Kelas : BM-5-20
Disusun Oleh :
Angelina (2061201251)
Febriola Hardilah (2061201217)
Julia Augustine (2061201182)
Steven Efraim (2061201208)
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hakikat paragraf, kegunaan paragraf, jenis paragraf,
persyaratan paragraf, dan teknik/pengembangan suatu paragraf untuk
membuat suatu karangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Paragraf
Sebagai suatu entitas, paragraf ini memiliki hakikat. Pada paragraf
terdapat sesuatu yang merupakan penanda sebagai sebuah paragraf. Sesuatu
yang bersangkutan merupakan hal yang mengeksiskan satuan yang bersangkutan
sebagai paragraf. Itulah hakikat paragraf.
Deskripsi hakikat paragraf ini terangkum pada pengertian paragraf.
Untuk memperjelasnya, dapat dipelajari unsur pembentuknya. Oleh karena itu,
pada bagian ini disajikan pengertian dan unsur pembentuk paragraf sebagai
berikut:
• Pengertian Paragraf
Keraf (1980:62) menyatakan bahwa paragraf adalah kesatuan pikiran
yang terikat dengan sebuah pikiran utama. Oshima dan Hogue
(2007:38) menyatakan “A Paragraph is a group of related statements
that the writer develops a subject”. McCrimmon (1984:195)
berpendapat, “A paragraph is a set of related sentences that work
together to ekpress or develop an idea”. Tarigan (2008:35)
berpendapat, “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun
logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang
relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan”.
b. Pikiran Penjelas
Sesuai dengan namanya, pikiran penjelas adalah pikiran yang
menjelaskan pikiran utama. Oshima dan Hogue (2007:44) berkata,
“Supporting sentences explain the topik by giving more information
about it.” Fitzpatrick (2005:13) berpendapat, “The supporting
sentences provide the details and evidence the reader needs to
understand the main point.” Dalam pikiran-pikiran penjelas, disajikan
informasi yang berupa rincian keterangan tentang pikiran utama.
Dengan informasi-informasi tersebut, pikiran utama menjadi jelas.
Hal tadi mengandung pengertian bahwa semua pikiran penjelas pada
paragraf yang bersangkutan harus berpusat pada pikiran utama yang
sama. McCrimmon (1984:195) berkata, “The paragraph as a whole
should focus on that idea”. Hal ini berkaitan dengan peran pikiran
penjelas. Sebagaimana tergambar pada pengertiannya, pikiran harus
fungsional dalam menjelaskan pikiran utama. Peran ini akan jalan bila
pikiran penjelas menerangkan aspek kandungan pikiran utama. Pikiran
penjelas yang demikian dinamakan mengacu atau berpusat pada
pikiran utama.
Jumlah pikiran penjelas yang harus dihadirkan untuk menjelaskan
pikiran utama ini relatif. Hal ini tergantung pada topik yang
dikandung pikiran utama. Idealnya, penentuan jumlah pikiran penjelas
ini dilakukan dengan memperhatikan topik pikiran utama dan
kebutuhan pembaca. McCrimmon (1984:201) berujar, “How much
explanation an idea requires depends on how much your reader
need.” Hanya saja, untuk mengidentifikasi kebutuhan pembaca itu
relatif lebih sulit daripada mengidentikasi aspek kandungan pikiran
utama.
Pikiran utama itu memang memiliki aspek-aspek kandungan yang
harus diinformasikan pada pikiran penjelas. Oshima dan Hogue
(2007:39) mengatakan bahwa pikiran utama memiliki topik. Topik
yang dimaksud adalah pokok masalah paragraf yang bersangkutan.
Topik tersebut adalah konsep. Sementara konsep memiliki
komprehensi (Rapar,1996:29). Adapun yang dimaksudkan dengan
komprehensi adalah segala hal yang terkandung di dalam konsep yang
bersangkutan (Poespoprojo, 1999:52).
B. Jenis-jenis paragraf
Paragraf digolongkan menjadi beberapa jenis. Diantaranya adalah jenis
paragraf berdasarkan fungsinya, letak gagasan utama dan isinya.
• Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang isinya bertujuan untuk
memberikan penjelasan atau pengertian secara singkat dan padat.
Contohnya: kegiatan dalam merayakan ulang tahun TNI ke 72 tanggal 5
Oktober 2017 di lapangan blang padang banda aceh. Semua warga banda
aceh turut hadir menyaksikan serangkaian acara ulang tahun TNI ke 72
dengan berbagai ragam acara seperti : Drumband, Tari Saman dan acara
lainnya.
• Paragraf Deskripsi
Paragraf ini adalah suatu kalimat yang memaparkan isi gambaran pada
suatu keadaan atau sebuah peristiwa yang bentuk tulisan sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar dan merasakan serta
mengalami peristiwa tersebut.
Contohnya: saat brownis coklat buatan ibuku dihidangkan untukku, wangi
brownis coklatnya langsung tercium enak oleh hidungku. Saat aku
mencoba memakannya, bentuk dan rasa manisnya langsung membuat
lidahku bergoyang. Sungguh, ibuku sangat pandai sekali membuat brownis
coklat ini.
• Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang dimana isinya dapat mempengaruhi
atau membujuk pembaca untuk tertarik dengan gagasan atau ajakan yang
dibuat. Contohnya: membaca memang merupakan faktor penting dalam
menguasai berbagai ilmu pengetahuan. sebab seseorang tak memiliki niat
untuk membaca pasti tidak banyak memiliki tingkat pengetahuan. Karena
ilmu pengetahuan biasanya bersumber dari buku. Misalnya anak yang
pandai dalam pelajaran, biasanya dia akan menjadi kutu buku. Bagi siapa
saja yang tidak memiliki niat untuk membaca pasti pengetahuannya tidak
luas dan terbatas. Oleh karena itu membaca menjadi hal yang penting dan
biasakanlah membaca buku.
• Paragraf Argumentasi
Paragraf ini adalah suatu kalimat paragraf dimana isinya dapat
menyakinkan pembaca sehingga memperoleh dan menerima gagasan
dalam sebuah karya yang ditulis oleh penulis.
Contohnya: membaca memang merupakan faktor penting dalam
menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Seorang penasihat hukum pasti
selalu membaca buku-buku yang terkait dengan hukum, sebab jika tidak
membaca buku hukum pasti ia akan merasa kesulitan dan tidak tahu apa
saja pasal-pasal yang tertera dibuku hukum.
Seorang mahasiswa, tidak mau membaca buku maka akan mengalami
kesulitan dalam menjawab soal-soal dari dosen.
• Paragraf Narasi
Paragraf ini adalah suatu kalimat paragraf dimana isinya menceritakan
suatu peristiwa atau sebuah masalah, sehingga membuat pembaca menjadi
tehibur atau terharu.
Contohnya: beberapa hari yang lalu kami pergi ke sebuah pusat wisata
yang berada di Jakarta. Kami pergi dengan 2 mobil pribadi. Mobil kami
melaju cukup cepat secara beriringan dengan mobil lainnya. Perjalanan
menjadi sangat menyenangkan, semua orang tampak gembira. Cahaya
sinar matahari menyinari kami sehingga membuat pemandangan dari
dalam kacamata mobil cukup indah.
C. Pola Analogi
Pola analogi digunakan jika ingin menggambarkan sebuah objek yang bisa
digambarkan dengan menggunakan objek lain yang memiliki kesamaan.
Umumnya pola ini dibantu dengan berbagai kata kiasan, seperti 'ibaratnya'
dan 'bagaikan'. Analogi berarti membandingkan dua hal yang berbeda, namun
tetap memperhatikan adanya kesamaan dari dua hal tersebut. Contohnya
adalah menganalogikan cara membangunkan seseorang. Misalnya ada yang
membangunkan dengan berteriak, namun ada juga yang dengan menepuk
pundak. Caranya memang berbeda, namun kesamaannya adalah sama-sama
cara membangunkan seseorang.
E. Pola Definisi
Sama seperti namanya, pola ini dilakukan dengan cara menjelaskan
pengertian atau definisi dari sebuah istilah yang digunakan. Biasanya
menggunakan kata-kata, seperti 'adalah', 'ialah', 'merupakan, dan 'yaitu'.
Umumnya kata 'adalah' akan digunakan jika menggambarkan suatu hal yang
sudah didahului dengan kata benda. Sedangkan untuk kata 'yaitu' digunakan
untuk mendefinisikan suatu hal yang telah didahului oleh kata kerja atau sifat.
Untuk kata 'ialah' digunakan untuk memberi pengertian tentang rupa atau
wujud. Kata 'merupakan' digunakan sebagai kata pakai. Contohnya adalah
'Buku ini merupakan miliknya', 'Buku adalah sumber ilmu', 'Saat ini yang
perlu dikerjakan ialah membaca buku', serta 'Saya memiliki satu barang
favorit yaitu buku'.
3. Eksposisi
Eksposisi adalah suatu karangan yang menjelaskan pokok masalah yang
disertai dengan fakta-fakta. Tujuannya agar para pembaca memahami dan
bertambah pengetahuannya terhadap masalah yang diungkapkan. Sasaran
utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca
sesudah membaca kisah tersebut. Contoh karangan jenis ini adalah artikel-
artikel dalam surat kabar atau majalah dan tulisan-tulisan ilmiah.
4. Argumentasi
Argumentasi dalam suatu karangan yang berisikan pendapat atau gagasan
mengenai suatu hal dengan pembuktian-pembuktian untuk mempengaruhi
pembaca agar mengubah sikap merekam dan menyesuaikan dengan sikap
penulis. Penulisan argumentatif harus yakin bahwa maksud suatu bagian
pendahuluan adalah tidak lain daripada menarik perhatian pembaca, memuaskan
perhatian pembaca kepada arguman-arguman yang akan disampaikan, serta
menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam
kesempatan tersebut.
5. Persuasi
Persuasi adalah jenis karangan yang berisi ajakan-ajakan kepada para
pembacanya untuk melakukan atau mempercayai suatu hal. Karangan ini
bertujuan untuk membujuk, merayu, atau mengajak pihak pembaca agar
mengakui apa yang dikehendaki oleh pihak penulis. Contoh jenis karangan ini
adalah uraian tentang penawaran jenis obat, kosmetik, atau jenis produk lain.
Persuasif tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang
menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memerlukan juga upaya-upaya tertentu
untuk merangsang orang mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya.
Upaya yang bisa digunakan adalah menyodorkan bukti-bukti.
III
KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tentu pernah melakukan kegiatan
menulis. Dalam kegiatan menulis tersebut seseorang bisa menuliskan apa saja
yang diinginkan. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung kepada orang lain. Kita dituntut untuk
mampu memilih kata yang tepat dan sesuai, menghubungkan kalimat menjadi
paragraf yang padu. Menghubungkan karangan yang logis, dan menceritakannya
sesuai dengan acuan yang berlaku. Dalam menulis mahasiswa dituntut untuk
menuangkan buah pikirannya secara teratur dan terintegrasi ke dalam sebuah
paragraf sehingga membentuk paragraf sang menunjukan kesatuan dan kepaduan.
Karena hal itu lewat uraian tulisan diatas kami sebagai pembuat makalah
berharap makalah ini dapat membantu para pembaca untuk mengerti tentang
hakikat paragraf, jenis-jenis paragraf, kegunaan paragraf, teknik pengembangan
paragraf, serta jenis-jenis karangan. Ketika para pembaca sudah membaca
makalah kami ini, kami berharap makalah ini dapat membantu pembaca dalam
setiap penulisan paragraf dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahtambahan.blogspot.com/2012/03/hakikat-paragraf.html
https://salamadian.com/pengertian-paragraf/
https://www.qubisa.com/article/pengertian-paragraf#showContent
https://linggarpradani.wordpress.com/2013/12/23/teknik-pengembangan-paragraf/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/18/160527869/pola-pengembangan-
paragraf?page=all
http://wahyurosidin.blogspot.com/2017/10/makalah-jenis-jenis-karangan.html