Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dalam penataran, peringatan,
seminar dari dulu sampai sekarang adalah pidato. Pidato merupakan suatu hal yang sangat
penting, baik waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang, karena pidato
merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi, atau gagasan pembicara
kepada khalayak ramai.
Peranan pidato dalam menyampaikan ide atau informasi secara lisan pada kelompok massa
merupakan aktivitas yang sangat penting,baik masa lalu maupun masa yang akan datang.
Seorang yang sudah mahir berbicara di depan umum akan dengan mudah menguasai massa
dan menawarkan ide-idenya agar dapat diterima orang lain.

Agar dapat berpidato dengan baik, ada beberapa faktor atau kriteria yang harus
diperhatikan seperti :
1. Mempunyai tekad dan keyakinan bahwa pembicara mampu meyakinkan orang lain.
2. Memiliki pengetahuan yang luas sehingga pembicara dapat menguasai materi
dengan baik.
3. Memiliki kata-kata yang cukup sehingga pembicara mampu mengungkapkan pidato
dengan lancar dan meyakinkan pendengar.
4. Melakukan latihan yang intensif. Tinjauan Pustaka (Maidar Karomani, 2011:12)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah yang
dapat dibahas pada makalah ini adalah bagaimana sistematika pidato.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sistematika berpidato.
2. Mengetahui apa tujuan pidato.
3. Mengetahui kiteria berpidato yang baik.

Page 1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pidato


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi) (dikutip Lussy Chandra, 2013)
“pidato didefinisikan sebagai (1) Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang
ditunjukan kepada orang banyak (2) Wacana yang disiapkan untuk diucapkan didepan
khalayak ramai”. Sedangkan menurut Wiyanto (dikutip Ericson Damanik, 2015:2) “Teks
Pidato adalah penyampaian gagasan atau informasi kepada orang banyak secara tertulis
dengan cara-cara tertentu”.

2.2 Tujuan Berpidato


Adapun maksud atau tujuan berpidato dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
1. Memotivasi : bila memberikan semangat atau dorongan moral kepada
pendengar.
2. Meyakinkan : bila meyakinkan pendapat pendengar dengan argumen-
argumen.
3. Melakukan : bila mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu.
tindakan
4. Menginformasikan bila menyampaikan sesuatu atau menambah pengetahuan
pendengar.
5. Menghibur bila memberikan hiburan para pendengar.

2.3 Jenis-Jenis Pidato


Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
a. Pidato Pembukaan adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara atau
mc.
b. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
c. Pidato Sambutan yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
d. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk
meresmikan sesuatu
e. Pidato Laporan yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.

Page 2
2.4 Metode-Metode Dalam Berpidato
Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan
ada empat macam pidato, antara lain:
1. Metode Impromptu (serta merta)
Yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan
pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga dan banyak
menggunakan teknik serta merta. Metode impromptu yaitu metode penyajian
berdasarkan kebutuhan sementara. Berhasil tidaknya pidato ini ditentukan oleh
kebiasaan dan kemahirannya dalam berpidato. Orang yang sudah terbiasa dan mahir
dalam berpidato tidak akan mengalami kesulitan. Sebaliknya, orang yang
tidak/belum terbiasa dan belum mahir, dia akan mengalami kesulitan.
Adapun keuntungan dan kerugian dalam mengunakan metode impromptu
pada saat pidato yaitu :
a. Keuntungan :
1) Lebih mengungkapkan perasaan pembicara
2) Gagasan datang secara spontan
3) Memungkinkan Anda terus berpikir
b. Kerugian :
1) Menimbulkan kesimpulan yang mentah
2) Mengakibatkan penyampaian tidak lancer
3) Gagasan yang disampaikan tidak sesuai dengan topic
4) Demam panggung
2. Metode Ekstemporan
Yaitu teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola
secara lengkap. Metode pidato ini didasarkan pada konsep naskah tanpa harus
menghapal kata-kata atau kalimat-kalimat pidato. Pada metode ini, pembicara
membuat catatan-catatan penting tentang materi yang akan diutarakan dalam pidato.
Pembicara bebas berbicara dan bebas memilih kata-kata. Catatan-catatan tersebut
hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan materi atau ide-ide yang
dikemukakan dalam pidatonya.
a. Keuntungan menggunakan metode ekstemporan :
1) komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
2) pesan dapat fleksibel
b. Kerugian menggunakan metode ekstemporan :
c. kemungkinan menyimpang dari garis besar
d. kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata
3. Metode Menghapal

Page 3
Yaitu metode pidato dengan menghapal naskah atau teks pidato. Sebelum
melakukan pidato, pembicara terlebih dahulu menyusun teks atau naskah pidato
kemudian menghapalnya. Pidato semacam ini mempunyai kelemahan yakni bila
ada satu atau dua kata yang terlewati atau lupa, hapalan lainnya akan berantakan.
Meskipun hapalan itu berhasil dengan baik dan tidak ada kata yang terlewati atau
lupa, pidato tersebut tetap mempunyai kelemahan, yakni akan terasa monoton dan
menjemukan sebab pembicara akan cenderung cepat-cepat dengan mengeluarkan
kata-kata tanpa menghayati maknanya.
4. Metode Naskah
Yaitu metode pidato dengan menggunakan naskah atau tulisan. Dalam
berpidato, pembicara membaca naskah. Pidato semacam ini mempunyai kelemahan
yakni
1. Orang yang berpidato lebih tampak terpaku pada naskah sehingga tidak ada
reaksi antara orang yang berpidato dengan para pendengarnya
2. Orang yang berpidato sering mengabaikan lafal, intonasi, jeda, tempo,
dinamika, ekspresi, gerak-gerik yang mendukung penyampaian pidato
sehingga pidato terasa monoton
3. Pembicara cenderung menciptakan tirai antara dia dan pendengarnya,mata
tak bebas menatap pendengarnya,dan cenderung sulit untuk memberi tekanan
yang tepat terhadap kalimat tertentu yang penting. Kelemahan ini bisa
diperkecil dengan latihan latihan yang teratur. Dan adapun kelebihan metode
naskah :
a. Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.
b. Pernyataan yang disampaikan dapat dihemat.
c. Kata-kata yang digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya.
2.5 Kriteria Berpidato Yang Baik
Menurut Gorys Keraf (dikutip oleh Whinda J. Bata,2014) ada sembilan langkah
yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik, diantaranya :
1) Menentukan topik dan tujuan.
2) Menganalisis pendengar dan situasi.
3) Memilih dan menyimpitkan topik.
4) Mengumpulkan bahan.
5) Membuat kerangka uraian.
6) Menguraikan secara mendetail.
7) Melatih dengan suara nyaring.
8) Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung, menggugah dan
bermanfaat bagi pendengar dan tidak menimbulkan pertentangan saran

Page 4
9) bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan disampaikan
secara santun, rendah hati.
2.6 Sistematika Berpidato
Secara garis besar sistematika berpidato adalah :
1) Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin.
2) Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam ucapan terima kasih,
atau ungkapan kegembiraan atau rasa syukur;
3) Menyampaikan isi pidato yang diucapkan dengan jelas dengan menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar dan dengan gaya bahasa yang menarik
4) Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh pendengar
5) Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada pendengar untuk
melaksanakan isi pidato
6) Menyampaikan salam penutup.

2.7 Teknik Berpidato Yang Efektif


Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni pidato tanpa teks dan pidato
dengan membacakan teks. Pidato tanpa teks disebut juga dengan pidato ekstemporan.
Pidato ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok pikirannya. Kemudian ia
menyampaikannya dengan kata-katanya sendiri. Ia menggunakan catatan itu untuk
mengingatkannya tentang urutan dan ide-ide penting yang hendak disampaikan, metode
ekstemporan dianggap paling baik, karena itu pidato Inilah yang sering digunakan oleh
banyak pembicara. Pidato dengan membacakan teks disebut juga pidato naskah. Dalam hal
ini juru pidato membacakan pidato yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu. Pidato
dengan membacakan teks, akan terkesan kaku apabila kita tidak pandai-pandai dalam
menyampaikannya. Apalagi bila kegiatan tersebut tanpa disertai dengan ekspresi, intonasi
suara,dan kesiapan mental yang memadai, pidato yang kita sampaikan betul-betul tidak
menarik. Efektivitas pidato dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya pelafalan, intonasi,
nada, dan sikap berpidato.
1. Lafal adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Setiap bahasa cenderung mempunyai
karakteristik bunyi tertentu, oleh karena itu ketika berpidato dalam bahasa Indonesia
pembicara harus menggunakan lafal baku yang dimiliki oleh bahasa Indonesia.
2. Intonasi mempunyai dua fungsi pokok: Pertama, intonasi menentukan makna
kalimat yang kita ucapkan, dengan intonasi yang berbeda, klausa sama dapat
menjadi kalimat berita, tanya, atau perintah hanya karena perbedaan intonasi
kalimat. Berdiri dengan rileks, jangan tegang atau kaku. Kedua, intonasi dapat
mempengaruhi daya persuasi pidato. Dengan penggunaan intonasi yang tepat
pembawa pidato dapat membujuk, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya.

Page 5
Oleh karena itu daya tarik pidato juga sangat ditentukan ketetapan penggunaan
intonasinya.
3. Nada adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato. Kualitas nada biasanya
ditentukan oleh cepat atau lambatnya pita suara bergetar, jika pita suara bergetar
cepat maka nada yang dihasilkan akan tinggi, tetapi jika pita suara bergetar lambat,
nada yang dihasilkan adalah rendah. Dalam proses berpidato nada mempunyai
fungsi yang cukup penting, walaupun dalam bahasa Indonesia nada tidak bersifat
distingtif, tatapi penggunaannya dapat mempengaruhi daya tarik dan efektifitas
pidato. Untuk itu penggunaan nada tertentu dalam pidato tidak bisa sewenang-
wenang, penggunaannya didasari oleh kesadaran akan fungsinya di dalam
mengefektifkan proses penyampaian dan pemahaman pidato. Pidato yang efektif
biasanya menggunakan nada yang bervariasi.Variasi nada ini sejalan dengan
beragam kalimat yang digunakan dalam pidato itu, ketika isi pidato mengajak
seseorang untuk bangkit dari keterpurukan, maka nada tinggi lebih tepat untuk
digunakan. Namun manakala beralih kepada duka cita, maka nada tinggi bukanlah
pilihan yang tepat. Dengan kata lain penggunaan nada yang tinggi atau rendah
sangat ditentukan oleh isi kalimat yang dituturkan serta harus sesuai dengan
keadaan.
4. Sikap merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhi efektifitas pidato,
sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi seseorang terhadap diri dan
lingkungannya. Berikut ini beberapa bentuk sikap yang baik dilakukan pada saat
berpidato :
a. Sopan
b. Menghargai pendengar dan menciptakan rasa bersahabat.
c. Pandangan harus tertuju kepada seluruh pendengar.
d. Hindarkan gerakan yang dapat mengganggu konsentrasi pendengar.
e. Ciptakan rasa humor yang sehat.
f. Gunakan mimik dan gerakan tubuh secara wajar.

Page 6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan pembahasan tentang “Pidato”, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan :
 Pidato merupakan suatu teknik berbicara secara sistematis yang digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain baik dengan naskah atau tanpa naskah.
Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman dan informasi
kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah komunikasi. Dalam
praktiknya pidato disampaikan oleh seseorang pimpinan pada khalayak ramai.
Dalam berpidato ada tata caranya mulai diawali dengan pembukaan, penyampaian
isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan berbicara yang baik di muka
umum.
 Metode yang dapat kita gunakan untuk berpidato diantaranya Impromptu (serta
merta), Menghapal, Naskah dan Ekstemporan.
 Ada 4 metode dalam pidato, diantara ke 4 metode itu memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
 Ada 5 hal yang harus ada dalam naskah pidato antara lain, Salam atau sapaan
pembuka, Pembuka pidato, Isi pidato, penutup pidato, dan salam penutup.
3.2 Saran
 Setiap Siswa seharusnya bisa memahami pemahaman tentang pidato dengan baik.
Karena penerapan ilmu berpidato sangat berguna dalam mengasah kemampuan
berkomunikasi dan bersosialisasi.
 Setelah mempelajari dan memahami makalah ini, diharapkan Siswa dapat
mengetahui cara berpidato yang baik dan dapat mengembangkan kemampuan
berpidato.

Page 7
DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G, dan U.S, Mukti. 1998. Pembinaan Kemampuan Berbicara


Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Chandra Lussy. 2013.”Makalah Pidato”. lussy


chandra.blogspot.co.id/2013/03/normal-0-false-us-x-none.html?m=1. Diakses tanggal 29
Desember 2015.

Damanik Ericson.2015.”Pengertian Pengertian Dan Info”. Http:// Pengertian-


pengertian-info.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-tujuan-dan-manfaat-teks.html?m=1.
Diakses tanggal 07 Januari 2016.
Unila.2011. “Bab II Tinjauan Pustaka”. Digilib.unila.ac.id/168/7/Bab II.pdf. Diakses pada
tanggal 28 Desember 2015.

Pista.2012. Modul Bahasa Indonesia untuk SMA/MA.Sukoharjo:Seti-Aji.


Wihanamizuki. 2014. ”Makalah Bahasa”. Http://
Wihanamizuki.blogspot.co.id/2014/12/makalah-bahasa-indonesia-pidato.html?m=1.
Diakses tanggal 28 Desember 2015.

Page 8

Anda mungkin juga menyukai