Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RANGKUMAN

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA DAN PENULISAN KARYA ILMIAH

Oleh :

MAGDALENA

NIM. 1910023810155

Dosen Pengampu : Dra.GUSNAYETTI, M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK IMAM BONJOL

PADANG

TA. 2019/2020
RANGKUMAN PARAGRAF

Soal :

1. Pengertian Paragraf
2. Struktur/ Unsur Paragraf
3. Syarat-syarat Paragraf
4. Fungsi Paragraf

Jawaban :

I. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis sistematis yang merupakan satu
kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mengandung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan (Tarigan, 2008: 5). Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu
gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut (Arifin, 2008: 115).

II. Struktur/ Unsur Paragraf


Untuk menemukan ide pokok paragraf, seorang pembaca harus mengenali unsurunsur
suatu paragraf. Agar dapat menentukan dengan jelas maksud pikiran yang disampaikan penulis.
Oleh karena itu, suatu paragraf harus tersusun secara logis dan sistematis. Terdapat empat unsur-
unsur suatu paragraf yang saling berkaitan satu sama lain secara sistematis sehingga menjadi
logis suatu paragraf. Berikut empat unsur paragraf.
1. Transisi (penghubung)
2. Kalimat Topik
3. Kalimat Pengembang
4. Kalimat Penegas

Unsur transisi

Gambar Kalimat topik 2.1.


Unsur- unsur
Kalimat Pengembang
paragraph
Kalimat Penegas
1. Transisi (penghubung)
Transisi ialah penanda atau penghubung intarparagraf. Transisi berfungsi sebagai
penghubung jalan pikiran dalam sebuah paragraf. Kata-kata transisional dan konjungsi dalam
paragraf merupakan petunjuk bagi pembaca dari kalimat yang satu ke kalimat berikutnya.
Adapun beberapa contoh transisi (penghubung) adalah, seperti, kemudian, selanjutnya, karena,
berikutnya, oleh sebab itu, oleh karena itu. Kata tersebut juga mengingatkan pembaca apakah
kalimat baru bergerak searah dengan kalimat sebelumnya.
Oleh sebab itu, transisi juga berfungsi sebagai penunjang koherensi dan kepaduan
antarkalimat dalam paragraph. Transisi merupakan sebuah bantuan bagi pembaca, dalam hal ini
bantuan sebagai penghubung antara satu paragraf dengan paragraf yang lain. Bantuan tersebut
berupa kata-kata atau frasa-frasa transisi sebagai penghubung atau katalisator antara satu gagasan
dengan gagasan lainnya, atau antara kalimat dengan kalimat lainnya (Keraf, 1980: 79).
2. Kalimat Topik
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama (Finoza, 2008: 183).
Berkaitan dengan hal tersebut, Tampubolon (1986: 86) mengungkapkan bahwa kalimat topik
mengandung pikiran pokok paragraf, dan kalimat-kalimat jabaran mengandung isi yang
merupakan jabaran pikiran pokok tersebut. Kalimat topik mempunyai ciri sebagai berikut.
1) Merupakan kalimat lengkap yang bisa berdiri sendiri.
2) Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut.
3) Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4) Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
3. Kalimat Pengembang
Sebagian besar kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu paragraf dapat dikategorikan
sebagai kalimat pengembang. Bila dimisalkan jumlah kalimat dalam suatu paragraf 12 buah,
maka perbandingan jumlah kalimat sebagai berikut:
1) Paragraf yang berunsur transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas mempunyai porsi masing-masing satu untuk transisi, satu untuk kalimat
topik dan satu untuk penegas, sisanya sembulan. Itulah kalimat pengembang atau
75%.
2) Bila transisi tidak berupa kalimat pengembanganya berjumlah sepuluh atau 83, 3%.
3) Bila paragraf tersebut tanpa transisi dan penegas maka jumlah kalimat pengembang
sebelas atau 91, 6%.
4. Kalimat Penegas
Kalimat penegas adalah elemen paragraf yang keempat dan yang terakhir. Elemen
pertama transisi, elemen kedua kalimat topik dan elemen yang ketiga adalah kalimat
pengembang Fungsi kalimat penegas ada dua. Pertama, sebagai pengulang atau penegas kembali
kalimat topik, dan kedua sebagai daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan untuk
menghilangkan kejemuan. Apabila kita bandingkan antara kedudukan kalimat topik, kalimat
pengembang, dan kalimat penegas, maka ada persamaan dan perbedaan. Jumlah kalimat penagas
dalam kalimat topik sama, makna yang terkandung dalam kalimat penegas dan kalimat topik
kurang lebih sama, tetapi mungkin diutarakan dengan redaksi yang berbeda. Menurut Finoza,
2008:183, kalimat penegas memiliki ciri sebagai berikut:
1) Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti).
2) Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu alinea.
3) Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4) Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.

III. Syarat-syarat Paragraf


1. Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu tema yang jelas.
2. Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalam paragraf saling terkait dalam paragraf.
Cara Mengaitkan antarkalimat dalam paragraf dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat dalamsetiapkalimat.
b. Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awalkalimat dengan tepat dan benar.
c. Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagai pengganti gagasan
utama dengan Kata-kata seperti: dia, mereka, nya, itu, tersebut, ini.
3. Penggunaan metode pengembangan paragraph sebagai penjels gagasan utama paragraf.
Metode Yang digunakan dari metodeproses sampai dengan metode definisi.
4. Setiap paragraph harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis dalam kalimat topik.
Posisi kalimat topik dalam paragraf ditempatkan pada:
a. Kalimat topik pada awal paragraf (deduktif),
b. Kalimat topik pada akhir paragraf (induktif,
c. Kalimat topik pada awal dan akhir paragraph (deduktif—induktif)
d. Kalimat topik pada temgah paragraph (ineratif)
e. Kalimat topik pada semua kalimat dalamparagraf (deskriptif). Kalimat topik dalam
paragraph ditulis dalam klalimat tunggalatau kalimat majemuk bertingkat karena kedua
kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan utama.

IV. Fungsi Paragraf


Menurut Tarigan (2008: 5) fungsi paragraf dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan
karangan;
2. memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang;
3. alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis;
4. pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang;
5. sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca;
6. sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai;
7. dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar, transisi,
dan penutup (konklusi).

V. REFERENSI
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Arifin, Zaenal. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Lentera Cendikia.
Keraf, G. 1980. Tatabahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Diksi.
Tampubolon, DP. 1986. Kemampuan Membaca Teknik Membaca efektif dan Efisien.
Bandung: Angkasa. p86

Anda mungkin juga menyukai