Anda di halaman 1dari 15

Tugas Bahasa Indonesia

Penyusunan Paragraf dan Karangan

Dosen Pengampu : Liga Febrina, S.Pd., M.Pd

Kelas : BM-5-20
Disusun Oleh :
Angelina (2061201251)
Febriola Hardilah (2061201217)
Julia Augustine (2061201182)
Steven Efraim (2061201208)

INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA


FAKULTAS BISNIS
TA 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan suatu karangan atau karya penulisan terdiri dari beberapa
kalimat yang kemudian disusun menjadi suatu kesatuan dengan kesesuaian
yang kemudian membentuk suatu paragraf-paragraf, sehingga terbentuklah
suatu karangan.
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf
tersebut berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah
paragraf belum tentu dapat berwujud keseluruhan karangan. Namun, sebuah
paragraf sudah bisa memberikan suatu informasi kepada pembaca karena ada
kalanya suatu karangan hanya berisi satu paragraf saja sehingga dalam
karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.
Membuat suatu karangan, penulis diharapkan dapat menguasai struktur
paragraf yang digunakan agar dalam penulisan karangan tersebut dapat tersusun
suatu paragraf yang baik. Adanya paragraf juga memudahkan penulis
mengekspresikan seluruh gagasannya secara utuh, runtut, lengkap dan menyatu
sehingga dapat bermakna dan mudah untuk dipahami oleh pembaca sesuai
dengan keinginan si penulis. Paragraf yang tersusun pada suatu karangan akan
lebih mendinamiskan karangan tersebut agar lebih indah sehingga pembaca
akan lebih tertarik untuk membacanya. Oleh karena itu, paragraf mempunyai
fungsi tersendiri pada suatu karangan dalam menyalurkan gagasan si penulis
kepada pembacanya.
Karena hal itu didalam makalah ini kami menyajikan hal-hal yang
berkaitan dengan paragraf. Dengan adanya makalah ini kami berharap seorang
penulis karangan dapat mengerti hakikat, kegunaan, cara pengembangan suatu
paragraf, agar setiap karangan yang diciptakan oleh penulis sesuai dengan
persyaratan dan menjadi suatu karangan yang baik.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa definisi hakikat paragraf ?
2. Apa saja kegunaan dan jenis paragraf ?
3. Apa saja persyaratan paragraf ?
4. Bagaimana teknik dan pengembangan paragraf ?
5. Apa saja jenis karangan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui hakikat paragraf, kegunaan paragraf, jenis paragraf,
persyaratan paragraf, dan teknik/pengembangan suatu paragraf untuk
membuat suatu karangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Paragraf
Sebagai suatu entitas, paragraf ini memiliki hakikat. Pada paragraf
terdapat sesuatu yang merupakan penanda sebagai sebuah paragraf. Sesuatu
yang bersangkutan merupakan hal yang mengeksiskan satuan yang bersangkutan
sebagai paragraf. Itulah hakikat paragraf.
Deskripsi hakikat paragraf ini terangkum pada pengertian paragraf.
Untuk memperjelasnya, dapat dipelajari unsur pembentuknya. Oleh karena itu,
pada bagian ini disajikan pengertian dan unsur pembentuk paragraf sebagai
berikut:

• Pengertian Paragraf
Keraf (1980:62) menyatakan bahwa paragraf adalah kesatuan pikiran
yang terikat dengan sebuah pikiran utama. Oshima dan Hogue
(2007:38) menyatakan “A Paragraph is a group of related statements
that the writer develops a subject”. McCrimmon (1984:195)
berpendapat, “A paragraph is a set of related sentences that work
together to ekpress or develop an idea”. Tarigan (2008:35)
berpendapat, “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun
logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang
relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan”.

• Unsur Pembentuk Paragraf


Pendapat akhli dalam hal unsur pembentuk paragraf ini beragam.
Keragaman pendapat ini terletak pada variasi jumlah unsur. Tarigan
mengatakan empat unsur; Oshima dan Hogue mengatakan 3 unsur;
Fitzpatrick mengatakan dua unsur. Tarigan (2008:13) mengatakan
bahwa unsur pembentuk paragraf itu bisa terdiri atas elemen transisi,
kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Oshima dan
Hogue (2007: 38) berkata, “A paragraph has three parts: a topik
sentence, several supporting sentences, and a concluding
sentence”. Fitzpatrick (2005:13) berpendapat, “The basic unit in
writing is the paragraph, which consists of two parts: the main point
or topik sentence and the support”. Tarigan mengatakan bahwa
unsur-unsur pembentuk paragraf yang dikemukakan tadi tidak
semuanya selalu hadir pada paragraf. Unsur yang selalu hadir hanya
kalimat topik dan kalimat pengembang (Tarigan, 2008:15). Kehadiran
kedua unsur ini diakui oleh semua ahli di bidang menulis. Sehubungan
dengan itu, unsur paragraf yang akan dikaji pada bagian ini adalah
kalimat utama dan kalimat penjelas.
Tarigan (2008:18) mengatakan bahwa pada bahasa Indonesia
terdapat istilah pikiran utama dan kalimat utama. Kedua istilah ini
merujuk pada hal yang sama. Lebih lanjut, dikatakannya bahwa
kalimat utama itu merupakan perwujudan pikiran utama. Kemudian,
dikatakannya bahwa pada bahasa Inggeris terdapat istilah main
idea dan topik sentence yang keduanya ini merujuk pada hal yang
sama juga (Tarigan, 2008:18). Keraf (1980:70) mengatakan bahwa
pikiran utama terdapat pada kalimat utama. Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa kedua istilah, yakni kalimat utama dan pikiran
utama, diakui bisa saling menggantikan.
Pengakuan akan bisa saling menggantikannya kedua istilah
tadi perlu ditinjau ulang. Dalam batas tertentu, keduanya memang bisa
saling menggantikan. Namun pada konteks tertentu, kedua hal tadi
tidak bisa saling menggantikan. Bahkan, pengakuan tadi
mengandung kerancuan berpikir. Pada pengertian paragraf diakui
oleh semua ahli bahwa paragraf hanya memiliki satu pikiran utama
atau satu ide pokok. Kalau ide pokok atau pikiran utama identik
dengan kalimat utama, berarti paragraf itu hanya memiliki satu
kalimat utama. Jika hal ini diakui, maka akan ada ketidakkonsistenan
berpikir pada saat menghadapi kenyataan adanya paragraf yang
memiliki sebuah pikiran utama yang diwujudkan pada dua buah
kalimat. McCrimmon (1984:1999) mengatakan hal berikut.
A topik sentence is a statement that summarizes the idea being
developed in a paragraph. It is often a single sentence, though
sometimes you will need two sentence to state the topik.
Dari pernyataan McCrimmon tadi diketahui bahwa rupanya sebuah
pikiran utama bisa jadi harus dituangkan pada dua buah kalimat.
Dengan demikian, satu buah pikiran utama tidak identik dengan satu
buah kalimat utama. Dengan demikian pula, paling tidak pada
penelitian ini, istilah yang akan digunakan adalah pikiran utama.
Kalau istilah kalimat utama diganti dengan istilah pikiran
utama, maka istilah pikiran penjelas akan diganti dengan istilah
pikiran penjelas. Dengan demikian unsur pembentuk paragraf yang
dikupas pada bagian ini adalah pikiran utama dan pikiran penjelas.
a. Pikiran Utama
Sesuai dengan namanya, pikiran utama merupakan pikiran yang
diutamakan atau dipentingkan, yakni sesuatu yang dijadikan utama
atau penting. Alwasilah (2007:125) mengatakan bahwa kalimat topik
menyatakan gagasan terpenting dalam paragraf. Gagasan terpenting
tersebut tidak lain adalah pikiran utama. Oshima dan Hogue (2007:39)
mengatakan “The topik sentence is the most important sentence in a
paragraph”. Kalimat yang paling penting dalam paragraf tersebut
tentunya mengandung pikiran yang paling penting.
Status utama atau penting tadi mengandung pengertian bahwa pikiran
utama merupakan hal yang dimaksudkan pada paragraf yang
bersangkutan. Walau di dalam paragraf tersebut terdapat banyak
pikiran yang membangunnya, namun yang dimaksudkan dengan
uraian tersebut hanya satu, yakni pikiran utama itu. Semua pikiran
pembentuk paragraf mengarah kepada hal yang dimaksudkan tadi,
sesuatu yang diutamakan. Oleh karena itu, pikiran utama merupakan
rangkuman paragraf. McCrimmon (1984:199) mengatakan “A topik
sentence is a statement that summarizes the idea being developed in a
paragraph.” Oleh karena itu, pikiran utama itu bisa juga dikatakan
sebagai pikiran yang menjiwai seluruh pikiran dalam paragraf tersebut
(Nafiah, 1981).
Karena pikiran utama itu menjiwai semua pikiran yang ada maka
pikiran utama itu bersifat umum. Fitzpatrick (2005:13) mengatakan
“…is called a topik sentence. It is the most general sentence in a
paragraph”. Tarigan (2008:18) mengatakan bahwa pikiran utama
paragraf bersifat umum. Pikiran-pikiran lainnya, yang berupa pikiran
penjelas, bersifat khusus. Hal ini mengandung pengertian bahwa
pikiran utama itu memiliki muatan aspek pikiran yang banyak/luas. Di
situlah letak keumuman yang dimaksudkan. Sementara, pikiran-
pikiran penjelas tidak lain adalah aspek-aspek pikiran terkandung pada
pikiran umum tadi itu. Pada saat penulis menuangkan pikiran-pikiran
khusus sebagai penjelas, pada dasarnya penulis yang bersangkutan
sedang menuangkan aspek-aspek khusus yang melekat pada pikiran
umum tadi.

b. Pikiran Penjelas
Sesuai dengan namanya, pikiran penjelas adalah pikiran yang
menjelaskan pikiran utama. Oshima dan Hogue (2007:44) berkata,
“Supporting sentences explain the topik by giving more information
about it.” Fitzpatrick (2005:13) berpendapat, “The supporting
sentences provide the details and evidence the reader needs to
understand the main point.” Dalam pikiran-pikiran penjelas, disajikan
informasi yang berupa rincian keterangan tentang pikiran utama.
Dengan informasi-informasi tersebut, pikiran utama menjadi jelas.
Hal tadi mengandung pengertian bahwa semua pikiran penjelas pada
paragraf yang bersangkutan harus berpusat pada pikiran utama yang
sama. McCrimmon (1984:195) berkata, “The paragraph as a whole
should focus on that idea”. Hal ini berkaitan dengan peran pikiran
penjelas. Sebagaimana tergambar pada pengertiannya, pikiran harus
fungsional dalam menjelaskan pikiran utama. Peran ini akan jalan bila
pikiran penjelas menerangkan aspek kandungan pikiran utama. Pikiran
penjelas yang demikian dinamakan mengacu atau berpusat pada
pikiran utama.
Jumlah pikiran penjelas yang harus dihadirkan untuk menjelaskan
pikiran utama ini relatif. Hal ini tergantung pada topik yang
dikandung pikiran utama. Idealnya, penentuan jumlah pikiran penjelas
ini dilakukan dengan memperhatikan topik pikiran utama dan
kebutuhan pembaca. McCrimmon (1984:201) berujar, “How much
explanation an idea requires depends on how much your reader
need.” Hanya saja, untuk mengidentifikasi kebutuhan pembaca itu
relatif lebih sulit daripada mengidentikasi aspek kandungan pikiran
utama.
Pikiran utama itu memang memiliki aspek-aspek kandungan yang
harus diinformasikan pada pikiran penjelas. Oshima dan Hogue
(2007:39) mengatakan bahwa pikiran utama memiliki topik. Topik
yang dimaksud adalah pokok masalah paragraf yang bersangkutan.
Topik tersebut adalah konsep. Sementara konsep memiliki
komprehensi (Rapar,1996:29). Adapun yang dimaksudkan dengan
komprehensi adalah segala hal yang terkandung di dalam konsep yang
bersangkutan (Poespoprojo, 1999:52).

2.2 Kegunaan dan Jenis Paragraf


A. Kegunaan Paragraf
Paragraf mempunyai berbagai macam fungsi, diantara beberapa fungsi
paragraf diantaranya adalah;
1. Paragraf dalam sebuah kalimat dapat menjadi pengantar sebuah ide-ide, isi
kalimat dan kalimat penutup pada tulisan yang dibuat oleh penulis.
2. Mencurahkan suatu perasan dan pemikiran penulis dalam sebuah karya
atau kalimat dalam bentuk tulisan yang dibuat secara logis dan dapat
diterima oleh pembaca.
3. Paragraf dapat membantu pembaca untuk memahami segala sesuatu
mengenai isi dan topik dalam sebuah tulisan.
4. Memudahkan penulis untuk menyusun ide-ide tentang tulisan yang akan
dibuatnya.
5. Dapat membantu penulis dalam mengembangkan gagasan-gagasan atau
ide dari segala sesuatu yang berhubungan dengan topik yang ingin ditulis
menjadi sebuah karya tulis.

B. Jenis-jenis paragraf
Paragraf digolongkan menjadi beberapa jenis. Diantaranya adalah jenis
paragraf berdasarkan fungsinya, letak gagasan utama dan isinya.

A. Jenis Paragraf Berdasarkan Fungsi


• Paragraf Pembuka
Dalam sebuah karangan (kecuali karangan ilmiah). Paragraf pembuka
umumnya ditulis untuk memancing rasa keingintahuan pembaca terhadap
isi artikel secara keseluruhan.
• Paragraf Isi
Paragraf ini berisi bagian-bagian pokok dalam suatu karangan.
• Paragraf Penutup
Paragraf ini biasanya berisi kesimpulan, saran, harapan, ringkasan dan
penekanan kembali hal-hal penting yang terdapat dalam setiap karangan.
• Paragraf Penghubung
Paragraf ini fungsinya adalah untuk mengubungkan antara paragraf satu ke
paragraf lainnya atau karangan satu ke karangan lainnya.

B. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama


• Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya terletak di
awal paragraf.
• Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada di
akhir paragraf
• Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada
ditengah paragraf
• Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada di
awal dan juga akhir paragraf.

C. Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya


Berikut ini adalah jenis paragraf ditinjau dari isinya:

• Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang isinya bertujuan untuk
memberikan penjelasan atau pengertian secara singkat dan padat.
Contohnya: kegiatan dalam merayakan ulang tahun TNI ke 72 tanggal 5
Oktober 2017 di lapangan blang padang banda aceh. Semua warga banda
aceh turut hadir menyaksikan serangkaian acara ulang tahun TNI ke 72
dengan berbagai ragam acara seperti : Drumband, Tari Saman dan acara
lainnya.
• Paragraf Deskripsi
Paragraf ini adalah suatu kalimat yang memaparkan isi gambaran pada
suatu keadaan atau sebuah peristiwa yang bentuk tulisan sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar dan merasakan serta
mengalami peristiwa tersebut.
Contohnya: saat brownis coklat buatan ibuku dihidangkan untukku, wangi
brownis coklatnya langsung tercium enak oleh hidungku. Saat aku
mencoba memakannya, bentuk dan rasa manisnya langsung membuat
lidahku bergoyang. Sungguh, ibuku sangat pandai sekali membuat brownis
coklat ini.
• Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang dimana isinya dapat mempengaruhi
atau membujuk pembaca untuk tertarik dengan gagasan atau ajakan yang
dibuat. Contohnya: membaca memang merupakan faktor penting dalam
menguasai berbagai ilmu pengetahuan. sebab seseorang tak memiliki niat
untuk membaca pasti tidak banyak memiliki tingkat pengetahuan. Karena
ilmu pengetahuan biasanya bersumber dari buku. Misalnya anak yang
pandai dalam pelajaran, biasanya dia akan menjadi kutu buku. Bagi siapa
saja yang tidak memiliki niat untuk membaca pasti pengetahuannya tidak
luas dan terbatas. Oleh karena itu membaca menjadi hal yang penting dan
biasakanlah membaca buku.
• Paragraf Argumentasi
Paragraf ini adalah suatu kalimat paragraf dimana isinya dapat
menyakinkan pembaca sehingga memperoleh dan menerima gagasan
dalam sebuah karya yang ditulis oleh penulis.
Contohnya: membaca memang merupakan faktor penting dalam
menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Seorang penasihat hukum pasti
selalu membaca buku-buku yang terkait dengan hukum, sebab jika tidak
membaca buku hukum pasti ia akan merasa kesulitan dan tidak tahu apa
saja pasal-pasal yang tertera dibuku hukum.
Seorang mahasiswa, tidak mau membaca buku maka akan mengalami
kesulitan dalam menjawab soal-soal dari dosen.
• Paragraf Narasi
Paragraf ini adalah suatu kalimat paragraf dimana isinya menceritakan
suatu peristiwa atau sebuah masalah, sehingga membuat pembaca menjadi
tehibur atau terharu.
Contohnya: beberapa hari yang lalu kami pergi ke sebuah pusat wisata
yang berada di Jakarta. Kami pergi dengan 2 mobil pribadi. Mobil kami
melaju cukup cepat secara beriringan dengan mobil lainnya. Perjalanan
menjadi sangat menyenangkan, semua orang tampak gembira. Cahaya
sinar matahari menyinari kami sehingga membuat pemandangan dari
dalam kacamata mobil cukup indah.

2.3 Persyaratan Paragraf


Agar suatu paragraf bisa menjadi paragraf yang baik tentu dibutuhkan
persyaratan-persyaratan dalam pembuatan paragraf . Karena itu pada poin kami
sajikan unsur-unsur apa saja yang menjadi persyaratan dalam pembuatan suatu
paragraf, berikut unsur- unsurnya :
• Harus berisi kalimat penjelas untuk menguraikan kalimat utama.
• Harus memiliki koherensi, yaitu kesatuan yang dibangun oleh hubungan
antar kalimat pembentuk paragraf sehingga paragraf mudah dipahami.
• Harus memiliki kesatuan (unity), yaitu perpaduan yang kokoh antara
gagasan utama dan kalimat pendukung dalam satu paragraf.
• Harus memiliki konjungsi atau penghubung yang digunakan sebagai
penyambung kalimat untuk menambahkan keterangan, menyatakan
hubungan sebab-akibat, atau menyatakan perbandingan atau pertentangan.
• Paragraf harus harmonis, semantis, gramatis, dan normatif.
• Paragraf harus lengkap berisi kalimat penjelas yang memadai dan
menunjang kalimat pokok.

2.4 Teknik Pengembangan Paragraf


Menurut Munirah dalam Buku Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf
(2015), pola pengembangan paragraf bisa dilakukan dengan beberapa cara, berikut
kami paparkan penjelasan tentang pola pengembangan paragraf :
A. Pola Klimaks dan Antiklimaks
Saat akan mengembangkan gagasan dalam paragraf, pola klimaks dan
antiklimaks diterapkan dengan menggunakan klimaks sebagai dasarnya.
Artinya gagasan utama akan dijelaskan dengan menggunakan gagasan
yang kedudukannya palng rendah hingga gagasan yang kedudukannya
paling tinggi. Sifat dari paragraf juga sangat berpengaruh pada pola
pengembangan dan analisisnya. Umumnya paragraf yang memiliki sifat
deduktif atau induktif lebih mudah dianalis jika dibandingkan dengan
paragraf yang bersifat deskriptif dan naratif. Pola klimaks dan antiklimaks
juga dapat diterapkan dengan menggunakan gagasan yang paling tinggi
kedudukannya hingga ke gagasan yang paling rendah. Contohnya adalah
membahas perkembangan alat komunikasi. Dimulai dari menggunakan
kentongan, hingga alat komunikasi modern yakni menggunakan
smartphone.

B. Perbandingan serta pertentangan


Penulis akan memperlihatkan kepada pembaca tentang persamaan serta
perbedaan dari orang, objek, serta gagasan tertentu. Umumnya pola
pengembangan paragraf dengan perbandingan serta pertentangan, akan
menggunakan kata-kata:
• Serupa dengan
• (Sama) seperti halnya
• Demikian pula
• Jika atau bila dibandingkan dengan
• Sejalan dengan
• Akan tetapi
• Sedangkan
• Sementara itu
Contohnya adalah cara memakan nasi. Perbandingannya terletak dari cara
memakannya, ada yang menggunakan sendok dan ada juga yang menggunakan
sumpit. Walau berbeda, namun persamaannya adalah membahas tentang cara
memakan nasi.

C. Pola Analogi
Pola analogi digunakan jika ingin menggambarkan sebuah objek yang bisa
digambarkan dengan menggunakan objek lain yang memiliki kesamaan.
Umumnya pola ini dibantu dengan berbagai kata kiasan, seperti 'ibaratnya'
dan 'bagaikan'. Analogi berarti membandingkan dua hal yang berbeda, namun
tetap memperhatikan adanya kesamaan dari dua hal tersebut. Contohnya
adalah menganalogikan cara membangunkan seseorang. Misalnya ada yang
membangunkan dengan berteriak, namun ada juga yang dengan menepuk
pundak. Caranya memang berbeda, namun kesamaannya adalah sama-sama
cara membangunkan seseorang.

D. Pola Sebab Akibat


Pola pengembangan ini dilakukan dengan cara menerangkan sebuah
kejadian dari sudut pandang sebab dan akibat. Biasanya menggunakan kata,
seperti 'padahal', 'akibatnya', 'karena', serta 'oleh karena itu'. Tidak hanya
menerangkan, pola ini juga bisa digunakan dengan cara menjadikan kejadian
penyebab sebagai gagasan utamanya serta kejadian akibat sebagai
pengembangnya. Hal ini bisa dilakukan berkebalikan, yakni kejadian akibat
sebagai dasarnya dan kejadian penyebab sebagai gagasan utamanya.
Contohnya adalah kejadian akibat yakni terlambat datang ke sekolah.
Kejadian sebabnya adalah bangun kesiangan, ban kendaraan bocor, dan lain
sebagainya.

E. Pola Definisi
Sama seperti namanya, pola ini dilakukan dengan cara menjelaskan
pengertian atau definisi dari sebuah istilah yang digunakan. Biasanya
menggunakan kata-kata, seperti 'adalah', 'ialah', 'merupakan, dan 'yaitu'.
Umumnya kata 'adalah' akan digunakan jika menggambarkan suatu hal yang
sudah didahului dengan kata benda. Sedangkan untuk kata 'yaitu' digunakan
untuk mendefinisikan suatu hal yang telah didahului oleh kata kerja atau sifat.
Untuk kata 'ialah' digunakan untuk memberi pengertian tentang rupa atau
wujud. Kata 'merupakan' digunakan sebagai kata pakai. Contohnya adalah
'Buku ini merupakan miliknya', 'Buku adalah sumber ilmu', 'Saat ini yang
perlu dikerjakan ialah membaca buku', serta 'Saya memiliki satu barang
favorit yaitu buku'.

2.2 Jenis-Jenis Karangan


Hastuti, dkk (1993:107) karangan dibedakan menjadi lima jenis, yaitu narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Dibawah ini akan dipaparkan
penjelasannya yakni sebagai berikut:
1. Narasi
Narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian kejadian,
tindakan, keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir sehingga
terlihat rangkaian hubungan satu sama lain. Bahasanya berupa paparan yang
gayanya bersifat naratif. Pada karangan narasi terdapat tahapan-tahapan
peristiwa yang jelas, dimulai dari perkenalan, timbul masalah, konflik,
penyelesaian dan ending. Sehingga unsur yang palling penting dalam narasi
adalah unsur pembuatan dan tindakan. Narasi hanya menyampaikan kepada
pembaca suatu kejadian atau peristiwa. Unsur tersebut memiliki kesamaan
dengan karangan deskripsi. Akan tetapi, perlu diperhatikan masalah waktu.
Jadi, pengertian narasi itu mencangkup dua unsur dasar, yaitu perbuatan atau
tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Narasi mengisahkan
kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Contoh jenis karangan
ini adalah biografi, kisah, roman, novel, dan cerpen.
2. Deskripsi
Deskripsi adalah suatu karangan atau uraian yang berusaha
menggambarkan suatu objek atau masalah yang seolah-olah masalah tersebut
di depan mata pembaca secara konkret.
Contoh karangan jenis ini adalah karangan tentang peristiwa runtuhnya
gedung, yang dilengkapi dengan gambaran lahiriah gedung itu, sebab-sebab
keruntuhan, letak gedung, arsiteknya, bagian mana yang runtuh, dan
sebagainya.

3. Eksposisi
Eksposisi adalah suatu karangan yang menjelaskan pokok masalah yang
disertai dengan fakta-fakta. Tujuannya agar para pembaca memahami dan
bertambah pengetahuannya terhadap masalah yang diungkapkan. Sasaran
utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca
sesudah membaca kisah tersebut. Contoh karangan jenis ini adalah artikel-
artikel dalam surat kabar atau majalah dan tulisan-tulisan ilmiah.

4. Argumentasi
Argumentasi dalam suatu karangan yang berisikan pendapat atau gagasan
mengenai suatu hal dengan pembuktian-pembuktian untuk mempengaruhi
pembaca agar mengubah sikap merekam dan menyesuaikan dengan sikap
penulis. Penulisan argumentatif harus yakin bahwa maksud suatu bagian
pendahuluan adalah tidak lain daripada menarik perhatian pembaca, memuaskan
perhatian pembaca kepada arguman-arguman yang akan disampaikan, serta
menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam
kesempatan tersebut.

5. Persuasi
Persuasi adalah jenis karangan yang berisi ajakan-ajakan kepada para
pembacanya untuk melakukan atau mempercayai suatu hal. Karangan ini
bertujuan untuk membujuk, merayu, atau mengajak pihak pembaca agar
mengakui apa yang dikehendaki oleh pihak penulis. Contoh jenis karangan ini
adalah uraian tentang penawaran jenis obat, kosmetik, atau jenis produk lain.
Persuasif tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang
menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memerlukan juga upaya-upaya tertentu
untuk merangsang orang mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya.
Upaya yang bisa digunakan adalah menyodorkan bukti-bukti.
III
KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tentu pernah melakukan kegiatan
menulis. Dalam kegiatan menulis tersebut seseorang bisa menuliskan apa saja
yang diinginkan. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung kepada orang lain. Kita dituntut untuk
mampu memilih kata yang tepat dan sesuai, menghubungkan kalimat menjadi
paragraf yang padu. Menghubungkan karangan yang logis, dan menceritakannya
sesuai dengan acuan yang berlaku. Dalam menulis mahasiswa dituntut untuk
menuangkan buah pikirannya secara teratur dan terintegrasi ke dalam sebuah
paragraf sehingga membentuk paragraf sang menunjukan kesatuan dan kepaduan.
Karena hal itu lewat uraian tulisan diatas kami sebagai pembuat makalah
berharap makalah ini dapat membantu para pembaca untuk mengerti tentang
hakikat paragraf, jenis-jenis paragraf, kegunaan paragraf, teknik pengembangan
paragraf, serta jenis-jenis karangan. Ketika para pembaca sudah membaca
makalah kami ini, kami berharap makalah ini dapat membantu pembaca dalam
setiap penulisan paragraf dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahtambahan.blogspot.com/2012/03/hakikat-paragraf.html
https://salamadian.com/pengertian-paragraf/
https://www.qubisa.com/article/pengertian-paragraf#showContent
https://linggarpradani.wordpress.com/2013/12/23/teknik-pengembangan-paragraf/

https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/18/160527869/pola-pengembangan-
paragraf?page=all
http://wahyurosidin.blogspot.com/2017/10/makalah-jenis-jenis-karangan.html

Anda mungkin juga menyukai