Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui, dalam kehidupan bangsa indonesia, bahasa


indonesia adalah sebuah bahasa yang paling penting di negara ini. Selain itu
peranan bahasa indonesia adalah sebagai sarana utama (di luar bahasa asing)
misalnya di bidang IPTEK dan peradaban modern.
Berdasarkan hal itu, dapat kita ketahui bahwa betapa pentingnya bahasa
indonesia bagi rakyat indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang utama
dari bahasa daerah bukan karena mutunya sebagai bahasa, bukan kata
kalimatnya ataupun gaya ungkapannya dalam gaya bahasa melainkan karena
bahasa ini adalah bahasa lingin francayang didasari oleh dasar politik, ekonomi,
dan demografi.
Sebagai warga Bangsa Indonesia kita harus melestarikan bahasa Indonesia
oleh karena itu, kami ingin mempelajari atau membahas salah satu materi
bahasa indonesia yaitu mengenai “Penyusunan Paragraf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu paragraf ?
2. Apa saja syarat pembentukan paragraf ?
3. Apa saja unsur-unsur pembangun paragraf ?
4. Apa jenis-jenis paragraf ?
5. Apa saja pola pengembangan paragraf ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui yang di maksud dengan paragraf !
2. Mengetahui syarat-syarat pembentukan paragraf !
3. Mengetahui unsur-unsur pembangun paragraf !
4. Mengetahui jenis-jenis paragraf !
5. Mengetahui pola pengembangan paragraf !
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian paragraf

1. Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea.  “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang
berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan
kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama berarti “mulai dari baris
baru” (Adjad Sakri,1992). Menurut Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan
bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat, sedangkan
dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos, “menulis di samping” atau
“tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide.
Paragraf juga merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar
berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam
suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
Jadi, paragraf adalah  sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai
karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau
pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam satu
paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat
pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup.
Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu
gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa
banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.
B. Sayarat-syarat Pembentukan Paragraf

1. Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau topik. Kesatuan
dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf itu secara
bersama-sama menyatakan suatu gagasan atau topic tertentu. Oleh Karen itu,
dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur yang sama sekali tidak
berhubungan bahkan menyimpang dari gagasan atau topik tersebut, karena
dapat menyulitkan pembaca.

2. Kepaduan atau Koheresi


Kepaduan atau koherensi adalah keserasian hubungan antargagasan dalam
paragraf yang berarti pula keserasian hubungan antarkalimat dalam paragraf.
Pembentukan paragraf berasal dari kalimat-kalimat yang saling mendukung satu
dengan yang lainnya. Hubungan kalimat-kalimat itu agar terlihat serasi maka
harus di padukan. Kepaduan tersebut di wujudkan dalam hubungan antarkalimat
yang membentuk paragraf.

3. Kekompakan atau Kohesi


Persyaratan kekompakan mengatur hubungan antarkalimat yang diwujudkan
oleh adanya bentuk kalimat atau bagian kalimat yang cocok dalam paragraf.
Kekompakan tersebut di kelompokkan menjadi dua, yaitu kekompakan
struktural dan leksikal. Kekompakan struktural di tandai oleh adanya hubungan
struktur kalimat-kalimat yang di gunakan dalam paragraf, dan kekompakan
leksikal ditandai oleh adanya kata-kata yang di gunakan dalam paragraf untuk
menandai hubungan antarkalimat atau bagian paragraf.
C. Unsur-unsur Pembangun Paragraf

1. Ide Pokok
Ide pokok dalam paragraf adalah hal yang dibahas dalam sebuah pargraf
atau yang menjadi dasar dalam pembuatan paragraf tersebut. Lebih simpelnya,
ide pokok dalam paragraf harusnya dimulai dengan pertanyaan sebelumnya
kepada penulis yaitu “Apa yang ingin saya sampaikan dalam bagian ini” dan
“Aapakah kalimat yang saya miliki cukup untuk menggambarkan ataupun
menjelaskan apa yang ingin saya sampaikan”.

2. Kalimat Utama
Kalimat utama sebagai unsur paragraf mengindikasikan sebuah paragraf
yang baik dalam sebuah teks atauoun artikel. Dengan adanya unsur paragraf ini,
maka terdapat tiga jenis paragraf berdasarkan kalimat utamanya yaitu :
 Paragraf induktif yang memiliki kalimat utama terletak di akhir
paragraf.
 Paragraf deduktif yang terletak di awal paragraf.
 Paragraf deduktif-induktif yang memiliki kalimat utama di awal dan
di akhir paragraf.

3. Kalimat Penjelas
Pengertian kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan
kalimat utama. Kalimat penjelas dalam sebuah paragraf seharusnya memiliki
kesatuan antara satu dengan yang lain yaitu seluruh kalimat tersebut dapat
menyusun sebuah paragraf secara bersama-sama menyatakan ide pokok yang
diusung.
Unsur kalimat penjelas dalam sebuah paragraf atau seluruh paragraf
seharusnya koheren yaitu mempunyai hubungan erat sehingga paragraf tersebut
utuh. Dalam membentuk koheresi paragraf, dapat di bantu dengan
menggunakan kata penghubung ataupun kata acuan yang tepat.

4. Transisi /Konjungsi
Transisi berarti penghubung. yakni dalam paragraf hendaknya mempunyai
kata transisi. Penggunaan kata transisi yang tepat dalam memadukan paragraf
sehingga keseluruhan kalaimat menjadi padu,menyatu, dan utuh.

D. Jenis-jenis Paragraf

Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya

1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka adalah paragraf yang berada diawal bacaan. Paragraf ini
bertujuan untuk membuka atau mengantarkan kepada masalah yang akan
diuraikan. Oleh karena itu, paragraf pembuka harus mampu menarik minat dan
perhatian pembaca serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada yang
akan diuraikan. Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena
paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca.
Berikut ini disajikan beberapa tips untuk menarik pembac dalam paragraf
pembuka.
 Menyampaikan berita hangat.
 Menyampaikan anekdot.
 Menyentak pembaca dengan pertanyaan tajam.
 Menyentak pembaca dengan perbandingan yang kontras.
 Megungkapkan isu misteri yang belum terungkap.
 Mengungkapkan peristiwa yang luar biasa.

2. Paragraf Penghubung atau Paragraf Isi


Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat antara paragraf
pembuka dan paragraf penutup. Inti persoalan yang dikemukakan penulis
terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh sebab itu, dalam membentuk
paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara paragraf tersebut
teratur, serta disusun secara logis. Sifat paragraf penghubung tergantung pada
jenis karangannya. Dalam karangan yang bersifat deskriptif, naratif, dan
eksposisi, paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang
logis.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri
sebuah karangan atau bagian karangan. Paragraf ini merupakan kesimpulan
pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
Berikut ini beberapa tips untuk membuat kesan kuat tentang paragraf penutup.
 Menegaskan kembali ide pokok karangan dengan menggunakan kata-
kata yang berbeda.
 Meringkas atau merangkum hal-hal penting yang telah disampaikan
dalam karangan.
 Memberikan kesimpulan dan saran.
Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama

Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari dasar
tersebut penulis menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah
satu kriteria penjenisan paragraf.

1. Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi
menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan
metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.Dengan cara
menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan
gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam
ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal
paragraf.

2. Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau
perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini
dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal
yang umum.

4. Paragraf Gabungan atau Campuran


Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan
kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide
pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi pada dasarnya paragraf
campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.

5. Paragraf Merata (Deskriptif)


Paragraf merata adalah paragraf yang kalimat utamanya terdapat dalam
keseluruhan paragraf . Dalam paragraf ini, gagasan pokok tidak terbatas hanya
dalam satu kalimat saja.
Inti persoalannya akan didapati pada hampir semua kalimat pada paragraf
tersebut. Kita harus membaca seluruh kalimat dalam paragraf itu, baru dapat
memahami gagasan yang hendak disampaikan oleh pengarangnya.

E. Pola-pola Pengembangan Paragraf


Perkembangan Paragraf adalah pengembangan sebuah gagasan utama pada
kalimat utama dan hubungan antara kalimat utama dengan kalimat penjelas.
Dengan kata lain pengembangan paragraf adalah menghubungkan antara
gagasan utama dengan gagasan penjelas. Gagasan-gagasan utama biasanya
didukun oleh kalimat topic.  Gagasan-gagasan bawahan dapat didukung masing-
masing sebuah kalimat atau lebih. Ada juga kemungkinan bahwa semua
gagasan bawahan sudah tercakup dalam kalimat topik. Berikut ini akan
diuraikan beberapa metode pengembangan paragraf sesuai dengan dasar
pembentukan paragraf.

1. Klimaks dan antiklimaks


Perkembangan gagasan dalam sebuah kalimat dapat disusun dengan
menggunakan dasar klimaks, yaitu gagasan utama mula-mula diperinci dengan
sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya,
berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga kegagasan berikut yang
lebih tinggi kepentingannya. Dengan kata lain gagasan- gagasan bawahan
disusun sedemikian rupa sehingga tiap gagasan sebelumnya, atau perhatian
penulis terhadap gagasan berikutnya selalu menjadi lebih besar ila dibandngkan
dengan perhatian terhadap gagasan-gagasan sebelumnya.
Lawan dari klimaks adlah anti klimaks, yaitu penulis mulai dari suatu
gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian
perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah ke yang
paling tinggi.

2. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah tempat seseorang pengarang melihat sesuatu.Sudut
pandang tidak dianggap sebagai penglihatan dari atas atau dar bawah, tetapi
bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil posisi tertentu.Pengarang
pertama-tama harus mengambil sebuah posisi tertentu. kemudian secara
perlahan-lahan dan berurutan menggambarkan benda demi benda yang terdapat
dalam objek tersebut yang dimulai dari yang paling dekat berangsur-angsur
kebelakang.

3.Perbandingan dan Pertentangan


Perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara seorang pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan
dengan bertolak dari segi-segi tertentu.

4. Analogi
Analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang
berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari dua hal
tadi, sekedar sebagai ilustrasi. Dapat dikatakan secara lebih sederhana,
perbandingan menunjukkan kesamaan antara baranag-barang dalam kelas yang
sama bahkan analogi menujukkan kesamaan-kesamaan antara dua barang atau
hal yang berlainan kelasnya. Analogi biasanya digunakan untuk
membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang
sudah dikenal baik oleh umum untuk menjelaskan hal-hal yang kurang umum.
5. Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu
kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun proses, pertama penulis harus
mengetahui perincian secara menyeluruh. Kedua harus membagi proses tersebut
atas tahap-tahap kejadian.ketiga sesudah melakukan pembagian, harus
dijelaskan tiap tahap-tahap secara detaildan tegas sehingga pembaca dapat
melihat seluruh prose situ dengan jelas.

6. Sebab Akibat
Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan
akibat sebagai perincian pengembangannya, juga dapat terbalik.

7. Umum-Khusus
Dalam hal ini gagasan utama ditempatkan di awal paragraf, serta perincian-
perinciannya terdapat dalam alimat berikutnya, atau bias juga sebaiknya.
Sebuah variasi dalam kedua jenis paragraf itu adalah semacam penggabungan
yaitu pada awal paragraf terdapat gagasan utmanya (umum-khusus), tetapi pada
akhir paragraf gagasan utama tadi di ulang sekali lagi (khusus-umum).

8. Klasifikasi
Klasifikasi adalah sebuah proses mengelompokkan gagasan yang di anggap
mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu Sebab itu klasifikasi bekerja dalam
dua arah yang berlawanan. Pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu
kelompok kemudian memisahkan kesatuan tadi dari kelompok lain. Dengan
demikian klasifikasi mempunyai persamaan-persamaan tertentu baik dengan
pertentangan dan perbandingan maupun dengan umum khusus dan khusus
umum. Dalam klasifikasi, tiap kelompok yang diperoleh dalam langkah
sebelumnya mungkin masih diperinci masih lebih lanjut kedalam kelompok
yang lebih kecil lagi.
9. Definisi
Defenisi dalam pembentukan sebuah paragraf adalah usaha penulis untuk
memberikan keterangan atau arti terhadap istilah atau hal.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang merupakan gabungan beberapa


kalimat yang memiliki tujuan atau ide yang saling berkaitan anatara kalimat
satu dengan kalimat lain. Dalam pembuatan paragraf kita haarus memperhatikan
syarat-syarat pembentukan paragraf, baik dari kasatuan dalam paragraf,
keberkaitan antara suatu kalimat dengan kalimat lainnya, dan
pengembangannya harus relavan.

B. SARAN

Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD
diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah
paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara
jelas sehingga mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai