Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“PIDATO”

D
I

OLEH:

1.IRFAN MAULANA

2.JODES

3.JILFHANI REGISTA

4.KORNELIA RANI

5.LIBERTA
SMA BHAKTI SETIA NANGA PINOH

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat perlindungan-nya makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas
Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan disana-
sini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun guna
memperbaiki makalah ini sangat penulis nantikan. Semoga yang penulis kupas
pada makalah ini dapat bermanfaat.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
turut berperan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk kita semua
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................     i
KATA PENGANTAR...............................................................................     i
DAFTAR ISI..............................................................................................    iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................     1
1.1     Latar Belakang.............................................................................................   1
1.2     Rumusan Masalah.........................................................................................  2
1.3     Tujuan Penulisan........................................................................................    2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................    3
2.1     Pengertian Pidato.........................................................................................  3
2.2     Tujuan Berpidato.........................................................................................  3
2.3     Jenis-jenis Pidato.........................................................................................  3
2.4     Metode-metode Dalam Berpidato..............................................................   4
2.5     Kriteria Berpidato Yang Baik....................................................................   6
2.6     Sistematika Berpidato................................................................................   7
2.7     Teknik Berpidato Yang Efektif.................................................................   7

BAB III PENUTUP.....................................................................................    10


3.1     Kesimpula....................................................................................................    1
0
3.2     Saran............................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dalam penataran,
peringatan, seminar dari dulu sampai sekarang adalah pidato. Pidato merupakan
suatu hal yang sangat penting, baik waktu sekarang maupun pada waktu yang
akan datang, karena pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran,
informasi, atau gagasan pembicara kepada khalayak ramai.
Peranan pidato dalam menyampaikan ide atau informasi secara lisan pada
kelompok massa merupakan aktivitas yang sangat penting,baik masa lalu
maupun masa yang akan datang. Seorang yang sudah mahir berbicara di depan
umum akan dengan mudah menguasai massa dan menawarkan ide-idenya agar
dapat diterima orang lain.

Agar dapat berpidato dengan baik, ada beberapa faktor atau kriteria yang
harus diperhatikan seperti :
1.    Mempunyai tekad dan keyakinan bahwa pembicara mampu meyakinkan orang
lain.
2.    Memiliki pengetahuan yang luas sehingga pembicara dapat menguasai materi
dengan baik.
3.    Memiliki kata-kata yang cukup sehingga pembicara mampu mengungkapkan
pidato dengan lancar dan meyakinkan pendengar.
4.    Melakukan latihan yang intensif. Tinjauan Pustaka (Maidar Karomani,
2011:12)

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah
yang dapat dibahas pada makalah ini adalah bagaimana sistematika pidato.
 
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sistematika
berpidato.
2.      Mengetahui apa tujuan pidato.
3.      Mengetahui kiteria berpidato yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Pidato
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi) (dikutip Lussy Chandra,
2013) “pidato didefinisikan sebagai (1) Pengungkapan pikiran dalam bentuk
kata-kata yang ditunjukan kepada orang banyak (2) Wacana yang disiapkan
untuk diucapkan didepan khalayak ramai”. Sedangkan menurut Wiyanto
(dikutip Ericson Damanik, 2015:2) “Teks Pidato adalah penyampaian gagasan
atau informasi kepada orang banyak secara tertulis dengan cara-cara tertentu”.

2.2    Tujuan Berpidato
Adapun maksud atau tujuan berpidato dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
1.    Memotivasi : bila memberikan semangat atau dorongan moral
kepada pendengar.
2.    Meyakinkan : bila meyakinkan pendapat pendengar dengan
argumen-argumen.
3.    Melakukan : bila mengajak pendengar untuk melakukan
tindakan sesuatu.
4.    Menginformasikan bila menyampaikan sesuatu atau menambah
pengetahuan pendengar.
5.    Menghibur bila memberikan hiburan para pendengar.

2.3    Jenis-Jenis Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
a.       Pidato Pembukaan adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa
acara atau mc.
b.      Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
c.       Pidato Sambutan yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang
dengan  waktu yang terbatas secara bergantian.
d.      Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang
berpengaruh  untuk meresmikan sesuatu
e.       Pidato Laporan yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.

