Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ PARAGRAF ”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“BAHASA INDONESIA”

Dosen Pengampu :

Humaeroh M.pd

Disusun oleh kelompok 5 HTN 1 D:

Fathira Rahmania Bisanjaya (231120135)

Achmad Fauzy (231120136)

Nazwa Nanda Pratiwi (231120119)

Mutiara Feruza Fauziah (231120118)

PRODI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SULTAN MAULAN HASAUDDIN BANTEN


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat
kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, tim penyusun atau kelompok enam ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Humaeoh M.pd selaku dosen pengampu Bahasa Indonesia yang sudah membantu kami dalam
proses penggarapannya.

Makalah yang berjudul “Paragraf” disusun oleh kami selaku kelompok lima (5) untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Kami pun mengetahui jika makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna.
Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat mengharap saran dan kritikan kepada kami agar
di kemudian hari kami bisa membuat satu makalah yang lebih berkualitas.

Terakhir, semoga makalah ini bisa mempunyai manfaat untuk pengembangan kegiatan
belajar kita . Aamiin .

Serang 31 oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar belakang .....................................................................................................I

2.rumusan masalah..................................................................................................II

BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Paragraf...............................................................................................1

2.Struktur Paragraf ..................................................................................................2

3.Persyaratan Paragraf ............................................................................................2

4.Jenis Paragraf........................................................................................................3

5.Metode Pengembangan
Paragraf....................................................................................................................4

BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan ..........................................................................................................8

2.Daftar pustaka ......................................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan
dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga dapat terbentuk
suatu karangan. Pada suatu karangan, tentunya akan mengacu pada maksud dari penulisan
karangan tersebut terutama dalam menentukan topik yang ada dalam bagian karangan, sehingga
pembaca dapat mengerti maksud dari karangan tersebut.

Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf tersebut berisi pikiran
utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah paragraf belum tentu dapat berwujud
keseluruhan karangan. Namun, sebuah paragraf sudah bisa memberikan suatu informasi kepada
pembaca karena ada kalanya suatu karangan hanya berisi satu paragraf saja sehingga dalam
karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.

Membuat suatu karangan, penulis diharapkan dapat menguasai struktur paragraf yang digunakan
agar dalam penulisan karangan tersebut dapat tersusun suatu paragraf yang baik. Dalam
menyusun paragraf dimulai dengan menyusun tema dan kerangka karangan yang kemudian
dilanjutkan dengan menyusun kalimat-kalimat secara runtut, logis, dan dalam satu kesatuan ide
yang kemudian dikembangkan dan akan terbentuk beberapa kalimat yang dapat mengungkapkan
suatu informasi dengan pikiran utama sebagai titik pusatnya dan pikiran penjelas sebagai
pendukungnya.

2. Rumusan Masalah

a. Mengetahui pengertian dari Paragraf

b. Mengetahui struktur dari paragraf

c. Mengetahui persyaratan paragraf

d. Mengetahui jenis jenis dari paragraf

e. Mengetahui metode metode paragraf


BAB II

PEMBAHASAN

‘PARAGRAF’

1. Pengertian Paragraf

Paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat yang saling bertalian untuk membentuk suatu gagasan (ide).
Dalam hierarki kebahasaan, paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Paragraf juga dapat disebut wacana mini. Hapsari (2015). Paragraf diartikan sebagai satuan bentuk bahasa
berupa gabungan kalimat yang bertalian dan bersama-sama membentuk / membangun satu ide / gagasan.
Finoza (2013). Menurut Arifin (2008), paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu
gagasan atau topik.

Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut. Menurut Keraf (2004) Paragraf bukanlah suatu pembagian secara
konvensional dari suatu bab yang terdiri dari kalimat- kalimat, tetapi lebih dalam maknanya dari kesatuan
kalimat saja. Paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih
luas dari kalimat. Tarigan (1996) berpendapat, paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-
sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok
yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa paragraf adalah susunan beberapa kalimat yang mempunyai kesatuan makna yang saling berkaitan
dalam menuangkan gagasan dan ide, yang diawali dengan huruf besar dengan lima spasi, dan diakhiri
dengan tanda baca (.). Dalam satu paragraf sedikitnya terdiri dari tiga kalimat dan banyaknya kalimat
tidak ditentukan, karena terlalu banyak kalimat dalam satu paragraf akan mengurangi kesatuan makna.

Tarigan (1996) menentukan ciri dan karakteristik paragraf sebagai berikut:

1. Setiap Paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok
keseluruhan karangan;

2. Paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat;

3. Paragraf tidak baik dan harus dipecah menjadi lebih dari satu paragraf.

Perhatikan gagasan tunggal alinea di bawah ini. Komunikasi adalah cara yang dilakukan manusia dalam

mengungkapkan maksud, keinginan, gagasan dan ide.

Komunikasi ada dua macam, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi visual. Komunikasi verbal adalah
komunikasi yang dilakukan secara langsung ketika manusia melakukan interaksi dengan manusia lainnya.
Dalam berinteraksi inilah dibutuhkan suatu media untuk memenuhi keinginan sesuai dengan kebutuhan,
salah satu media itu adalah bahasa, dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan, menyimak , dan
menerima informasi dengan jelas. Komunikasi visual adalah komunikasi yang digunakan melalui gambar,
gerakan, sinyal, dan isyarat. Ketika manusia mempunyai Conton Paragraf di atas dapat dikatakan
karangan sederhana. Karangan singkat berupa paragraf itu dapat dikembangkan menjadi karangan
panjang berupa beberapa paragraf. Dengan pengembangan itu ide karangan juga makin membesar.
Demikian gambaran peran paragraf dalam membangun ide karangan.

2. Struktur Paragraf

Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas
dua macam, yaitu

(1) kalimat topik/kalimat pokok

(2) kalimat penjelas/ pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama
paragraf.

Adapun kalimat penjelas/ pendukung sesuai dengan namanya adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan
tau mendukung ide utama paragraf. Ciri kedua kalimat itu adalah sebagai berikut;

Kalimat Topik:

1.Kalimat penjelas Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);

2.Arti kalimat in kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf;

3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata penghubung dan frasa transisi;

4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang mendukung kalimat topik.

Satu paragraf yang diasumsikan sebagai karangan final sederhana yang terdiri atas lima kalimat, terdiri
dari: satu kalimat topik, tiga kalimat penjelas, dan satu kalimat penutup/ simpulan. Paragraf itu
merefleksikan suatu karangan bear pada lajur kanan yang terdiri atas lima bagian: satu bagian
pendahuluan, tiga bagian isi (badan karangan), dan satu bagian simpulan.

Ukuran panjang pendek sebuah paragraf tidak dapat ditentukan secara mutlak. Hal itu bergantung pada
bobot/ kadar informasi yang akan diungkapkan. Sebagai pegangan dapat disebut di sini alinea yang ideal
panjangnya berkisar antara empat sampai delapan kalimat. Akan tetapi, jumlah kalimat dalam satu alinea
bisa sampai sepuluh jika kalimatnya pendek-pendek, atau kurang dari empat jika kalimatnya panjang-
panjang. Yang terpenting, harus ada salah satu kalimat yang berisi ide pokok paragraf dan kalimat lainnya
mengembangkan ide pokok itu. Pengecualian dalam hal ini adalah alinea dalam karangan filksi yang
seluruh kalimatnya sering berupa kalimat topik sehingga setiap kalimat mempunyai ide pokok tersendiri.

3. Persyaratan Paragraf

1. Kesatuan Paragraf

Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan kita seluruh kalimat dalam paragraf hanya
membicarakan satuite pokok: Bila dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari
masalah yang dibicarakan, berarti paragual itu mempunyai lebih dari satu ide. Perhatikan paragraf bawah
ini. Setiap mahluk hidup membutuhakn kasih sayang, seorang anak membutuhkan kasih sayang orang
tua, orang tua yang tidak dapat memberikan kasih sayang berpengaruh terhadap perilaku dan tumbuh
kembang anaknya. Seekor anak ayam membutuhkan kasih sayang induknya, dari bentuk telur sang induk
ayam mengerami sampai telur menetas. Bunga wijayakusuma hanya mekar dalam semalam, bila
melewatkan menikmati keindahan bunganya, esok hari hanya esok hari hanya bunga layu yang tersisa.
Orang tua yang bertanggung jawab tidak akan melalaikan kewajibannya memberikan kasih sayang tulus
untuk anak-anaknya. Jika dibaca sekilas, tidak tampak adanya kesalahan dalam paragraf itu. Akan tetapi,
jika dibaca lebih mendalam akan terasa topik itu lebih dari satu. Kondisi itu membuat pembaca sulit
menangkap ide pokok paragraf. Dalam paragraf tersebut ada tiga ide yang polensial untuk dikembangkan,
yaitu

(1) Setiap mahluk hidup membutuhkan kasih sayang,

(2) Seekor anak ayam membutuhkan kasih sayang induknya, dan

(3) Bunga wijayakusuma hanya mekar dalam semalam

4. Jenis Paragraf

Paragraf banyak ragamnya. Untuk membedakan yang satu dari yang lain, paragraf dapat dikelompokkan

berdasarkan

(1) posisi kalimat topiknya,

(2) sifat isinya, dan

(3) fungsinya dalam karangan. Anggota dari ketiga kelompok

itulah yang akan menunjukkan berbagai jenis paragraf seperti

yang tampak dalam bagan di bawah ini.

1. Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Topiknya

Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah
kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf
akan memberi warna sebuah paragraf, tak ubahnya penekanan dalam kalimat yang dapat dilakukan
dengan cara menempatkan bagian yang dipentingkan pada posisi tertentu.Berdasarkan posisi kalimat
topiknya, paragraf dapat dibedakan atas empat macam, yaitu

(1) paragraf deduktif,

(2) paragraf induktif,

(3) paragraf deduktif-induktif, dan

(4) paragraf penuh kalimat topik.

a) Paragraf Deduktif , Bila kalimat topik ditempatkan pada awal kalimat paragraf akan terbentuk
paragraf deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahn terlebih dahulu, lalu menyusul
Perhatikan contoh di bawah ini:

Uraian atau rinciannya.

Sumber energi adalah sesuatu di sekitar kita yang mampu menghasilkan energi. Secara umum, energi
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu energi panas, energi bunyi, energi listrik, energi cahaya, energi
kimia.

b) Paragraf Induktif, Bila kalimat pokok yang ditempatkan pada akhir alinea akan terbentuk alinea
induktif, yaitu alinea yang Menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok
permasalahan.

Perhatikan contoh di bawah ini:

Ada macam-macam bentuk energi yang dimiliki benda.

c) Paragraf Deduktif-Induktif, Bila kalimat pokok ditempatkan pada awal dan akhir paragraf,
terbentuklah alinea campuran deduktif-induktif kalimat pada akhir alinea umumnya menegaskan kembali
gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.

Perhatikan contoh di bawah ini:

Pemerintah menyadari rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat, dan kuat. Departemen PU
sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat.

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat Isinya

Isi sebuah paragraf dapatbermacam-macam bergantung pada maksud penulis dan tuntutan konteks serta
sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya
cukup beralasan karena di muka sudah dinyatakan pekerjaan menyususn paragraf adalah pekerjaan
mengarang juga. Walaupun karangan yang berbentuk satu paragraf merupakan karangan sederhana,
prinsip penulisannya sama dengan karangan kompleks, sama-sama mempunyai topik, pendahuluan,
uraian, dan penutup. Berdasarkan sifat isinya paragraf dapat digolongkan atas lima macam:

a) Paragraf persuatif, yaitu Paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara memengaruhi/mengajak
pembaca agar tertarik terhadap suatu

b) Paragraf argumentatif, yaitu paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti atau alasan
yang mendukung;

c) Paragraf naratif, yaitu paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.

d) Paragraf deskriptif, yaitu paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu;

e) Paragraf ekspositori, yaitu paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu.

Paragraf persuatif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang dewasa ini marak
mengisi lembaran Koran dan majalah. Paragraf argumentatit, deskriptif, dan ekpositori umumnya dipakai
dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Berita di dalam surat kabar
sebagian bear memakai paragraf ekpositoris. Paragraf naratif sering dipakai dalam karangan fiksi atau
nonilmiah seperti novel dan cerpen. Paragraf naratif tidak dipantangkan dipakai dalam karangan ilmiah,
misalnya jika ada bagian karangan yang perlu disajikan dengan gay bercerita.

3. Jenis Paragraf berdasarkan Fungsinya dalam Karangan

Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:

(1) paragraf pembuka,

(2) paragraf pengembang,

(3) paragraf penutup.

Setiap jenis paragraf itu menjalankan fungi tersendiri

a) Paragraf Pembuka, Paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu poko) pembicaraan. Sebagai
bagian yang mengawali sebuah karangan, paragraf pembuka berfungsi,

(1) menghantar pokok pembicaraan;

(2) menarik minat dan perhatian pembaca;

(3) menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Setelah menilik ketiga fungi tersebut nyatalah peranan penting paragraf pembuka dalam sebuah karangan.
Paragraf pembuka harus tampil dalam bentuk yang menarik dan menawan. Untuk itu, unsur berikut ini
dapat dimanfaalkan sebagai bahan, yaitu:

(1) kutipan, pribahasa, anekdot;

(2) uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan;

(3) suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang;

(4) uraian tentang pengalaman pribadi;

(5) uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan;

(6) sebuah pertanyaan;

(7) sebuah pernyataan yang mengejutkan.

b) Paragraf Pengembang, Paragraf ini bertujuan mengembangkan topik atau pokok pengembang di
dalam karangan dapat difungsikan untuk:
(1) mengemukakan inti persoalan;

(2) member ilustrasi atau contoh;

(3) menyampaikan analisis atau pembahasan (khusus untuk karangan ilmiah dan semilmiah);

(4) menjelaskan hal yang akan digunakan pada paragraf berikutnya;

(5) meringkas paragraf sebelumnya;

(6) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

(c) Paragraf Penutup, Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan
seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan,
penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini.

(1) Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.

(2) Isi paragraf harus berupa simpulan sementara atau simpulan akhir dibaca, sebagai cerminan inti
seluruh uraian.

(3) Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf in dapat meninggalkan kesan yang
mendalam bagi pembaca.

5. Metode Pengembangan Paragraf

Dalam praktik mengarang, diperlukan metode pengembangan paragraf, yang dapat dipakai silih berganti
sesuai dengan keperluan penulis. Metode yang dimaksud adalah

(1) metode definisi

(2) metode proses

(3) metode contoh

(4) metode sebab-akibat

(5) metode umum-khusus, dan

(6) metode klasifikasi.

1. Metode Definisi, Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsep istilah tertentu Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya
memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan diri khas konsep tersebut
2. Metode Proses, Sebuah alinea dikatakan memakai metode proses apabila isi paragraf menguraikan
suatu urutan tindakan/ perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap-
tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut
(kronologis)

3. Metode Contoh, Dalam karangan ilmiah contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh
terural, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf. Perhatikan
contoh berikut:

“Ini seperti acara pesta kesenian sekolah di Indonesia.lagu diperdengarkan, mulai dari "Bintang kecil"
hingga Indonesia Raya.”

4. Metode Sebab – Akibat, Metode sebab - akibat dan akibat - sebab (kausalitas) dipakai untuk
menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Faktor yang terpenting
dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan
penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode
kausalitas umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan analisis.

5. Metode Umum – Khusus, Metode umum - Khusus dan Khusus - umum paling banyak dipakai untuk
mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf
dengan metode in adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, disamping mengembangkan urutan
umum - Khusus relatif lebih mudah karena model inilah yang paling, banyak dipakai dalam karangan
ilmiah dan tulisan ekspositoris seperti artikel dalam media massa. Inilah contoh paragraf yang
dikembangkan dengan metode umum khusus.

6. Metode Klasifikasi, Bila kita akan mengelompokkan benda-benda atau nonbenda yang memiliki
persamaan ciri seperti sifat, bentuk, dan ukuran. Cara yang paling tepat adalah memakai metode
klasifikasi. Klasisikasi sebenarnya bukan khusus untuk persamaan faktor-faktor tersebut di atas, tetapi
dapat juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan
perbedaan. Setelah dikelompokkan, biasanya dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau untuk
diperbandingkan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai