Anda di halaman 1dari 12

Tugas Bahasa Indonesia

Pidato dan Ceramah

Dosen Pengampu : Liga Febrina, S.Pd., M.Pd

Kelas : BM-5-20
Disusun Oleh :
Angelina (2061201251)
Febriola Hardilah (2061201217)
Julia Augustine (2061201182)
Steven Efraim (2061201208)

INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA


FAKULTAS BISNIS
TA 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan bahasa alat komunikasi yang umum dalam masyarakat.


Tidak ada masyarakat dimana pun mereka tinggal yang tidak memiliki
bahasa. Bagaimanapun wujudnya, setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa
sebagai alat komunikasi.

Dalam hal berkomunikasi sendiri dapat dilakukan dengan banyak cara,


salah satunya adalah pidato dan ceramah. Biasanya orang yang
mengungkapkan suatu pidato atau ceramah adalah orang yang pandai dalam
berkomunikasi, orang tersebut dapat menuangkan ide dan gagasan dalam
pikirannya dalam sebuah pidato ata ceramah dengan tutur kata yang tepat dan
jelas.

Jika kita melihat seseorang tentunya kita merasa berpidato seperti orang
tersebut terlihat mudah, namun kenyataannya untuk dapat berpidato dan
ceramah, diperlukan latihan dan berbagai pertimbangan dalam mengucapkan
setiap kata-kata dalam pidato ataupun ceramah tersebut.

Seorang pemimpin, seorang ahli, seorang guru, seorang mahasiswa


biasanya harus memiliki keterampilan berbicara umumnya dan memilki
kemampuan berpidato di hadapan umum. Karena itu dalam makalah ini kami
akan membahas tentang teknik dan cara penyusunan pidato dan ceramah yang
baik dan benar, agar pidato ataupun ceramah yang diungkapkan bisa diterima
dengan baik oleh para pendengarnya.
1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana teknik bepidato dan ceramah yang baik dan benar?

2. Bagaimana tata cara penyusunan atau pembuatan naskah ceramah dan pidato?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara berpidato dengan baik dan benar.

2. Mengetahui teknik penyusunan dan pembuatan naskah pidato atau ceramah.


BAB II

Pembahasan

2.1 Teknik Pidato dan Ceramah

Pidato dan Ceramah merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran secara


verbal kepada banyak orang, biasanya digunakan untuk menyambut tamu
kehormatan, menyatakan selamat, memperingati hari-hari tertentu, dan berbagai
acara lainnya. Agar para pendengar dapat memahami dan terpikat oleh pidato dan
ceramah tersebut, maka setiap kata di pidato dan ceramah itu harus disusun
dengan baik dan sistematis disertai teknik pidato dan ceramah yang disesuaikan
dengan para pendengar. Maka karena itu kami akan menjelaskan 4 teknik dalam
berpidato dan berceramah.

1. Naskah

Pada teknik ini, pembicara akan menggunakan naskah yang telah disiapkan
sebelumnya, guna menghindari kekeliruan. Teknik ini biasa digunakan di dalam
acara resmi, seperti acara kenegaraan yang memerlukan ketelitian di setiap
pengucapan, karena setiap kata yang terucap akan disebarluaskan media massa ke
seluruh masyarakat. Meskipun dengan teknik ini, pidato atau ceramah ini bisa
disampaikan dengan baik dan sistematis, namun teknik berpidato dan berceramah
yang satu ini cenderung terasa membosankan dan kaku.

2. Memoriter (menghafal)

Dengan teknik ini, pembicara telah menghafal seluruh isi pidato/ceramahnya,


sehingga ia tidak perlu lagi membawa naskah. Meski terkesan mudah, pembicara
yang ingin menggunakan teknik ini harus berlatih terlebih dahulu agar dapat
menghayati isi pidato/ceramahnya, tidak berbicara terlalu cepat, dan dapat
melakukan kontak mata dengan para pendengar dengan percaya diri. Pembicara
yang menggunakan teknik ini akan terkesan cerdas dan terpercaya, sehingga
mampu memikat para pendengar. Namun teknik ini tidak direkomendasikan bagi
pembicara yang pelupa.
3. Impromptu (spontan)

Teknik ini biasa digunakan oleh pembicara profesional yang bisa membawakan
pidato/ceramah tanpa persiapan. Impromptu biasa digunakan pada acara yang
santai atau resmi namun semiformal. Di dalam teknik ini, pembicara akan
berbicara berdasarkan pengalaman dan wawasannya secara spontan. Kelebihan
teknik impromptu adalah kebebasan pembicara untuk memilih topik yang sesuai
acara dan penggunaan bahasanya yang singkat, sehingga tidak akan membuat para
pendengar bosan. Sedangkan kekurangannya adalah kemungkinan tidak
sistematisnya pidato/ceramah yang disampaikan atau ada hal-hal penting yang
terlupakan karena kurang persiapan.

