Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
Modul 9
Tata Paragraf

Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh


U001700008
ILMU SISTEM
RIANTINI BASRI,S.Pd., M.Pd.
KOMPUTER INFORMASI

Abstract Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada (1) Mampu memahami kegunaan
bab ini diharapkan mahasiswa paragraf
dapat memahami dan (2) Mampu memahami berbagai
menggunakan paragraf serta macam paragraf
berbagai macam paragraf dan (3) Mampu memahami berbagai
syarat-syarat pembentukan syarat pembentukan paragraf
paragraf, letak kalimat utama dan (4) Mampu menentukan letak
pola pengembangan paragraf. kalimat utama
(5) Mampu menentukan pola
pengembangan paragraf
MODUL 9
TATA PARAGRAF
9.1 Standar Kompetensi :
Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan menggunakan paragraf serta berbagai macam paragraf dan syarat-syarat
pembentukan paragraf, letak kalimat utama dan pola pengembangan paragraf.
9.2 Kompetensi Dasar :
(1) Mampu memahami kegunaan paragraf
(2) Mampu memahami berbagai macam paragraf
(3) Mampu memahami berbagai syarat pembentukan paragraf
(4) Mampu menentukan letak kalimat utama
(5) Mampu menentukan pola pengembangan paragraf
9.3 Indikator :
(1) Mampu menjelaskan pengertian paragraf
(2) Mampu menjelaskan kegunaan paragraf
(3) Mampu menjelaskan berbagai macam paragraf
(4) Mampu menjelaskan berbagai syarat pembentukan paragraf
(5) Kemampuan menentukan letak kalimat utama dalam paragraf
(6) Kemampuan menentukan pola pengembangan paragraf
9.4 Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau


topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.1 Memang,
sebuah paragraf dapat saja terdiri atas lebih dari empat atau lima kalimat, tiga buah
kalimat, dua buah kalimat, bahkan sebuah kalimat. Kendatipun paragraf itu
mengandung lebih dari empat atau lima buah kalimat, tidak akan ada satu kalimat
pun yang membicarakan persoalan atau topik lain. Seluruh kalimat tersebut tentunya
hanya membicarakan sebuah masalah yang bertalian erat dengan pokok
bahasan/topik pada paragraf tersebut.

Oleh karena itu, sebuah pikiran tidak cukup hanya dituangkan dalam sebuah kalimat,
tetapi perlu juga untuk dikembangkan, sehingga jadilah kumpulan kalimat tersebut

1
Solihin, Hudori, K.A., dan Embay Sa’adah, Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta:Uhamka Press, 2003, 77.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
dengan paragraf. Paragraf merupakan unit keterampilan berbahasa pada taraf
komposisi, yaitu kumpulan beberapa kalimat yang secara bersama-sama
mendukung satu kesatuan pikiran. Kesatuan pikiran ini dijewantahkan dalam pokok
pikiran serta beberapa pikiran penjelas dan diaktualisasikan dalam kalimat pokok
dan beberapa kalimat penjelas. Jadi, pada dasarnya, paragraf itu hanya terdiri atas
dua hal, yaitu isi dan bentuk. Yang dimaksud isi ialah pikiran, sedangkan bentuk
adalah kalimat-kalimat yang mendukung pikiran.2 Dari segi isi, paragraf
mensyaratkan adanya kesatuan pikiran, sedangkan dari segi bentuk mensyaratkan
kepaduan.

Pengertian di atas menyiratkan bahwa sebuah paragraf itu harus mengandung


pertalian yang logis antarkalimatnya. Tidak akan ada satu pun kalimat di dalam
sebuah paragraf yang tidak bertautan, apalagi tidak bertautan dengan ide pokoknya.
Ide pokok dalam sebuah paragraf sesungguhnya merupakan sebuah keharusan.
Persis dengan sebuah kalimat yang dituntut memiliki pesan pokok yang harus
disampaikan, sebuah paragraf juga mutlak harus memiliki ide utama atau pokok
pikiran tersebut. Tanpa ide pokok tersebut, sebuah kumpulan kalimat tidak dapat
dianggap sebagai sebuah paragraf.3 Dengan adanya pertautan yang terjadi antara
kalimat satu dengan kalimat lainnya itu mengandaikan akan terjadinya kepaduan dan
kesatuan yang membangun paragraf itu. Selain itu, untuk memberi kejelasan dan
pengembangan, paragraf juga mensyaratkan adanya kelengkapan.

Dari segi penglihatan, paragraf biasanya tampak sebagai penggalan naskah teks
karena biasanya baris pertama bertakuh atau berupa suatu unit yang dipisahkan
dengan perbedaan spasi. Kalimat pertama bertakuk ke dalam sebanyak lima ketukan
spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya, surat, dan delapan ketukan untuk jenis
karangan ilmiah formal, seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Kemudian,
paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat
pengembang yang berfungsi untuk menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan
pikiran utama yang ada dalam kalimat topik. Paragraf menggunakan pikiran penjelas
yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat-kalimat ini berisi detail-detail
kalimat topik.4 Jadi, paragraf sebenarnya bukanlah sekumpulan kalimat topik,
melainkan paragraf itu hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
2
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian,
Jakarta:Grasindo, 2009. 80.

3
R. Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Erlangga, 2009, 102.

4
Widjono Hs, Bahasa Indonesia:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi,
Jakarta:Grasindo, 2007, 174.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik, dan tidak mengulang
pikiran penjelas lainnya.

9.5 Kegunaan Paragraf

Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai arti dan fungsi yang penting.
Dengan paragraf tersebut, pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan
secara utuh, runtut, lengkap, menyatu, dan sempurna, sehingga bermakna dan
dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan penulisnya. Lebih jauh
daripada itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan, sehingga menjadi
lebih hidup, dinamis, dan energik, sehingga pembaca menjadi penuh semangat.
Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis
dan pembacanya.5 Untuk itu, agar paragraf memiliki fungsi startegis, berikut
kegunaan paragraf, yaitu; (1) dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis
dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat
yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan, kemudian (2) dapat menandai
peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf
berarti ganti pikiran, (3) paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi
penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya, dan (4) memudahkan
pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil,
serta (5) dapat memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri
atas beberapa variabel.6

Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing berisi pikiran-pikiran


utama dan diikuti oleh sub-subpikiran penjelas, sebuah paragraf belum cukup untuk
mewujudkan keseluruhan karangan. Meskipun begitu, sebuah paragraf merupakan
satu sajian informasi yang utuh. Adakalanya sebuah paragraf terdiri hanya satu
paragraf karena karangan itu hanya berisi satu pikiran. Untuk mewujudkan suatu
kesatuan pikiran, sebuah paragraf yang terdiri dari satu pikiran utama dan beberapa
pikiran pengembang dapat dipolakan sebagai berikut; pikiran utama, beberapa
pikiran pengembang, pikiran penjelas atau pikiran pendukung. 7 Pikiran-pikiran
pengembang dapat dibedakan kedudukannya sebagai pikiran pendukung dan pikiran
penjelas.

5
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2010, 209.

6
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 175.

7
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 210.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Sebuah pikiran utama akan dikembangkan dengan beberapa pikiran pendukung, dan
tiap pikiran pendukung akan dikembangkan dengan beberapa pikiran penjelas.
Sebuah paragraf terdiri dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat
pengembang. Kalimat utama menyampaikan pikiran utama, dan kalimat penjelas
menyampaikan pikiran penjelas. Salah satu cara untuk merangkai kalimat-kalimat
yang membangun paragraf itu ialah menempatkan kalimat utama pada awal paragraf
yang kemudian disusul dengan kalimat-kalimat pengembangnya. 8 Hal tersebut dapat
kita lakukan, tentunya, setelah kita memberikan pengembangan yang memadai,
yang kemudian ditutup dengan simpulan.

9.6 Macam-macam Paragraf

Macam paragraf memang banyak ragamnya. Untuk membedakan antara yang satu
dengan lainnya, pembagian macam paragraf dapat dikelompokkan. Menurut posisi
kalimat topiknya, paragraf terdiri atas empat macam, yaitu; paragraf deduktif, paragraf
induktif, paragraf deduktif-induktif, dan paragraf penuh kalimat topik. Menurut sifat
isinya, paragraf dibedakan atas paragraf persuasi, paragraf argumentasi, paragraf
narasi, paragraf deskripsi, dan paragraf eskposisi, dan menurut fungsinya dalam
sebuah karangan, paragraf biasanya terbagi dalam tiga jenis atau tiga macam, yakni
paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup. 9 Karangan atau
tulisan minimal dalam bidang apa pun, hampir selalu memiliki konstruksi tiga paragraf
demikian ini. Dalam konteks surat-menyurat atau korespondensi, prinsip tiga paragraf
demikian ini juga berlaku. Sebuah surat akan dikatakan baik bila memiliki kualifikasi
yang baik pada tiga jenis paragraf seperti yang tekah disebutkan di awal tersebut.

Sebuah karya ilmiah, baik populer maupun akademik yang berlaku universal itu, juga
mengikuti prinsip penjenisan paragraf seperti yang disampaikan di depan tadi. Esai
ilmiah yang ditulis untuk sebuah media massa mungkin wujudnya seperti kolom,
catatan, opini, feature, atau yang lainnya, juga dipastikan akan setia dengan
penjenisan paragraf yang sedemikian tersebut.10 Jadi, dengan model pembagian
seperti tersebut di atas, sebuah paragraf akan dapat dideteksi, misalnya, sebuah
paragraf dapat saja disebut induktif dari segi posisi kalimat topiknya, disebut eksposisi
dari segi isinya, dan disebut alinea pembuka dari segi fungsinya dalam karangan.

8
Widjono Hs, Bahasa Indonesia.

9
Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia:untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. (Jakarta:Diksi
Insan Mulia, 2009), hlm. 198.

10
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia, 121 – 122

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Macam paragraf menurut fungsinya dalam sebuah karangan terdiri atas (1) paragraf
pembuka, (2) paragraf pengembang atau paragraf penghubung, (3) paragraf penutup.

Paragraf pembuka disebut juga paragraf pengantar karena paragraf tersebut bertugas
untuk mengantar pembaca sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul
kemudian.11 Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan
perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah
dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang
terkemuka atau orang yang terkenal. Atau dapat juga dengan cara memulai tulisan
dengan peribahasa atau anekdot, dapat juga dengan cara membatasi arti dari pokok
atau subjek tulisan, dan menunjukkan betapa pentingnya subjek tulisan, membuat
tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang
menarik, mengungkapkan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun
yang pahit, menyatakan maksud dan tujuan tulisan, memulai tulisan dengan
pertanyaan.

Paragraf pengembang atau paragraf penghubung adalah paragraf yang terletak antara
paragraf pembuka dengan paragraf yang terakhir di dalam bab atau anak bab. 12
Paragraf ini membicarakan pokok penulisan yang dirancang. Paragraf pengembang
mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karenanya, antara
paragraf yang satu dengan paragraf berikutnya harus memperlihatkan hubungan yang
serasi dan logis. Paragraf dapat dikembangkan dengan beragam pola paragraf. Fungsi
utama paragraf pengembang adalah selain untuk mengemukakan inti persoalan
sebagaimana yang telah diungkapkan pada kalimat sebelumnya, juga dapat untuk
memberikan ilustrasi atau contoh, menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf
berikutnya, atau meringkas paragraf sebelumnya, serta mempersiapkan dasar atau
landasan bagi simpulan.13 Paragraf juga dapat dikembangkan dengan cara
ekspositoris, atau dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara
argumentatif.

Paragraf penutup merupakan paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada
akhir satu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup
berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian
11
E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:Sebagai Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:Akapress, 2008, 122.

12
Solihin, Hudori, K.A., dan Embay Sa’adah, Terampil Berbahasa, 81.

13
Lamuddin Finoza. Komposisi, 204.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
sebelumnya.14 Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan
atau bagian karangan, penyajiannya diharapkan memperhatikan hal-hal berikut ini;
sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang, kemudian, isi
paragraf harus berupa simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti
seluruh uraian, dan sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini
dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca.15 Jadi, karena paragraf
penutu hanya terdapat di akhir sebuah teks, isinya dapat berupa kesimpulan dari
paragraf pengembang atau dapat juga berupa penegasan kembali tentang hal-hal
yang dianggap penting dari paragraf pengembang.

Macam paragraf menurut sifat isinya/teknik pemaparannya, paragraf dibedakan atas


paragraf persuasi, paragraf argumentasi, paragraf narasi, paragraf deskripsi, dan
paragraf eskposisi. Pembedaan seperti tersebut tentunya bergantung pada maksud
penulisnya dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.
Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya sudah cukup
beralasan karena di awal sudah dinyatakan bahwa pekerjaan menyusun paragraf
adalah pekerjaan mengarang juga. Walaupun karangan yang berbentuk satu alinea
merupakan karangan sederhana, prinsip penulisannya sama dengan karangan
kompleks, sama-sama mempunyai topik, pendahuluan, uraian, dan penutup.16 Untuk
lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut ini;

Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang melukiskan atau memerikan sesuatu.


Artinya, paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini
bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke
bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal
kecil yang tertangkap oleh pancaindra,17 contoh:

Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana.
Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar
terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat
warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula
berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang, dapat kita temukan berpuluh-puluh
pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.

14
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa.

15
Lamuddin Finoza. Komposisi.

16
Lamuddin Finoza. Komposisi, 201.

17
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa.131.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Paragraf ekspositoris/eksposisi, yaitu yang disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini
menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja.
Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis/keruangan.18
Atau singkatnya, ini merupakan paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian
tertentu, contoh;

Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan
puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap
kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI
dari Pasar Tanah Abang.

Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang membahas suatu masalah dengan


bukti-bukti atau alasan yang mendukung. Paragraf ini sebenarnya juga dapat
dimasukkan ke paragraf ekspositoris, selain itu, paragraf argumentasi disebut juga
paragraf persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca
terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan pekembangan
analisis.19, contoh:

Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha
Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab
pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19
tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang
dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60%
pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu
bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?

Paragraf naratif atau karangan naratif /narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan


cerita. Oleh karena itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi biasanya hanya
ditemukan dalam buku harian, novel, cerpen, atau hikayat. 20 Jadi, paragraf
naratif/narasi merupakan paragraf yang menuturkan peristiwa/keadaan dalam bentuk
cerita/kisahan, contoh;

Wandasti Navely dilahirkan pada hari Sabtu Legi, tanggal 14 Maret 2009, pukul 13.40
WIB di Klinik Mugi Rahardjo, Kepa Duri, Jakarta Barat. Saat ini usianya sudah tiga
tahun empat bulan. Dia memiliki banyak teman. Dia bersekolah di PAUD Melati
Kemanggisan, Jakarta Barat. Setiap pagi, ketika akan berangkat ke sekolah, dia selalu
diantar oleh ayah dan ibunya. Banyak sekali acara ulang tahun di sekolahnya itu.
Selama bersekolah, Wandasti sudah pergi piknik sebanyak dua kali. Yang pertama
mengunjungi Kolam Renang Marcopollo di Bogor, pada hari Rabu, 18 April 2012, dan
yang kedua ke Ancol, pada hari Rabu, 13 Juni 2012. Wandasti merupakan nama yang
18
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahas.

19
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa, 132.

20
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
berupa akronim dari “wanita dambaan setiap insan” dan Navely yang berasal dari
bahasa Rusia yaitu nasha vechnaya lyubov yang dalam bahasa Indonesia adalah
“cinta abadi kami”. Ini sebagai tanda bahwa seorang anak merupakan perlambang
keabadian cinta kasih kedua orang tuanya. Sejak usia 18 bulan, Wandasti sudah
memiliki alamat e-mail dan facebook, yaitu wandasti_navely_2009@yahoo.co.id. Para
orang tua siswa di sekolah tersebut ternyata saling berkirim kabar melalui jejaring
sosial tersebut.

Paragraf persuasif/persuasi yaitu alinea yang mempromosikan sesuatu dengan cara


mempengaruhi atau mengajak pembaca.21

WAP (Wireless Application Protocol) adalah aplikasi yang mewujudkan impian


mengakses dunia informasi dan layanan terkini langsung dari ponsel Anda layaknya
akses internet. Dengan Ericcson R320S, salah satu ponsel pertama yang dilengkapi
dengan WAP, Anda dengan cepat dapat mengakses ke pusat data informasi dan
layanan melalui situs WAP. Semuanya dapat dilakukan dari telapak tangan Anda.
Dengan dilengkapi fitur-fitur inovatif, dapat dikatakan ponsel tipis yang memiliki berat
95 gr ini adalah sebuah kantor di dalam kantong Anda.

Paragraf persuasi banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang
dewasa ini marak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentasi,
deskripsi, dan eksposisi umumnya digunakan dalam karangan ilmiah seperti buku,
skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Berita di dalam surat kabar sebagian besar
memakai alinea ekpsosisi. Paragraf narasi sering dipakai dalam karangan fiksi atau
nonilmiah seperti novel dan cerpen, termasuk buku harian. Paragraf narasi tidak
dipantang digunakan dalam karangan ilmiah, misalnya, jika ada bagian karangan yang
perlu disajikan dengan gaya bercerita.

9.7 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

Untuk dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf yang baik dibutuhkan kesatuan,
kepaduan, termasuk kelengkaan paragraf. Untuk itu akan diuraikan ketiga hal tersebut;
(1) Kesatuan, paragraf hanya berisi satu ide pokok yang dalam pengungkapannya
harus didukung oleh kalimat-kalimat, baik sebagai kalimat utama maupun sebagai
kalimat penjelas. Oleh sebab itu, semua kalimat yang diungkapkan dalam paragraf
merupakan jalinan yang membentuk ide pokok tersebut. Tidak boleh ada satu kalimat
yang tidak mendukung ide pokok.22 Kesatuan di sini juga bukan berarti ia hanya
memuat satu hal. Sebuah paragraf yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung
beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama-
sama digerakkan untuk menunjang sebuah maksud tunggal atau tema tunggal.

21
Lamuddin Finoza. Komposisi.

22
Solihin, Hudori, K.A., dan Embay Sa’adah, Terampil Berbahasa.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Maksud tunggal itulah yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paragraf itu. 23
Karena fungsi paragraf untuk mengembangkan sebuah gagasan tunggal, tidak boleh
terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak mempunyai pertalian dengan maksud
tunggal tadi. Contoh paragraf dengan kesatuan pikiran;

1) Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. 2)


Dengan kebebasan ini, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai
dengan basis kompetensi siswa dan lingkungannya. 3) Kondisi kebebasan tersebut
menjadikan pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa
termotivasi untuk berkembang. 4) Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif, kreatif,
dan produktif. 5) Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa dapat melakukan berbagai
eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya. 6)
Kreativitasnya menjadi tidak terbendung.

Paragraf (6 – 2) dikembangkan dengan kesatuan pikiran. Seluruh kalimat membahas


pikiran yang sama yaitu kebebasan berekspresi (kalimat 1). 24 Kalimat ke-2 membahas
dampak pikiran pada kalimat 1 siswa dapat belajar sesuai dengan basis
kompetensinya. Kalimat ke-3 siswa belajar penuh gairah sebagai dampak pikiran
kalimat ke-2. Kalimat ke-4 berisi siswa menjadi kreatif sebagai dampak pikiran kalimat
ke-3. Kalimat ke-5 berisi siswa belajar secara sinergis teori dan praktik sebagai
dampak pikiran kalimat ke-4. Kalimat ke-6 yaitu kreativitas siswa tidak terbendung
sebagai dampak pikiran kalimat ke-5.

Kemudian, (2) kepaduan, bahwa paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat


yang satu dengan yang lain tidak berhubungan. Paragraf dibangun oleh kalimat-
kalimat yang saling mendukung satu sama lain secara timbal balik. Agar hubungan
tampak mesra dan kompak, kalimat-kalimat harus dipadukan/disetailkan. Jadi,
kepaduan menitikberatkan pada hubungan antara kalimat yang satu dengan lainnya. 25
Maka, kepaduan tersebut diwujudkan dalam pertautan antarkalimat yang dikenal
dengan sebutan paragraf. Istilah lain dari kepaduan paragraf adalah koherensi.
Kepaduan yang baik apabila kalimat-kalimat yang membina paragraf tersebut baik dan
wajar, sehingga mudah dipahami pembaca. Pembaca dapat dengan mudah mengikuti
jalan pikiran penulis. Jadi, perpautan (koherensi) membuat karangan terpadu,
konsisten, dan terpahami. Perpautan tersebut akan dapat dicapai bila ada jalinan dan
ada peralihan yang jelas di antara kalimat dan perenggangan.26 Namun, ada pula

23
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 214 – 215.

24
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 181

25
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia, 82.

26
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 218 – 219.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
kejadian yang berbeda dari perpautan, yang satu mengenai hubungan antarkalimat
menurut nalar, sedangkan yang lainnya menyangkut pengungkapan hubungan itu
secara verbal.

Banyak orang Wionogiri pergi ke Jakarta (karena) kota itu disangka orang tempat yang
dengan mudah menyediakan mata pencaharian. (Tetapi), kenyataannya tidak seperti
yang diimpikan orang.

Kepaduan paragraf dapat terjalin jika menggunakan repetisi, kata ganti, dan kata
transisi.27 Berikut adalah contoh paragraf yang memiliki kepaduan dengan
menggunakan repetisi;

Pada dasarnya, paru-paru membersihkan dirinya sendiri secara teratur untuk menjaga
agar pernafasan tetap berlangsung efisien. Dalam hal ini dinding paru-paru dilapisi
oleh sel lendir yang berfungsi menangkap zat-zat asing yang terhirup maupun virus,
yang kemudian oleh bulu-bulu halus zat-zat tersebut didorong keluar oleh paru-paru.
Di sini batuk berperan membersihkan paru-paru dari zat-zat tidak diperlukan tersebut,
sehingga merupakan mekanisme perlindungan.

Berikutnya, (3) kelengkapan paragraf, bahwa paragraf dikatakan lengkap jika berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau
kalimat utama. Namun, sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak
dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

9.8 Letak Kalimat Utama


Untuk memenuhi syarat kesatuan, sebuah paragraf hanya memiliki satu ide pokok.
Ide pokok tersebut diwujudkan dalam bentuk kalimat utama. Sebuah paragraf
berdasarkan letak kalimat utamanya digolongkan menjadi (1) paragraf deduktif, (2)
paragraf induktif, (3) paragraf campuran, dan (4) paragraf deskriptif/naratif. 28 Agar lebih
jelas, perhatikan uraian berikut;
Paragraf deduksi dimulai dengan pernyataan tentang kalimat pokok berupa
kesimpulan, kemudian disusul dengan sejumlah rincian yang menjelaskan/mendukung
kesimpulan tersebut,29 atau dengan kata lain dari pernyataan yang bersifat umum ke
pernyataan yang bersifat khusus, contoh;

Kosakata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam
kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang-mengarang. Jumlah kosakata yang
dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping
itu, jumlah kosakata yang dikuasai seseorang, juga akan menjadi indikator bahwa
27
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa, 78 – 79.

28
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa, 82.

29
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia, 87 – 88 .

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
orang itu mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak data yang dikuasai,
semakin banyak pula pengetahuannya. Dengan demikian seorang penulis akan
mudah memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada
dalam pikirannya.

Paragraf induktif merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Paragraf dimulai dengan
kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat utama. Paragraf ini biasanya
bersifat induktif, dari hal-hal yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum, 30
contoh;

Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara
metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas
dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia
kembali mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-
temannya atau dengan orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah.
Jam sekolah hanya berlangsung beberapa jam. Baik waktu istirahat atau pun di antara
jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika
sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-
faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya
melaju terus dengan cepat.

Paragraf campuran merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berkombinasi


dengan bagian awal paragraf (deduksi) dengan bagian akhir paragraf (induksi). Ide
pokok mula-mula dituangkan pada awal paragraf kemudian ditegaskan kembali pada
akhir paragraf. Kalimat utama paragraf campuran berarti ada dua kalimat. Kalimat-
kalimat penjelas terletak pada kalimat kedua hingga menjelang dituangkannya kalimat
utama yang berada pada akhir paragraf,31 contoh;
Dunia manusia dihadapkan pada serentetan isi yang amat pelik. Rentetan isu tersebut
yakni pengadaan pangan bagi penduduk dunia yang terus bertambah, masalah
kesempatan kerja, masalah pendidikan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Masalah-masalah ini akan terus berkembang seirama dengan
perkembangan zaman. Rentetan isu tersebut muncul di sana-sini, pada waktu dan
tempat yang berlainan.
Atau dengan kata lain bahwa paragraf campuran meletakkan kalimat pokok/kalimat
utama di awal paragraf dan di akhir paragraf. Pengulangan tersebut juga bertujuan
untuk menegaskan kembali kalimat utama/kalimat pokok, 32 contoh;
Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan
taraf hidup. Petani yang berpendidikan cukup dapat mengubah sistem pertanian
30
Nasucha, Bahasa Indonesia,47 – 48.

31
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa,83.

32
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
tradisional, misalnya bercocok tanam hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi
petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu memberikan
umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana
pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Itulah sebabnya
peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.
Paragraf deskriptif/naratif, yaitu paragraf yang juga sering disebut dengan paragraf
tanpa kalimat topik, yaitu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat yang kadang-
kadang menyajikan pikiran-pikiran yang setara, tidak ada pikiran yang lebih utama dari
lainnya. Paragraf yang demikian menyajikan kalimat-kalimat yang sama
kedudukannya. Paragraf ini tidak memiliki pikiran utama dan pikiran penjelas, juga
tidak memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua pikiran dan kalimat sama
kedudukannya,33 contoh;
Pukul 07.00 Wandasti Navely sudah berada di kampus. Ia duduk sejenak di taman
kampus sambil tetap menggendong tas kuliahnya. Tidak terdengar suaranya. Lima
menit kemudian, tiga temannya telah datang di tempat yang sama. Masing-masing
membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa buku dan alat tulisnya. Suasana sunyi.
Lima menit kemudian mereka bersuara amat gaduh. Mereka berdebat amat serius.
Entah apa yang mereka perdebatkan. Sepuluh menit kemudian suasana kembali
sunyi. Mereka semuanya membaca dan menulis. Tiga puluh menit kemudian salah
seorang membacakan hasil akhir mereka. Setelah itu, mereka kembali berdiskusi dan
seorang dari mereka membacakan kembali hasil diskusinya. Terdengar sayup-sayup,
mereka berucap alhamdulillah tugas kelompok selesai.

Paragraf di atas tidak menunjukkan adanya kalimat topik. Namun, keberadaan


gagasan utama dapat dirasakan oleh pembaca, yaitu diskusi tugas kelompok
mahasiswa. Paragraf yang tanpa kalimat topik ini biasanya juga mengungkapkan
proses yang disusun berdasarkan urutan waktu. Paragraf ini jarang memiliki kalimat
pokok atau kalimat utama yang bersifat umum,34 contoh;

Ada saatnya orang menutup mata dan mencoba meraba-raba jalan dalam kamar
hendak mengetahui bagaimana rasanya menjadi orang buta. Tidak banyak orang yang
sanggup meneruskan eksperimen itu terlalu lama. Perasaan tidak enak muncul
dengan tiba-tiba; dorongan dan kebutuhan yang kuat untuk melihat kembali terasa
sangat mendesak dan dengan membuka matanya, sesuatu yang lebih dari penglihatan
pulih kembali, ia berhubungan dengan dunia.

Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama/kalimat topik, pada hakikatnya, kalimat
utama/kalimat topiknya menyebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf
tersebut.

33
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 176.

34
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia, 88 – 89 .

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
9.9 Pola Pengembangan Paragraf

Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya akan jelas kalau diperinci dengan pikiran-
pikiran penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat dituang ke dalam satu kalimat penjelas
atau lebih. Malahan ada juga kemungkinan, dua pikiran penjelas dituang ke dalam
sebuah kalimat penjelas. Tetapi sebaliknya sebuah pikiran penjelas dituang ke dalam
sebuah kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf terdapat satu pikiran utama dan
beberapa pikiran penjelas.35 Inilah yang dinamakan kerangka paragraf. Kerangka
paragraf dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Contoh kerangka paragraf;

Pikiran utama : Keindahan alam yang mengecewakan

Pikiran penjelas :

- Manusia telah mengubah segala-galanya


- Hutan, sawah, dan ladang tergusur
- Pohon sudah tidak ada
- Pagar bunga telah berganti
- Pembangunan gedung-gedung mewah

Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan
variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa megambil salah satu model pengembangan atau
bisa pula mengombinasikan beberapa model sekaligus.36

Pertentangan

Paragraf yang dikembangkan dengan pertentangan, biasanya kalimat-kalimat yang


terdapat dalam paragraf tersebut menggunakan ungkapan seperti; berbeda dari,
bertentangan dari, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang
dari. 37

Alamiah

Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu
(kronologis). Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu

35
Nasucha, Bahasa Indonesia, 49 – 50.

36
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia, 129.

37
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 224.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
titik ke titik berikutnya dalam satu ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang
menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.38

Analogi

Pengembangan paragraf secara analogi lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya
umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami
kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum
banyak dipahami publik.39

Klasifikasi

Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang


mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke
dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. 40

Sebab-Akibat

Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu
kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan
yaitul; padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.41

Klimaks-Antiklimaks

Pengembangan paragraf dengan pola klimaks, yaitu gagasan utama mula-mula


diperinci dengan sebuah gagasan pengembang yang dianggap paling rendah
kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur diikuti gagasan-gagasan lain sampai
kepada gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya. Variasi dari
pola klimaks adalah antiklimaks. Pada pola ini penulis mulai dari suatu gagasan atau
topik yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian perlahan-lahan menurun
pada gagasan-gagasan yang lebih rendah sampai paling rendah.42

Komparatif dan Kontrastif

38
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 199 – 200

39
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia,

40
Nasucha, Bahasa Indonesia, 55.

41
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia, 222 – 227.

42
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa,84.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara
diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya,
karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Nah, pembandingan yang
dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya untuk
mengembangkan paragraf yang demikian ini dapat disebut dengan model
pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara
mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan perbandingan
kontrastif.43

Contoh-contoh

Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai,
lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.44

Definisi Luas

Definisi adalah uraian pengertian. Definisi dapat berupa sinonim kata, definisi formal
berupa kalimat, dan definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurang-kurangnya
terdiri dari satu paragraf. Artinya, ada definisi yang lebih luas yang terdiri dari beberapa
paragraf, bahkan lebih panjang lagi, misalnya, satu bab.45

Proses

Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi paragraf menguraikan
suatu proses. Proses merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap-tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut
(kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu
sama lainnya. Proses kerja suatu mesin, misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan
proses peristiwa sejarah.46

Sudut Pandang

43
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia, 130.

44
Lamuddin Finoza. Komposisi. 209 .

45
Widjono Hs, Bahasa Indonesia, 206.

46
Lamuddin Finoza. Komposisi 208.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Yang dimaksud dengan sudut pandang adalah tempat dari mana seorang penulis
melihat sesuatu. Bagaimana seorang penulis mengambil suatu posisi tertentu. Bisa
pula bagaimana tanggapan atau tanggapan penulis terhadap subjek yang tengah
ditulisnya.47

9.10 Ringkasan
Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Kegunaan
paragraf, yaitu; (1) dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi
bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun
secara logis, dalam satu kesatuan, kemudian (2) dapat menandai peralihan gagasan
baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran,
(3) paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan
memudahkan pemahaman bagi pembacanya, dan (4) memudahkan pengembangan
topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil, serta (5) dapat
memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa
variabel.

Macam paragraf menurut posisi kalimat topiknya, paragraf terdiri atas empat macam,
yaitu; paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, dan paragraf
penuh kalimat topik. Menurut sifat isinya, paragraf dibedakan atas paragraf persuasi,
paragraf argumentasi, paragraf narasi, paragraf deskripsi, dan paragraf eskposisi, dan
menurut fungsinya dalam sebuah karangan, paragraf biasanya terbagi dalam tiga jenis
atau tiga macam, yakni paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf
penutup. Untuk dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf yang baik dibutuhkan
kesatuan, kepaduan, termasuk kelengkaan paragraf. Sebuah paragraf berdasarkan
letak kalimat utamanya digolongkan menjadi (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif,
(3) paragraf campuran, dan (4) paragraf deskriptif/naratif.

Pola pengembangan paragraf terdiri dari (1) pertentangan, (2) alamiah, (3) analogi, (4)
klasifikasi, (5) sebab-akibat, (6) klimaks-antiklimaks, (7) komparatif dan kontrastif, (8)
contoh-contoh, (9) definisi luas, dan (10) proses, serta (11) sudut pandang.

Daftar Pustaka

47
Solihin Hudori, Terampil Berbahasa,85.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
A, Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi:Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:Akapress

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia:untuk Mahasiswa Nonjurusan


Bahasa. Jakarta:Diksi Insan Mulia.

Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Jakarta:Grasindo.

Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi. 2010. Bahasa Indonesia
untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah:Mata Kuliah Wajib Pengembangan Kepribadian.
Yogyakarta:Media Perkasa.

Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Erlangga.

Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi:Mata Kuliah Pengembangan


Kepribadian. Grasindo:Jakarta.

Solihin, Hudori K.A., dan Embay Sa’adiah. 2003. Terampil Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta:Uhamka Press.

9 TATA PARAGRAF Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Riantini Bsri,S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai