutan(diakses tanggal 4 Mei2010)
Anonim. 2010.Jenis Pidato.http://archevn.host22.com/page4.html(Diakses
tanggal4 Mei 2010)
Anonim. 2010.Langkah-langkah Menyusun Pidato
18
.http://palakacomputer.blogspot.com/2010/01/langkah-menyusun-pidato.html
(Diakses tanggal 14 Mei 2010)
Isdaryanto. 2010.Pengertian Pidato dan Kata Sambutan
.http://www.isdaryanto.com/kumpulan-contoh-pidato-lengkap(diaksestanggal 4
Mei 2010)
Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
19