2.4    Metode-Metode Dalam Berpidato


Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu
persiapan ada empat macam pidato, antara lain:
1.      Metode Impromptu (serta merta)
Yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan
pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga dan
banyak menggunakan teknik serta merta. Metode impromptu yaitu metode
penyajian berdasarkan kebutuhan sementara. Berhasil tidaknya pidato ini
ditentukan oleh kebiasaan dan kemahirannya dalam berpidato. Orang yang
sudah terbiasa dan mahir dalam berpidato tidak akan mengalami kesulitan.
Sebaliknya, orang yang tidak/belum terbiasa dan belum mahir, dia akan
mengalami kesulitan.
Adapun keuntungan dan kerugian dalam mengunakan metode impromptu pada
saat pidato yaitu :
a.    Keuntungan :
1)   Lebih mengungkapkan perasaan pembicara
2)   Gagasan datang secara spontan
3)   Memungkinkan Anda terus berpikir

b.    Kerugian :
1)   Menimbulkan kesimpulan yang mentah
2)   Mengakibatkan penyampaian tidak lancer
3)   Gagasan yang disampaikan tidak sesuai dengan topic
4)   Demam panggung

2.      Metode   Ekstemporan 
Yaitu teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola
secara lengkap. Metode pidato ini didasarkan pada konsep naskah tanpa harus
menghapal kata-kata atau kalimat-kalimat pidato. Pada metode ini, pembicara
membuat catatan-catatan penting tentang materi yang akan diutarakan dalam
pidato. Pembicara bebas berbicara dan bebas memilih kata-kata. Catatan-catatan
tersebut hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan materi atau ide-ide
yang dikemukakan dalam pidatonya.
a.    Keuntungan menggunakan metode ekstemporan :
1)   komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
2)   pesan dapat fleksibel

b.    Kerugian menggunakan metode ekstemporan :


c.    kemungkinan menyimpang dari garis besar
d.   kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata

3.      Metode Menghapal
Yaitu metode pidato dengan menghapal naskah atau teks pidato.
Sebelum melakukan pidato, pembicara terlebih dahulu menyusun teks atau
naskah pidato kemudian menghapalnya. Pidato semacam ini mempunyai
kelemahan yakni bila ada satu atau dua kata yang terlewati atau lupa, hapalan
lainnya akan berantakan. Meskipun hapalan itu berhasil dengan baik dan tidak
ada kata yang terlewati atau lupa, pidato tersebut tetap mempunyai kelemahan,
yakni akan terasa monoton dan menjemukan sebab pembicara akan cenderung
cepat-cepat dengan mengeluarkan kata-kata tanpa menghayati maknanya.

4.      Metode Naskah
Yaitu metode pidato dengan menggunakan naskah atau tulisan. Dalam
berpidato, pembicara membaca naskah. Pidato semacam ini mempunyai
kelemahan yakni

1.    Orang yang berpidato lebih tampak terpaku pada naskah sehingga tidak ada
reaksi antara orang yang berpidato dengan para pendengarnya
2.    Orang yang berpidato sering mengabaikan lafal, intonasi, jeda, tempo,
dinamika, ekspresi, gerak-gerik yang mendukung penyampaian pidato sehingga
pidato terasa monoton
3.    Pembicara cenderung menciptakan tirai antara dia dan pendengarnya,mata tak
bebas menatap pendengarnya,dan cenderung sulit untuk memberi tekanan yang
tepat terhadap kalimat tertentu yang penting. Kelemahan ini bisa diperkecil
dengan latihan latihan yang teratur. Dan adapun kelebihan metode naskah :
a.    Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.
b.    Pernyataan yang disampaikan dapat dihemat.
c.    Kata-kata yang digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya.

2.5    Kriteria Berpidato Yang Baik


Menurut Gorys Keraf (dikutip oleh Whinda J. Bata,2014) ada sembilan
langkah yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik,
diantaranya :
1)   Menentukan topik dan tujuan.
2)   Menganalisis pendengar dan situasi.
3)   Memilih dan menyimpitkan topik.
4)   Mengumpulkan bahan.
5)   Membuat kerangka uraian.
6)   Menguraikan secara mendetail.
7)   Melatih dengan suara nyaring.
8)   Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung, menggugah dan
bermanfaat bagi pendengar dan tidak menimbulkan pertentangan saran
9)   bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan disampaikan
secara santun, rendah hati.

2.6    Sistematika Berpidato
Secara garis besar sistematika berpidato adalah :
1)   Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin.
2)   Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam ucapan terima
kasih, atau ungkapan kegembiraan atau rasa syukur;
3)   Menyampaikan isi pidato yang diucapkan dengan jelas dengan menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar dan dengan gaya bahasa yang menarik
4)   Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh
pendengar
5)   Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada pendengar
untuk melaksanakan isi pidato
6)   Menyampaikan salam penutup.

2.7    Teknik Berpidato Yang Efektif


Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni pidato tanpa teks dan
pidato dengan membacakan teks. Pidato tanpa teks disebut juga dengan pidato
ekstemporan. Pidato ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok
pikirannya. Kemudian ia menyampaikannya dengan kata-katanya sendiri. Ia
menggunakan catatan itu untuk mengingatkannya tentang urutan dan ide-ide
penting yang hendak disampaikan, metode ekstemporan dianggap paling baik,
karena itu pidato Inilah yang sering digunakan oleh banyak pembicara. Pidato
dengan membacakan teks disebut juga pidato naskah. Dalam hal ini juru pidato
membacakan pidato yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu. Pidato dengan
membacakan teks, akan terkesan kaku apabila kita tidak pandai-pandai dalam
menyampaikannya. Apalagi bila kegiatan tersebut tanpa disertai dengan
ekspresi, intonasi suara,dan kesiapan mental yang memadai, pidato yang kita
sampaikan betul-betul tidak menarik. Efektivitas pidato dipengaruhi oleh
beberapa hal, di antaranya pelafalan, intonasi, nada, dan sikap berpidato.
1.    Lafal adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Setiap bahasa cenderung
mempunyai karakteristik bunyi tertentu, oleh karena itu ketika berpidato dalam
bahasa Indonesia pembicara harus menggunakan lafal baku yang dimiliki oleh
bahasa Indonesia.
2.      Intonasi mempunyai dua fungsi pokok: Pertama, intonasi menentukan makna
kalimat yang kita ucapkan, dengan intonasi yang berbeda, klausa sama dapat
menjadi kalimat berita, tanya, atau perintah hanya karena perbedaan intonasi
kalimat. Berdiri dengan rileks, jangan tegang atau kaku. Kedua, intonasi dapat
mempengaruhi daya persuasi pidato. Dengan penggunaan intonasi yang tepat
pembawa pidato dapat membujuk, mempengaruhi atau meyakinkan
pendengarnya. Oleh karena itu daya tarik pidato juga sangat ditentukan
ketetapan penggunaan intonasinya.
3.    Nada adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato. Kualitas nada
biasanya ditentukan oleh cepat atau lambatnya pita suara bergetar, jika pita
suara bergetar cepat maka nada yang dihasilkan akan tinggi, tetapi jika pita
suara bergetar lambat, nada yang dihasilkan adalah rendah. Dalam proses
berpidato nada mempunyai fungsi yang cukup penting, walaupun dalam bahasa
Indonesia nada tidak bersifat distingtif, tatapi penggunaannya dapat
mempengaruhi daya tarik dan efektifitas pidato. Untuk itu penggunaan nada
tertentu dalam pidato tidak bisa sewenang- wenang, penggunaannya didasari
oleh kesadaran akan fungsinya di dalam mengefektifkan proses penyampaian
dan pemahaman pidato. Pidato yang efektif biasanya menggunakan nada yang
bervariasi.Variasi nada ini sejalan dengan beragam kalimat yang digunakan
dalam pidato itu, ketika isi pidato mengajak seseorang untuk bangkit dari
keterpurukan, maka nada tinggi lebih tepat untuk digunakan. Namun manakala
beralih kepada duka cita, maka nada tinggi bukanlah pilihan yang tepat. Dengan
kata lain penggunaan nada yang tinggi atau rendah sangat ditentukan oleh isi
kalimat yang dituturkan serta harus sesuai dengan keadaan.
4.    Sikap merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhi efektifitas
pidato, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi seseorang terhadap
diri dan lingkungannya. Berikut ini beberapa bentuk sikap yang baik dilakukan
pada saat berpidato : 
a.       Sopan
b.      Menghargai pendengar dan menciptakan rasa bersahabat.
c.       Pandangan harus tertuju kepada seluruh pendengar.
d.      Hindarkan gerakan yang dapat mengganggu konsentrasi pendengar.
e.       Ciptakan rasa humor yang sehat.
f.       Gunakan mimik dan gerakan tubuh secara wajar.
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan pembahasan tentang “Pidato”, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan :
§  Pidato merupakan suatu teknik berbicara secara sistematis yang digunakan
untuk menyampaikan pesan kepada orang lain baik dengan naskah atau tanpa
naskah. Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman dan
informasi kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah komunikasi.
Dalam praktiknya pidato disampaikan oleh seseorang pimpinan pada khalayak
ramai. Dalam berpidato ada tata caranya mulai diawali dengan pembukaan,
penyampaian isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan berbicara yang
baik di muka umum.
§  Metode yang dapat kita gunakan untuk berpidato diantaranya Impromptu (serta
merta), Menghapal, Naskah dan Ekstemporan.
§  Ada 4 metode dalam pidato, diantara ke 4 metode itu memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
§  Ada 5 hal yang harus ada dalam naskah pidato antara lain, Salam atau sapaan
pembuka, Pembuka pidato, Isi pidato, penutup pidato, dan salam penutup.

3.2    Saran
Setiap siswa/siswi seharusnya bisa memahami pemahaman tentang pidato
dengan baik. Karena penerapan ilmu berpidato sangat berguna dalam mengasah
kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.
Setelah mempelajari dan memahami makalah ini, diharapkan siswa/siswi
dapat mengetahui cara berpidato yang baik dan dapat mengembangkan
kemampuan berpidato.
CONTOH PIDATO

Contoh teks pidato tentang lingkungan


Selamat pagi/siang/malam semuanya
Para hadirin yang saya hormati, marilah kita panjatkan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua.
Selain menyambung tali silaturahmi, kita berkumpul di sini sekaligus akan
membahas mengenai kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan harus kita
rawat dan jaga. Dengan lingkungan yang bersih, suasana pun akan nyaman
dan meningkatkan kualitas hidup kita bersama. Selain itu, bencana seperti
banjir pun bisa terhindarkan.
Oleh karena itu, hal pertama yang bisa kita lakukan dalam menjaga
lingkungan sekitar adalah dengan gotong royong. Kita bisa gotong royong
untuk membersihkan gorong-gorong, menyiapkan tempat sampah di setiap
rumah, dan mulai memilah mana sampah yang bisa diolah kembali dan tidak. 
Kesadaran membuang sampah pada tempatnya harus kita pupuk sejak dini.
Selain itu, kerja bakti rutin setiap bulan sebaiknya kita galakkan. 
Sekian pidato dari saya. Mohon maaf jika banyak kekurangan dan kesalahan.
Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G, dan U.S, Mukti. 1998. Pembinaan Kemampuan Berbicara


Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Chandra Lussy. 2013.”Makalah Pidato”. lussy


chandra.blogspot.co.id/2013/03/normal-0-false-us-x-none.html?m=1. Diakses
tanggal 29 Desember 2015.

Damanik Ericson.2015.”Pengertian Pengertian Dan Info”. Http:// Pengertian-  


pengertian-info.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-tujuan-dan-manfaat-
teks.html?m=1. Diakses tanggal 07 Januari 2016.
Unila.2011. “Bab II Tinjauan Pustaka”. Digilib.unila.ac.id/168/7/Bab II.pdf.
Diakses pada tanggal 28 Desember 2015.

Pista.2012. Modul Bahasa Indonesia untuk SMA/MA.Sukoharjo:Seti-Aji.


Wihanamizuki. 2014. ”Makalah Bahasa”. Http://
Wihanamizuki.blogspot.co.id/2014/12/makalah-bahasa-indonesia-pidato.html?
m=1. Diakses tanggal 28 Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai