Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PIDATO

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa


Indinesia yang di ampu oleh Ikha Listyarini

Disusun oleh :

Nama : Rodinda Prasetiani

NIM : B.231.11.0483

Jurusan S1 AKuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Semarang

Tahun 2012

1
DAFTAR ISI

Hal

SAMPUL-------------------------------------------------------------------------------1

DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------2

BAB I PENDAHULUAN--------------------------------------------------------3

1.1. Latar Belakang----------------------------------------------------3


1.2. Rumusan Masalah------------------------------------------------------3
1.3. Tujuan--------------------------------------------------------------4
BAB II ISI---------------------------------------------------------------------------5

A. Pengertian Pidato------------------------------------------------------5
B. Fungsi Pidato----------------------------------------------------------5
C. Jenis-jenis Pidato------------------------------------------------------6
D. Kerangka Susunan Pidato--------------------------------------------9
E. Langkah-langkah Penyusunan Pidato-----------------------------10
F. Persiapan Pidato------------------------------------------------------14
G. Hal-Hal Yang Harus di Perhatikan dalam Pidato----------------14
BAB III PENUTUP----------------------------------------------------------------15

A. Kesimpulan-----------------------------------------------------------15
B. Saran--------------------------------------------------------------------16
DAFTAR PUSTAKA--------------------------------------------------------------17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi
(keberadaan)di tengah tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara,
tetapi berbicara yangmenarik (atraktif), bernilai informasi (informatif),
menghibur (rekreatif), danberpengaruh (persuasif). Dengan kata lain,
manusia mesti berbicara berdasarkanseni berbicara yang dikenal dengan
istilahretorika. Retorika adalah seniberkomunikasi secara lisan yang
dilakukan oleh seseorang kepada sejumlahorang secara langsung bertatap
muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkalidisamakan dengan istilah
pidato.

Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi


hubungan antara yang berpidato dengan orang yang diberi pidato. Oleh
sebab itumaka yang berpidato ( berbicara ) hendaknya mempersiapkan
dirinya dengan sebaik – baiknya, agar tercapai apa yang diharapkan.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang – orang
yang mendengarkan pidato tersebut. Kemampuan berpidato ( berbicara )
yang baik di depan public / umum dapat membantu untuk mencapai
jenjang karir yang baik.

1.2. Rumusan Masalah


Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitan dengan
pidato yakni :
1. Apa pengertian pidato ?
2. Apa fungsi pidato ?
3. Apa saja jenis – jenis pidato ?
4. Apa saja kerangka susunan pidato ?
5. Bagaimanakah langkah – langkah penyusunan pidato ?
6. Bagaimana persiapan sebelum melakukan pidato ?
7. Apa saja hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pidato ?

3
1.3. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini, untuk mengetahui dan mempelajari
lebih dalam mengenai pidato serta sistematika penyusunannya, cara
penyampaiannya dll.

4
BAB II
ISI

A. Pengertian Pidato
“Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak.Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di
hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai
alatnya” ( Wirajaya, 2008:123 ).
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan
pikirandalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak
dalamsebuah forum.Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari
besar,pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan
lainsebagainya.
Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya tehnik dan
pedomanberpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang
sesuatu hal(masalah) dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di
hadapanmassa atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.
Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak
terbataskepada pidato secara langsung di depan massa melainkan bisa
menggunakansaluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio, saluran
televisi, ataurekaman pada kaset.

B. Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :

1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang


disarankan dengan suka rela,
2. Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada
pendengarnya,
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga
orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan,
4. Mendidik,

5
5. Propaganda,
6. Penyambung lidah seseorang.
Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapatdengan
lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika sedangberpidato, bahkan
dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yangberpidato dapat mengukur
sendiri, apakah pidato yang dibawakannya ituberhasil ataukah gagal.

C. Jenis-Jenis Pidato
 Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:

1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang


dibawakan oleh pembaca acara atau mc (master of ceremony).
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk
mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan
pada suatu acarakegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan
oleh beberapaorang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan
oleh seseorang yang berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah
melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang
berisi suatu laporan pertanggungjawaban terhadap suatu kegitan
tertentu
( Wirajaya,2008:180 )

 Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum


melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1. Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang
dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya.
Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil
untukmenyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah
pidato jenis impromptu. Keuntungan :
 Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang
sebenarnya,karena pembicara tidak sempat lebih dalam
memikirkan apa yang akan ia sampaikan.
 Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.

6
 Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian :

 Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar


pengetahuan yang tidak memadai.
 Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-
sendat.
 Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan ngawur.
 Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2. Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di
sini tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan
pidato’.Karena pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai
akhir.Jenis pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan
disampaikan tidak boleh terdapat kesalahan. Misalnya, ketika
seseorang diminta untuk melaporkan keadaan keuangan, berapa
pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran
sertauntuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya
dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip
juga sangat dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit
saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.
Keuntungan :

 Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat


menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,
 Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun
kembali,
 Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah disiapkan,
 Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,
 Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian :

 Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak


berbicara langsung kepada mereka,

7
 Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karenaia
lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan
gerak dan bersifat kaku,
 Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah,memperpendek
atau memperpanjang pesan,
 Pembuatannya lebih lama.
3. Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis
dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :

 Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki persiapan


yang baik,
 Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar,
 Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
Kerugian :

 Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidakakan


mampu menarik perhatian hadirin,
 Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih
pada usaha untuk mengingat kata-kata,
 Memerlukan banyak waktu persiapan
4. Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah
dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok
penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak
berusaha mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato
yangpaling baik dan paling sering digunakan oleh pembicara yang
telah mahir dan berpengalaman.Out-line hanya merupakan pedoman
untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.
Keuntungan :

 Komunikasi pendengar dan pembicara lebih


baik karena pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau
khalayaknya,

8
 Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai
dengan kebutuhandan penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :

 Memerlukan latihan yang intensif bagi


pembicaranya
 Kemungkinan menyimpang dari garis besar
besar sangatbesar,
 Kefasihan bias terhambat karena kesukaran
memilih kata-kata
 Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis- jenis
pidato dibedakan atas:

1. Pidato Informatif(memberitahu /meng abarkan)


adalah pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi
agar orang menjadi tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan
adalah adanya pengertian dan pemahaman pendengar atas informasi
yang disampaikan.
2. Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah
pidato yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain
agar mau menerima ajakan yang disarankan secara sukarela bukan
dengansukar rela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan
emosi agarpendengar dapat menyutujui atau meyakini dan mungkin
membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar.
3. Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato
yangtujuan utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang
lain.Reaksi yang diinginkan adalah terhiburnya pendengar
sehinggamuncul suatu kegembiraan.( Dwiatmana, 2006:174 )

Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis


pidato ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi satu sama lain.
Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak pada titik berat
(emphasis) tujuan pokok pidato.

D. Kerangka Susunan Pidato


Skema susunan suatu pidato yang baik :

9
1. “Pembukaan dengan salam pembuka,
Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
2. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
3. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll) “ ( Dwiatmana,
2006:105 ).

E. Langkah-Langkah Penyusunan Pidato


Sebelum berpidato, berdakwah, atau berceramah, seseorang harus
mengetahui lebih dulu apa yang akan disampaikan dan tingkah laku apa yang
diharapkan dari khalayak; bagaimana akan mengembangkan topik
bahasan.Dengan demikian, dalam tahap persiapan pidato, ada dua hal yang
harus dilakukan, yaitu: (1) Memilih Topik dan Tujuan Pidato dan
(2)Mengembangkan Topik Bahasan.

1. Memilih Topik dan Tujuan Pidato


Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topikyang
baik, seakan-akan dunia ini kekeringan bahan pembicaraan, seakan-akan
dirinya tidak memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena
sebenarnya setiap orang memiliki keahlian masing-masing, hanya diri
seringkali tidak menyadarinya. Hal yang akan menjadi masalah bagi
seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri
berbicara tentang persoalan yang tidak dikuasainya, hal yang tidak
dipahaminya.

1.1. Kriteria Topik yang Baik


Untuk menentukan topik yang baik, seseorang dapat menggunakan
ukuran-ukuran sebagai berikut:

 Topik Harus Sesuai dengan Latar Belakang Pengetahuan


Pembicara
 Topik Harus Menarik Minat Pembicara
 Topik Harus Menarik Minat Pendengar
 Topik Harus Sesuai dengan Pengetahuan Pendengar

10
 Topik Harus Jelas Ruang Lingkup dan Pembatasannya
 Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
 Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain

1.2. Merumuskan Judul Pidato


Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik
adalah pokok bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang
diberikan untuk pokok bahasan itu. Seringkali judul telah dikemukakan
lebih dahulu kepada khalayak, karena itu judul perlu dirumuskan terlebih
dahulu. Judul.yang baik harus memenuhi tiga syarat, yaitu : relevan,
propokatif, dan singkat.Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-
pokok bahasan; Propokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu
dan antusiasme pendengar;Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya,
pendek kalimatnya, dan mudah diingat.

1.3. Menentukan Tujuan Pidato


Ada dua macam tujuan pidato, yakni: tujuan umum dan tujuan
khusus.Tujuan umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal:
memberitahukan (informatif), mempengaruhi (persuasif), dan menghibur
(rekreatif). Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan
umum. Tujuan khusus bersifat kongkret dan sebaiknya dapat diukur
tingkat pencapaiannya atau dapat dibuktikan segera.

2. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan


Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah
keterangan untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang
(supporting points) dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat
kesan, menambah daya tarik, dan mempermudah pengertian. Ada enam
macam teknik pengembangan bahasan dalam berpidato antara lain :
Penjelasan. Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau
kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan
cara memberikan pengertian atau definisi.

11
Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga
lebih mudah untuk dipahami.

Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk
menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi: analogi
harfiyahdan analogi kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy)adalah
perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya
persamaan dalam beberapa aspek tertentu.

Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang


pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato
seorangahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain, termasuk
kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.

Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk


menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil
untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.Statistik.
Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan
perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk
menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.

Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama


dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan
mengingatkan kembali.

2.1. Teknik Menyusun Pesan Pidato


H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi
manusia, berkata, “let your speech march”. Suruh pidato Anda berbaris
tertib seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang tersusun
tertib (well- organized) akan menciptakan suasana yang favorable,
membangkitkan minat,memperlihatkan pembagian pesan yang jelas,
sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan
menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis.
Pengorganisasian pesan dapat dilihatmenurut isi pesan itu sendiri atau
dengan mengikuti proses berpikir manusia.Yang pertama disebut

12
organisasi pesan (messages organization) dan yangkedua disebut
pengaturan pesan (message arrangement).

2.2. OrganisasiPesan
Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan
(sequence), yaitu : deduktif ,induktif, kronologis, logis, spasial, dan
topikal. Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan
utama, kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang,
penyimpulan, dan bukti. Urutan induktif dikemukakan perincian-
perincian dan kemudian menarik kesimpulan. Jika seseorang
menyatakan dulu mengapa perlu menghentikan kebiasaan merokok,
lalu menguraikan alasan-alasannya, berati orang tersebut. menggunakan
urutan deduktif. Tetapi bila seseorang menceritakan sekian banyak
contoh dan pernyataan dokter tentang akibat buruk merokok dan
kemudian menyimpulkan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, maka
orang tersebut menggunakan urutan induktif.
Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya
peristiwa.Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau
dari akibat ke sebab. Bila Anda menjelaskan proses kekufuran dari
sebab-sebabnya lalu ke gejala-gekalnya, maka Anda mengikuti urutan
logis dari sebab ke akibat.Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan
tempat. Cara ini dipergunakan jika pesan berhubungan dengan subjek
geografis atau keadaan fisik lokasi.Urutan topikal, pesan disusun
berdasarkan topik pembicaraan: klasifikasinya, dari yang penting ke
yang kurang penting, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang dikenal
ke yang asing.

2.3. Membuat Garis-garis Besar Pidato


Garis-garia besar (out-line) pidato merupakan pelengkap yang
amat berharga bagi pembicara yang berpengalaman dan merupakan
keharusan bagipembicara yang belum berpengalaman. Garis besar

13
pidato ibarat peta bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah
kegiatan retorika. Peta inimemberikan petunjuk dan arah yang akan
dituju. Garis besar yang salah akan mengacaukan “perjalanan”
pembicaraan, dan garis besar yang teratur akan menertibkan “jalannya”
pidato.
Garis-garis besar pidato yang baik terdiri dari tiga bagian:
pengantar, isi, dan penutup. Dengan menggunakan urutan bermotif
dari Alan H.Monroe, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian,
kebutuhan, pemuasan,visualisasi, dan tindakan. Perhatian ditempatkan
pada pengantar; kebutuhan,pemuasan, dan visualisasi ditempatkan pada
isi; dan tindakan ditempatkan pada penutup pidato.

F. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk
melakukan persiapan berikut ini :

1.Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum


2.Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3.Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4.Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5.Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb ( Wirajaya, 2008:124 ).
G. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato
Berpidato yang baik harus memperhatikan beberapa syarat, diantaranya :

1. Berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang


pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia.
2. Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan
tingkatbahasa pendengarnya. Pergunakan bahasa baku jika berpidato
dalamforum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dsb.
3. Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar.
Janganmenggunakan materi yang justru bertentangan dengan kemauan,
adat,norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar.

14
4. Penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri,takut,
bingung atau grogi. Jangan memfonis pendengar denganmemaksakan
pendapat atau kehendak.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk


disampaikankepada orang banyak dengan mengandalkan kemampuan
bahasa sebagaialatnya.

2. Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain,


menyampaikaninformasi dan atau suatu pemahaman, menghibur,
mendidik, propaganda,penyambung lidah seseorang.

3. Jenis-Jenis Pidato

 Berdasarkan sifat dan isi Pidato, jenis-jenis Pidato


dibedakan atas: PidatoPembukaan, Pidato Pengarahan, Pidato
Sambutan, Pidato Peresmian, Pidato Laporan, dan Pidato
Pertanggungjawaban,

 Berdasarkanada tidaknya persiapan yang dilakukan


sebelum melakukanpidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato
Impromptu (serta merta), Pidato Manuskrip, Pidato Memoriter, dan
Pidato Ekstemporan.

 Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan,


jenis-jenis pidatodibedakan atas: Pidato Informatif, Pidato Persuasif,
dan Pidato Rekreatif.

15
4. Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam
pembuka,pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, Isi atau materi
pidato secarasistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll,
penutup(kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

5. Langkah – langkah penyusunan pidato ada dua hal yang harus


dilakukan, yaitu: (1) Memilih Topik dan Tujuan Pidato dan
(2)Mengembangkan Topik Bahasan.

6. Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan persiapan antara


lain seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum,
mengetahuilama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan,
menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti, mengetahui
jenis pidato dan temaacara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan
pidato, dsb.

7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato diantaranya :


berbusanayang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang
pendengarnya,acara yang akan disuguhkan panitia; pergunakan bahasa
yang sopan dankomunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya;
materi pidatoharus sesuai dengan yang diinginkan pendengar; penampilan
harus denganrasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung
atau grogi.

B. Saran

Untuk menunjang kesuksesan, hendaknya kita juga menguasai


kemampuan berpidato yang baik dan tepat sasaran akan mempermudah
penyampaian tujuan pidato yang kita inginkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008.Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan


Pidato Sambutan. http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-
metode susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 25
November 2012)

Anonim. 2010. Jenis Pidato.http:// archevn.hos t22.com/page4.htm l (diakses


tanggal 25 November 2012)

Anonim. 2010. Langkah-langkah Menyusun Pidato


http://palakacomputer.blogspot.com/2010/01/langkah-menyusun-
pidato.html (diakses tanggal 25 November 2012)

Dwiatmana, Edy dkk.2006.Bahasa dan Sastra Indonesia.Semarang: Semarang


Pemerintah Kota.

Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati.2008.Berbahasa dan Bersastra


Indonesia.Surakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

17
18

Anda mungkin juga menyukai