4. Ekstemporan (penjabaran kerangka)

Dengan teknik ini, pembicara akan menuliskan pokok-pokok pidato/ceramahnya


saja secara urut di selembar kertas yang berfungsi sebagai penuntun saat
berpidato/ceramah nanti. Ketika berpidato/ceramah, ia akan membawa kertas
penuntun itu dan menyampaikan pidato/ceramah yang telah berkembang di dalam
otaknya. Dengan begitu, pembicara tidak akan terkesan kaku, sehingga bisa
memandang para pendengar. Namun, bagi beberapa pembicara, teknik ini
mengekang pergerakan tubuh mereka, karena keharusan untuk melihat ke kertas
penuntun yang dipegang.

2.2 Teknik Pembuatan Naskah Pidato dan Ceramah

2.2.1. Pidato

Pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal di


depan umum. Sebelum memulai berpidato, kamu harus mengetahui langkah-
langkah apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan pidato.
Secara garis besar, sebuah naskah pidato memuat salam pembuka,
pendahuluan, isi/inti pidato, kesimpulan, dan penutup. Berikut akan kami jelaskan
dengan lebih sedikiti mendetail tentang unsur-unsur tersebut:

1. Salam pembuka

Pidato biasanya diawali dengan kata pembuka, misalnya:

a. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

b. Salam sejahtera untuk kita semua.

c. Bapak, Ibu, dan hadirin sekalian yang terhormat.

2. Pendahuluan, adalah pengantar ke arah pokok-pokok materi yang


akan disampaikan.

Bagian pendahuluan biasanya berisi sebagai berikut.

a. Puji syukur kepada Tuhan.

b. Ucapan terima kasih kepada pihak tertentu.

c. Maksud menyampaikan pidato.

Kemudian diikuti oleh sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang akan kita
uraikan.

3. Isi atau inti pidato berisi uraian yang perlu disampaikan.

Isi pidato merupakan uraian yang menjelaskan secara rinci semua materi
dan persoalan yang dibahas dalam pidato. Sampaikanlah materi utama yang
hendak dicarakan. Kemukakan contoh, ilustrasi, cerita-cerita yang berkenaan
dengan materi utama. Hindari penyampaian materi yang bersifat menggurui.
4. Kesimpulan

Kesimpulan ini sangat penting karena dengan menyimpulkan segala


sesuatu yang telah dibicarakan dan ditambah dengan penjelasan dan anjuran, para
hadirin dapat menghayati maksud dan tujuan semua yang dibicarakan. Hal ini
karena apa yang terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat.

5. Salam penutup

Tutuplah pidato dengan kesan yang baik. Ucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah mendukung terlaksananya pidato tersebut.

a. Atas perhatiannya Bapak dan Ibu, saya ucapkan terima kasih

b. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2.2.2 Ceramah

Ceramah adalah jenis karangan yang berisi sekumpulan paragraf yang


mengandung informasi atau pengetahuan untuk disampaikan kepada khalayak
ramai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, ceramah adalah
pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal,
pengetahuan, dan sebagainya. Untuk dapat menyampaikan ceramah yang baik da
benar, diperlukan pula naskah yang terstruktur dengan sistematika yang baik,
berikut adalah teknik pembuatan nasakah dalam ceramah :

1. Menentukan Topik

Langkah pertama yang perlu dilakukan saat akan menyusun teks ceramah
ialah menentukan topik. Ada beberapa topik yang dapat dijadikan bahan ceramah,
seperti:

a. Pengalaman pribadi.

b. Hobi dan keterampilan.

c. Pengalaman dalam pekerjaan.


d. Pelajaran sekolah atau kuliah.

e. Pendapat pribadi tentu sesuatu.

f. Peristiwa hangat dan jadi pembicaraan publik.

g. Masalah keagamaan.

h. Problem pribadi yang tak kunjung selesai.

i. Biografi tokoh terkenal.

2. Merumuskan Tujuan Ceramah

Ada dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

2. Tujuan umum

Tujuan umum dalam ceramah biasanya dirumuskan dalam tiga hal, yaitu
memberitahukan (informatif), memengaruhi (persuasif), dan menghibur
(rekreatif).

1. Ceramah informatif

Ceramah informatif ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar.


Misalnya, ceramah tentang peranan para pelajar pada masa perang kemerdekaan,
posisi Indonesia di kancah internasional.

2. Ceramah persuasif

Ceramah persuasif ditujukan agar pendengar memercayai, menyetujui,


atau bahkan mengikuti ajakan pembicara. Misalnya, ceramah tentang cara-cara
hidup sehat dan menjaga kesehatan lingkungan.

3. Ceramah rekreatif

Ceramah rekreatif ditujukan agar pendengar merasa terhibur. Karena itu,


ceramah ini banyak diwarnai oleh humor, anekdot, atau guyonan-guyonan yang
memancing tawa pendengar.
3. Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam ceramah ialah tujuan yang merupakan perincian dari
tujuan umum. Tujuan umum lebih informasional, lebih jelas, dan terukur dalam
pencapaiannya. Berikut contoh hubungan topik, tujuan umum, dan tujuan khusus.

Topik: Keragaman budaya daerah

Tujuan umum: Informatif (memberi tahu)

Tujuan khusus: Pendengar mengetahui bahwa;

1. Setiap daerah memiliki budaya yang khas.

2. Dalam budaya daerah terdapat nilai-nilai kehidupan yang bisa kita petik.

Topik: Manfaat penghijauan

Tujuan umum: Persuasif (mengajak)

Tujuan khusus:

1. Pendengar memperoleh keyakinan tentang manfaat penghijauan.

2. Pendengar mau mengikuti program penghijauan dengan baik.

4. Menyusun Kerangka Ceramah

Kerangka ceramah merupakan rencana yang memuat garis-garis besar


materi yang akan diceramahkan. Kerangka ceramah bermanfaat dalam
memudahkan penyusunan karangan.

Dengan begitu, karangan menjadi lebih sistematis dan teratur, menghindari


timbulnya pengulangan pembahasan, serta membantu pengumpulan data dan
sumber-sumber yang diperlukan.
Kerangka ceramah yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Ceramah meliputi tiga bagian pokok, yaitu pengantar, isi, dan penutup.

b. Maksud dari ceramah diungkapkan dengan jelas.

c. Setiap bagian dalam kerangka ceramah hanya memiliki satu gagasan.

d. Bagian-bagian dalam kerangka ceramah harus tersusun secara logis.

5. Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka

Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi naskah


ceramah yang utuh dan lengkap. Namun, untuk diingat, bahwa perlu dilakukan
pemahaman dan pengahayatan terhadap bahan-bahan yang ada, dengan jalan:

a. Mengkaji bahan secara kritis.

b. Meninjau kelayakan bahan dengan khalayak (audiens).

c. Meninjau bahan yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra.

d. Menyusun sistematika bahan ceramah.

e. Menguasai bahan ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.


BAB III

Kesimpulan

Berpidato dan berceramah adalah hal yang biasa dilakukan ditempat


umum. Kebanyakan orang menganggap sepele hal ini, namun dengan
dikemukakannya pidato para pendengar dapat mengetahui sebagian besar
isi/makna dari acara yang akan digelar. Sedangkan untuk ceramah sendiri
terkadang orang menganggap ceramah adalah suatu hal yang mudah, namun
dalam berceramah sendiri sangat diperlukan tutur kata dan sistematika yang jelas
dalam pembicaraannya. Karena pada umumnya berceramah ini lebih sedikit
sensitif dan harus dipertimbangkan dengan matang, agar pendengar dapat
menerima hasil ceramah dengan baik.

Mengingat berpidato dan berceramah ini tidak terlalu asing dikalangan


mahasiswa dan masyarakat .Karena itu dalam makalah ini kami memberikan
arahan agar dalam pembuatan naskah dan teknik dalam berpidato ataupun
ceramah dapat dilakukan dengan baik dan benar. Agar setiap pembaca dapat
memahami teknik dan sistematika dalam berpidato atau berceramah.
Daftar Pustaka

https://kumparan.com/berita-update/4-teknik-pidato-untuk-memikat-pendengar-
1vKp9zfWPmk

https://www.ruangguru.com/blog/unsur-unsur-dan-struktur-teks-ceramah

https://www.matrapendidikan.com/2014/09/3-hal-pokok-dalam-metode-
ceramah.html

https://www.bola.com/ragam/read/4709071/cara-membuat-teks-ceramah-yang-
baik-dan-benar

https://danisuluhpermadi.web.id/umum/cara-menyusun-naskah-pidato/

Anda mungkin juga menyukai