Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu

Abul Ainin Hapis, S.Pd, M.K.M

Disusun Oleh :

1. Rahmanisa
2. Winda Zubaidah
3. Dwi setianingsih

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun materi
dari makalah ini adalah “ Pengertian Paragraf, Ciri-ciri Paragraf, Cara Menulis
Paragraf yang Baik, Jenis-jenis Paragraf, dan Pola Pengembangan Paragraf dan
Teknik Menulis Karangan yang Baik.

Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap
dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
kurang sempurna. Oleh karena itu, dengan senang hati kami menerima kritikan dan
saran yang membangun dari para pembaca. Terima kasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………

A. Pengertian Paragraf………………………………………………………………………….
B. Ciri-ciri Paragraf………………………………………………………………………………
C. Fungsi Paragraf………………………………………………………………………………
D. Cara Menulis Paragraf yang Baik…………………………………………………………..
E. Jenis-jenis Paragraf………………………………………………………………………….
F. Pola Pengembangan Paragraf……………………………………………………………..
G. Teknik Menulis Karangan yang Baik……………………………………………………….

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………...............

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya ilmiah adalah mengungkapkaan


pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering di lupakan perbedaan antara
paragraf dan kalimat.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu di perhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri


dari satu kalimat, dan hal itu memang memungkinkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian paragraf ?


2. Apa struktur paragraf ?
3. Bagaimana unsur-unsur paragraf ?
4. Apa saja macam-macam paragraf ?
5. Apa saja yang menjadi syarat-syarat paragraf ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui mengenai paragraf secara umum yang sering di gunakan


dalam kegiatan karya tulis.
2. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf

Widjono (2007:173) menerangkan beberapa pengertian paragraf, yaitu: (1)


paragraf adalah karangan mini; (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari
beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang
tersusun secara lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf adalah bagian dari suatu
karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi
dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai
pendukungnnya.

Pengertian paragraf menurut John Langan (2003:11) adalah seperangkat kalimat


yang membicarakan sebuah ide utama atau suatu masalah. Sebuah paragraf umumya
diawali dengan ide utama, sedangkan sisa paragraf tersebut menyediakan detail-detail
tertentu untuk mendukung atau mengembangkan permasalahan tersebut.

Pengertian paragraf menurut Hasan Alwi (2001;1-2) mendefinisikan paragraf


sebagai miniatur sebuah karangan. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa jika sebuah
karangan mempunyai tujuan yang dinyatakan di dalam tesis, maka tujuan suatu
paragraf dinyatakan di dalam kalimat topik. Seperti halnya sebuah karangan yang utuh,
paragraf memiliki struktur yang jelas dan dikembangkan dengan uraian yang memadai
dan harus terurai dengan tuntas. Dengan kata lain, proses penyusunan paragraf tidak
jauh berbeda dengan penyusunan atau pembuatan sebuah karangan.

Selanjutnya, menurut Gorys Keraf menyatakan bahwa paragraf adalah alinea.


Alinea diartikan sebagai kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk suatu ide ( Gorys Keraf, 1994:51).

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan seperangkat


kalimat yang tersusun logis sistematis yang mengandung satu alur pikiran yang relevan
dan mendukung pokok pikiran yang tersirat dalam karangan.
B. Ciri-ciri Paragraf

Sebelum membahas jenis dan macam paragraf, perlu dijelaskan apa saja ciri sebuah
paragraf. Dalam makalah ini, akan dijelaskan jenis-jenis paragraf ditinjau dari wujud
lahiriahnya. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

 Kalimat pertama dimulai setelah lima atau enam ketukan spasi dari pinggir kiri
kertas. Ciri ini merupakan ciri yang sudah lazim ditemukan dalam penulisan
ilmiah. Meskipun standar yang baku tentang jumlah ketukan atau spasi masuk
dari pinggir kiri kertas antara satu institusi dan institusi lain dapat berbeda, tetapi
untuk penulisan yang mengikuti pola lurus penuh ( full-block style), penulisan
paragraf baru ditandai dengan jarak atau spasi yang agak renggang dengan
paragraf sebelumnya.

 Mengembangkan sebuah pikiran utama (main idea) yang dilukiskan dalam


kalimat topik (Widjono H.S.,2008:174).

 Menggunakan kalimat pengembang yang berfungsi sebagai pendukung gagasan


utama.

 Menggunakan kalimat penjelas atau keterangan yang logis dengan


memerhatikan aspek keutuhan (pengganti penghubung antarkalimat) dan
kepaduan (kelogisan dari sisi keutuhan makna).

 Mengemukakan informasi yang mendukung gagasan pokok berupa ilustrasi,


contoh,dan detail berupa rincian-rincian yang konkret serta digunakan secara
efektif (Alek,2009:134).

Adapun menurut Tarigan (2009:4), ada beberapa ciri atau karakteristik paragraf
antara lain:

 Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relevan
dengan ide pokok keseluruhan karangan.
 Paragraf umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat.
 Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
 Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat.
 Kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis dan sistematis
C. Fungsi Paragraf

Seperti halnya kegiatan atau aktivitas menulis lainnya, menulis paragraf pun memiliki
fungsi dan arti tertentu. Berikut dikemukakan beberapa fungsi paragraf di dalam
penulisan.

 Paragraf menandai pembukaan gagasan atau ide baru dan dapat pula berupa
pengembangan lebih lanjut dari ide atau gagasan utama (main idea) sebelumya.
 Paragraf menandai hal-hal yang penting dari uraian atau penjelasan pada
paragraf.
 Paragraf mengekspressikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu
pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis
di dalam suatu kesatuan.
 Paragraf menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang
terdiri dari beberapa paragraf ganti (ganti pikiran).
 Paragraf memudahakan pemahaman bagi pembacanya.
 Paragraf memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan
unit pikiran yang lebih kecil.
 Paragraf memudahkan pengembangan pengendalian atau pengontrolan
gagasan utama (Widjono H.S., 2008: 174).
 Paragraf memudahakan perujukan atau pengacuan dalam membaca atau
pengutipan (Alek, 2009: 127).

D. Cara Menulis Paragraf yang Baik

Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan antara unsur-
unsurnya, baik itu antara gagasan utama dan gagasan penjelasnya maupun antara
kalimat-kalimatnya. Dalam hal ini, paragraf yang baik harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Berikut syarat paragraf yang baik menurut tokoh.

Menurut kuntarto (2008: 154-158), paragraf yang baik harus memenuhi tiga kriteria,
yaitu: kepaduan paragraf, kesatuan paragraf, dan kelengkapan paragraf. Untuk
mencapai kepaduan, langkah yang harus ditempuh adalah kemampuan merangkai
kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Prinsip kesatuan, yaitu tiap paragraf
hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.
Selanjutnya, suatu paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-
kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukkan pokok pikiran atau kalimat utama.
Menurut Atmazaki (2006: 83), setiap paragraf yang baik memerhatikan kesatuan,
keefektifan kalimat, dan kejelasan.

a. Kesatuan Paragraf. Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok, atau
satu topik. Paragraf dianggap memiliki kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf
hanya membicarakan satu topik.

b. Keefektifan Kalimat. Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki unsur subjek dan
predikat yang jelas. Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kesepadanan
2) Kepararelan
3) Ketegasan
4) Kehematan
5) Kecermatan
6) Kepaduan
7) Kelogisan

c. Kejelasan. Setiap gagasan yang didiskusikan harus dijelaskan dengan cukup dan
didukung oleh fakta perincian yang secara bersama-sama menjelaskan gagasan
pokok.

Dari pendapat di atas, penulis lebih mengacu kepada pendapat Atmazaki, karena
konsep tersebut lebih mudah dipahami dan dapat dijadikan pegangan dalam menilai
kemampuan menulis paragraf. Dalam menulis paragraf tentunya harus memperhatikan
kesatuan, keefektifan kalimat dan kejelasan isi paragraf, dengan begitu akan tersusun
paragraf yang baik.

E. Jenis-jenis Paragraf

Berdasarakan sifat dan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi paragraf


pembuka, paragraf penghubung, paragraf peralihan, dan paragraf penutup.

 Paragraf Pembuka

Setiap jenis karangan memiliki paragraf yang membuka atau menghantarkan karangan
tersebut. Oleh sebab itu, sifat-sifat dari paragraf semacam ini harus menarik minat dan
perhatian pembaca serta sanggup menyiapakan pikiran pembaca kepada apa yang
akan segera diuraikan. Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih baik karena paragraf-
paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kesulitan dan memahami pikiran
utama atau gagasan utama dan kebosanan bagi pembacanya.
Alat untuk menimbulkan minat para pembaca, yang juga dapat digunakan di dalam
sebuah paragraf pembuka, dapat berbeda-beda berdasarkan jenis karangan itu sendiri.
Namun, ada beberapa cara yang dapat dianjurkan. Misalnya, mulailah suatu paragraf
pembuka dengan sebuah kutipan, peribahasa, atau anekdot; atau mulailah dengan
membatasi arti dari pokok atau subjek tersebut; menunjukkan mengapa subjek tersebut
sangat penting; membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat dan
menyatakan maksud dan tujuan dari karangan tersebut atau dapat juga membuka
karangan itu dengan mengajukan pernyataan-pernyataan.

 Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf


pembuka dan penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat di
dalam paragraf-paragraf ini. Oleh sebab itu, pembentukan paragraf penghubung harus
diperhatikan agar hubungan antarparagraf teratur serta tersusun secara logis. Sifat
paragraf penghubung juga tergantung kepada jenis karangannya. Dalam karangan
(baik yang bersifat deskriptif, naratif, argumentatif, dan eksposisi), paragraf-paragraf
penghubung harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.

Apabila di dalam suatu uraian terdapat pertentangan pendapat, maka beberapa


paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf yang menekankan pendapat pengarang.

 Paragraf Peralihan

Dalam makalah yang panjang, paragraf yang utuh terkadang berfungsi sebagai
upaya peralihan. Paragraf tersebut merupakan bagian dari tata susunan karangan
karena sifat utamanya adalah menghubungkan serangkaian gagasan.

Paragraf peralihan yang lazimnya pendek sering merekapitulasi gagasan pada suatu
bagian karangan dan berancang-ancang untuk memulai bagian karangan yang lain.
Jadi, paragraf peralihan merupakan pernyataan penyimpulan paragraf sebelumnya dan
juga pengantar bagi paragraf selanjutnya.

 Paragraf penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan


atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung simpulan pendapat
dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf penghubung atau paragraf-paragraf
sebelumnya. Seperti halnya kedua macam paragraf di atas, bentuk paragraf penutup
juga berbeda menurut jenis karangannya. Dalam membicarakan pokok-pokok ilmiah
atau politis, ramalan masa depan merupakan suatu konklusi yang sangat baik. Dalam
karangan diskursif atau kontroversial, yang dikembangkan adalah pikiran atau argumen
yang segar. Dengan demikian, simpulan yang baik untuk karangan tersebut adalah
intisari atau makna dari persoalan yang dikemukakan sebelumnya yang didasarkan
pada ketercakupan semua unsur yang dirangkaikan dengan pandangan pribadi penulis
dalam membangun satu kesatuan proposisi yang utuh dan jelas.

Adapun menurut Finoza ( 2008: 197-198) mengatakan, bahwa paragraf (alinea)


banyak ragamnya. Untuk membedakan yang satu dari yang lain, alinea (paragraf) dapat
dikelompokkan : (1) menurut posisi kalimat topiknya; (2) menurut sifat isinya; (3)
menurut fungsinya dalam karangan. Anggota dari ketiga kelompok itulah yang akan
menunjukkan berbagai jenis alinea/paragraf.

a. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya

Menurut Finoza (2008: 198-200) berdasarkan posisi kalimat topiknya, alinea atau
paragraf dapat dibedakan atas empat macam, yaitu: (a) alinea deduktif; (b) alinea
induktif; (c) alinea deduktif-induktif; dan (d) alinea penuh kalimat topik.

1) Paragraf deduktif. Bila kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf akan
terbentuk paragraf deduktif, yaitu alinea yang menyajikan pokok permasalahan
terlebih dahulu, lalu menyusul uraian atau perincian permasalahan alinea.
2) Paragraf induktif. Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir alinea (paragraf)
akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan
terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf.
3) Paragraf deduktif-induktif. Bila kalimat pokok ditempatkan pada awal dan akhir
paragraf, terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf.
4) Paragraf penuh kalimat topik. Ada paragraf yang mempunyai kalimat-kalimat
yang sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimatnya yang bukan kalimat
topik. Kondisi ini mengakibatkan terbentuknya paragraf yang penuh kalimat topik.
Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif
dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

a. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya


Finoza (2008:201) mengatakan bahwa berdasarkan sifat isinya alinea dapat
digolongkan atas lima macam, yaitu:

1) Alinea persuasif, yaitu alinea yang mempromosikan sesuatu dengan cara


memengaruhi atau mengajak pembaca.
2) Alinea argumentatif, yaitu alinea yang membahas suatu masalah dengan bukti-
bukti atau alasan yang mendukung.
3) Alinea naratif, yaitu alinea yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam
bentuk cerita.
4) Alinea deskriptif, yaitu alinea yang melukiskan atau memberikan sesuatu.
5) Alinea ekspositoris, yaitu alinea yang memaparkan suatu fakta atau kejadian
tertentu.

b. Jenis Paragraf Berdasarkan Tempat dan Fungsi dalam karangan

Berdasarkan tempat dan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat dibedakan


menjadi tiga jenis. Pertama, paragraf pembuka. Paragraf pembuka memiliki peran
sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah yang akan diuraikan
oleh penulis.

Kedua, paragraf penghubung. Paragraf penghubung adalah semua paragraf


yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Paragraf penghubung
berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh penulis. Semua inti persoalan
yang akan dibahas oleh penulis diuraikan dalam paragraf ini. Oleh karena itu, secara
kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling panjang dalam keseluruhan
karangan atau tulisan.

Ketiga, paragraf penutup. Paragraf penutup adalah paragraf yang berfungsi


untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini
mengandung simpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf
penghubung atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting
dalam uraian-uraian sebelumnya.

f. Pola Pengembangan Paragraf

a. Pertentangan: Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya


menggunakan ungkapan-ungkapan, seperti berbeda dari, bertentangan dengan,
sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
b. Perbandingan: Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya
menggunakan ungkapan, seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga,
sama dengan, sejalan dengan, sedangkan, dan sementara itu.

c. Analogi: Pengembangan paragraf dengan cara analogi dilakukan dengan


bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan, yaitu ibaratnya, seperti dan
bagaikan.

d. Contoh-contoh: Kata seperti, misalnya, dan contohnya adalah ungkapan-


ungkapan yang lazim digunakan dalam pengembangan paragraf dengan cara
member contoh.

e. Sebab-akibat: Pengembangan paragraf dengan cara sebab-akibat dilakukan jika


menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat.
Ungkapan yang biasa digunakan dalam pola pengembangan paragraf ini, yaitu
padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.

f. Definisi: Kata-kata yang sering digunakan dalam pola pengembangan paragraf


ini adalah: adalah, yaitu, ialah, dan merupakan.

g. Klasifikasi: Pengembangan paragraf dengan cara klasifikasi adalah


pengembangan paragraf melalui pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu.
Kata atau ungkapan yang lazim digunakan, yaitu dibagi menjadi, digolongkan
menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.

Teknik Menulis Karangan yang Baik


Berikut adalah teknik-teknik menulis karangan yang baik;
a. Menentukan tema yang akan ditulis.
b. Pilih judul yang sesuai dengan karangan yang akan ditulis.
c. Membuat kerangka karangan yang jelas, gagasan yang sesuai tema dan
judul.
d. Selalu memperhatikan isi dari karangan.
e. Penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan EBI (Ejaan Bahasa
Indonesia).
f. Menguasai tema serta pokok bahasan yang akan kita tulis.
g. Patuh pada kerangka karangan yang telah kita buat sebelumnya.
h. Perbedaan Karangan Ilmiah, Non Ilmiah, dan Semi Ilmiah

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk


mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Dalam makalah ini akan dibahas tentang tiga jenis karangan,
yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Berikut
penjelasannya.

a. Karangan Ilmiah

Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan
diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan
oleh seseorang atau suatu tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan diaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal
yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,
simpulan, dan informasi yang lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

 Tujuan karya ilmiah antara lain:

1) Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya


dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2) Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya
menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil
(produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama
setelah penyelesaian studinya.
3) Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapakan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya.
4) Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah
yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5) Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

 Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah sebagai berikut:

1) Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.


2) Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
3) Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
4) Meningkatkan pengorganisasian fakta/ data secara jelas dan sistematis.
5) Memperoleh kepuasan intelektual.
6) Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
7) Sebagai bahan acuan/ penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

b. Karangan Non-Ilmiah

Karangan non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang


pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subjektif, tidak
didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang populer atau
biasa digunakan (tidak terlalu formal).

 Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:

1) Ditulis berdasarkan fakta pribadi.


2) Fakta yang disimpulkan subjektif.
3) Gaya bahasa konotatif dan populer.
4) Tidak membuat hipotesis.
5) Penyajian dibarengi dengan sejarah.
6) Bersifat imajinatf.
7) Situasi didramatisasi.
8) Bersifat persuasif.
9) Tanpa dukungan bukti.

 Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:


1) Dogeng.
2) Cerpen.
3) Novel.
4) Drama.
5) Roman.

c. Karangan Semi Ilmiah

Karya tulis semi ilmiah merupakan suatu penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi
dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis
dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis
semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dan hikayat.
d. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-Ilmiah

Istilah karya ilmiah dan non-ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim
diketahui orang dalam dunia tulis menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga
sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.

1) Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual


objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang
diteliti. Kesesuain ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.

2) Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan


masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang
teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.

3) Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah.


Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya
ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Paragraf adalah seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari satu


kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah
suatu kalimat yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri.
Dan Kalimat Penjelas merupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah
yang terdapat di kalimat pokok.

Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:

1. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan


paragraph
2. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar,
transisi, dan   penutup.

KRITIK DAN SARAN

Dalam membuat suatu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat harus
mengetahui dahulu kalimat yang akan disusun yang akan disusun menjasi paragraf
tersebut, harus memiliki hubungan yang erat dan memenuhi syarat-syarat yang telah
penulis uraikan di bab sebelumnya.

Demikian makalah ini dibuat, smoga dapat bermanfaat dan  menambah wawasan


para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata
dan kalimat yang kurang jelas, tentunya banyak kekurangan dan kelemahankarna
terbatasnya materi dan referensi yang kami peroleh. Penulis juga menghrapkan kritik
dan saran demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat diterima dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai