Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
1. Rahmanisa
2. Winda Zubaidah
3. Dwi setianingsih
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun materi
dari makalah ini adalah “ Pengertian Paragraf, Ciri-ciri Paragraf, Cara Menulis
Paragraf yang Baik, Jenis-jenis Paragraf, dan Pola Pengembangan Paragraf dan
Teknik Menulis Karangan yang Baik.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap
dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
kurang sempurna. Oleh karena itu, dengan senang hati kami menerima kritikan dan
saran yang membangun dari para pembaca. Terima kasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………
A. Pengertian Paragraf………………………………………………………………………….
B. Ciri-ciri Paragraf………………………………………………………………………………
C. Fungsi Paragraf………………………………………………………………………………
D. Cara Menulis Paragraf yang Baik…………………………………………………………..
E. Jenis-jenis Paragraf………………………………………………………………………….
F. Pola Pengembangan Paragraf……………………………………………………………..
G. Teknik Menulis Karangan yang Baik……………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………...............
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu di perhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian Paragraf
Sebelum membahas jenis dan macam paragraf, perlu dijelaskan apa saja ciri sebuah
paragraf. Dalam makalah ini, akan dijelaskan jenis-jenis paragraf ditinjau dari wujud
lahiriahnya. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
Kalimat pertama dimulai setelah lima atau enam ketukan spasi dari pinggir kiri
kertas. Ciri ini merupakan ciri yang sudah lazim ditemukan dalam penulisan
ilmiah. Meskipun standar yang baku tentang jumlah ketukan atau spasi masuk
dari pinggir kiri kertas antara satu institusi dan institusi lain dapat berbeda, tetapi
untuk penulisan yang mengikuti pola lurus penuh ( full-block style), penulisan
paragraf baru ditandai dengan jarak atau spasi yang agak renggang dengan
paragraf sebelumnya.
Adapun menurut Tarigan (2009:4), ada beberapa ciri atau karakteristik paragraf
antara lain:
Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relevan
dengan ide pokok keseluruhan karangan.
Paragraf umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat.
Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat.
Kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis dan sistematis
C. Fungsi Paragraf
Seperti halnya kegiatan atau aktivitas menulis lainnya, menulis paragraf pun memiliki
fungsi dan arti tertentu. Berikut dikemukakan beberapa fungsi paragraf di dalam
penulisan.
Paragraf menandai pembukaan gagasan atau ide baru dan dapat pula berupa
pengembangan lebih lanjut dari ide atau gagasan utama (main idea) sebelumya.
Paragraf menandai hal-hal yang penting dari uraian atau penjelasan pada
paragraf.
Paragraf mengekspressikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu
pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis
di dalam suatu kesatuan.
Paragraf menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang
terdiri dari beberapa paragraf ganti (ganti pikiran).
Paragraf memudahakan pemahaman bagi pembacanya.
Paragraf memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan
unit pikiran yang lebih kecil.
Paragraf memudahkan pengembangan pengendalian atau pengontrolan
gagasan utama (Widjono H.S., 2008: 174).
Paragraf memudahakan perujukan atau pengacuan dalam membaca atau
pengutipan (Alek, 2009: 127).
Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan antara unsur-
unsurnya, baik itu antara gagasan utama dan gagasan penjelasnya maupun antara
kalimat-kalimatnya. Dalam hal ini, paragraf yang baik harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Berikut syarat paragraf yang baik menurut tokoh.
Menurut kuntarto (2008: 154-158), paragraf yang baik harus memenuhi tiga kriteria,
yaitu: kepaduan paragraf, kesatuan paragraf, dan kelengkapan paragraf. Untuk
mencapai kepaduan, langkah yang harus ditempuh adalah kemampuan merangkai
kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Prinsip kesatuan, yaitu tiap paragraf
hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.
Selanjutnya, suatu paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-
kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukkan pokok pikiran atau kalimat utama.
Menurut Atmazaki (2006: 83), setiap paragraf yang baik memerhatikan kesatuan,
keefektifan kalimat, dan kejelasan.
a. Kesatuan Paragraf. Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok, atau
satu topik. Paragraf dianggap memiliki kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf
hanya membicarakan satu topik.
b. Keefektifan Kalimat. Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki unsur subjek dan
predikat yang jelas. Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kesepadanan
2) Kepararelan
3) Ketegasan
4) Kehematan
5) Kecermatan
6) Kepaduan
7) Kelogisan
c. Kejelasan. Setiap gagasan yang didiskusikan harus dijelaskan dengan cukup dan
didukung oleh fakta perincian yang secara bersama-sama menjelaskan gagasan
pokok.
Dari pendapat di atas, penulis lebih mengacu kepada pendapat Atmazaki, karena
konsep tersebut lebih mudah dipahami dan dapat dijadikan pegangan dalam menilai
kemampuan menulis paragraf. Dalam menulis paragraf tentunya harus memperhatikan
kesatuan, keefektifan kalimat dan kejelasan isi paragraf, dengan begitu akan tersusun
paragraf yang baik.
E. Jenis-jenis Paragraf
Paragraf Pembuka
Setiap jenis karangan memiliki paragraf yang membuka atau menghantarkan karangan
tersebut. Oleh sebab itu, sifat-sifat dari paragraf semacam ini harus menarik minat dan
perhatian pembaca serta sanggup menyiapakan pikiran pembaca kepada apa yang
akan segera diuraikan. Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih baik karena paragraf-
paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kesulitan dan memahami pikiran
utama atau gagasan utama dan kebosanan bagi pembacanya.
Alat untuk menimbulkan minat para pembaca, yang juga dapat digunakan di dalam
sebuah paragraf pembuka, dapat berbeda-beda berdasarkan jenis karangan itu sendiri.
Namun, ada beberapa cara yang dapat dianjurkan. Misalnya, mulailah suatu paragraf
pembuka dengan sebuah kutipan, peribahasa, atau anekdot; atau mulailah dengan
membatasi arti dari pokok atau subjek tersebut; menunjukkan mengapa subjek tersebut
sangat penting; membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat dan
menyatakan maksud dan tujuan dari karangan tersebut atau dapat juga membuka
karangan itu dengan mengajukan pernyataan-pernyataan.
Paragraf Penghubung
Paragraf Peralihan
Dalam makalah yang panjang, paragraf yang utuh terkadang berfungsi sebagai
upaya peralihan. Paragraf tersebut merupakan bagian dari tata susunan karangan
karena sifat utamanya adalah menghubungkan serangkaian gagasan.
Paragraf peralihan yang lazimnya pendek sering merekapitulasi gagasan pada suatu
bagian karangan dan berancang-ancang untuk memulai bagian karangan yang lain.
Jadi, paragraf peralihan merupakan pernyataan penyimpulan paragraf sebelumnya dan
juga pengantar bagi paragraf selanjutnya.
Paragraf penutup
Menurut Finoza (2008: 198-200) berdasarkan posisi kalimat topiknya, alinea atau
paragraf dapat dibedakan atas empat macam, yaitu: (a) alinea deduktif; (b) alinea
induktif; (c) alinea deduktif-induktif; dan (d) alinea penuh kalimat topik.
1) Paragraf deduktif. Bila kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf akan
terbentuk paragraf deduktif, yaitu alinea yang menyajikan pokok permasalahan
terlebih dahulu, lalu menyusul uraian atau perincian permasalahan alinea.
2) Paragraf induktif. Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir alinea (paragraf)
akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan
terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf.
3) Paragraf deduktif-induktif. Bila kalimat pokok ditempatkan pada awal dan akhir
paragraf, terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf.
4) Paragraf penuh kalimat topik. Ada paragraf yang mempunyai kalimat-kalimat
yang sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimatnya yang bukan kalimat
topik. Kondisi ini mengakibatkan terbentuknya paragraf yang penuh kalimat topik.
Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif
dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
a. Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan
diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan
oleh seseorang atau suatu tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan diaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal
yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,
simpulan, dan informasi yang lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
b. Karangan Non-Ilmiah
Karya tulis semi ilmiah merupakan suatu penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi
dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis
dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis
semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dan hikayat.
d. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-Ilmiah
Istilah karya ilmiah dan non-ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim
diketahui orang dalam dunia tulis menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga
sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
PENUTUP
KESIMPULAN
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
Dalam membuat suatu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat harus
mengetahui dahulu kalimat yang akan disusun yang akan disusun menjasi paragraf
tersebut, harus memiliki hubungan yang erat dan memenuhi syarat-syarat yang telah
penulis uraikan di bab sebelumnya.