BAHASA
INDONESIA
Tata Paragraf
Bahasa Indonesia
Fakultas
EKONOMI
Program
Studi
MANAJEMEN
Tatap
Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
DRS. SRI SATATA, MM
Abstract
Kompetensi
(1)Mampu memahami
kegunaan paragraf
(2)Mampu memahami berbagai
macam paragraf
(3)Mampu memahami berbagai
syarat pembentukan
paragraf
(4)Mampu menentukan letak
kalimat utama
(5)Mampu menentukan pola
pengembangan paragraf
BAB X
TATA PARAGRAF
10.2
Kompetensi Dasar :
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
10.3 Indikator :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
201
2
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
Kendatipun paragraf itu mengandung lebih dari empat atau lima buah kalimat,
tidak akan ada satu kalimat pun yang membicarakan persoalan atau topik lain.
Seluruh kalimat tersebut tentunya hanya akan membicarakan sebuah masalah
yang bertalian erat dengan pokok bahasan/topik pada paragraf tersebut.
Oleh karena itu, sebuah pikiran tidak cukup hanya dituangkan dalam
sebuah kalimat, tetapi perlu juga untuk dikembangkan, sehingga jadilah
kumpulan
kalimat
tersebut
dengan
paragraf.
Paragraf
merupakan
unit
paragraf
itu.
Selain
itu,
untuk
memberi
kejelasan
dan
3 R. Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Erlangga, 2009, 102.
201
2
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
Dengan
paragraf
tersebut,
pengarang
dapat
mengekspresikan
5 Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
2010, 209.
201
2
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
memudahkan
pemahaman
bagi
pembacanya,
dan
(4)
memudahkan
pikiran
pendukung.7
Pikiran-pikiran
pengembang
dapat
dibedakan
201
2
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
11 E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:Sebagai Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:Akapress, 2008, 122.
201
2
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup
menghubungkan
pikiran
pembaca
kepada
masalah
yang
akan
disajikan
selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip
pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang
yang terkenal. Atau dapat juga dengan cara memulai tulisan dengan peribahasa
atau anekdot, dapat juga dengan cara membatasi arti dari pokok atau subjek
tulisan, dan menunjukkan betapa pentingnya subjek tulisan, membuat tantangan
atas suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang menarik,
mengungkapkan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun yang
pahit, menyatakan maksud dan tujuan tulisan, memulai tulisan dengan
pertanyaan. (2) Paragraf pengembang atau paragraf penghubung adalah
paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dengan paragraf yang terakhir
di dalam bab atau anak bab. 12 Paragraf ini membicarakan pokok penulisan yang
dirancang. Paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan
dikemukakan. Oleh karenanya, antara paragraf yang satu dengan paragraf
berikutnya harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf
dapat dikembangkan dengan beragam pola paragraf. Fungsi utama paragraf
pengembang adalah selain untuk mengemukakan inti persoalan sebagaimana
yang
telah
diungkapkan
pada
kalimat
sebelumnya,
juga
dapat
untuk
memberikan ilustrasi atau contoh, menjelaskan hal yang akan diuraikan pada
paragraf berikutnya, atau meringkas paragraf sebelumnya, serta mempersiapkan
dasar atau landasan bagi simpulan.13 Paragraf juga dapat dikembangkan dengan
cara ekspositoris, atau dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan
cara argumentatif. (3) Paragraf penutup merupakan paragraf yang terdapat pada
akhir karangan atau pada akhir satu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan
itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah
dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.14 Mengingat paragraf penutup
12 Solihin, Hudori, K.A., dan Embay Saadah, Terampil Berbahasa, 81.
201
2
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
201
2
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping
kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di
samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang, dapat
kita temukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat
lantai satu, dua, dan tiga.
Penyampaiannya
kronologis/keruangan.
18
dapat
Atau
menggunakan
singkatnya,
ini
perkembangan
merupakan
analisis
paragraf
yang
Paragraf
masalah
argumentasi
dengan
bukti-bukti
merupakan
atau
paragraf
alasan yang
yang
membahas
suatu
naratif
atau
karangan
naratif
/narasi
biasanya
dihubung-
hubungkan dengan cerita. Oleh karena itu, sebuah karangan narasi atau
18 Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahas.
19 Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa, 132.
201
2
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
paragraf narasi biasanya hanya ditemukan dalam buku harian, novel, cerpen,
atau
hikayat.20
Jadi,
paragraf
naratif/narasi
merupakan
paragraf
yang
201
2
10
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
11
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
dengan basis kompetensinya. Kalimat ke-3 siswa belajar penuh gairah sebagai
dampak pikiran kalimat ke-2. Kalimat ke-4 berisi siswa menjadi kreatif sebagai
dampak pikiran kalimat ke-3. Kalimat ke-5 berisi siswa belajar secara sinergis
teori dan praktik sebagai dampak pikiran kalimat ke-4. Kalimat ke-6 yaitu
kreativitas siswa tidak terbendung sebagai dampak pikiran kalimat ke-5.
Kemudian, (2) kepaduan, bahwa paragraf bukanlah merupakan kumpulan
kalimat yang satu dengan yang lain tidak berhubungan. Paragraf dibangun oleh
kalimat-kalimat yang saling mendukung satu sama lain secara timbal balik. Agar
hubungan
tampak
mesra
dan
kompak,
kalimat-kalimat
harus
yang
antarkalimat
berbeda
menurut
dari
nalar,
perpautan,
yang
sedangkan
satu
yang
mengenai
lainnya
hubungan
menyangkut
201
2
12
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
lengkap
jika
tidak
pengulangan-pengulangan.
dikembangkan
atau
hanya
diperluas
dengan
28
kesimpulan,
kemudian
disusul
dengan
sejumlah
rincian
yang
28 Yakub Nasucha, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya
Ilmiah:Mata Kuliah Kepribadian. (Yogyakarta:Media Perkasa, 2010), hlm. 46
201
2
13
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
201
2
14
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
Dunia manusia dihadapkan pada serentetan isi yang amat pelik. Rentetan isu
tersebut yakni pengadaan pangan bagi penduduk dunia yang terus bertambah,
masalah kesempatan kerja, masalah pendidikan, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Masalah-masalah ini akan terus berkembang
seirama dengan perkembangan zaman. Rentetan isu tersebut muncul di sanasini, pada waktu dan tempat yang berlainan.
201
2
15
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
kalimat yang sama kedudukannya. Paragraf ini tidak memiliki pikiran utama dan
pikiran penjelas, juga tidak memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua
pikiran dan kalimat sama kedudukannya,34 contoh;
Ada saatnya orang menutup mata dan mencoba meraba-raba jalan dalam kamar
hendak mengetahui bagaimana rasanya menjadi orang buta. Tidak banyak
orang yang sanggup meneruskan eksperimen itu terlalu lama. Perasaan tidak
enak muncul dengan tiba-tiba; dorongan dan kebutuhan yang kuat untuk
melihat kembali terasa sangat mendesak dan dengan membuka matanya,
sesuatu yang lebih dari penglihatan pulih kembali, ia berhubungan dengan
dunia.
201
2
16
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
Paragraf
yang
tidak
memiliki
kalimat
utama/kalimat
topik,
pada
Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya akan jelas kalau diperinci
dengan pikiran-pikiran penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat dituang ke dalam
satu kalimat penjelas atau lebih. Malahan ada juga kemungkinan, dua pikiran
penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas. Tetapi sebaliknya sebuah
pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah
paragraf terdapat satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas. 36 Inilah
yang dinamakan kerangka paragraf. Kerangka paragraf dapat dikembangkan
menjadi sebuah paragraf. Contoh kerangka paragraf;
Pikiran utama
Pikiran penjelas
Pertentangan
36 Nasucha, Bahasa Indonesia, 49 50 .
201
2
17
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan
waktu (kronologis). Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa
pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam satu ruang. Adapun urutan
waktu
adalah
urutan
yang
menggambarkan
urutan
terjadinya
peristiwa,
Analogi
Pengembangan paragraf secara analogi lazimnya dimulai dari sesuatu yang
sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak
dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu
yang belum banyak dipahami publik.40
Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal
yang mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih
lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. 41
38 Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 224.
18
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan
suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang
digunakan yaitul; padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena. 42
Klimaks-Antiklimaks
Pengembangan paragraf dengan pola klimaks, yaitu gagasan utama mula-mula
diperinci dengan sebuah gagasan pengembang yang dianggap paling rendah
kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur diikuti gagasan-gagasan lain sampai
kepada gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya. Variasi
dari pola klimaks adalah antiklimaks. Pada pola ini penulis mulai dari suatu
gagasan atau topik yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian
perlahan-lahan menurun pada gagasan-gagasan yang lebih rendah sampai
paling rendah.43
dengan
cara
mencermati
dimensi-dimensi
kesamaannya
untuk
19
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
cara
mencermati
dimensi-dimensi
perbedaannya
dapat
disebut
dengan
perbandingan kontrastif.44
Contoh-contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh
terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun
berbentuk paragraf.45
Definisi Luas
Definisi adalah uraian pengertian. Definisi dapat berupa sinonim kata, definisi
formal berupa kalimat, dan definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurangkurangnya terdiri dari satu paragraf. Artinya, ada definisi yang lebih luas yang
terdiri dari beberapa paragraf, bahkan lebih panjang lagi, misalnya, satu bab. 46
Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi paragraf
menguraikan suatu proses. Proses merupakan suatu urutan tindakan atau
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau
tahap-tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus
menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian
201
2
20
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin, misalnya,
tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah. 47
Sudut Pandang
Yang dimaksud dengan sudut pandang adalah tempat dari mana seorang penulis
melihat sesuatu. Bagaimana seorang penulis mengambil suatu posisi tertentu.
Bisa pula bagaimana tanggapan atau tanggapan penulis terhadap subjek yang
tengah ditulisnya.48
10.10 Ringkasan
Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu
gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan
pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut. Kegunaan paragraf, yaitu; (1) dapat mengekspresikan gagasan secara
tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam
serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan, kemudian
(2) dapat menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran, (3) paragraf juga memudahkan
pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi
pembacanya, dan (4) memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam
satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil, serta (5) dapat memudahkan
pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
Macam paragraf menurut posisi kalimat topiknya, paragraf terdiri atas
empat macam, yaitu; paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktifinduktif, dan paragraf penuh kalimat topik. Menurut sifat isinya, paragraf
dibedakan atas paragraf persuasi, paragraf argumentasi, paragraf narasi,
paragraf deskripsi, dan paragraf eskposisi, dan menurut fungsinya dalam sebuah
karangan, paragraf biasanya terbagi dalam tiga jenis atau tiga macam, yakni
paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup. Untuk dapat
47 Lamuddin Finoza. Komposisi 208.
48 Solihin Hudori, Terampil Berbahasa,85.
201
2
21
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
201
2
22
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM
Daftar Pustaka
A, Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi:Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.
Jakarta:Akapress
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia:untuk Mahasiswa
Nonjurusan Bahasa. Jakarta:Diksi Insan Mulia.
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta:Grasindo.
Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi. 2010. Bahasa
Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah:Mata Kuliah Wajib
Pengembangan Kepribadian. Yogyakarta:Media Perkasa.
Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta:Erlangga.
Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi:Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Grasindo:Jakarta.
Solihin, Hudori K.A., dan Embay Saadiah. 2003. Terampil Berbahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Uhamka Press.
201
2
23
BAHASA INDONESIA
DRS. SRI SATATA, MM