Anda di halaman 1dari 24

Hak dan Kewajiban Warga Negara

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Ir. FACHROERROZI HOESNI,MP

DISUSUN OLEH :

APRILIA MARINDI ( 2100861201100 )

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS : EKONOMI

UNIVERSITAS BATANGHARI

JAMBI

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Hak dan Kewajiban Warga
Negara”

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Hak-hak apa saja yang dimiliki
oleh Warga Negara Serta kewajiban yang harus dilakukan oleh Warga Negara.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua dan mampu
memberikan pengetahuan yang bermanfaat kepada kita semua.

Saya menyadari walaupun saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam


menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaannya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sapa sangat saya harapkan
demi perbaikan tugas ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca. AMINN

Jambi, 06 JUNI 2022

Aprilia Marindi

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................2

Daftar Isi .................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ............................................................................................4

B. Rumusan Masalah ......................................................................................5

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................5

D. Batasan Masalah ........................................................................................6

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Warga Negara...........................................................................7

B. Pengertian Bangsa dan Negara ..................................................................8

C. Asas-asas kewarganegaraan....................................................................11

D. Sikap dan Karakter Warga Negara ...........................................................16

E. Hak dan Kewajiban Warga Negara ..........................................................19

F. Tugas dan Tanggung Jawab Negara .......................................................22

BAB III Penutup

A. Kesimpulan ...............................................................................................23

B. Saran .........................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan
kedudukannya sebagai orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula
Negara. karena warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari
suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan
bersama. Untuk itu, setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan
hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab
masing-masing. UU No. 62 Tahun 1958 : menyatakan bahwa negara republik Indonesia
adalah orang – orang yang berdasarkan perundang – undangan dan atau perjanjian –
perjanjian dan atau peraturan – peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 agustus
1945 sudah menjadi warga negara republik Indonesia.

Jadi dapat disimpulkan sebagai sebuah komunitas yang membentuk negara itu
sendiri yang berdasarkan perundang – undangan atau perjanjian-perjanjian dan
mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik.

Ketika kita berbicara tentang Warga Negara, maka tidak lepas dari Bangsa dan
Negara. Pengertian Bangsa: Kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan
bahasa & wilayah tertentu di muka bumi. Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas
atau kebangsaan, nasionalisme atau paham kebangsaan, semua istilah tersebut dalam
kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep yang sulit dirumuskan, sehingga
para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi pun sering tidak sependapat
mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah bangsa, dalam bahasa Indonesia,
kita juga menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari kata asing
“nation” yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa
dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena

4
kebangsaan tetap aktual hingga saat ini.” Negara adalah suatu wilayah di permukaan
bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur
oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu
wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di
wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.

Adapun setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang telah diatur oleh
pemerintah. Dalam makalah inilah akan dibahas tentang “ HAK DAN KEWAJIBAN WN”,
dimana salah satu hak yang paling mendasar sebagai Warga Negara yaitu Hak untuk
hidup sejahtera, aman dan damai. Adapun kewajiban Warga Negara salah satunya
adalah Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.

B. Rumusan Masalah
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya.
Maka dapat disimpulkan Rumusan Masalah dari yang terdapat diatas :
1. Apa itu Warga Negara ?
2. Apa itu Bangsa dan Negara ?
3. Bagaimana Asas-asas Kewarganegaraan?
4. Bagaimana sikap dan karakter wargaNegara ?
5. Apa Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
6. Apa tugas dan tanggung jawab Negara ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Memenuhi Tugas Mata kuliah

5
2. Memberi pemahaman terhadap pembaca khususnya mahasiswa tentang
Hak-hak dan kewajiban yang dilakukan sebagai Warga Negara Indonesia
sehingga menjadi ucuan Penerapan sehari-hari.
3. Memberi pedoman kepada pembaca agar menjadi Warga Negara yang baik.
4. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap Orang-orang yang berjiwa
nasionalisme untuk lebih memperjuangkan Negara.

D. Batasan Masalah
Dalam makalah ini dibahas mengenai Warga Negara beserta Hak-hak dan
kewajibannya. Kemudian Bagaimana seharusnya tugas dan tanggung jawab Negara
dalam mengatasi hal demikian. Untuk lebih jelasnya kita akan membahas masalah-
masalah tersebut dalam pembahasan selanjutnya.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Warga Negara

Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari
negara itu.

Sementara itu, AS Hikam dalam Ghazalli (2004) mendefinisikan warga negara


yang merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari sebuah komunitas
yang membentuk negara itu sendiri.

Dalam konteks Indonesia, istilah warga negara seperti yang tertulis dalam UUD
1945 pasal 26 dimaksudkan: “Warga negara adalah Bangsa Indonesia asli dan bangsa
lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara”.
Selanjutnya dalam pasal 1 UU Nomor 22/1958, dan dinyatakan juga dalam UU Nomor
12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan
yang menyatakan bahwa Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang
berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan
yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik
Indonesia.

Warga negara memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting bagi
kemajuan dan bahkan kemunduran sebuah bangsa. Oleh karena itu, seseorang yang
menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh Undang-undang
yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara menentukan siapa saja yang
menjadi warga negaranya, terlebih dahulu negara harus mengakui bahwa setiap orang
berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meningggalkannya serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal 28E ayat

7
(1) UUD 1945. pernyataan ini mengandung makna bahwa orang-orang yang tinggal
dalam wilayah negara dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Warga Negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
2. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara
sesuai dengan visa (surat izin untuk memasuki suatu negara dan tinggal
sementara yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan
negara melalui kantor imigrasi.

Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa orang-orang bangsa lain, misalnya


orang peranakan Belanda, peranakan Cina, peranakan Arab, dan lain-lain yang
bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai Tanah Airnya dan bersikap
setia kepada Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara.

Dari sudut hubungan antara negara dan warga negara, Koerniatmanto S.


mendefinisikan warga negara dengan konsep anggota negara. Sebagai anggota
negara, warga negara mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia
mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya.

B. Pengertian Bangsa dan Negara

Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu “natie” dan “nation”, artinya
masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai
berikut:
1. Satu kesatuan bahasa
2. Satu kesatuan daerah
3. Satu kesatuan ekonomi
4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi
5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.

8
Pengertian Negara: Organisasi diantara sekelompok/beberapa kelompok manusia
yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya
pemerintahan yang mengurus tata tertib.

(George Gelinek )Negara adalah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia


yang telah berkediaman dalam wilayah tertentu.
(Kranenburg) Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari
suatu golongan atau bangsa sendiri.
(Carl Schmitt) Negara adalah sebagai suatu ikatan dari manusia yang
mengorganisasi dirinya dalam wilayah tertentu.
(Prof. R Djokosotono, SH) Negara adalah suatu organisasi manusia atau
manusia manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan
(G. Pringgodigdo, SH) Negara adalah suatu organisasi kekuasaan atau
organisasi kewibawaan yang harus memenuhi persyaratan atau unsure unsure,
yaitu harus ada pemerintahan yang berdaulat, wilayah tertentu dan rakyat yang
hidup dengan teratur sehingga merupakan suatu bangsa.
Menurut Prof. Mr L.J Van Appeldorn, istilah Negara mengandung berbagai arti
sebagai berikut :
Istilah negara dipakai dalam arti “Penguasa”, yakni untuk menyatakan orang atau
orang orang yang melakukan kekuasaan tertinggi Atas persekutuan rakyat yang
bertempat tinggal dalam suatu daerah. Istilah Negara dalam arti “Persekutuan
Rakyat” yakni menyatakan sesuatu bangsa yang hidup dalam suatu daerah
dibawah kekuasaan tertinggi, menurut Kaidah Kaidah hokum yang sama.
Negara mengandung arti “Suatu Wilayah Tertentu” dalam hal ini istilah Negara
dipakai untuk menyatakan suatu daerah yang didalamnya berdiam suatu bangsa
dibawah kekuasaan tertinggi. Negera Berarti “Kas Negara atau FIS CUSS” yakni
untuk menyatakan harta yang dipegang oleh penguasa guna kepentingan umum.
Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia, Negara diartikan sebagai organisasi
dalam suatu wilayah tertentu yang diatur oleh kekuasaan tertinggi yang sah dan
ditaati oleh rakyat.
 Unsur-unsur terbentuknya suatu negara, yaitu :

9
1. Rakyat yaitu masyarakat atau warga Negara
2. Wilayah
wilayah dimaksudkan yaitu;
 Wilayah darat adalah batas wilayah darat suatu negara adalah tergantung dari
perjanjian internasional yang dibuat antara dua negara disebut perjanjian bilateral, dam
multilateral ketika banyak negara. Batasan dua negara dapat berupa 1) batas alam
(sungai, danau, pengunungan, dan lembah). 2) perbatasan buatan seperti (pagar
tembok, pagar kawat, tiang tembok). 3) perbatasan menurut ilmu pasti yaitu dengan
menggunakan ukuran garis lintang atau bujur pada peta bumi.
 lautan/perairan, yaitu dukenal dengan perairan atau laut teritorial, sebagaimana
laut teritorial pada umumnya 3 mil laut (5,555 km) yang dihitung dari pantai yang surut.
Laut yang berada diluar laut teritorial disebut dengan laut bebas (Mare Liberum)
 Wilayah udara yaitu mengenai batas udara tidak memilki batas yang pasti
asalkan negara yang bersangkutan dapat mempertahankannya.

3. Pemerintahan, yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi


negara untuk mencapai tujuan negara.

Bentuk Negara dalam teori modern saat ini terdiri atas dua bentuk negara, yaitu :
Negara kesatuan yaitu suatu negara yang merdeka dan berdaulat dengan sistem
yaitu sentralisasi dan desentralisasi.
Negara serikat (federasi) yaitu bentuk negara gabungan dari beberapa negara
bagian dari negara serikat. Yaitu kekuasaan asli negara federal merupakan
tugas negara bagian, karena berhubungan langsung dengan rakyatnya.

Selain dari pada kedua bentuk tersebut dari sejumlah orang yang memerintah dalam
sebuah negara, maka bentuk negara terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu
1. monarkhi (bentuk negara yang kekuasaannya dikuasai dan diperintah hanya seorang
raja saja.
2. oligarkhi adalah negara yang di pimpin oleh beberapa orang, biasanya dari kalangan
feodal.
3. demokrasi bentuk negara yang pimpinan tertinggi negera terletak di tangan rakyat

10
C. Asas-Asas Kewarganegaraan

Setiap Negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi


warga negara. Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal dengan
adanya asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan
berdasarkan perkawinan.

Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara.


ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 sebagai berikut :
a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga Negara.
b. Penduduk ialah waraga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
c. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

Berdasarkan hal diatas , kita mengetahui bahwa orang yang dapat menjadi
warga negara Indonesia adalah :
a.  Orang-orang bangsa Indonesia asli.
b.  Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang menjadi warga
Negara.

Adapun Undang-Undang yang mengatur tentang warga negara adalah Undang-


Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Pewarganegaraan adalah tatacara bagi orang asing untuk memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Dalam Undang-Undang
dinyatakan bahwa kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui
pewarganegaraan. Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin

11
 Pada waktu mengajukant permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 ( lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10
(sepuluh) tahun tidak berturut-turut.
 Sehat jasmani dan rohani
 Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun
 Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia, tidak menjadi
kewarganegaraan ganda
 Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap
 Membayar uang pewarganegaraan ke kas Negara.

Dalam penentuan kewarganegaraan didasarkan kepada sisi kelahiran dikenal


dua asas yaitu asas ius soli dan ius sanguinis . Ius artinya hukum atau dalil. Soli berasal
dari kata solum yang artinya negari atau tanah. Sanguinis berasal dari kata sanguis
yang artinya darah.

a. Asas Ius Soli adalah asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang


ditentukan dari tempat dimana orang tersebut dilahirkan. Negara yang menganut asas
ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak yang lahir sebagai warganegaranya
hanya apabila anak tersebut lahir di wilayah negaranya, tanpa melihat siapa dan
darimana orang tua anak tersebut. Asas ini memungkinkan adanya bangsa yang
modern dan multikultural tanpa dibatasi oleh ras, etnis, agama, dll. Contoh negara yang
menganut asas ini adalah AS, Argentina, Banglades dan Brazil.

b. Asas Ius Sanguinis adalah asas yang menyatakan bahwa kewargangaraan


seseorang ditentukan berdasarkan keturunan dari orang tersebut. Negara yang
menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak sebagai warga
negaranya apabila orang tua dari anak tersebut adalah memiliki status
kewarganegaraan negara tersebut (dilihat dari keturunannya). Asas ini akan berakibat
munculnya suatu negara dengan etnis yang majemuk. Contoh negara yang menganut

12
asas ini adalah negara-negara yang memiliki sejarah panjang seperti negara-negara
Eropa dan Asia. Contoh negara yang menganut asas ius sanguinis ini yakni Brunai,
Jordania, Malaysia, Belanda, Cina.
            Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada
aspek perkawinan yang mencakup atas asas kesatuan hukum dan asas persamaan
derajat :
a.  Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu
ikatan yang tidak terpecahkan sebagai inti dari masyarakat. Dalam menyelenggarakan
kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat
termasuk dalam masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan status
kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu.
b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaaraan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang
sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda
kewarganegaraan seperti halnya ketika belum berkeluarga.

Namun dalam dinamika pergaulan antar bangsa sering terjadi perkawinan


campuran yang melibatkan status kewarganegaraan yang berbeda-beda antara
pasangan suami dan isteri. Dengan terjadinya perkawinan campuran tersebut
kemungkinan besar akan menimbulkan persoalan berkenaan dengan status
kewarganegaraan dari anak-anak mereka. Bahkan dalam perkembangannya di
kemudian hari, timbul pula kebutuhan baru berdasarkan pengalaman di berbagai
negara bahwa kedua asas tersebut harus diubah dengan asas yang lain atau harus
diterapkan secara bersamaan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
keadaan double-citizenship atau dwikewarganegaraan (bipatride) atau sebaliknya sama
sekali berstatus tanpa kewarganegaraan (apatride)(Jimly A, 2006;137-138)

1.  Bipatride, yakni timbulnya kewarganegaraan. Hal ini terjadi karena seorang Ibu
berasal dari negara yang menganut asas ius sanguinis melahirkan seorang anak di
negara yang menganut asas ius soli. Sehingga kedua negara (negara asal dan negara
tempat kelahiran) sama-sama memberikan status kewarganegaraannya.

13
2.  Apatride, yakni kasus dimana seorang anak tidak memiliki kewarganegaraan.
Keadaan ini terjadi karena seorang Ibu yang berasal dari negara yang menganut asas
ius soli melahirkan seorang anak di negara yang menganut asas ius sanguinis.
Sehingga tidak ada negara baik itu negara asal Ibunya ataupun negara kelahirannya
yang mengakui kewarganegaraan anak tersebut.

Dalam UU RI No. 12 Tahun 2006, memang tidak dibenarkan seseorang


memiliki 2 kewarganegaraan atau tidak memiliki kewarganegaraan. Tapi untuk anak-
anak ada pengecualian. Dengan catatan setelah anak tersebut berusia 18 tahun, dia
harus memilih status kewarganegaraannya. Status kewarganegaraan tersebut dapat
diperoleh dengan cara “Naturalisasi”, yakni dapat berupa pengajuan atau penolakan
kewarganegaraan (disertai penerimaan status kewarganegaraan yang lain) tentunya
dengan memenuhi persyaratan dari negara yang diajukan.

Naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang dapat menggunakan
hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga Negara dari
suatu Negara. Sedangkan hak pasif adalah seseorang yang tidak mau
diwarganegarakan oleh suatu Negara tau tidak mau diberi status warga Negara suatu
Negara, maka yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk menolak
pemberian kewarganegaraan tersebut.

Indonesia sendiri memiliki aturan-aturan dalam hal naturalisasi ini. Syarat –


syarat untuk naturalisasi, yaitu:

1. Telah berusia 21 Tahun


2. Lahir di wilayah RI / bertempat tinggal yang paling akhir min. 5 thn berturut-turut atau
10 tahun tidak berturut-turut
3.  Apabila ia seorang laki-laki yg sdh kawin, ia perlu mendapat persetujuan istrinya
4.  Dapat berbahasa Indonesia
5.  Sehat jasmani & rokhani
6.  Bersedia membayar kepada kas negara uang sejumlah Rp.500 sampai 10.000
bergantung kepada penghasilan setiap bulan
7.  Mempunyai mata pencaharian tetap

14
8.  Tidak mempunyai kewarganegaraan lain apabila ia memperoleh kewarganegaraan
atau kehilangan kewarganegaraan RI.
9.  Naturalisasi Istimewa Naturalisasi ini dapat diberikan bagi mereka (warga asing)
yang telah berjasa kepada negara RI dengan penyataan sendiri (permohonan) untuk
menjadi WNI, atau dapat diminta oleh negara RI.

Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada


aspek perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
 Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu
ikatan yang tidak terpecahkan sebagai inti dari masyarakat. Dalam menyelenggarakan
kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat
termasuk dalam masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan status
kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu.
 Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarganegaaraan suami atau istri. Keduanya
memiliki hak yang sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka
dapat berbeda kewarganegaraan seperti halnya ketika belum berkeluarga..

Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga menjadi


dasar penyusunan Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
yaitu sebagai berikut :
1.  Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa
peraturankewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia,
yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan
yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri.
2.  Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa
pemerintah wajib memberikan perlidungan penuh kepada setiap Warga Negara
Indonesia dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
3.  Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan
bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan.

15
4. Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang
tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5.  Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama,
golongan, jenis kelamin dan gender.
6.  Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang
dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara
pada khususnya.
7.  Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal
yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8.  Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh
atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya

D. Sikap dan Karakter Warga Negara

Setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia, diharapkan memiliki


karakteristik yang bertanggung jawab dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
Karakteristik adalah sejumlah sifat atau tabiat yang harus dimiliki oleh warga negara
Indonesia, sehingga muncul suatu identitas yang mudah dikenali sebagai warga
negara.

Sejumlah sifat dan karakter warga negara Indonesia adalah sebagai berikut:

 Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab


Sifat ini adalah sikap dan perilaku sopan santun, ramah tamah, dan melaksanakan
semua tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai negara
yang dikenal murah senyum dan ramah, identitas tersebut sepatutnya dijaga dan
dipelihara.

 Bersikap kritis

16
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah)
serta argumentasi yang akurat. Sifat kritis ini diperlukan oleh setiap warga negara guna
menyaring segala informasi dan aktivitas baik mengenai perorangan, pihak-pihak
tertentu maupun aparat pemerintahan, sehingga dapat mencegah segala pelanggaran
maupun eksploitasi yang mungkin terjadi.

 Melakukan diskusi dan dialog


Sifat ini adalah sikap dan perilaku dalam menyelesaikan masalah (problem solving).
Hendaknya dilakukan dengan pola diskusi dan dialog untuk mencari kesamaan
pemikiran terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi. Kemampuan mengeluarkan
pendapat dari warga negara akan membantu pemerintah dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya.

 Bersikap Terbuka
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang transparan serta terbuka, sejauh masalah
tersebut tidak bersifat rahasia. Keterbukaan akan mencegah
pelanggaran/penyimpangan dan mampu membangun sikap mental yang positif dan
lebih profesional.

 Rasional

Sifat ini adalah pola sikap dan perilaku yang berdasarkan rasio atau akal pikiran yang
sehat. Sifat rasional ini identik dengan tingkat pendidikan warga negara. Semakin
banyak warga yang berperilaku rasional, maka tingkat pendidikan warga negara juga
meningkat.

 Adil
Sifat ini adalah sikap dan perilaku menghormati persamaan derajat dan martabat
kemanusiaan. Adil merupakan kata yang mudah diucapkan , namun pelaksanaannya
menghadapi berbagai kendala. Perilaku adil harus dipupuk dan dilatih sejak dini kepada
generasi muda, karena keadilan akan membawa kedamaian di kemudian hari.

 Jujur

17
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang sah dan
akurat. Kejahatan korupsi yang telah mengakar di Indonesia merupakan contoh
ketidakjujuran yang sangat terlihat, dan telah banyak menyengsarakan rakyat banyak
dan menyebabkan ketakutan investor dari negara lain masuk ke Indonesia. Kejujuran
merupakan barang yang mahal saat ini. Warga negara yang jujur akan membawa
negaranya menjadi bangsa yang besar.

E. Hak dan Kewajiban Warga Negara

Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi
lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat
itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya.

Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika
hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman
sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila
masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah
merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat
ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai

18
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia.

 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA :

1.  Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara
dan negara pada umumnya berupa peranan (role).

2.  Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

 Hak Warga Negara Indonesia :

-   Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

-   Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

-   Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (pasal 28B ayat 1).

-   Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan Berkembang”

-   Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya
demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C
ayat 1)

-   Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

19
-   Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

-   Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

- Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

 Kewajiban Warga Negara Indonesia  :

-   Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

-   Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan  : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.

-   Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

-   Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal
28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”

-   Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.”

20
 Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28,
dan 30, yaitu :

1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada
ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.

3.  Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

4.  Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang.

F. Tugas dan Tanggung Jawab Negara

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Keberadaan negara, seperti organisasi
secara umum, adalah untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan
bersama atau cita-citanya. Negara memiliki kekuasaan yang kuat terhadap rakyatnya.
Kekuasaan, dalam arti kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi orang lain atau kelompok lain, dalam ilmu politik biasanya dianggap
bahwa memiliki tujuan demi kepentingan seluruh warganya.

Dengan demikian, kekuasaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang


berperan sebagai penyelenggara. Negara adalah semata-mata demi kesejahteraan
warganya, negara merupakan aktor pertama dan utama yang bertanggungjawab

21
men¬capai janji kesejahteraan kepada rakyatnya, terutama memainkan peran distribusi
sosial (ke¬bijakan sosial) dan investasi ekonomi (kebijakan ekonomi).

Fungsi dasar negara adalah mengatur untuk menciptakan law and order dan
untuk mencapai welfare atau kesejahteraan. Dalam pandangan teori klasik tentang
negara, peran negara dalam pembangunan, termasuk peran kesejahteraan, mencakup
lima hal. Pertama, peran ekstraksi, yakni mengumpulkan sumberdaya, misalnya
memperoleh devisa dari ekspor, eksploitasi sumberdaya alam, menarik pajak warga,
atau menggali pendapatan asli daerah. Kedua, peran regulasi, yakni melan¬carkan
kebijakan dan peraturan yang digunakan untuk mengatur dan men¬gurus barang-
barang publik dan warga. Ketiga, peran konsumsi, yakni menggunakan (alokasi)
anggaran negara untuk membiayai birokrasi agar fungsi pelayanan publik berjalan
secara efektif dan profesional. Keempat, peran investasi ekonomi, yakni mengeluarkan
biaya untuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (GNP, GDP dan PDR dan
membuka lapangan kerja bagi warga. Kelima, peran distribusi sosial, yakni negara
mengeluarkan belanja untuk membiayai pembangunan sosial atau kebijakan sosial.
Wujud konkretnya adalah pelayanan publik untuk memenuhi hak-hak dasar warga.

Kelima peran klasik negara itu dapat terlaksana dalam situasi normal dimana
negara mempunyai kekuasaan politik yang besar dan mempunyai basis materi
(ekonomi) yang memadai. Negara menjadi pelaku tunggal yang menjalankan peran
mengumpulkan basis material sampai dengan membagi material itu kepada rakyat.
Dan, dalam mencapai kesejahteraan, dibutuhkan peran normal negara untuk
menciptakan pembangunan yang seimbang (balanced devel¬opment), yaitu
keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial. Melihat
konsep negara sebagai penyelenggara kesejahteraan rakyat, maka muncullah konsep
welfare state (negara kesejahteraan) yang dalam sejarahnya pertama kali muncul di
Inggris dengan ditandatanganinya Undang-undang Kemiskinan (the poor relief act)
pada tahun 1598 (diamandemen beberapa kali) dilanjutkan pada saat dimulainya upaya
rekonstruksi sosial dan ekonomi pasca Perang Dunia I dan II (1940an).

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus
dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Kedua harus menyatu, maksudnya
dikala hak-hak kita sebagai warga negara telah didapatkan, maka kita juga harus
menenuaikan kewajiban kita kepada negara seperti: membela negara, ikut andil dalam
mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif yang bisa memajukan bangsa ini.
 Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh
Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian
penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu
yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai
tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.

B. Saran

Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban Warga
Negara Sebagai Anggota Masyarakat ini, semoga kita semua bisa benar-benar
memahami tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negeri
ini. Sehingga, jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa
memperjuangkannya. jika hak-hak sebagai warga negara telah kita terima, maka
sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara. Dengan demikian,
negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera.

23
24

Anda mungkin juga menyukai