Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGEMPU : SUPRIYADI, S.Pd, M.Pd

“Tata Paragraf Bahasa Indonesia”

Disusun Oleh :
1. Mega Puspitasari (41617010013)
2. Selvy Darmayudi (41617010028)
3. Tania Salzabila Fajrin (41617010043)
4. Lestari Febrina Tanjung (41617010048)
5. Devi Nourma Sinta Y L (42316010006)

UNIVERSITAS MERCU BUANA


JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
anugrah serta memberikan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “Tata Paragraf Bahasa Indonesia”. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad
SAW. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Supriyadi, S.pd, M.pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
Universitas Mercu Buana yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami dalam
menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan. Kami pun menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

JAKARTA, 18 November 2019

PENYUSUN
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang wajib digunakan di negara Indonesia.
Dalam membuat tulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar ada hal yang
perlu di perhatikan yaitu paragraf. Paragraf adalah suatu gagasan atau ide
pokok. Seluruh isi paragraf membincangkan suatu masalah atau sekurang
kurang nya berkaitan erat dengan masalah tersebut. Hal ini menjadi penting
karena agar pembaca dapat mengetahui ide yang disampaikan dengan benar.
Selain memahami apa itu paragraf, kita juga diharuskan untuk memahami hal-
hal yang berkaitan dengan paragraf itu sendiri.

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
a. Mampu mengetahui definisi paragraf
b. Mampu memahami kegunaan paragraf
c. Mampu memahami berbagai macam paragraf
d. Mampu memahami berbagai syarat pembentukan paragraf
e. Mampu menentukan letak kalimat utama
f. Mampu menentukan pola pengembangan paragraph

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan paragraf ?
b. Apa saja macam-macam paragraf ?
c. Apa saja kegunaan dari paragraf ?
d. Apa saja yang menjadi syarat-syarat pembentukan dari paragraf ?
e. Bagaimana pola pengembangan paragraf ?
f. Bagaimana letak kalimat utama pada paragraf ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf
Paragraf adalah jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Dalam
karya tulis. paragraf menjadi penting untuk mengelompokkan ide dan topik
tertentu. Paragraf memiliki pikiran pokok atau gagasan utama di dalam
kalimat-kalimatnya. Paragraf juga disebut sebagai alinea. Isi paragraf terdiri
dari sekumpulan kalimat yang terkait satu sama lain dalam satu gagasan
yang sama. Awal paragraf biasanya ditandai dengan masuk ke baris baru.
Dalam 1 paragraf minimal memiliki 2 kalimat.
Barnet dalam Djago Tarigan (1991:10-11) mendefinisikan bahwa
paragraf merupakan seperangkat kalimat berkaitan satu sama
lainnya. Sedangkan Djago Tarigan sendiri berpendapat, paragraf adalah
seperangkat kalimat yang tersusun logis sistematis dari satu kesatuan
ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat
dalam keseluruhan karangan. Pengertian paragraf menurut Adjat Sakri
(1992:35) merupakan satuan terkecil sebuah karangan, isinya membentuk
satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangannya. Sama dengan yang diungkapkan Kuntoro (2008:153)
yang menyatakan bahwa paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri
atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk
satu kesatuan pikiran. Lain lagi dengan yang diungkapkan Ahmadi (1991:1)
yang menyatakan bahwa paragraf adalah sekumpulan kalimat yang
merupakan pengembangan dan ilustrasi dari sebuah paragraf “pikiran atau
gagasan utama” (main idea).
Kalimat pokok atau kalimat utama pada paragraf adalah kalimat
yang berisi masalah atau kesimpulan utama sebuah paragraf.
Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi untuk
menjelaskan masalah atau topik yang ada pada kalimat utama. Sementara
arti paragraf menurut KBBI adalah bagian bab dalam suatu karangan,
biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan
garis baru. Panjang paragraf tidak ditandai pada jumlah baris atau kalimat
tertentu. Beberapa orang salah mengartikan arti paragraf yang harus
memiliki 4-5 kalimat. Namun sebenarnya paragraf tidak tergantung pada
jumlah kalimat, asalkan memenuhi kaidah paragraf itu yakni memiliki
pokok pikiran utama dan pokok pikiran penjelas.
Paragraf merupakan unit keterampilan berbahasa pada taraf
komposisi, yaitu kumoulan beberapa kalimat yang secara bersama-sama
mendukung suatu kesatuan pikiran. Jadi pada dasarnya paragraph itu hanya
terdiri atas 2 hal : isi dan bentuk.yang dimaksud dengan isi adalah pikiran,
sedangkan bentuk adalah kalimat-kalimat yang mendukung pikiran
(Rahayu, 2009:80). Pengertian diatas menyiratkan bahwa sebuah paeagraf
harus mengandung pertalian yang logis antarkalimat. Tidak ada satu
kalimatpun dalam satu paragraf yang tidak bertautan, apalagi tidak
bertautan dengan ide pokoknya. Ide pokok dalam sebuah paragraf
sesungguhnya merupakan sebuah keharusan. Tanpa ide pokok kumpulan
suatu kalimat tidak dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf (Rahardi,
2009:102).
Dari segi penglihatan, paragraf biasanya tampak sebagai penggalan
naskah teks karena biasanya baris pertama bertakuk atau berupa suatu unit
yang dipisahkan dengan perbedaan spasi. Kalimat pertama bertakuk
kedalam sebanyak lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya
: surat dan delapan jenis ketukan untuk karangan ilmiah formal, seperti:
makalah, skripsi,tesis dan disertasi. Paragraf menggunakan sebuah kalimat
topic dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi untuk
menjelaskan, menguraikan atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam
kalimat topic. Paragraf menggunakan pikiran penjelas yang dinyatakan
dalam sebuah kalimat penjelas. Kalimat-kalimat ini berisi detail-detail
kalimat topic (Widjono, 2007:174). Jadi paragraf sebenarnya bukanlah
sekumpulan kalimat topik, melainkan paragraph itu hanya berisi satu
kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi
detail yang sangat spesifik dan tidak mengulang pikiran penjelas kainnya.
2.2 Ciri - ciri Paragraf
Bila dilihat dari strukturnya, maka tidak ada batasan yang tepat
untuk menentukan panjang dan pendeknya sebuah paragraf, karena panjang
dan pendeknya sebuah paragraf bergantung pada banyaknya kalimat yang
akan dikemukakan untuk mendukung ide pokok dalam paragraf tersebut.
akan tetapi Chaedar Alwasilah dan Suzana Alwasilah (2007:120)
berpendapat batas panjang alinea dalam tulisan akademik yakni 200-250
kata, dan setiap kalimat tidak boleh lebih dari 19 kata.
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan melalui kalimat pertama
agak menjorok ke dalam dari margin kiri dan selalu mulai dari garis baru.
Dengan demikian paragraf mudah dibaca dan setiap paragraf berisi satu
pikiran, gagasan atau tema. Jika satu paragraf berisi dua tema maka paragraf
itu harus dipecah menjadi dua paragraf, karena tidak termasuk syarat-syarat
paragraf yang baik. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Margaret
J. Miller dalam Anwar (2004:123) yang menyatakan bahwa sebagaimana
halnya suatu kalimat harus mempunyai kesatuan pikiran (unity of thought),
begitu juga suatu paragraf harus mempunyai satuan pokok acara atau topik
(unity of topic).

2.3 Syarat - syarat Pembentukan Paragraf


Secara umum dikatakan suatu paragraf menjadi efektif apabila telah
memenuhi syarat-syarat paragraf yang baik, karena paragraf yang disusun
dengan baik, maka akan menghasilkan paragraf yang baik juga. Setiap
efektivitas suatu paragraf dapat ditentukan dari bagaimana paragraf itu
diatur dan difungsikan untuk mencapai tujuannya di dalam keseluruhan
komposisi dan dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pikiran atau
gagasan. Frank Chaplen dalam bukunya “Paragraph Writing” dalam Anwar
(2004:123) berpendapat, sebuah paragraf dalam berita atau tulisan barulah
dapat dikatakan baik apabila pembaca sepenuhnya mengerti kesatuan
informasi atau unit of information yang terkandung di dalamnya, dan
apabila gagasan yang mengendalikannya atau ‘controling idea’ sepenuhnya
diperkembangkan.
Menurut pendapat Arifin dan Tasai (1995:122) paragraf yang baik
harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan
paragraf. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membangun suatu paragraf
harus disusun secara cermat agar ide pokok paragraf itu saling berkaitan dan
menjadi kesatuan yang bulat utuh, karena kepaduan paragraf dapat terlihat
melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan
atau kata-kata pengait antarkalimat.
Syarat paragraf yang baik dijelaskan maksud dan cara
pengembangannya. Kalimat utama yang menyatakan isi paragraf secara
umum dijelaskan atau dijabarkan dengan kalimat-kalimat penjelas yang
khusus dan konkret. Dengan demikian pikiran utama menjadi jelas karena
adanya perincian-perincian tersebut. Rangkaian struktur sebuah paragraf
terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata
lain, dalam sebuah karangan suatu paragraf yang dibangun dari setiap
kalimat-kalimat itu harus saling mendukung, saling menunjang, dan saling
berhubungan, karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah
paragraf.
Menurut Syafi’ie (1990:136) menyatakan bahwa paragraf yang baik
harus memenuhi tiga syarat, yaitu kesatuan, koherensi, dan kelengkapan.
Sebuah paragraf dikatakan memenuhi kesatuan yang baik jika kalimat yang
membangunnya hanya menyatakan satu pikiran atau gagasan pokok,
sedangkan koherensi ialah kepaduan antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain dan kelengkapan ialah rincian pikiran pokok ke dalam
pikiran-pikiran penjelas dan pengurutannya secara teratur. Sebuah paragraf
dikatakan efektif bila paragraf tersebut dikembangkan dengan baik. Dalam
pengembangan paragraf kita harus menyajikan dan mengorganisasikan
gagasan menjadi satu paragraf yang memenuhi suatu persyaratan, di
antaranya kesatuan, kepaduan dan kelengkapan.
Contoh:
a. Paragraf yang kurang baik
David Beckham adalah seorang pemain sepak bola yang
sukses. Kehidupan David Beckham selalu bergelimangan kekayaan
dan kepopuleran. David Beckham masih terikat kontrak dengan Real
Madrid sampai Juni 2007. David Becham sudah mengumumkan
secara resmi kepindahannya ke LA Galaxy di liga Amerika Serikat.
David Beckham sudah meneken kontrak transfer 250 juta dolar AS.
David Beckham banyak mendapatkan kritikan dan laporan di
berbagai media masa. Masalah ini tetap membuat nama David
Beckham popular dan menjadi buah bibir di jagat persepakbolaan
dunia. (Kuntoro, 2008:153)

Pada paragraf 1 di atas, tidak termasuk paragraf yang baik.


Karena antara kalimat yang satu dengan yang lainnya tidak
terangkai dengan baik, selain pengurutannya terlihat tidak
teratur, paragraf di atas juga tidak berpautan karena tidak terdapat
kata transisi yang menghubungkan antarkalimat sehingga kalimat
yang satu dengan yang lainnya tidak padu, dan pikiran penjelas yang
digunakan tidak menunjang pikiran utama, sehingga
membingungkan pembaca. Pada paragraf di atas juga tidak
digunakan kata ganti pada kalimat penjelas yang menunjang
keterpaduan dengan kalimat utama.

b. Paragraf yang baik


David Beckham adalah seorang pemain sepak bola yang
sukses. Kehidupan, suami Victoria Becham ini selalu
bergelimpangan kekayaan dan kepopuleran. Walaupun masih terikat
kontrak dengan Real Madrid sampai Juni 2007, mantan kapten
Inggris ini sudah mengumumkan secara resmi kepindahannya ke LA
Galaxy di liga Amerika Serikat. Bahkan, pemain yang memiliki
tendangan jarak jauh yang mematikan lawan ini sudah meneken
kontrak transfer 250 juta dolar AS. Selain menerima gaji 250 juta
euro per tahun hingga Juni 2007 dari Real Madrid, ia juga akan
menerima 250 juta dolar AS dar LA Galaxy. Akibat pemberitahuan
ini, lelaki yang pernah berselisih dengan pelatihnya di Manchester
United ini banyak mendapatkan kritikan dan laporan tidak sedap
tentang dirinya di berbagai media masa, tetapi ayah dai Brooklyn,
Romeo, dan Cruz ini tetap menjadi pemain sepak bola yang
terpopuler dan menjadi buah bibir di jagat persepakbolaan dunia.
(Kuntoro, 2008:155)
Pada paragraf 2 di atas, kalimat-kalimat terangkai dengan
baik, sehingga mudah dipahami dan memenuhi persyaratan paragraf
yang baik juga. Karena terdapat kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan. Digunakan juga kata ganti pada penggunaan nama
David Beckham, untuk menunjang keterpaduan dengan kalimat
utama, dan kata transisi untuk menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain, sehingga terdapat keterpaduan antar
kalimat.
Dan suatu paragraf dapat dikatakan baik dibutuhkan kesatuan,
kepaduan dan kelengkapan paragraf.
a. Kesatuan
Paragraf hanya berisi satu ide pokok yang dalam
pengungkapannya harus didukung oleh kalimat-kalimat, baik
sebagai kalimat utama maupun sebagai kalimat penjelas. Oleh
sebab itu semua kalimat yang diungkapkan dalam paragraf
merupakan jalinan yang membentuk ide pokok tersebut.
Contoh paragraf dengan Kesatuan pikiran :
1) Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan
kreativitas baru. 2) Dengan kebebasan ini, para guru
dapat dengan leluasa pengajar siswanya sesuai dengan
basis kompetensi siswa dan lingkungannya. 3) Kondisi
kebebasan tersebut menjadikan pembelajaran
berlangsung secara alami, penuh gairah dan siswanya
termotivasi untuk berkembang. 4) Siswa belajar dalam
suasana gembira, aktif, kreatif dan produktif. 5) Dampak
kebebasan ini, setiap siswa dapat melakukan berbagai
eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar disekolah
dan lingkungannya. 6) Kreatifitasnya menjadi tidak
terbendung.
Kalimat diatas dikembangkan dengan kesatuan pikiran.
Seluruh kalimat membahas pikiran yang sama yaitu
kebebasan berekspresi yang terdapat dalam kalimat 1
(Widjono, 2007:181).
2) Kepaduan
Paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat
yang satu dengan yang lainnya tidak berhubungan.
Paragraph dibangun oleh kalimat-kalimat yang saling
mendukung satu sama lain secara timbal balik. Jadi
kepaduan kalimat menitik beratkan pada hubungan
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya.
Kepaduan yang baik apabila kalimat-kalimat tersebut
baik dan wajar sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Kepaduan kalimat dapat terjalin jika menggunakan
repetisi, kata ganti, dan kata transisi (Hudori, 2003:78-
79).
Contoh paragraf yang memiliki kepaduan dengan
repetisi :
Pada dasarnya, paru-paru membersihkan dirinya sendiri
secara teratur untuk menjaga agar pernafasan tetap
berlangsung efisiensi. Dalam hal ini dinding paru-paru
dilapisi oleh sel dinding yang berfungsi menangkap zat-
zat asing yang terhirup maupun virus, yang kemudian
bulu-bulu halus zat tersebut didorong keluar oleh paru-
paru. Disini batuk berperan membersihkan paru-paru
dari zat-zat tidak diperlukan, sehingga hal tersebut
merupakan mekanisme perlindungan.
3) Kelengkapan Paragraf
Paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-
kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan
kalimat topic atau kalimat utama. Namun sebaliknya,
suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak
dikembangkan atau hanya diperluas dengan
pengulangan-pengulangan (Nasucha, 2010:46).

2.4 Kegunaan Paragraf


Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai arti dan fungsi
yang penting. Melalui paragraf-paragraf tersebut, pengarang dapat
mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap,
menyatu dan sempurna sehingga bermakna serta mudah dipahami oleh
pembaca sesuai dengan keinginan penulisnya.
Menurut Widjono, 2007 : 175, paragraph memiliki kegunaan yakni :
1) Dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi
bentuk suatu pikiran dan perasaan kedalam serangkaian kalimat
yang tersusun secara logis dalam satu kesatuan.
2) Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf (mengganti paragraf berarti mengganti pikiran).
3) Paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis
dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya
4) Memudahkan pengembangan topik karangan kedalam satuan-satuan
unit pikiran yang lebih kecil
5) Dapat memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang
terdiri atas beberapa variabel.

2.5 Macam – Macam Paragraf


Menurut posisi kalimat topik paragraf terbagi menjadi 4 macam
yakni : deduktif,, induktif, deduktif-induktif dan penuh kalimat topik.
Menurut sifat isinya, paragraf dibedakan atas 5, yakni : persuasi,
argumentasi, narasi, deskripsi dan eksposisi. Sedangkan menurut fungsinya
dalam sebuah karangan, paragraf terbagi atas 3, yakni : pembuka,
pengembang dan penutup (Finoza, 2010 : 198). Dalam konteks surat-
menyurat atau korespondensasi, katya ilmiah ( baik populer maupun
akademik) prinsip 3 kontruksi tersebut juga berlaku.
Macam - macam paragraf menurut fungsinya terbagi atas :
1) Paragraf Terbuka, yaitu paragraf pengantar untuk sampai pada
segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian (Arifin dan S.
Amran Tasai, 2008 : 122). Oleh sebab itu paragraf terbuka harus
dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup
menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
disajikan selanjutnya.
2) Paragraf Pengembang atau Paragraf Penghubung, adalah paragraf
yang terletak antara paragraf terbuka dengan paragraf terakhir
didalam baba tau sub bab (Hudori, 2003 : 81). Paragraf ini
membicarakan tentang pokok penulisan yang dirancamg, oleh sebab
itu, antara paragraf satu dengan paragraf lainnya harus
memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis.
3) Paragraf Penutup, yaitu paragraf yang terdapat pada akhir karangan.
Biasanya paragraf penutup berupa : kesimpulan semua pembicaraan
yang telah dipaparkan didalam karangan tersebut.
Menurut sifat isinya atau teknik pemaparannya, paragraf terbagi atas :
1) Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang dapat
menggambarkan atau menjelaskan suatu objek sehingga pembaca
seolah-olah dapat melihat atau merasakan objek tersebut. Kalimat
deskripsi berkaitan dengan panca indera, maka paragraf deskripsi
pun berkaitan dengan panca indera dalam mendeskripsikan suatu
objek.Melalui paragraf deskripsi, karakteristik suatu objek
digambarkan secara rinci. Hal ini bertujuan agar pembaca
mengetahui objek yang dibicarakan dengan jelas tanpa melihat
secara langsung. Penggambaran karakteristik ini biasanya berasal
dari hasil observasi atau pengamatan terlebih dahulu. Observasi
diperlukan agar informasi yang dikemukakan adalah valid dan
berdasarkan fakta.
Ciri Ciri Paragraf Deskripsi
Setiap jenis paragraf mempunyai kekhasan masing-masing.
Kekhasan inilah yang menjadi ciri suatu paragraf agar dapat
dibedakan dengan jenis paragraf lainnya. Berikut ciri cirinya:
- Mendeskripsikan suatu objek, misalnya benda, orang, tempat,
atau keadaan tertentu
- Melibatkan fungsi panca indera dalam proses deskripsi
- Melibatkan ciri-ciri fisik dan sifat objek tersebut, misalnya
warna, ukuran, bentuk, sifat tertentu
- Mengandung banyak kata sifat
- Dijelaskan secara rinsi
- Ketika dibaca, pembaca seolah-olah dapat melihat secara
langsung objek yang dibicarakan

Contoh :
Pantai Parangtritis merupakan pantai yang terkenal di
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dibandingkan dengan pantai
lainnya di sepanjang pantai selatan, pantai ini lebih dikenal turis.
Pantai Parangtritis terletak sekitar 25 km sebelah selatan kota
Yogyakarta. Tepatnya pantai ini terletak di desa Parangtritis,
Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Sepanjang perjalanan
menuju pantai, Anda akan disuguhi pemandangan sawah , sungai,
dan bukit. Pantai Parangtritis memiliki ombak yang besar. Ombak
pantai dapat mencapai ketinggian 2 – 3 meter pada musim kemarau.
Daya tarik lainnya adalah terdapat gunung-gunung pasir di sekitar
kawasan pantai. Gunung-gunung pasir ini lebih dikenal dengan
nama gumuk. Di pinggir pantai disediakan payung-payung besar
yang dapat digunakan pengunjung untuk beristirahat sambil
menikmati pemandangan. Selain itu terdapat wisata naik kuda,
dokar, ataupun motor ATV (All Terrain Vehicle) di sepanjang
pinggir pantai. Warung makan dan pakaian berjejer rapi dengan
hidangan khas laut. Bagi anak-anak disediakan pula pemandian
umum dengan aneka permainan yang menarik. Bagi pengunjung
yang ingin menikmati sensasi mandi air hangat, maka tak jauh di
sebelah utara pantai terdapat Pemandian Parang Wedang.

2) Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah suatu paragraf yang mengadung
penjelasan penjelasan (explanation), informasi (information)
ataupun pengetahuan yang berhubungan dengan topik yang ingin
penulis sampaikan dalam bentuk tulisan. Seperti umumnya,
penggunaan paragraf eksposisi berfungsi dalam menginformasikan
atau memberikan pengetahuan kepada para pembacanya sehingga
mereka mendapatkan informasi atau pengetahuan sejelas jelasnya.
Ciri ciri Paragraf Eksposisi :
- Dalam paragraf eksposisi (paragraph exposition) terdapat
adanya pengertian mengenai istilah dari suatu topik
pembahasan.
- Paragraf eksposisi memiliki sifat memberikan informasi dengan
para pembacanya.
- Paragraf eksposisi memiliki tujuan utama sesuai sifatnya
informasi, sehingga dia juga bersifat objektif dan netral. Paragraf
eksposisi tidak memiliki unsur yang bersifat persuasif atau
mengajak ataupun memengaruhi pembaca.
- Gaya informasinya persuasif atau mengajak
- Penyampaian teksnya secara jelas, lugas dan menggunakan
bahasa yang baku
- Menjabarkan informasi-informasi pengetahuan
- Bersifat tidak memihak yang artinya tidak memaksakan
kemauan dari penulis terhadap pembacanya
- Teks Eksposisi bersifat netral dan objektif
- Penjelasannya disertai data-data yang akurat dan terpercaya
- Menyajikan sebuah fakta yang digunakan sebagai alat konkritasi
dan kontribusi

Contoh
Hewan karnivora adalah jenis hewan pemakan daging.
Hewan – hewan jenis ini memiliki ciri – ciri gigi yang sangat tajam
dan rahang yang sangat kuat. Gigi dan rahang itu digunakan untuk
mengoyak – ngoyak daging mangsanya. Hewan yang masuk ke
dalam kelas ini diantaranya adalah harimau, singa, buaya, beruang,
dan lain – lain.

3) Paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan
pendapat (argumen) beserta alasannya. Paragraf ini dibuat dengan
menjabarkan gagasan utama dengan pendapat, ulasan, ataupun ide
penulis yang disertai dengan bukti bukti, contoh contoh, data, fakta
fakta atau lainnya. Hal ini dilakukan untuk menguatkan pendapat
yang disampaikan dalam paragraf tersebut sehingga pembaca
merasa percaya dan sependapat dengan pemikiran penulis.
Ciri ciri Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi memiliki ciri ciri tertentu yang
membedakannya dengan jenis paragraf lainnya, yaitu :
- Berisi tentang pendapat atau pandangan penulis tentang suatu
fenomena.
- Terdapat data data faktual atau contoh yang mendukung
pendapat penulis.
- Menjabarkan fenomena dengan cara menganalisa dan
menganalogikan fenomena/ permasalahan tersebut.
- Diakhiri dengan kesimpulan pendapat dari penulis.
Contoh :
- Lely berniat untuk menurunkan berat badannya. Berat badan
ideal bisa dihitung dengan rumus IMT (Index Massa Tubuh)
dengan perbandingan berat badan dan tinggi badan. Dia merubah
menu makannya mengikuti prinsip diet vege yaitu dengan
mengkonsumsi buah dan sayur saja tanpa karbohidrat dan
protein. Diet tersebut memang efisien untuk menurunkan berat
badan dengan cepat. Namun, menurut kebutuhan nutrisi tubuh
hal tersebut kurang tepat. Tubuh juga membutuhkan
karbohidrat, lemak, dan protein dalam proses pembentukan
energi. Mineral saja tidak cukup untuk memenuhi nutrisi tubuh.
Hal inilah yang mengakibatkan tubuh Lely pada akhirnya
merasa lemas, pusing, dan tidak bertenaga.

- Pergantian tahun hampir tiba. Tahun baru adalah waktu yang


ditunggu- tunggu bagi setiap keluarga untuk menghabiskan
waktu berlibur bersama. Pergantian tahun yang berdekatan
dengan tanggal hari natal yaitu 25 Desember dan juga liburan
semester menjadikan suasana liburan semakin ramai dan meriah.
Setiap keluarga pasti akan mempersiapkan rencana liburannya
dari jauh jauh hari. Kebanyakan orang akan memilih untuk
menggunakan kendaraan pribadinya untuk berwisata. Hal
tersebut mengakibatkan arus lalu lintas pada masa liburan
menjadi semakin padat. Akibatnya, tak jarang karena kemacetan
yang ditimbulkan, waktu tempuh perjalanan menjadi sangat
lama.

4) Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah sebuah paragraf yang bertujuan untuk
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga sang pembaca
seolah-olah mengalami sendiri kejadian itu. Dalam paragraf narasi
akan ditemukan tiga unsur utama pecah sebagai bahannya. Pertama,
adanya tokoh-tokoh; kedua, adanya kejadian; dan ketiga, adanya
latar, baik tempat, waktu, serta suasana.

Contoh Paragraf Narasi :


- Kami menyusuri jalanan Jakarta. Bundaran di depan Hotel
Indonesia sangat megah buat kami yang baru pertama kali
datang ke Jakarta. Gedung-gedung tinggi. Aaah... pusat
perbelanjaan sangat besar dan mewah. Tidak akan cukup uang
kami bila masuk kesana. Mobil-mobil mulai dari yang paling
jelek hingga yang paling bagus ada disini, yang sedari tadi
menjalar sangat panjang dijalanan dan hanya bergerak beberapa
meter setelah itu berhenti lagi.

- Setelah selesai belajar, Damar rebahan di tempat tidurnya. Ia


mengambil sebuah buku berwarna hitam di bawah bantalnya.
Sebuah bolpoint sudah terselip dalam buku itu. Damar membuka
halaman demi halaman dari buku itu. Di halaman yang masih
kosong, ia menulis sesuatu. Ia mulai mengungkapkan
perasaannya seharian ini.

5) Paragraf Persuasi
- Paragraf Persuasi adalah suatu paragraf yang isinya berupa
ajakan atau membujuk pemabacanya agar melakukan atau
mengikuti apa yang penulis ungkapkan di dalam paragraf
disebut dengan paragraf persuasi. Paragraf ini dibuat dengan
berdasarkan pemahaman atau asumsi bahwa setiap pandangan
atau pendirian umat manusia bisa berubah-ubah. Tujuan
paragraf ini adalah untuk membujuk atau mempengaruhi
pembacanya agar mempercayai dan melakukan apa yang penulis
sampaikan di dalam paragraf. Untuk mencapai tujuan ini,
paragraf persuasi harus disertai dengan bukti dan data-data
pendukung yang kuat. Di dalam paragraf persuasi banyak
ditemukan kata-kata yang bersifat mengajak seperti “ayo”,
“mari”, dan “lakukanlah”. Paragraf ini banyak ditemukan di
dalam iklan, himbaun atau propaganda di media masa. Paragraf
persuasi banyak dipakai oleh media, produsen-produsen produk
tertentu atau keperluan politik karena paragraf persuasi
merupakan cara yang paling efektif untuk mempengaruhi
pembacanya.
Ciri-ciri paragraf persuasi :
- Dikarenakan tujuan utamanya untuk mempengaruhi pembaca,
paragraf persuasi memiliki alasan-alasan yang kuat disertai
dengan data dan fakta.
- Paragraf ini berusaha meyakinkan pembacanya untuk
melakukan atau mempercayai yang ditulis oleh penulis.
- Paragraf persuasi banyak menggunakan kata-kata ajakan seperti
ayo, mari, lakukanlah, dan lain-lain.
- Paragraf persuasi biasanya menghindari konflik agar
kepercayaan pembacanya tidak hilang dan supaya kesepakatan
pendapat antara penulis dan pembaca tercapai.

Contoh Paragraf Persuasi:

Menggunakan pupuk berbahan dasar kimia memang bisa


mempercepat pertumbuhan tanaman dan dapat meningkatkan hasil
panen. Namun, pupuk kimia memiliki dampak negatif bagi
lingkungan sekitarnya karena pupuk ini bisa mencemari lingkungan.
Bahkan, pupuk ini juga bisa membuat buah-buahan yang dihasilkan
terkontaminasi oleh zat-zat kimia yang berbahaya buat tubuh
manusia. Oleh karena itu, tinggalkanlah pupuk kimia dan beralihlah
ke pupuk kompos karena selain harganya yang murah, pupuk
kompos juga aman dan tidak menimbulkan efek negatif bagi buah
yang dihasilkan.
2.6 Pola Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau
pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bias mengambil salah
satu model pengembangan atau bisa pula mengombinasikan beberapa
model sekaligus (Rahardi, 2009 : 129).
Pola pengembangan pada paragraf terdiri atas :
1) Pola Klimaks – Antiklimaks
- Pola Klimaks adalah perincian gagasan utama dalam sebuah
paragraf dari bawah menuju ke gagasan utama yang paling atas
atau puncak. Klimaks juga dapat diartikan sebagai bagian dalam
sebuah karangan yang mendeskripsikan atau menceritakan
peristiwa sampai pada konflik yang paling tinggi.
Contoh :
Pada zaman sekarang ini alat transportasi telah mengalami
perkembangan yang cukup canggih. Pada zaman dahulu, orang-
orang yang ingin bepergian harus menempuh perjalanan dengan
cara berjalan kaki dan dengan waktu yang lama. Mereka harus
melewati hutan, menyeberangi sungai, dan menjelajahi bukit
unutk mencapai tujuannya yang jauh. Namun, setelah manusia
dapat menjinakan hewan seperti kuda dan unta, mereka
menggunakannya sebagai alat tranportasi. Tetapi dengan
menaiki hewan tidaklah efisien, karena hanya dapat membawa 1
atau 2 orang saja. setelah itu manusia mulai menciptakan
inovasi-inovasi alat transportasi yang canggih dan modern.
Manusia mulai menciptakan kendaraan yang digerakan oleh
mesin dengan bahan bakar, seperti pesawat dan kapal laut.
Dengan pesawat dan kapal laut bisa membawa mereka ke tempat
tujuan dengan cepat dan mudah sehingga lebih efisien.

- Pola Antiklimaks adalah perincian sebuah gagasan dalam


paragraf yang dimulai dari gagasan utama yang paling tinggi
kemudian diikuti dengan gagasan-gagasan penjelas yang lebih
rendah secara perlahan-lahan. Antiklimaks dapat juga diartikan
dengan penurunan masalah dalam suatu karangan dari konflik
yang paling tinggi kemudian berangsur-angsur menuju ke
konflik yang paling rendah.

Contoh :
Sebelum terciptanya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
negara kita ini mengalami beberapa masa suram yang menjadi
perjalanan hidup sejarah bangsa ini. Pada masa penjajahan
Jepang negeri kita saat itu harus tunduk di bawah kekuasaan
Kekaisaran Jepang dan rakyatnya harus menjalankan kerja
romusa yang sangat menyiksa selama 3.5 tahun. Tapi sebelum
penjajahan Jepang, negeri ini terlebih dahulu dijajah oleh Bangsa
Belanda. Dan Bangsa Belanda menguasai Indonesia dengan
waktu yang sangat lama, yaitu 3.5 abad. Jauh sebelum para
penjajah datang, Indonesia merupakan sebuah kepulauan yang
terdiri dari kerajaan-kerajaan besar seperti Kerajaan Sriwijaya
dan Kerajaan Majapahit.
2) Pola Sudut Pandang
Pola Sudut Pandang adalah suatu pola pengembangan paragraf yang
didasarkan pada persepsi berkaitan dengan posisi atau sudut pandang
penulis di dalam sebuah karangan.

Contoh :
Diriku dilahirkan di Kota Metropolitan ini. Namun ketika aku
berumur tiga tahun, ayah dan ibuku membawaku ke sebuah kota batik
di Pekalongan. Disinilah aku merasakan kehidupan yang berbeda dari
kota asalku. Hanya sedikit yang kuingat bagaimana tempat tinggalku
dulu.
3) Pola Perbandingan dan Pertentangan
Pola Perbandingan merupakan sebuah pola mengamati persamaan
yang dimiliki oleh dua buah objek atau lebih yang memiliki suatu
kesamaan tetentu untuk dibandingkan. Sedangkan Pola
Pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua
buah objek atau lebih yang ada di dalam suatu paragraf. Dan biasanya
Pola Perbandingan dan Pertentangan merupakan pengembangan dari
paragraf eksposisi. Oleh sebab itu, hal atau objek yang dibandingkan
dalam paragraf tersebut haruslah bersifat konkret, logis, dan umum.

Contoh :
Pemerintah telah mengalihkan bahan bakar minyak tanah ke gas
elpiji 3 kg dan 12 kg. Sama hal dengan minyak tanah, gas epiji juga
dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga dengan harga murah.
Pemerintah berpendapat perlunya pengkonversian minyak tanah ke gas
elpiji karena biaya produksi minyak tanah saat telah melambung.
Disamping itu, penggunaan gas elpiji dianggap lebih mudah dan murah.
4) Pola Analogi
Pola Analogi ialah bentuk pengungkapan atau penalaran dengan
cara membandingkan dua hal atau objek yang banyak memiliki
persamaan. Dan dari persamaan yang ada pada dua hal atau objek
tersebut didapatkan sebuah kesimpulan.

Contoh :
APBN 2010 menghadapi tekanan yang begitu berat. Tekanan
tersebut pada dasarnya berkaitan dengan beberapa faktor. Faktor
pertama, semakin memburuknya lingkungan ekonomi makro. Faktor
kedua, tidak potimalnya pelaksanaan kebijakan fiscal di bidang
perpajakan, bea cukai, dan subsidi BBM. Dan faktor yang ketiga,
adanya beberapa pembatalan di dalam pencairan pinjaman untuk biaya
pembangunan.
5) Pola Contoh
Pola contoh adalah sebuah gagasan utama dalam paragraf menjadi
terang atau lebih jelas ketika diperkuat dengan beberapa contoh atau
ilustrasi. Contoh tersebut dapat berbentuk narasi atau deskripsi.

Contoh :
Sudah seminggu hari sejak bantuan terakhir datang. Warga korban
banjir di bantaran kali Ciliwung kembali membutuhkan bantuan
makanan, pakaian, serta obat-obatan. Sekarang mereka mengandalakan
dedaunan yang dapat direbus dan kadang kala dengan umbi-umbian jika
beruntung. Pakaian mereka hanya sebatas yang dipakai saat ini.
Kesehatan mereka juga mulai terganggu, karena sebagian mereka mulai
menderita penyakit kulit akibat kekurangan air bersih.
6) Pola Kausalitas
Di dalam Pola Kausalitas, pola pengembangan paragraf dibedakan
menjadi dua, yaitu Pola Sebab – Akibat dan Pola Akibat – Sebab.
Pola Sebab – Akibat adalah sebuah paragraf yang diawali dengan
kalimat-kalimat khusus yang merupakan sebab yang kemudian pada
bagian akhir paragraf disimpulkan ke dalam kalimat umum yang
merupakan akibat.

Contoh :
Kemarau yang terjadi tahun ini sangatlah lama. Sehingga sumur,
sungai, waduk, dan danau pun mulai mengering. Selain itu, tanah
persawahan juga kering keronta dan retak-retak. Semua tanaman padi
mati, sehingga tahun ini para petani gagal panen dan mengalami
kerugian yang sangat besar.

Pola Akibat – Sebab adalah sebuah paragraf yang diawalnya


menyajikan kalimat-kalimat khusus yang berupa akibat-akibat dari
suatu masalah dan disimpulkan menjadi kalimat umum yang menjadi
sebab munculnya masalah tersebut.
Contoh :
Belakangan ini banyak terjadi bencana alam, seperti banjir dan tanah
longsor. Hujan lebat yang terus-menerus tanpa henti menyebabkan air
di sungai meluap hingga ke pemukiman warga. Dan tanah di daerah
perbukitan menjadi lembek sehingga terjadi longsor di daerah tersebut.
Hampir di seluruh bagian wilayah Indonesia mengalami bencana yang
serupa di musim penghujan tahun ini. Hujan lebat yang terus-menerus
tanpa henti menyebabkan air di sungai meluap hingga ke pemukiman
warga. Dan tanah di daerah perbukitan menjadi lembek sehingga terjadi
longsor di daerah tersebut.
7) Pola Generalisasi
Pola generalisasi adalah pola menarik kesimpulan sebuah paragraf
dengan cara penalaran secara umum berdasarkan referensi data yang ada
atau peristiwa khusus secara representatif. Pola Generalisasi dibagi
menjadi dua macam, yaitu Pola Umum – Khusus dan Pola Khusus –
Umum.
Pola Umum – Khusus adalah sebuah paragraf yang diawali dengan
pernyataan bersifat umum dan kemudian dijelaskan dengan pernyataan
berikutnya yang bersifat lebih khusus.

Contoh :
Di daerah penggunungan banyak sekali perkebunan buah-buahan.
Rata-rata penduduk di wilayah tersebut berprofesi sebagai petani buah.
Di sana ada bermacam-macam buah yang mudah kita dapatkan, seperti
strawberi, anggur, apel, jeruk, dan masih banyak lagi. Dan kita dapat
membelinya dengan harga yang lebih murah daripada di supermarket.

Pola Khusus – Umum merupakan kebalikan dari Pola Umum –


Khusus, yaitu sebuah paragraf yang diawali dengan pernyataan bersifat
khusus baru kemudian diikuti pernyataan bersifat umum di akhir
paragraf.
Contoh :
Terdapat beberapa pilihan varian dendeng dalam masakan khas
Padang, dimana salah satunya ialah dendeng balado. Makanan ini
terbuat dari daging sapi yang dipotong-potongsecara tipis dan melebar.
Daging sapi yang telah dipotong tersebut kemudian dijemur di bawah
sinar matahari hingga benar-benar kering. Kemudian daging sapi yang
telah kering pun digoreng dan diberi bumbu yang berbahan dasar cabai.
Bumbu tersebut dikenal dengan nama bumbu balado.
8) Pola Klasifikasi
Pola Klasifikasi adalah suatu pola dengan cara mengelompokan
berbagai hal atau objek yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam
satu kategori. Sehingga hubungan di antara berbagai hal atau objek itu
menjadi satu kesatuan yang utuh.

Contoh :
Ikan air tawar dibagi menjadi tiga golongan, yakni ikan peliharaan
atau ikan hias, ikan buas, dan ikan konsumsi. Ikan peliharaan atau ikan
hias terdiri dari ikan-ikan yang mudah diperbanyak dan memiliki
keindahan warna maupun bentuk. Contohnya: ikan koi, ikan mas, ikan
arwarna, dan lain-lain. Ikan buas memiliki sifat predator terhadap ikan-
ikan lain. Contohnya: ikan piranha dan ikan aipama. Ikan konsumsi,
mudah dipelihara dan memiliki keuntungan secara ekonomis.
Contohnya: ikan paray, ikan nila dan ikan ikan jeler.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan


atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Kegunaan
paragraf yaitu:
1. Dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi bentuk
suatu pikiran dan perasaan kedalam serangkaian kalimat yang tersusun
secara logis dalam satu kesatuan
2. Dapat menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya
4. Memudahkan pengembangan topic karangan ke dalam satuan-satuan unit
pikiran yang lebih kecil
5. Dapat memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri
atas beberapa variabel.

Menurut posisi kalimat topiknya, paragraf terdiri atas 4 macam, yakni :


- Paragraf Deduktif
- Paragraf Induktif
- Paragraf Deduktif-Induktif
- Paragraf Penuh Kalimat Topik.

Menurut isinya, paragraf dibedakan menjadi :


- Paragraf Persuasi
- Paragraf Argumentasi
- Paragraf Narasi,
- Paragraf Deskripsi,
- Paragraf Eksposisi

Menurut fungsinya paragraf dibedakan menjadi :


- Paragraf Pembuka
- Paragraf Pengembang
- Paragraf Penutup

Pola Pengembangan Paragraf terdiri dari :


- Pola Klimaks – Antiklimaks
- Pola Sudut Pandang
- Pola Perbandingan dan Pertentangan
- Pola Analogi
- Pola Contoh
- Pola Kausalitas
- Pola Generalisasi
- Pola Klasifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Satata,Sri, Dadi, Waras dan Sadikin, M. Rizki, 2019. Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Zakky, Zona Referensi.com. Agustus, 27, 2018. Pengertian Paragraf
beserta ciri-ciri dan penjelasan lengkapnya dalam
https://www.zonareferensi.com/pengertian-paragraf/
DosenBahasa.com. Desember, 26, 2016. Paragraf Deskripsi beserta
contohnya dalam Bahasa Indonesia dalam
https://dosenbahasa.com/paragraf-deskripsi
Berbagireview.com. Desember, 13, 2017. Paragraf Eksposisi : Pengertian,
ciri – ciri serta contoh paragraf eksposisi dalam
https://www.berbagaireviews.com/2017/12/paragraf-eksposisi-pengertian-
dan-ciri.html
Dosenbahasa.com. Desember, 29, 2016. Paragraf argumentasi beserta
contohnya dalam
https://dosenbahasa.com/paragraf-argumentasi
Syahputra, Irfan. Januari, 31, 2017. Pengertian dan contoh paragraf narasi
dalam
https://www.irfansyahputra.web.id/2014/10/pengertian-dan-contoh-
paragraf-narasi.html
Kelasbahasaindonesia.com. Pengertian, contoh paragraf persuasi, ciri-ciri
dan jenisnya dalam
https://www.kelasindonesia.com/2015/03/pengertian-contoh-paragraf-
persuasi-beserta-ciri-dan-jenisnya.html
Diansyah, Nur. September, 27, 2018. Jenis-jenis Pola Pengembangan
Paragraf
+ Contoh dalam
https://nurdian.com/pola-pengembangan-paragraf/

Anda mungkin juga menyukai