Anda di halaman 1dari 32

“ PARAGRAF”

KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK

RINI TRI NURLIYANTI ANGGITA AULIA DAVINA HASNAH RIZKI NABILAH


2311100054 2311100058 2311100062

FARAH ALLYA DHANOKTA HIBBAN FAKHRI NABHAAN BUNGA NAJWA SALSABILA


2311100067 2311100076 2311100083
A. HAKIKAT PARAGRAF

1.Pengertian Paragraf
2.Gagasan Utama dan Kalimat Topik
3.Struktur Paragraf
4.Paragraf yang baik
5.Kesatuan dan Kepaduan
6.Kelengkapan dan ketuntasan
7.Konsistensi
PENGERTIAN PARAGRAF

Paragraf adalah bagian yang menjorok ke dalam di awal kalimat dalam sebuah karya
tulis. Paragraf adalah versi miniatur darisebuah esai.Paragraf merupakan landasan
utama dalam kegiatan tulis-menulis. Pada hakikatnya paragraf adalah sekumpulan
kalimat yang saling berhubungan dan digunakan secara bersama-sama untuk
menyatakan atau mengembangkan suatu gagasan.
Paragraf merupakan pusat pemikiran suatu karangan dan didukung oleh sekumpulan
kalimat yang saling bertautan sehingga membentuk suatu gagasan. Dalam sebuah
karya tulis/karangan, paragraf berfungsi untuk memudahkan pengertian dan
pemahaman dengan cara memisahkan suatu topik atau pokok bahasan dengan topik
atau pokok bahasan lainnya karena setiap paragraf hanya dapat memuat satu-
kesatuan pemikiran, gagasan pokok atau gagasan.
GAGASAN UTAMA DAN KALIMAT TOPIK

Dalam sebuah paragraf, inti permasalahan terdapat pada topik utama atau pikiran
utama. Semua pembicaraan dalam paragraf mengacu pada pikiran utama. Pikiran
utama inilah yang menjadi pokok persoalan atau pokok perbincangan, sehingga sering
disebut gagasan pokok, gagasan utama, atau ide pokok.

Gagasan utama tersebut dikemas dalam sebuah kalimat utama. Fungsi kalimat utama
sangat penting, yaitu memberitahukan kepada pembaca mengenai apa yang
diperbincangkan di dalam paragraf itu. Untuk membentuk sebuah paragraf, kalimat
utama harus diperluas dengan kalimat penjelas. Pengembangan paragraf dilakukan
dengan merinci secara cermat gagasan pokok yang terkandung dalam kalimat utama.
LANDASAN TEORI
STRUKTUR PARAGRAF

Dalam membuat paragraf, kalimat utama perlu diperluas dengan kalimat penjelas.
Kalimat penjelas ini berfungsi untuk mendukung, menjelaskan, atau mengembangkan
kalimat utama. Kalimat seperti ini sering disebut kalimat pengembang.

Kalimat yang menjelaskan kalimat utama secara langsungdisebut kalimat pengembang


langsung atau kalimat pengembang primer/mayor, sedangkan kalimat yang
menjelaskan kalimat utama secara tidak langsung disebut kalimat pengembang tidak
langsung atau kalimat pengembang sekunder/minor. Kalimat tidak langsung
pengembang menjelaskan kalimat utama melalui adaptasi langsung pengembang.
Pengembangan kalimat utama dengan kalimat penjelas akan membentuk struktur
paragraf.
LANDASAN TEORI
PARAGRAF YANG BAIK

Pengembangan paragraf seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya tentu
saja disesuaikan dengan maksud atau tujuan penulisan itu. Di samping itu, sebuah
tulisan dapat pula disusun menurut urutan dari yang umum ke yang khusus atau dari
yang khusus ke yang umum. Dalam keseluruhan tulisan itu, ada bagian pembuka,
bagian isi, dan bagian penutup.

