Disusun Oleh :
1. Mega Puspitasari (41617010013)
2. Selvy Darmayudi (41617010028)
3. Tania Salzabila Fajrin (41617010043)
4. Lestari Febrina Tanjung (41617010048)
5. Devi Nourma Sinta Y L (42316010006)
PENYUSUN
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang wajib digunakan di negara Indonesia.
Dalam membuat tulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar ada hal yang
perlu di perhatikan yaitu paragraf. Paragraf adalah suatu gagasan atau ide
pokok. Seluruh isi paragraf membincangkan suatu masalah atau sekurang
kurang nya berkaitan erat dengan masalah tersebut. Hal ini menjadi penting
karena agar pembaca dapat mengetahui ide yang disampaikan dengan benar.
Selain memahami apa itu paragraf, kita juga diharuskan untuk memahami hal-
hal yang berkaitan dengan paragraf itu sendiri.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
a. Mampu mengetahui definisi paragraf
b. Mampu memahami kegunaan paragraf
c. Mampu memahami berbagai macam paragraf
d. Mampu memahami berbagai syarat pembentukan paragraf
e. Mampu menentukan letak kalimat utama
f. Mampu menentukan pola pengembangan paragraph
Contoh :
Pantai Parangtritis merupakan pantai yang terkenal di
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dibandingkan dengan pantai
lainnya di sepanjang pantai selatan, pantai ini lebih dikenal turis.
Pantai Parangtritis terletak sekitar 25 km sebelah selatan kota
Yogyakarta. Tepatnya pantai ini terletak di desa Parangtritis,
Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Sepanjang perjalanan
menuju pantai, Anda akan disuguhi pemandangan sawah , sungai,
dan bukit. Pantai Parangtritis memiliki ombak yang besar. Ombak
pantai dapat mencapai ketinggian 2 – 3 meter pada musim kemarau.
Daya tarik lainnya adalah terdapat gunung-gunung pasir di sekitar
kawasan pantai. Gunung-gunung pasir ini lebih dikenal dengan
nama gumuk. Di pinggir pantai disediakan payung-payung besar
yang dapat digunakan pengunjung untuk beristirahat sambil
menikmati pemandangan. Selain itu terdapat wisata naik kuda,
dokar, ataupun motor ATV (All Terrain Vehicle) di sepanjang
pinggir pantai. Warung makan dan pakaian berjejer rapi dengan
hidangan khas laut. Bagi anak-anak disediakan pula pemandian
umum dengan aneka permainan yang menarik. Bagi pengunjung
yang ingin menikmati sensasi mandi air hangat, maka tak jauh di
sebelah utara pantai terdapat Pemandian Parang Wedang.
2) Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah suatu paragraf yang mengadung
penjelasan penjelasan (explanation), informasi (information)
ataupun pengetahuan yang berhubungan dengan topik yang ingin
penulis sampaikan dalam bentuk tulisan. Seperti umumnya,
penggunaan paragraf eksposisi berfungsi dalam menginformasikan
atau memberikan pengetahuan kepada para pembacanya sehingga
mereka mendapatkan informasi atau pengetahuan sejelas jelasnya.
Ciri ciri Paragraf Eksposisi :
- Dalam paragraf eksposisi (paragraph exposition) terdapat
adanya pengertian mengenai istilah dari suatu topik
pembahasan.
- Paragraf eksposisi memiliki sifat memberikan informasi dengan
para pembacanya.
- Paragraf eksposisi memiliki tujuan utama sesuai sifatnya
informasi, sehingga dia juga bersifat objektif dan netral. Paragraf
eksposisi tidak memiliki unsur yang bersifat persuasif atau
mengajak ataupun memengaruhi pembaca.
- Gaya informasinya persuasif atau mengajak
- Penyampaian teksnya secara jelas, lugas dan menggunakan
bahasa yang baku
- Menjabarkan informasi-informasi pengetahuan
- Bersifat tidak memihak yang artinya tidak memaksakan
kemauan dari penulis terhadap pembacanya
- Teks Eksposisi bersifat netral dan objektif
- Penjelasannya disertai data-data yang akurat dan terpercaya
- Menyajikan sebuah fakta yang digunakan sebagai alat konkritasi
dan kontribusi
Contoh
Hewan karnivora adalah jenis hewan pemakan daging.
Hewan – hewan jenis ini memiliki ciri – ciri gigi yang sangat tajam
dan rahang yang sangat kuat. Gigi dan rahang itu digunakan untuk
mengoyak – ngoyak daging mangsanya. Hewan yang masuk ke
dalam kelas ini diantaranya adalah harimau, singa, buaya, beruang,
dan lain – lain.
3) Paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan
pendapat (argumen) beserta alasannya. Paragraf ini dibuat dengan
menjabarkan gagasan utama dengan pendapat, ulasan, ataupun ide
penulis yang disertai dengan bukti bukti, contoh contoh, data, fakta
fakta atau lainnya. Hal ini dilakukan untuk menguatkan pendapat
yang disampaikan dalam paragraf tersebut sehingga pembaca
merasa percaya dan sependapat dengan pemikiran penulis.
Ciri ciri Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi memiliki ciri ciri tertentu yang
membedakannya dengan jenis paragraf lainnya, yaitu :
- Berisi tentang pendapat atau pandangan penulis tentang suatu
fenomena.
- Terdapat data data faktual atau contoh yang mendukung
pendapat penulis.
- Menjabarkan fenomena dengan cara menganalisa dan
menganalogikan fenomena/ permasalahan tersebut.
- Diakhiri dengan kesimpulan pendapat dari penulis.
Contoh :
- Lely berniat untuk menurunkan berat badannya. Berat badan
ideal bisa dihitung dengan rumus IMT (Index Massa Tubuh)
dengan perbandingan berat badan dan tinggi badan. Dia merubah
menu makannya mengikuti prinsip diet vege yaitu dengan
mengkonsumsi buah dan sayur saja tanpa karbohidrat dan
protein. Diet tersebut memang efisien untuk menurunkan berat
badan dengan cepat. Namun, menurut kebutuhan nutrisi tubuh
hal tersebut kurang tepat. Tubuh juga membutuhkan
karbohidrat, lemak, dan protein dalam proses pembentukan
energi. Mineral saja tidak cukup untuk memenuhi nutrisi tubuh.
Hal inilah yang mengakibatkan tubuh Lely pada akhirnya
merasa lemas, pusing, dan tidak bertenaga.
4) Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah sebuah paragraf yang bertujuan untuk
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga sang pembaca
seolah-olah mengalami sendiri kejadian itu. Dalam paragraf narasi
akan ditemukan tiga unsur utama pecah sebagai bahannya. Pertama,
adanya tokoh-tokoh; kedua, adanya kejadian; dan ketiga, adanya
latar, baik tempat, waktu, serta suasana.
5) Paragraf Persuasi
- Paragraf Persuasi adalah suatu paragraf yang isinya berupa
ajakan atau membujuk pemabacanya agar melakukan atau
mengikuti apa yang penulis ungkapkan di dalam paragraf
disebut dengan paragraf persuasi. Paragraf ini dibuat dengan
berdasarkan pemahaman atau asumsi bahwa setiap pandangan
atau pendirian umat manusia bisa berubah-ubah. Tujuan
paragraf ini adalah untuk membujuk atau mempengaruhi
pembacanya agar mempercayai dan melakukan apa yang penulis
sampaikan di dalam paragraf. Untuk mencapai tujuan ini,
paragraf persuasi harus disertai dengan bukti dan data-data
pendukung yang kuat. Di dalam paragraf persuasi banyak
ditemukan kata-kata yang bersifat mengajak seperti “ayo”,
“mari”, dan “lakukanlah”. Paragraf ini banyak ditemukan di
dalam iklan, himbaun atau propaganda di media masa. Paragraf
persuasi banyak dipakai oleh media, produsen-produsen produk
tertentu atau keperluan politik karena paragraf persuasi
merupakan cara yang paling efektif untuk mempengaruhi
pembacanya.
Ciri-ciri paragraf persuasi :
- Dikarenakan tujuan utamanya untuk mempengaruhi pembaca,
paragraf persuasi memiliki alasan-alasan yang kuat disertai
dengan data dan fakta.
- Paragraf ini berusaha meyakinkan pembacanya untuk
melakukan atau mempercayai yang ditulis oleh penulis.
- Paragraf persuasi banyak menggunakan kata-kata ajakan seperti
ayo, mari, lakukanlah, dan lain-lain.
- Paragraf persuasi biasanya menghindari konflik agar
kepercayaan pembacanya tidak hilang dan supaya kesepakatan
pendapat antara penulis dan pembaca tercapai.
Contoh :
Sebelum terciptanya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
negara kita ini mengalami beberapa masa suram yang menjadi
perjalanan hidup sejarah bangsa ini. Pada masa penjajahan
Jepang negeri kita saat itu harus tunduk di bawah kekuasaan
Kekaisaran Jepang dan rakyatnya harus menjalankan kerja
romusa yang sangat menyiksa selama 3.5 tahun. Tapi sebelum
penjajahan Jepang, negeri ini terlebih dahulu dijajah oleh Bangsa
Belanda. Dan Bangsa Belanda menguasai Indonesia dengan
waktu yang sangat lama, yaitu 3.5 abad. Jauh sebelum para
penjajah datang, Indonesia merupakan sebuah kepulauan yang
terdiri dari kerajaan-kerajaan besar seperti Kerajaan Sriwijaya
dan Kerajaan Majapahit.
2) Pola Sudut Pandang
Pola Sudut Pandang adalah suatu pola pengembangan paragraf yang
didasarkan pada persepsi berkaitan dengan posisi atau sudut pandang
penulis di dalam sebuah karangan.
Contoh :
Diriku dilahirkan di Kota Metropolitan ini. Namun ketika aku
berumur tiga tahun, ayah dan ibuku membawaku ke sebuah kota batik
di Pekalongan. Disinilah aku merasakan kehidupan yang berbeda dari
kota asalku. Hanya sedikit yang kuingat bagaimana tempat tinggalku
dulu.
3) Pola Perbandingan dan Pertentangan
Pola Perbandingan merupakan sebuah pola mengamati persamaan
yang dimiliki oleh dua buah objek atau lebih yang memiliki suatu
kesamaan tetentu untuk dibandingkan. Sedangkan Pola
Pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua
buah objek atau lebih yang ada di dalam suatu paragraf. Dan biasanya
Pola Perbandingan dan Pertentangan merupakan pengembangan dari
paragraf eksposisi. Oleh sebab itu, hal atau objek yang dibandingkan
dalam paragraf tersebut haruslah bersifat konkret, logis, dan umum.
Contoh :
Pemerintah telah mengalihkan bahan bakar minyak tanah ke gas
elpiji 3 kg dan 12 kg. Sama hal dengan minyak tanah, gas epiji juga
dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga dengan harga murah.
Pemerintah berpendapat perlunya pengkonversian minyak tanah ke gas
elpiji karena biaya produksi minyak tanah saat telah melambung.
Disamping itu, penggunaan gas elpiji dianggap lebih mudah dan murah.
4) Pola Analogi
Pola Analogi ialah bentuk pengungkapan atau penalaran dengan
cara membandingkan dua hal atau objek yang banyak memiliki
persamaan. Dan dari persamaan yang ada pada dua hal atau objek
tersebut didapatkan sebuah kesimpulan.
Contoh :
APBN 2010 menghadapi tekanan yang begitu berat. Tekanan
tersebut pada dasarnya berkaitan dengan beberapa faktor. Faktor
pertama, semakin memburuknya lingkungan ekonomi makro. Faktor
kedua, tidak potimalnya pelaksanaan kebijakan fiscal di bidang
perpajakan, bea cukai, dan subsidi BBM. Dan faktor yang ketiga,
adanya beberapa pembatalan di dalam pencairan pinjaman untuk biaya
pembangunan.
5) Pola Contoh
Pola contoh adalah sebuah gagasan utama dalam paragraf menjadi
terang atau lebih jelas ketika diperkuat dengan beberapa contoh atau
ilustrasi. Contoh tersebut dapat berbentuk narasi atau deskripsi.
Contoh :
Sudah seminggu hari sejak bantuan terakhir datang. Warga korban
banjir di bantaran kali Ciliwung kembali membutuhkan bantuan
makanan, pakaian, serta obat-obatan. Sekarang mereka mengandalakan
dedaunan yang dapat direbus dan kadang kala dengan umbi-umbian jika
beruntung. Pakaian mereka hanya sebatas yang dipakai saat ini.
Kesehatan mereka juga mulai terganggu, karena sebagian mereka mulai
menderita penyakit kulit akibat kekurangan air bersih.
6) Pola Kausalitas
Di dalam Pola Kausalitas, pola pengembangan paragraf dibedakan
menjadi dua, yaitu Pola Sebab – Akibat dan Pola Akibat – Sebab.
Pola Sebab – Akibat adalah sebuah paragraf yang diawali dengan
kalimat-kalimat khusus yang merupakan sebab yang kemudian pada
bagian akhir paragraf disimpulkan ke dalam kalimat umum yang
merupakan akibat.
Contoh :
Kemarau yang terjadi tahun ini sangatlah lama. Sehingga sumur,
sungai, waduk, dan danau pun mulai mengering. Selain itu, tanah
persawahan juga kering keronta dan retak-retak. Semua tanaman padi
mati, sehingga tahun ini para petani gagal panen dan mengalami
kerugian yang sangat besar.
Contoh :
Di daerah penggunungan banyak sekali perkebunan buah-buahan.
Rata-rata penduduk di wilayah tersebut berprofesi sebagai petani buah.
Di sana ada bermacam-macam buah yang mudah kita dapatkan, seperti
strawberi, anggur, apel, jeruk, dan masih banyak lagi. Dan kita dapat
membelinya dengan harga yang lebih murah daripada di supermarket.
Contoh :
Ikan air tawar dibagi menjadi tiga golongan, yakni ikan peliharaan
atau ikan hias, ikan buas, dan ikan konsumsi. Ikan peliharaan atau ikan
hias terdiri dari ikan-ikan yang mudah diperbanyak dan memiliki
keindahan warna maupun bentuk. Contohnya: ikan koi, ikan mas, ikan
arwarna, dan lain-lain. Ikan buas memiliki sifat predator terhadap ikan-
ikan lain. Contohnya: ikan piranha dan ikan aipama. Ikan konsumsi,
mudah dipelihara dan memiliki keuntungan secara ekonomis.
Contohnya: ikan paray, ikan nila dan ikan ikan jeler.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan