Disusun Oleh:
140710150017
UNIVERSITAS PADJADJARAN
DEPARTEMEN GEOFISIKA
2018
“Perkiraan Dampak Terjadinya Sesar Sumatera Terhadap Provinsi Sumatera Barat
Terutama Kota Bukittinggi”
Sesar Sumatera membentang sepanjang 1.900 km (dari Banda Aceh hingga Teluk
Semangko di Selatan Lampung), membentang paralel dengan palung/zona subduksi sebagai
pengaruh dari konvergensi Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia (Gambar 1). D.
Hilman dan K. Sieh, dalam Neotectonic of The Sumatran Fault, Indonesia, 2000, membagi Patahan
Sumatra ini menjadi 3 wilayah, yaitu wilayah Utara, Tengah dan Selatan, namun secara
keseluruhan, berdasarkan pengamatan pada peta topografi dan foto udara, dibagi menjadi 19
segmen, 12 segmen yang berada diluar wilayah Provinsi Sumatera Barat yaitu : segmen Sunda
(6.75°S-5.9°S), segmen Semangko (5.9°S-5.25°S), segmen Kumering (5.3°S-4.35°S), segmen
Manna (4.35°S-3.8°S), segmen Musi (3.65°S-3.25°S), segmen Ketaun (3.35°S-2.75°S), segmen
Dikit (2.75°S-2.3°S), segmen Toru (1.2°N-2.0°N), segmen Renun (2.0°N-3.55°N), segmen Tripa
(3.2°N-4.4°N), segmen Aceh (4.4°N-5.4°N), segmen Seulimeum (5.0°N-5.9°N). Selain itu 7
diantaranya terdapat di wilayah Provinsi Sumatera Barat dan akan berdampak langsung terhadap
masyarakat yang berada pada zona-zona rentan. Adapun ketujuh segmen tersebut adalah segmen
Siulak (2.25°S ~ 1.7°S), segmen Suliti (1.75°S ~ 1.0°S), segmen Sumani (1.0°S ~ 0.5°S), segmen
Sianok (0.7°S ~ 0.1°N), segmen Sumpur (0.1°N ~ 0.3°N), Segmen Barumun (0.3°N ~ 1.2°N) dan
Angkola sedangkan potensi gempa masing-masing segmen tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Segmen Sianok mempunyai panjang patahan ± 90 Km berada di sekitar Ngarai Sianok kota
Bukittinggi Provinsi sampai Tenggara Danau Singkarak melewati sisi Timur Danau, dan
pergeseran patahan berkisar 23 mm/tahun, kota Bukittinggi termasuk kota yang rawan gempabumi
darat yang bersumber dari patahan Segmen Sianok. Pada Segmen Sianok pernah terjadi 2 kali
gempabumi pada tanggal 6 Maret 2007 dengan magnitude 6.4 SR dan 6.3 SR dan Gempa terbesar
pernah tercatat pada segmen ini yaitu pada 4 Agustus 1926 dengan pusat hancuran antara Bukit
Tinggi dan Danau Singkarak. (Tim Pusdalops PB BPBD Prov. Sumatera Barat, Juni 2013 - Revisi
: Mei 2015)
Tabel 1. Data dan Parameter sumber gempa pada segmen-segmen Sesar Sumatera (Tim revisi Peta
Gempa Indonesia, 2010).
Nama Kecepataan
Tipe Kedalaman Kedalaman Panjang Magnitude
No Segmen Pergeseran
Pergeseran Puncak Bawah (km) Maksimum
Sesar (mm/thn)
1 Angkola 19 Strike-Slip 3 20 160 7,6
2 Barumun 14 Strike-Slip 3 20 125 7,5
3 Sumpur 23 Strike-Slip 3 20 35 6,9
4 Sianok 23 Strike-Slip 3 20 90 7,3
5 Sumani 23 Strike-Slip 3 20 60 7,2
6 Suliti 23 Strike-Slip 3 20 95 7,4
7 Siulak 23 Strike-Slip 3 20 70 7,2
Kota Bukittinggi yang terkenal sebagai kota wisata dapat menjadi pudar, karena hilang nya
ikon pariwisata, dan akibat terburuk nya adalah selain banyak nya korban jiwa yang dapat
berjatuhan, sektor perekonomian dari Kota Bukittinggi dapat menurun secara drastis. Selain itu
Kota Bukittinggi yang memiliki suhu yang sejuk serta banyak nya daratan tinggi, apabila terjadi
Megathrust besar kemungkinan semua sesar yang ada dapat aktif dan melepaskan energi nya,
dimana magnitude yang di miliki oleh setiap segmen tergolong besar yaitu berkisar antara 7.01-
8.00 SR, dapat menyebabkan Kota Bukittinggi maupun Lembah anai daratan tinggi nya semua
menjadi ambruk, iklim menjadi berubah akibat kerusakan lingkungan yang timbul. Kerusakan
ligkungan dapat berdampak pada hancur nya keseimbangan alam. Kerusakan alama dapat
mengakibatkan naiknya suhu global menjadi lebih ekstrim yang dapat menimbulkan kekeringan
serta kebakaran hutan. Sumber air bersih pun akan berkurang. Apabila semua segmen sesar
bergerak makan pulau Sumatera akan terbelah menjadi beberapa bagian, besar kemungkinan
segmen sesar dapat menghancurkan pulau Sumatera menjadi beberapa bagian. Semua segmen sesar
Sumatera membentang sepanjang bukit barisan, sehingga apabila megatrust terjadi dan memicu
aktif nya sesar Sumatera, atau semua segmen sesar Sumatera, maka dapat diprediksi bahwa pulau
Sumatera akan terbelah, dan menimbulkan kerusakan yang sangat besar. Karena secara umum
tatanan tektonik di Sumatera dicirikan oleh 3 sistem yaitu zona subduksi antara lempeng tektonik
India-Australia dengan lempeng Eurasia, Mentawai Fault System (MFS), dan Sumatera Fault
Sistem (SFS) atau sesar Sumatera. Dimana Megathrust Subduction Sumatera dapat terjadi karena
batas antara 2 lempeng yaitu lempeng tektonik India-Australia dengan lempeng Eurasia yang
terdapat pada zona subduksi dangkal, lempeng India-Australia menunjam ke bawah lempeng
Benua Eurasia dengan kecepatan ±50-60 mm/tahun. Apabila Megathrust Subduction Sumatera
terjadi diprediksi masih menyimpan potensi gempabumi dengan magnitude 8.9 SR dizona
Mentawai Megathrust seperti yang terlihat pada gambar 1.
Daerah territorial Indonesia yaitu Pulau Sumatera yang awal nya terpisah dengan Negara
Malaysia dan Singapure apabila selama kira kira ±24 juta tahun mendatang serta terjadinya
Megathrust Subduction Sumatera. Pulau Sumatera dapat menyatu dengan Semenanjung Malysia.
Megathrust Subduction Sumatera merupakan peristiwa besar yang harpus di waspadai dan
dilakukan kesiapsiagaan, karena peristiwa tersebut tidak tahu kapan terjadinya. Oleh karena itu,
seorang ilmuan hanay dapat melakukan tindakan bagaimana cara untuk mengurangi tingkat
kerusakan serta jumlah korban jiwa yang akan muncul dari peristiwa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bellier, O. and Sebrier, M., 1994. Relationship between tectonism and volcanism along the Great
Sumatran Fault zone deduced by SPOT image analyses. Tectonophysics, 223, p. 215-231.
Kelompok Kerja Patahan Aktif. 2013. Penelitian dan Pemetaan Patahan Aktif Sumatera Segmen
Semangko, Lampung. Bandung: Pusat Survei Geologi.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi: Bab 7. Geologi Struktur. Banda Aceh: Unsyiah; Frdaus.
(http://www.cs.unsyiah.ac.id/~frdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/geologi-struktur.pdf )
(diakses pada tanggal 21 Mei 2018 pukul 11.07 WIB).
Provinsi Sumatera Barat, UNDP, SC-DRR, Pemprov. Peta Bahaya Gempa Bumi. Sumatera Barat,
PT Waindo Specterra, 2011; Tim Pusdalops PB BPBD Prov. Sumatera Barat, Juni 2013 -
Revisi : Mei 2015.
Sieh, Kerry and Natawidjaja, Danny (2000) Neotectonics of the Sumatran fault, Indonesia. Journal
of Geophysical Research B, 105 (B12). 28295-28326 . ISSN 0148-0227.
(http://resolver.caltech.edu/CaltechAUTHORS:20110112-082905154.pdf )
(diakses 21 Mei 2018 pukul 20:13 WIB).
Sieh, Kerry and Natawidjaja, Danny (2000) Neotectonics of the Sumatran fault, Indonesia. Journal
of Geophysical Research B, 105 (B12). 28295-28326 . ISSN 0148-0227.
Sri Naryanto, Heru. 1998. Kajian Aspek Kegempaan Dalam Mendukung Evaluasi Penataan Ruang
Wilayah Liwa, Lampung. Jakarta: Majalah BPP Teknologi.