Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PANCASILA

(Hak dan kewajiban warga negara)

DI SUSUN :

OLEH : KELOMPOK 5

1. ELSI VANIA BR. SINULINGGA (170250008)


2. ERLINA HARAHAP (170250013)
3. KANTRI BEBI SEPTIA (170250021)
4. REZA NAVATILOFA (170250028)

FISIP SOSIOLOGI

UNIVERSITAS MALIKUSALEH

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah nya sehingga penulis makalah ini dapat menyelesaikan.

Makalah ini penulis susun sebagai tugas dari mata kuliah PANCASILA dengan
judul “Hak dan Kewajiban Warga Negara”. Terimakasih penulis ucapkan kepada bapak
FAhrurazi selaku dosen mata kuliah PANCASILA yang telah membimbing dan memberikan
kuliah demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.

Demikianlah tugas ini penulis susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata kuliah
ini dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk
para pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan
dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………......ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1

A. Latar Belakang…………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………1
C. Tujuan penulisan………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………3

A. Pengertian hak, kewajiban dan warga negara………………………….3


B. Hak dan kewajiban negara/ pemerintah………………………………..6
C. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 dan hubungan dengan warga negara……...7
D. Pelaksanaan pasal 27 ayat 2 UUD 1945……………………………….8
E. Asas-asas kewarganegaraan……………………………………………8
F. Sikap dan karakter warga negara………………………………………10
G. Tugas tanggung jawab negara………………………………………….12

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….14

A. KESIMPULAN……………………………………………………….14
B. SARAN………………………………………………………………..14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktk harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas
dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga Negara sejak masih
berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga Negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan
kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi
suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan
kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban, terutama dalam bidang
lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga Negara.
Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu
diperhatikan. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “tiap-tiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Secara garis
besar dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak
untuk setiap warga Negara sebagai salah satu tanda adanya perikemanusiaan. Lapangan
pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan
digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan
sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti : pangan,
sandang, dan papan.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tinggihnya angka akan tuntutan hak tanpa
diimbangi dengan kewajiban.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ini ditunjukkan untuk merumuskan permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Pengertian hak, kewajiban, dan warga Negara.
b. Siapakah yang berhak menjadi warga Negara Indonesia.
c. Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia.
d. Untuk memnuhi tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.

1
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dalam makalah ditunjukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah. Adapun tujuan penulisan makalah
adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian akan hak dan kewajiban warga Negara.
2. Memahami siapa-siapa saja yang memiliki hak menjadi warga Negara Indonesia.
3. Mengetahui tentang apa saja yang menjadi Hak dan Kewajiban sebagai warga
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK, KEWAJIBAN DAN WARGA NEGARA


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga Negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia :
1. Setiap warga Negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Setiap warga Negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukumdan didalam
pemerintahan.
4. Setiap warga Negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga Negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga Negara berhak mempertahankan wilayah Negara kesatuan Indonesia
atau NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga Negara memiliku hak sama dalam kemerdekaan berserikat,
berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang
yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan/ kewajiban
untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga Negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat. Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan/ kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga Negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia :

1. Setiap warga Negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan Negara Indonesia dari serangan musuh.
2. Setiap warga Negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan
oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
3. Setiap warga Negara wajib menaati serta menjunjung tinggi dasar Negara,
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-
baiknya.

3
4. Setiap warga Negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala
hukum yang berlaku di wilayah Negara Indonesia.
5. Setiap warga Negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun
bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju kearah yang lebih baik.

Kewajiban warga Negara berdasarkan UUD 1945 :

- Membayar pajak.
- Membela pertahanan dan keamanan.
- Menghormati hak asasi.
- Menjunjung hukum dan pemerintahan.
- Ikut serta membela Negara.
- Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
- Wajib mengikuti pendidikan dasar.

Berikut adalah isi dari pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara dalam
UUD 1945 :

- Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
Negara pada ayat 2, syarat-syarat menegnai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.
- Pasa; 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam hukum
dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
- Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
- Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam
pembelaan Negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah Negara
tersebut dan mengakui pemerintahannya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil
adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh pengaturan
Negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam
wilayah Negara itu. Pengertian warga Negara menurut kamus besar bahaa Indonesia (2002)
adalah sebuah penduduk sebuah Negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran
dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga Negara itu.
Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk itu sendiri.

4
Beberapa pengertian tentang warga Negara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan : “Warga Negara adalah bangsa indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga Negara”.

Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
menekan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga Negara RI adalah orang yang
berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku
sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga Negara RI. Warga Negara dari suatu
Negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan dan kemunduran suatu Negara.
Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga suatu Negara haruslah ditentukan
oleh UU yang dibuat oleh Negara tersebut.sbelum Negara menentukan siapa yang menjadi warga
Negara, maka Negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah Negara dan meninggalkannya serta berhak kembali
sebagaimana diatur pasal 28 ayat (1) UUD 1945.

Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah Negara dapat
diklarifikasikian menjadi :

a. Warga Negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga
Negara.
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam Negara bersifat sementara sesuai
dengan visa ( surat ijin untuk memasuki suatu Negara dan tinggal sementara yang diberikan
oleh pejabat suatu Negara yang dituju) yang diberikan Negara melalui kantor imigrasi.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga Negara, digunakan 2 kriterium.

1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu :
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sangunius. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu Negara berdasarkan
asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Lus Soli. Di dalam asas ini,
seseorang memperoleh kewarganegaraannya berdasarkan Negara tempat di mana dia
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga Negara dari Negara tersebut.

Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan


salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan
menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunyai
kewarganegaraan sama sekali (a-patride).

5
Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan kewarganegaraan seseorang digunakan 2
stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelses aktif dan stelsel pasif.

Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam :

- Hak opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif)
- Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).
2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan
seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganegaraan Negara lain.

B. HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA / PEMERINTAH


Hak dan kewajiban Negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh Negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
kehidupan Negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.

a. Hak Negara atau pemerintah adalah meliputi:


1. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
2. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
3. Memaksa warga Negara taat akan hukum yang berlaku.
b. Kewajiban Negara berdasarkan UUD 1945:
1. Melindungi wilayah dan warga Negara.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
5. Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
6. Membiayai pendidikan dasar.
7. Menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
8. Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20% dari anggaran belanja Negara dan
belanja daerah.
9. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
10. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
11. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan nasional.
12. Menguasai cabang-cabang produksi penting bagi Negara dan menguasai hidup orang
banyak.

6
13. Menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
14. Memelihara fakir miskin.
15. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
16. Menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan publik yang layak.

C. PASAL 27 AYAT 2 UUD 1945 DAN HUBUNGAN DENGAN WARGA NEGARA

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap individu
sebagai anggota warga Negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan


yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak
diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti : pangan,
sandang, dan lain-lain.

Pada era globalisasi ini sering terlihat tinggihnya angka akan tuntutan hak tanpa
diimbangi dengan kewajiban. Disisi lain, masih terdapat pula hak yang kian tak bersambut
dengan kewajiban yang telah dialkukan. Kedua hal tersebut merupakan pemicu terjadinya
ketimpangan antara hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan
kewajiban yang tak kunjung dilaksanakan.

Tinggihnya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban, pada umumnya
disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya kemampuan dalam suatu bidang pekerjaan.
Sifat malas tersebut dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja untuk menjadi lebih
produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan yang layak, sedangkan
kurangnya kemampuan memicu pola piker individu menjadi pesimistis yang menyebabkan
individu tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan yang lebih layak.

Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan, pada
umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik dari pihak pemerintah maupun swasta atas
upah yang tidak sesuai dengan pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan.

Hal tersebut, dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya ketimpangan akan hak
dengan kewajiban. Gejolak masyarakat timbul akibat adanya rasa ketidakpuasan terhadap
ketimpangan tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja.

7
Fenomena tersebut merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam kehidupan
kewarganegaraan.

D. PELAKSANAAN PASAL 27 AYAT 2 UUD 1945


Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 “ Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Bunyi ayat pasal tersebut secara teori telah
dijelaskan dalam UUD 1945, namun secara praktik belum dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan akan pasal tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari tinggihnya tingkay pengangguran dan warga Negara dengan tingkat
kehidupan yang kurang layak.
Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, terutama tingkat pendidikan
dan kemampuan. Hal tersebut merupakan pemicu terbesr dari tinggihnya tingkat
pengangguran. Tingginya angka tingkat pengangguran menyeabkan terjadinya
ketidakefesienan terhadap kegiatan produksi yang mengakibatkan semakin jauhnya
tingkat kehidupan yang layak bagi warga Negara.

E. ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN
Setiap Negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga
Negara. Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal dengan adanya asas
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan
perkawinan.
Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjadi warga Negara. Ketentuan
tersebut tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 sebagai berikut :
a. Yang menjadi warga Negara adalah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga Negara.
b. Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang-orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
c. Hal-hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

Berdasarkan hal diatas, kita mengetahui bahwa orang yang dapat menjadi warga
Negara Indonesia adalah :

a. Orang-orang bangsa Indonesia asli.


b. Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang menjadi warga
Negara.

8
Adapun undang-undang yang mengatur tentang warga Negara adalah undang-undang
no.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI. Pewarganegaraan adalah tatacara bagi orang
asing untuk memperoleh kewarganegaraan RI melalui permohonan. Dalam undang-undang
dinyatakan bahwa kewarganegaraan RI dapat juga diperoleh melalui pewarganegaraan.
Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh permohonan jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut :

- Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.


- Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal diwilayah Negara RI
paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
- Sehat jasmani dan rohani.
- Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara pancasila dan undang-undang
dasar Negara republik Indonesia tahun 1945.
- Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 tahun.
- Jika tidak memperoleh kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi kewarganegaraan
ganda.
- Mempunyai pekerjaan dan berpenghasilan tetap.
- Membayar uang pewarganegaraan ke kas Negara.

Namun dalamdinamika pergaulan antar bangsa sering terjadi perkawinan campuran


yang melibatkan status kewarganegaraan yang berbeda-beda antara pasangan suami dan istri.
Dengan terjadinya perkawinan campuran tersebut keungkinan besar akan menimbulkan
persoalan berkenaan dengan status kewarganegaraan dari anak-anak mereka. Bahkan dalam
berbagai Negara bahwa kedua asas tersebut harus diubah dengan asas yang lain atau harus
diterapkan secara bersamaan untuk mencegah kemungkinan terjadinya keadaan double-
ctizenship atau dwikewarganegaraan (bipatride) atau sebaliknya sam sekali berstatus tanpa
kewarganegaraan (apatriade).

1. Bipatride, yakni timbulnya kewarganegaraan. Hal ini terjadi karena seorang ibu berasal dari
Negara yang menganut asas ius sanguinis melahirkan seorang anak di Negara yang
menganut asas ius soli. Sehingga kedua Negara(Negara asal dan Negara tempat kelahiran)
sama-sama memberikan status kewarganegaraan.
2. Apatriade, yakni kasus dimana seorang anak tidak memiliki kewarganegaraan. Keadaan ini
terjadi karena seorang ibu yang berasal dari Negara yang menganut asas ius soli melahirkan
seorang anak di Negara yang menganut asas ius sanguinis.

9
Sehingga tidak ada Negara baik itu Negara asli ibunya ataupun Negara kelahirannya yang
mengakui kewarganegaraan anak tersebut.

Dalam UU RI No. 12 Tahun 2006, memang tidak dibenarkan seseorang memiliki 2


kewarganegaraan atau tidak memiliki kewarganegaraan. Tapi untuk anak-anak ada
pengecualian. Dengan catatan setelah anak tersebut berusia 18 tahun, dia harus memiliki setatus
kewarganegaraannya. Status kewarganegaraan tersebut dapat diperoleh dengan cara
“Naturalisasi”, yakni dapat berupa pengajuan atau penolakan kewarganegaraan (disertai
penerimaan status kewarganegaraan yang lain) tentunya dengan memenuhi persyaratan dari
Negara yang diajukan.

Naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak opsi
untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga Negara dari suatu Negara.
Sedangkan hak pasif adalah seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu Negara atau
tidak mau member status warga Negara suatu Negara, maka yang bersangkutan menggunakan
hak repudiasi yaitu hak menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.

F. SIKAP DAN KARAKTER WARGA NEGARA.

Setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia,diharapkan memiliki


karakteristik yang bertanggung jawab dalam menjalankam hak dan kewajibanya.karakteristik
adalah sejumlah sifat atau tabiat yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia,sehingga
muncul suatu identitas yang mudah dikenali setiap warga negara.

Sejumlah sifat dan karakter warga negara Indonesiai adalah sebagai berikut:

a. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab.


Sifat ini adalah sikap dan perilaku sopan santun,ramah tamah,dan melaksanakan semua tugas
dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,sebagai negara yang di kenal murah
senyum dan ramah,identitas tersebut sepatutnya dijaga dan dipelihara.
b. Bersikap kritis.
Saat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fahta yang valid (sah)serta
argumentasi ini yang akurat.sifat kritis ini di perlukan oleh setiap warga negara guna
meyaring segala informasi dan aktivitas baik mengenai perorangan,pihak pihak tertentu
maupun aparat pemerintahan,sehingga dapat mencegah segala pelanggaran maupun
eksploitasi yang mungkin terjadi.

10
c. Bersikap terbuka.
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang trasparan serta terbuka,sejauh masalah tersebut tidak
bersifat rahasia,keterbukaan akan mencegah pelangaran atau penyimpangan dan mampu
membangun sikap mental yang positif dan lebih professional.
d. Melakukan diskusi dan dialog.
sifat ini adalah sikap dan perilaku dalam menyelesaikan masalah (problem solving)
hendaknya dilakukan dengan pola diskusi dan dialog untuk mencari kesamaaan pemikiran
terhadap penyelesaian masalah yang di hadapi.kemampuan mengeluarkan pendapat dari
warga negara akan membantu pemerintah menyelesaikan pemerintahan yng di hadapi nya.
e. Rasional.
sifat ini adalah pola sikap dan perilaku yang berdsarkan rasio atau akal pikiran yang
sehat.sifat rasional ini identik dengan tingkat pendidikan warga negara.semakin banyak
warga yang berprilaku rasional,maka tingkat pendidikan warga negara juga meningkat.
f. Adil.
sifat ini adalah sikap dan perilaku menghormati persamaan derajat dan martabat
kemanusiaan,adil merupakan kata yang mudah di ucapkan,namun pelaksanaan menghadapi
berbagai kendala.perilaku adil harus di pupuk dan di latih sejak dinikepada generasi
muda,karena keadilan akan membawa kedamaian di kemudian hari.
g. Jujur.
sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang sah dan
akurat.kejahatan korupsiyang telah mengakar di Indonesia merupakan contoh ketidakjujuran
yang sangat terlihat dan telah banyak menyesarakan rakyat banyak dan menyebabkan
ketakutan investor dari negara lain masuk ke Indonesia.kejujuran merupakan barang yang
mahal saat ini.warga negara yang jujur akan membawa negaranya menjadi bangsa yang
besar.

11
G. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NEGARA.

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.keberadaan negara,seperti organisasi secara umum,adalah
untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita citanya.Negara
memiliki kekuasaan yang kuat terhadap rakyatnya.kekuasaan dalam arti kemampuan seseorang
atau suatu kelompok untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok lain.dalam ilmu politik
biasanya dianggap bahwa memiliki tujuan demi kepentingan seluruh warganya.

Dengan demikian,kekuasaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang berperan sebagai
penyelenggara,Negara adalah semata- mata demi kesejahteraan warganya,negara merupakan
aktor pertama dan utama yang bertanggung jawab mencapai janji kesejahteraan kepada
rakyatnya,terutama memainkan peran distibusi sosial (kebijakan sosial) dan investasi ekonomi
(kebijakan ekonomi).

Fungsi dasar negara adalah mengatur untuk menciptakan law and order dan untuk
mencapai welfareatau kesejahteraan. Dalam pandangan teori klasik tentang negara,peran negara
dalam pembangunan,termasuk peran kesejahteraan,mencakup lima hal.pertama,peran
ekstraksi,yakni mengumpulkan sumberdaya,misalnya memperoleh devisa dari ekspor,eksploitas
sumberdaya alam,menarik pajak warga,atau menggali pendapatan asli daerah.kedua,peran
regulasi,yakni melancarkan kebijakan dan peraturan yang di gunakan untuk mengatur dan
mengurus barang-barang publik dan warga.ketiga,peran konsumsi,yakni menggunakan (alokasi)
anggaran negara untuk membiayain birokrasi agar fungsi pelayanan public berjalan secara efektif
dan profesional.keempat,peran investasi ekonomi,yakni mengeluarkan biaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (GNP,GDP,dan DPR dan membuka lapangan kerja bagi
warga.kelima,peran distribusi sosial,yakni negara mengeluarkan belanja untuk membiayai
pembangunan sosial atau kebijakan sosial.wujud kongkretnya adalah pelayanan publik untuk
memenuhi hak-hak dasar warga.

Kelima peran klasik negara itu dapat terlaksanakan dalam situasi normal dimana negara
mempuyai kekuasaan politik yang besar dan mempuyai basis materi (materi) yang
memadai.Negara menjadi pelaku tunggal yang menjalankan peran mengumpulkan basis material
sampai dengan membagi material itu kepada rakyat. Dan dalam mencapai kesejahteraan,
dibutuhkan peran normal negara untuk mencuptakan pembangunan ekonomi dan pembangunan
sosial. Melihat konsep negara sebagai penyelenggara kesejahteraan rakyat. Maka munculah
konsep negara sebagai penyelenggara kesejahteraan rakyat. Maka muncullah konsep welfare
state (negara kesejahteraan) yang dalam sejarahnya pertama kali muncul di inggris dengan
ditandatanganinya Undang-undang kemiskinan (the poor relief act) pada tahun 1598
(diamandemen beberapa kali) diajukan pada saat dimulainya upaya rekonstruksi sosial dan
ekonomi pasca perang dunia II (1940 an).

12
CONTOH KASUS

Contoh kasus hak dan kewajiban warga Negara :

1. Perlindungan Hukum
Sudahkah kita mendapatkan perlindungan Hukum dengan baik ?
Kita sebagai warga Negara berhak mendapatkan perlindungan Hukum tetapi
kenyataannya masih banyak dari kita yang belum mendapatkan perlindungan hukum
dengan baik. Contoh kasus belakangan yang marak terjadi yaitu BEGAL !!!
Dimana pemerintah (dalam hal ini di wakilkan oleh APARAT KEAMANAN) lebih
banyak bertindak setelah adanya kejadian bukan sebelumnya kejadian.
2. Membayar Pajak dan manaati Hukum lalu lintas
Sudahkah kita membayar pajak dan menaati hukum lalu lintas ?
Kewajiban kita sebagai warga Negara yaitu membayar pajak (pajak bumi & bangunan,
pajak kendaraan, pajak bea&cukai dll), menaati UU, menaati perpu, hukum lalu lintas,
mengikuti wajib militer bila Negara dalam keadaan darurat, dll.
Salah satu yang paling umum disekitar kita aja, lalu lintas di jalanan. Jika anda
menggunakan kendaraan bermotor dijalan raya (jelas sudah bayar pajak kendaraan), tapi
sudahkah menaati peraturan dan sopan-santun berlalu lintas ??
Kenyataannya masih banyaj di antara kita yang belum menaati peraturan tersebut.
Semua akan terealisasi jika kita sebagai warga Negara memiliki kesadaran masing-
masing, dengan di dukung oleh infrastruktur jalan agar warganegara bisa mengerti
tujuan membayar pajak pada dasarnya dari kita oleh kita dan untuk kita.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan
kewajiban merupakan suatu keharusan/ kewajiban bagi individu dalam melaksanakan
peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai
dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang
terikat satu sama lain, sehingga dalam peraktik harus dijalankan dengan seimbang.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pasal tersebut menjelaskan bahwa
setiap individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta
kehidupan yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan
yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak
diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar,seperti :
pangan , sandang dan papan.

B. SARAN

Hak dan kewajiban merupakan suatu instrument yang saling terkait, sehingga
pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan
yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak

http://id.wikipedia.org/wiki/kewajiban

http://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan

http://ariaaja.wordpress.com/2011/05/11

http://hakkitani.blogspot.com/

http://cotoendnow.blogspot.com

http://heriimarun.blogspot.com/

15

Anda mungkin juga menyukai