KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK
1.Pengertian Paragraf
2.Gagasan Utama dan Kalimat Topik
3.Struktur Paragraf
4.Paragraf yang baik
5.Kesatuan dan Kepaduan
6.Kelengkapan dan ketuntasan
7.Konsistensi
PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah bagian yang menjorok ke dalam di awal kalimat dalam sebuah karya
tulis. Paragraf adalah versi miniatur darisebuah esai.Paragraf merupakan landasan
utama dalam kegiatan tulis-menulis. Pada hakikatnya paragraf adalah sekumpulan
kalimat yang saling berhubungan dan digunakan secara bersama-sama untuk
menyatakan atau mengembangkan suatu gagasan.
Paragraf merupakan pusat pemikiran suatu karangan dan didukung oleh sekumpulan
kalimat yang saling bertautan sehingga membentuk suatu gagasan. Dalam sebuah
karya tulis/karangan, paragraf berfungsi untuk memudahkan pengertian dan
pemahaman dengan cara memisahkan suatu topik atau pokok bahasan dengan topik
atau pokok bahasan lainnya karena setiap paragraf hanya dapat memuat satu-
kesatuan pemikiran, gagasan pokok atau gagasan.
GAGASAN UTAMA DAN KALIMAT TOPIK
Dalam sebuah paragraf, inti permasalahan terdapat pada topik utama atau pikiran
utama. Semua pembicaraan dalam paragraf mengacu pada pikiran utama. Pikiran
utama inilah yang menjadi pokok persoalan atau pokok perbincangan, sehingga sering
disebut gagasan pokok, gagasan utama, atau ide pokok.
Gagasan utama tersebut dikemas dalam sebuah kalimat utama. Fungsi kalimat utama
sangat penting, yaitu memberitahukan kepada pembaca mengenai apa yang
diperbincangkan di dalam paragraf itu. Untuk membentuk sebuah paragraf, kalimat
utama harus diperluas dengan kalimat penjelas. Pengembangan paragraf dilakukan
dengan merinci secara cermat gagasan pokok yang terkandung dalam kalimat utama.
LANDASAN TEORI
STRUKTUR PARAGRAF
Dalam membuat paragraf, kalimat utama perlu diperluas dengan kalimat penjelas.
Kalimat penjelas ini berfungsi untuk mendukung, menjelaskan, atau mengembangkan
kalimat utama. Kalimat seperti ini sering disebut kalimat pengembang.
Pengembangan paragraf seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya tentu
saja disesuaikan dengan maksud atau tujuan penulisan itu. Di samping itu, sebuah
tulisan dapat pula disusun menurut urutan dari yang umum ke yang khusus atau dari
yang khusus ke yang umum. Dalam keseluruhan tulisan itu, ada bagian pembuka,
bagian isi, dan bagian penutup.
Pada keseluruhan bagian karangan ada bagian yang tidak kalah penting, yaitu penanda
hubungan antarbagian yang sangat mutlak diperlukan untuk membangun paragraf yang
baik. Secara umum, penghubung paragraf yang baik meliputi kesatuan, kepaduan,
kelengkapan/ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi.
KESATUAN DAN KEPADUAN
Kesatuan berkaitan dengan adanya sebuah gagasan utama dan beberapa gagasan
penjelas yang mendukung gagasan utama itu. Dalam gagasan tambahan tersebut
tidak boleh terdapat unsur-unsur atau informasi yang sama sekali tidak berhubungan
dengan gagasan pokok. Kesatuan paragraf dapat terpenuhi jika semua informasi
dalam paragraf itu masih mengacu kepada gagasan utama. Dengan kata lain,
informasi-informasi dalam paragraf itu hanya terfokus pada topik yang dibicarakan.
Kelengkapan merupakan salah satu syarat paragraf yang baik. Aspek kelengkapan ini
terpenuhi jika semua informasi yang diperlukan untuk menjelaskan gagasan utama
sudah tercakup. Hal ini berarti bahwa gagasan utama dalam paragraf harus
dikembangkan sesuai dengan informasi yang diperlukan dan dituntut oleh gagasan
utama.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menuangkan gagasan dalam sebuah karangan
ilmiah atau tulisan lainnya. Berdasarkan pola pernalaran, pengelompokan paragraf
didasarkan pada penempatan gagasan utama. Berdasarkan letak gagasan utama itu, paragraf
dapat dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif, ineratif, dan menyebar.
2. Deduktif
Kalimat topik dalam paragraf deduktif terletak di awal paragraf yang kemudian diikuti
oleh beberapa kalimat penjelas. Kalimat topik paragraf deduktif bersifat umum yang
kemudian dijelaskan secara rinci dalam kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
JENIS PARAGRAF
3. Induktif
Kalimat topik paragraf induktif terletak di akhir paragraf yang sebelumnya dipenuhi
kalimat-kalimat penjelas. Sebaliknya, dari jenis paragraf deduktif, paragraf induktif
dimulai dari kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus kemudian disimpulkan atau
ditegaskan dalam kalimat topik pada akhir paragraf.
4. Deduktif-Induktif
Kalimat topik paragraf deduktif-induktif terletak di awal dan di akhir paragraf. Kalimat
topik yang berada di awal paragraf diulang atau ditegaskan kembali, dapat berupa
simpulan atau kalimat penegas, pada kalimat topik yang berada di akhir paragraf. Jenis
paragraf ini disebut juga sebagai paragraf campuran.
JENIS PARAGRAF
5. Ineratif
Paragraf ineratif atau inerasi adalah paragraf yang terdiri atas kalimat utama yang
terletak di tengah paragraf. Secara umum, paragraf ineratif ini memiliki pola khusus-
umum-khusus atau kalimat penjelas – kalimat utama – kalimat penjelas.
6. Menyebar
Paragraf menyebar ini adalah paragraf yang ide atau gagasan utamanya ini tersebar di
kalimat secara tersirat, tetapi tidak memiliki kalimat utama.
Kalimat topik dalam paragraf deduktif terletak di awal paragraf yang kemudian diikuti
oleh beberapa kalimat penjelas. Kalimat topik paragraf deduktif bersifat umum yang
kemudian dijelaskan secara rinci dalam kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
JENIS PARAGRAF
8. Narasi
9. Deskripsi
Kalimat topik dalam paragraf deduktif terletak di awal paragraf yang kemudian diikuti
oleh beberapa kalimat penjelas. Kalimat topik paragraf deduktif bersifat umum yang
kemudian dijelaskan secara rinci dalam kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
JENIS PARAGRAF
10. Eksposisi
11. Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan dan bertujuan untuk membujuk
pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya.
JENIS PARAGRAF
12. Argumentasi
Pada umumnya suatu karangan terdiri dari tiga bagian, yaitu paragraf pembuka, paragraf
isi, dan paragraf penutup.
JENIS PARAGRAF
Paragraf ini merupakan pembuka untuk sampai pada permasalahan yang dibicarakan.
Dengan kata lain ialah mengantarkan pembaca pada pembicaraan
Paragraf isi merupakan inti dari sebuah karangan yang terletak di antara paragraf
pembuka dan paragraf penutup. Di dalam paragraf isi inilah inti pokok pikiran penulis
dikemukakan.
JENIS PARAGRAF
Kronologi
Ilustrasi
Definisi
Analogi
Perbandingan dan Pengontrasan
Sebab-Akibat
Pembatas satu per satu / Contoh
Repetisi
Kombinasi
PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Kronologi
Pengembangan paragraf secara kronologi di susun menurut susunan waktu
(the order of time). Pengembangan ini di lakukan dengan menceritakan suatu
peristiwa, membuat atau melakukan suatu secara berurutan, selangkah demi
selangkah menurut perturutan waktu.
Ilustrasi
Pengembangan paragraf dengan ilustrasi di gunakan dalam paragraf paparan
(ekspositoris) untuk menyajikan suatu gamabaran umum yang di anggap
belum di pahami oleh pembaca
PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Definisi
Definisi merupakan persyaratan yang tepat mengenai arti suatu kata atau
konsep. Definisi yang baik akan menunjukan batasan-batasan pengertian
suatu kata secara tepat dan jelas.
Analogi
Pengembangan paragraf secara analogi biasanya di gunakan untuk
membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang di kenal dengan sesuatu yang
di kenal baik oleh umum. Tujuannya untuk menjelaskan informasiyang kurang
di kenal.
PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Sebab-Akibat
Dalam pengembangan ini suatu paragraf berupa satu sebab dengan banyak akibat
atau banyak sebab dengan satu akibat. Sebab berfungsi sebagai fikiran utama dan
Akibat berfungsi sebagai pikiran penjelas.
PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Repetisi
Repetisi merupakan pengembangan paragraf dengan pengulangan sering
digunakan untuk mengingatkan kembali pada pokok gagasan dan menguatkan
pokok bahasannya. Pokok bahasan yang dikemukakan pada awal paragraf
diulangi pada akhir paragraf sebagai simpulan.
PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Kombinasi
Kombinasi
Induktif
Penalaran Induktif Analogi
Penalaran Induktif Generalisasi
Penalaran Induktif Sebab-Akibat
Deduktif
D. PENALARAN
Induktif
Penalaran induktif merupakan suatu proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan fakta atau andaian yang bersifat khusus. Penalaran
induktif ini berdasar pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan,
teori, atau kaidah yang berlaku umum.
Deduktif