archive_doc=116092930&escape=false&metadata={%22context
%22%3A%22archive%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22toolbar_download%22%2C%22logged_in
%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22}
08.21Makala PKn
Kelompok 8
(K11112252)
(K11112261)
(K11112270)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Hak dan Kewajiban WN
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Hak-hak apa saja yang dimiliki
oleh Warga Negara WN Serta kewajiban yang harus dilakukan oleh Warga Negara
WN. Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua dan
mampu memberikan pengetahuan yang bermanfaat kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi .................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................4
D. Batasan Masalah ........................................................................................5
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Warga Negara...........................................................................6
B. Pengertian Bangsa dan Negara ..................................................................7
C. Asas-asas kewarganegaraan....................................................................10
D. Sikap dan Karakter Warga Negara ...........................................................15
E. Hak dan Kewajiban Warga Negara ...........................................................17
F. Tugas dan Tanggung Jawab Negara ........................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan
kedudukannya sebagai orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula
Negara. karena warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari
suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan
bersama. Untuk itu, setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan
hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab
masing-masing. UU No. 62 Tahun 1958 : menyatakan bahwa negara republik Indonesia
adalah orang orang yang berdasarkan perundang undangan dan atau perjanjian
perjanjian dan atau peraturan peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 agustus
1945 sudah menjadi warga negara republik Indonesia.
Jadi dapat disimpulkan sebagai sebuah komunitas yang membentuk negara itu
sendiri yang berdasarkan perundang undangan atau perjanjian-perjanjian dan
mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik.
Ketika kita berbicara tentang Warga Negara, maka tidak lepas dari Bangsa dan
Negara. Pengertian Bangsa: Kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan
bahasa & wilayah tertentu di muka bumi. Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas
atau kebangsaan, nasionalisme atau paham kebangsaan, semua istilah tersebut dalam
kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep yang sulit dirumuskan, sehingga
para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi pun sering tidak sependapat
mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah bangsa, dalam bahasa Indonesia,
kita juga menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari kata asing
nation yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa
dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena
kebangsaan tetap aktual hingga saat ini. Negara adalah suatu wilayah di permukaan
bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur
oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu
wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di
wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.
Adapun setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang telah diatur oleh
pemerintah. Dalam makalah inilah akan dibahas tentang HAK DAN KEWAJIBAN WN,
dimana salah satu hak yang paling mendasar sebagai Warga Negara yaitu Hak untuk
hidup sejahtera, aman dan damai. Adapun kewajiban Warga Negara salah satunya
adalah Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
B. Rumusan Masalah
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya.
Maka dapat disimpulkan Rumusan Masalah dari yang terdapat diatas :
1. Apa itu Warga Negara ?
2. Apa itu Bangsa dan Negara ?
3. Bagaimana Asas-asas Kewarganegaraan?
4. Bagaimana sikap dan karakter wargaNegara ?
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Warga Negara
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari
negara itu.
Sementara itu, AS Hikam dalam Ghazalli (2004) mendefinisikan warga negara
yang merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari sebuah komunitas
yang membentuk negara itu sendiri.
Dalam konteks Indonesia, istilah warga negara seperti yang tertulis dalam UUD
1945 pasal 26 dimaksudkan: Warga negara adalah Bangsa Indonesia asli dan bangsa
lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara.
Selanjutnya dalam pasal 1 UU Nomor 22/1958, dan dinyatakan juga dalam UU Nomor
12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan
yang menyatakan bahwa Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang
berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan
yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik
Indonesia.
Warga negara memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting bagi
kemajuan dan bahkan kemunduran sebuah bangsa. Oleh karena itu, seseorang yang
menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh Undang-undang
yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara menentukan siapa saja yang
menjadi warga negaranya, terlebih dahulu negara harus mengakui bahwa setiap orang
berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meningggalkannya serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal 28E ayat
(1) UUD 1945. pernyataan ini mengandung makna bahwa orang-orang yang tinggal
dalam wilayah negara dapat diklasifikasikan menjadi:
1.
Warga Negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
2.
orang peranakan Belanda, peranakan Cina, peranakan Arab, dan lain-lain yang
bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai Tanah Airnya dan bersikap
setia kepada Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara.
Dari sudut hubungan antara negara dan warga negara, Koerniatmanto S.
mendefinisikan warga negara dengan konsep anggota negara. Sebagai anggota
negara, warga negara mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia
mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya.
B. Pengertian Bangsa dan Negara
Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu natie dan nation, artinya
masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai
berikut:
1. Satu kesatuan bahasa
2. Satu kesatuan daerah
3. Satu kesatuan ekonomi
4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi
5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.
Wilayah darat adalah batas wilayah darat suatu negara adalah tergantung dari
perjanjian internasional yang dibuat antara dua negara disebut perjanjian bilateral, dam
multilateral ketika banyak negara. Batasan dua negara dapat berupa 1) batas alam
(sungai, danau, pengunungan, dan lembah). 2) perbatasan buatan seperti (pagar
tembok, pagar kawat, tiang tembok). 3) perbatasan menurut ilmu pasti yaitu dengan
yang berada diluar laut teritorial disebut dengan laut bebas (Mare Liberum)
Wilayah udara yaitu mengenai batas udara tidak memilki batas yang pasti asalkan
negara yang bersangkutan dapat mempertahankannya.
3. Pemerintahan, yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi
negara untuk mencapai tujuan negara.
Bentuk Negara dalam teori modern saat ini terdiri atas dua bentuk negara, yaitu :
Negara kesatuan yaitu suatu negara yang merdeka dan berdaulat dengan sistem
yaitu sentralisasi dan desentralisasi.
Negara serikat (federasi) yaitu bentuk negara gabungan dari beberapa negara
bagian dari negara serikat. Yaitu kekuasaan asli negara federal merupakan tugas
negara bagian, karena berhubungan langsung dengan rakyatnya.
Selain dari pada kedua bentuk tersebut dari sejumlah orang yang memerintah dalam
sebuah negara, maka bentuk negara terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu
1. monarkhi (bentuk negara yang kekuasaannya dikuasai dan diperintah hanya seorang
raja saja.
2. oligarkhi adalah negara yang di pimpin oleh beberapa orang, biasanya dari kalangan
feodal.
3. demokrasi bentuk negara yang pimpinan tertinggi negera terletak di tangan rakyat
C. Asas-Asas Kewarganegaraan
11
No.12
Pewarganegaraan
Tahun
2006
adalah
tentang
tatacara
Kewarganegaraan
bagi
orang
asing
Republik
untuk
Indonesia.
memperoleh
12
Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun
Jika dengan memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia,
tidak
menjadi
kewarganegaraan ganda
Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap
Membayar uang pewarganegaraan ke kas Negara.
Dalam penentuan kewarganegaraan didasarkan kepada sisi kelahiran dikenal
dua asas yaitu asas ius soli dan ius sanguinis . Ius artinya hukum atau dalil. Soli berasal
dari kata solum yang artinya negari atau tanah. Sanguinis berasal dari kata sanguis
yang artinya darah.
a. Asas Ius Soli adalah asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan dari tempat dimana orang tersebut dilahirkan. Negara yang menganut asas
ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak yang lahir sebagai warganegaranya
hanya apabila anak tersebut lahir di wilayah negaranya, tanpa melihat siapa dan
darimana orang tua anak tersebut. Asas ini memungkinkan adanya bangsa yang
modern dan multikultural tanpa dibatasi oleh ras, etnis, agama, dll. Contoh negara yang
menganut asas ini adalah AS, Argentina, Banglades dan Brazil.
b. Asas Ius Sanguinis adalah asas yang menyatakan bahwa kewargangaraan
seseorang ditentukan berdasarkan keturunan dari orang tersebut. Negara yang
menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak sebagai warga
negaranya
apabila
orang
tua
dari
anak
tersebut
adalah
memiliki
status
kewarganegaraan negara tersebut (dilihat dari keturunannya). Asas ini akan berakibat
munculnya suatu negara dengan etnis yang majemuk. Contoh negara yang menganut
asas ini adalah negara-negara yang memiliki sejarah panjang seperti negara-negara
Eropa dan Asia. Contoh negara yang menganut asas ius sanguinis ini yakni Brunai,
Jordania, Malaysia, Belanda, Cina.
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada
aspek perkawinan yang mencakup atas asas kesatuan hukum dan asas persamaan
derajat :
13
a. Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu
ikatan yang tidak terpecahkan sebagai inti dari masyarakat. Dalam menyelenggarakan
kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat
termasuk dalam masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan status
kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu.
b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaaraan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang
sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda
kewarganegaraan seperti halnya ketika belum berkeluarga.
Namun dalam dinamika pergaulan antar bangsa sering terjadi perkawinan
campuran yang melibatkan status kewarganegaraan yang berbeda-beda antara
pasangan suami dan isteri. Dengan terjadinya perkawinan campuran tersebut
kemungkinan
besar
akan
menimbulkan
persoalan
berkenaan
dengan
status
secara
bersamaan
untuk
mencegah
kemungkinan
terjadinya
pengecualian. Dengan catatan setelah anak tersebut berusia 18 tahun, dia harus
memilih
status
kewarganegaraannya.
dapat
diperoleh dengan cara Naturalisasi, yakni dapat berupa pengajuan atau penolakan
kewarganegaraan (disertai penerimaan status kewarganegaraan yang lain) tentunya
dengan memenuhi persyaratan dari negara yang diajukan.
Naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang dapat menggunakan
hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga Negara dari
suatu
Negara.
Sedangkan
hak
pasif
adalah
seseorang
yang
tidak
mau
diwarganegarakan oleh suatu Negara tau tidak mau diberi status warga Negara suatu
Negara, maka yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk menolak
pemberian kewarganegaraan tersebut.
Indonesia sendiri memiliki aturan-aturan dalam hal naturalisasi ini. Syarat
syarat untuk naturalisasi, yaitu:
1. Telah berusia 21 Tahun
2. Lahir di wilayah RI / bertempat tinggal yang paling akhir min. 5 thn berturut-turut atau
10 tahun tidak berturut-turut
3. Apabila ia seorang laki-laki yg sdh kawin, ia perlu mendapat persetujuan istrinya
4. Dapat berbahasa Indonesia
5. Sehat jasmani & rokhani
6. Bersedia membayar kepada kas negara uang sejumlah Rp.500 sampai 10.000
bergantung kepada penghasilan setiap bulan
7. Mempunyai mata pencaharian tetap
8. Tidak mempunyai kewarganegaraan lain apabila ia memperoleh kewarganegaraan
atau kehilangan kewarganegaraan RI.
9. Naturalisasi Istimewa Naturalisasi ini dapat diberikan bagi mereka (warga asing)
yang telah berjasa kepada negara RI dengan penyataan sendiri (permohonan) untuk
menjadi WNI, atau dapat diminta oleh negara RI.
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada
aspek perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
15
Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan
yang tidak terpecahkan sebagai inti dari masyarakat. Dalam menyelenggarakan
kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat
termasuk dalam masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan status
kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu.
Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaaraan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang
sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda
kewarganegaraan seperti halnya ketika belum berkeluarga..
Selain
asas
tersebut
di
atas,
beberapa
asas
khusus
juga
menjadi
kepentingan
nasional
peraturankewarganegaraan
yang bertekad
adalah
asas
mengutamakan
mempertahankan
yang
menentukan
kepentingan
kedaulatannya
nasional
bahwa
Indonesia,
sebagai
negara
kesatuan
yang
menentukan
perlindungan
maksimum
adalah
asas
bahwa
kebenaran
tidak hanya
bersifat
substantif
adalah
administratif,
prosedur
tetapi
juga
pewarganegaraan
disertai
substansi
seseorang
dan
syarat-
16
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara
pada khususnya.
7. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal
yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh
atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya
D. Sikap dan Karakter Warga Negara
Setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia, diharapkan memiliki
karakteristik yang bertanggung jawab dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
Karakteristik adalah sejumlah sifat atau tabiat yang harus dimiliki oleh warga negara
Indonesia, sehingga muncul suatu identitas yang mudah dikenali sebagai warga
negara.
Sejumlah sifat dan karakter warga negara Indonesia adalah sebagai berikut:
Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab
Sifat ini adalah sikap dan perilaku sopan santun, ramah tamah, dan melaksanakan
semua tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai negara
yang dikenal murah senyum dan ramah, identitas tersebut sepatutnya dijaga dan
dipelihara.
Bersikap kritis
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah)
serta argumentasi yang akurat. Sifat kritis ini diperlukan oleh setiap warga negara guna
menyaring segala informasi dan aktivitas baik mengenai perorangan, pihak-pihak
tertentu maupun aparat pemerintahan, sehingga dapat mencegah segala pelanggaran
maupun eksploitasi yang mungkin terjadi.
Melakukan diskusi dan dialog
17
Sifat ini adalah sikap dan perilaku dalam menyelesaikan masalah (problem solving).
Hendaknya dilakukan dengan pola diskusi dan dialog untuk mencari kesamaan
pemikiran terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi. Kemampuan mengeluarkan
pendapat dari warga negara akan membantu pemerintah dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya.
Bersikap Terbuka
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang transparan serta terbuka, sejauh masalah
tersebut
tidak
bersifat
rahasia.
Keterbukaan
akan
mencegah
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi
lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat
itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya.
Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika
hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman
sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila
masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah
merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat
ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia.
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara
dan negara pada umumnya berupa peranan (role).
19
2.
Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).
- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.(pasal 28A).
- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (pasal 28B ayat 1).
-
Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan Berkembang
- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya
demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C
ayat 1)
- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
-
Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
20
Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal
28J ayat 2 menyatakan : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945. menyatakan: tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28,
dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai
warga
negara.
Dan
pada
ayat
(2),
21
syarat-syarat
mengenai
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada
ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang.
F. Tugas dan Tanggung Jawab Negara
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Keberadaan negara, seperti organisasi
secara umum, adalah untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan
bersama atau cita-citanya. Negara memiliki kekuasaan yang kuat terhadap rakyatnya.
Kekuasaan,
dalam
arti
kemampuan
seseorang
atau
suatu
kelompok
untuk
mempengaruhi orang lain atau kelompok lain, dalam ilmu politik biasanya dianggap
bahwa memiliki tujuan demi kepentingan seluruh warganya.
Dengan demikian, kekuasaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang
berperan sebagai penyelenggara. Negara adalah semata-mata demi kesejahteraan
warganya, negara merupakan aktor pertama dan utama yang bertanggungjawab
mencapai janji kesejahteraan kepada rakyatnya, terutama memainkan peran distribusi
sosial (kebijakan sosial) dan investasi ekonomi (kebijakan ekonomi).
Fungsi dasar negara adalah mengatur untuk menciptakan law and order dan
untuk mencapai welfare atau kesejahteraan. Dalam pandangan teori klasik tentang
negara, peran negara dalam pembangunan, termasuk peran kesejahteraan, mencakup
lima hal. Pertama, peran ekstraksi, yakni mengumpulkan sumberdaya, misalnya
memperoleh devisa dari ekspor, eksploitasi sumberdaya alam, menarik pajak warga,
22
atau menggali pendapatan asli daerah. Kedua, peran regulasi, yakni melancarkan
kebijakan dan peraturan yang digunakan untuk mengatur dan mengurus barangbarang publik dan warga. Ketiga, peran konsumsi, yakni menggunakan (alokasi)
anggaran negara untuk membiayai birokrasi agar fungsi pelayanan publik berjalan
secara efektif dan profesional. Keempat, peran investasi ekonomi, yakni mengeluarkan
biaya untuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (GNP, GDP dan PDR dan
membuka lapangan kerja bagi warga. Kelima, peran distribusi sosial, yakni negara
mengeluarkan belanja untuk membiayai pembangunan sosial atau kebijakan sosial.
Wujud konkretnya adalah pelayanan publik untuk memenuhi hak-hak dasar warga.
Kelima peran klasik negara itu dapat terlaksana dalam situasi normal dimana
negara mempunyai kekuasaan politik yang besar dan mempunyai basis materi
(ekonomi) yang memadai. Negara menjadi pelaku tunggal yang menjalankan peran
mengumpulkan basis material sampai dengan membagi material itu kepada rakyat.
Dan, dalam mencapai kesejahteraan, dibutuhkan peran normal negara untuk
menciptakan
pembangunan
yang
seimbang
(balanced
development),
yaitu
BAB III
23
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus
dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Kedua harus menyatu, maksudnya
dikala hak-hak kita sebagai warga negara telah didapatkan, maka kita juga harus
menenuaikan kewajiban kita kepada negara seperti: membela negara, ikut andil dalam
mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif yang bisa memajukan bangsa ini.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk
menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang
ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai
tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban Warga
Negara Sebagai Anggota Masyarakat ini, semoga kita semua bisa benar-benar
memahami tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negeri
ini.
Sehingga,
jika
ada
hak-hak
yang
belum
kita
dapatkan,
kita
bisa
memperjuangkannya. jika hak-hak sebagai warga negara telah kita terima, maka
sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara. Dengan demikian,
negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
24
warga.htmL
http://makalahibd1.blogspot.com/2012/03/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-
negara.htmL
Herdiawanto, Heri dan Jumanta Hamdayama. 2010. Cerdas, Kritis dan Aktif
warga.html
Marlian, S. Marjuki. 2003.Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi
25