Pada keseluruhan bagian karangan ada bagian yang tidak kalah penting, yaitu penanda
hubungan antarbagian yang sangat mutlak diperlukan untuk membangun paragraf yang
baik. Secara umum, penghubung paragraf yang baik meliputi kesatuan, kepaduan,
kelengkapan/ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi.
KESATUAN DAN KEPADUAN

Kesatuan berkaitan dengan adanya sebuah gagasan utama dan beberapa gagasan
penjelas yang mendukung gagasan utama itu. Dalam gagasan tambahan tersebut
tidak boleh terdapat unsur-unsur atau informasi yang sama sekali tidak berhubungan
dengan gagasan pokok. Kesatuan paragraf dapat terpenuhi jika semua informasi
dalam paragraf itu masih mengacu kepada gagasan utama. Dengan kata lain,
informasi-informasi dalam paragraf itu hanya terfokus pada topik yang dibicarakan.

Paragraf dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan atau keterkaitan.


Kepaduan suatu paragraf berkaitan dengan keserasian antarkalimat yang membangun
paragraf tersebut. Keserasian hubungan antarkalimat dalam paragraf dapat dibangun
dengan menggunakan kohesi, baik gramatikal maupun leksikal.
KELENGKAPAN DAN KETUNTASAN

Kelengkapan merupakan salah satu syarat paragraf yang baik. Aspek kelengkapan ini
terpenuhi jika semua informasi yang diperlukan untuk menjelaskan gagasan utama
sudah tercakup. Hal ini berarti bahwa gagasan utama dalam paragraf harus
dikembangkan sesuai dengan informasi yang diperlukan dan dituntut oleh gagasan
utama.

Ketuntasan dapat dimaknai kedalaman pembahasan, yakni semakin jelas


penggambaran suatu objek, maka akan semakin jelas pula informasi yang disampaikan.
Ketuntasan pembahasan suatu topik berkaitan dengan kesempurnaan pembahasan
materi secara menyeluruh dan utuh. Ketuntasan dapat dilakukan dengan klasifikasi,
yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh.
LANDASAN TEORI
KONSISTENSI

Konsistensi berarti sebuah paragraf menetapkan sudut pandang dan


menggunakannya secara teratur dari awal hingga akhir paragraf. Sudut pandang
yang dapat dipilih, antara lain, sudut pandang orang pertama (saya, aku, atau
penulis) atau orang ketiga (dia atau nama tokoh).
B. JENIS PARAGRAF

Berdasarkan pola penalaran Argumentasi


Deduktif Berdsarkan Urutan
Induktif Paragraf Pembuka
Deduktif-Induktif Paragraf Isi
Ineratif Paragraf Penutup
Menyebar
Berdasarkan gaya ekspresi/Pengungkapan
Narasi
Deskripsi
Eksposisi
Persuasi
JENIS PARAGRAF

1.Berdasarkan pola penalaran

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menuangkan gagasan dalam sebuah karangan
ilmiah atau tulisan lainnya. Berdasarkan pola pernalaran, pengelompokan paragraf
didasarkan pada penempatan gagasan utama. Berdasarkan letak gagasan utama itu, paragraf
dapat dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif, ineratif, dan menyebar.

2. Deduktif

Kalimat topik dalam paragraf deduktif terletak di awal paragraf yang kemudian diikuti
oleh beberapa kalimat penjelas. Kalimat topik paragraf deduktif bersifat umum yang
kemudian dijelaskan secara rinci dalam kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
JENIS PARAGRAF

3. Induktif

Kalimat topik paragraf induktif terletak di akhir paragraf yang sebelumnya dipenuhi
kalimat-kalimat penjelas. Sebaliknya, dari jenis paragraf deduktif, paragraf induktif
dimulai dari kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus kemudian disimpulkan atau
ditegaskan dalam kalimat topik pada akhir paragraf.

4. Deduktif-Induktif

Kalimat topik paragraf deduktif-induktif terletak di awal dan di akhir paragraf. Kalimat
topik yang berada di awal paragraf diulang atau ditegaskan kembali, dapat berupa
simpulan atau kalimat penegas, pada kalimat topik yang berada di akhir paragraf. Jenis
paragraf ini disebut juga sebagai paragraf campuran.
JENIS PARAGRAF

5. Ineratif

Paragraf ineratif atau inerasi adalah paragraf yang terdiri atas kalimat utama yang
terletak di tengah paragraf. Secara umum, paragraf ineratif ini memiliki pola khusus-
umum-khusus atau kalimat penjelas – kalimat utama – kalimat penjelas.

Ciri ciri atau karakteristik paragraf ineratif, diantaranya yaitu:


Kalimat utama terdapat pada bagian tengah paragraf.
Kalimat awal merupakan kalimat penjelas yang berfungsi sebagai pengantar paragraf.
Kalimat terakhir merupakan kesimpulan atau penutup dari paragraf.
JENIS PARAGRAF

6. Menyebar

Paragraf menyebar ini adalah paragraf yang ide atau gagasan utamanya ini tersebar di
kalimat secara tersirat, tetapi tidak memiliki kalimat utama.

7. Berdasarkan gaya ekspresi/Pengungkapan

Kalimat topik dalam paragraf deduktif terletak di awal paragraf yang kemudian diikuti
oleh beberapa kalimat penjelas. Kalimat topik paragraf deduktif bersifat umum yang
kemudian dijelaskan secara rinci dalam kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
JENIS PARAGRAF

8. Narasi

Narasi merupakan jenis paragraf yang bertujuan menceritakan atau mengisahkan


rangkaian kejadian atau peristiwa, berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu
sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.

9. Deskripsi

Kalimat topik dalam paragraf deduktif terletak di awal paragraf yang kemudian diikuti
oleh beberapa kalimat penjelas. Kalimat topik paragraf deduktif bersifat umum yang
kemudian dijelaskan secara rinci dalam kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
JENIS PARAGRAF

10. Eksposisi

Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu


sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi.

11. Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan dan bertujuan untuk membujuk
pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya.
JENIS PARAGRAF

12. Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah suatu corak paragraf yang bertujuan membuktikan


pendapat penulis agar pembaca menerima pendapatnya.

13. Berdasarkan Urutan

Pada umumnya suatu karangan terdiri dari tiga bagian, yaitu paragraf pembuka, paragraf
isi, dan paragraf penutup.
JENIS PARAGRAF

14. Paragraf Pembuka

Paragraf ini merupakan pembuka untuk sampai pada permasalahan yang dibicarakan.
Dengan kata lain ialah mengantarkan pembaca pada pembicaraan

15. Paragraf Isi

Paragraf isi merupakan inti dari sebuah karangan yang terletak di antara paragraf
pembuka dan paragraf penutup. Di dalam paragraf isi inilah inti pokok pikiran penulis
dikemukakan.
JENIS PARAGRAF

16. Paragraf Penutup

Paragraf penutup merupakan simpulan dari pokokpokok pikiran dalam


paragraf isi. Tujuan penyajian paragraf penutup ini adalah agar apa yang
tertuang dalam paragraf-paragraf sebelumnya terkesan mendalam di benak
pembaca.
C. PENGEMBANGAN PARAGRAF

Kronologi
Ilustrasi
Definisi
Analogi
Perbandingan dan Pengontrasan
Sebab-Akibat
Pembatas satu per satu / Contoh
Repetisi
Kombinasi
PENGEMBANGAN
PARAGRAF

Kronologi
Pengembangan paragraf secara kronologi di susun menurut susunan waktu
(the order of time). Pengembangan ini di lakukan dengan menceritakan suatu
peristiwa, membuat atau melakukan suatu secara berurutan, selangkah demi
selangkah menurut perturutan waktu.

Ilustrasi
Pengembangan paragraf dengan ilustrasi di gunakan dalam paragraf paparan
(ekspositoris) untuk menyajikan suatu gamabaran umum yang di anggap
belum di pahami oleh pembaca
PENGEMBANGAN
PARAGRAF

Definisi
Definisi merupakan persyaratan yang tepat mengenai arti suatu kata atau
konsep. Definisi yang baik akan menunjukan batasan-batasan pengertian
suatu kata secara tepat dan jelas.

Analogi
Pengembangan paragraf secara analogi biasanya di gunakan untuk
membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang di kenal dengan sesuatu yang
di kenal baik oleh umum. Tujuannya untuk menjelaskan informasiyang kurang
di kenal.
PENGEMBANGAN
PARAGRAF

Perbandingan dan pengontrasan


Pembandingan dan pengontrasan atau pertentangan merupakan suatu cara yang
di gunakan pengarang untuk menunjukan kesamaan atau perbedaan antara dua
orang, objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu.

Sebab-Akibat
Dalam pengembangan ini suatu paragraf berupa satu sebab dengan banyak akibat
atau banyak sebab dengan satu akibat. Sebab berfungsi sebagai fikiran utama dan
Akibat berfungsi sebagai pikiran penjelas.
PENGEMBANGAN
PARAGRAF

Pembatas satu per satu/Contoh


Dengan pengembangan ini memberikan penjelasan kepada pembaca karena
gagasan utama kalimat topik masih di anggap terlalu umum sifatnya.

Repetisi
Repetisi merupakan pengembangan paragraf dengan pengulangan sering
digunakan untuk mengingatkan kembali pada pokok gagasan dan menguatkan
pokok bahasannya. Pokok bahasan yang dikemukakan pada awal paragraf
diulangi pada akhir paragraf sebagai simpulan.
PENGEMBANGAN
PARAGRAF

Kombinasi

Pengembangan paragraf juga dapat dilakukan dengan mengombinasikan


beberapa metode pengembangan. Pengembangan ini dapat dilakukan dengan
menyatukan repetisi, terutama repetisi kata ganti dengan analogi
PENGEMBANGAN
PARAGRAF

Kombinasi

Pengembangan paragraf juga dapat dilakukan dengan mengombinasikan


beberapa metode pengembangan. Pengembangan ini dapat dilakukan dengan
menyatukan repetisi, terutama repetisi kata ganti dengan analogi
D. PENALARAN

Induktif
Penalaran Induktif Analogi
Penalaran Induktif Generalisasi
Penalaran Induktif Sebab-Akibat
Deduktif
D. PENALARAN

Induktif
Penalaran induktif merupakan suatu proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan fakta atau andaian yang bersifat khusus. Penalaran
induktif ini berdasar pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan,
teori, atau kaidah yang berlaku umum.

Penalaran Induktif Analogi


Pernalaran induktif analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan
kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai
proses membandingkan dua hal yang berlainan berdasarkan
kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu
simpulan.
D. PENALARAN

Penalaran Induktif Generalisasi


Penalaran induktif generalisasi merupakan suatu proses penalaran
yang bertolak dari sejumlah peristiwa yang serupa untuk menarik
simpulan mengenai semua atau sebagian dari peristiwa tersebut.

Penalaran Induktif Sebab-Akibat


Pernalaran induktif melalui hubungan sebab-akibat adalah
pernalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua
peristiwa di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat.
D. PENALARAN

Deduktif

Pernalaran deduktif merupakan proses pengambilan simpulan


berdasarkan hal-hal khusus. Proses pernalaran ini disebut deduksi.
Dalam pernalaran deduktif ini, simpulannya dibentuk dengan cara
deduksi, yaitu dimulai dari hal-hal umum menuju ke hal-hal yang
khusus.
TERIMA KASIH
Presentasi oleh kelompok Rimberio

Anda mungkin juga menyukai