PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Geostrategi
11
Ilmu Komputer Sistim Informasi 2A6184EL Ginung Pratidina,SH.,MH.
Abstract Kompetensi
Pembahasan Geostrategi melingkupi: Setelah perkuliahan ini mahasiswa
1. Pengertian Geostrategi/ Ketahanan diharapkan dapat memahami dan
Nasional menganalisis Geostrategi.
2. Latar Belakang Geostrategi
3. Tujuan Geostrategi
4. Fungsi Geostrategi
5. Sifat Geostrategi
6. Konsepsi Dasar Geostrategi
7. Komponen Strategi Astagatra
8. Implementasi Ketahanan Nasional
9. Hubungan Komponen Strategi
Antargatra
Geostrategi
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002).Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi
geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana untuk mewujudkan cita-
cita proklamasi dan tujuan nasional.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa dan negara
Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun luar
negeri yang hampir membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.Dengan posisi
geografis, potensi sumber kekayaan alam, serta besarnya jumlah dan kemampuan
penduduk yang dimilikinya, Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan
pengaruh negara-negara besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan
menimbulkan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan, bahkan membahayakan
kelangsungan hidup dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. Tujuan Geostrategi
D. Fungsi Geostrategi
E. Sifat Geostrategi
Konsepsi adalah teori atau model yang merupakan pedoman dalam menciptakan
Ketahanan Nasional melalui pembangunan seluruh aspek Ketahanan Nasional. Seluruh
aspek yang dimaksud meliputi aspek trigatra (tiga gatra) dan aspek pancagatra (lima gatra)
yang keduanya dikenal dengan astagatra (delapan gatra).
1. Model Astagatra
Merupakan model yang berisi delapan gatra yang terdiri atas Trigatra (Geografi,
SDA, Demografi) dan Pancagatra (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta
Pertahanan dan Keamanan). Secara sistematis, model ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
K(n) = Kondisi Kekuatan Nasional yang Dinamis
G = Kondisi Geografi
D = Kondisi Demografi
A = Kondisi Kekayaan Alam
I = Kondisi Pemahaman dan Pengamatan Ideologi
P = Kondisi Sistem Politik
E = Kondisi Sistem Ekonomi
S = Kondisi Sistem Sosial Budaya
H = Kondisi Sistem Hankam
f = Fungsi dalam Pengertian Matematis
t = Dimensi Waktu
Model ini mengadakan observasi atas tata kehidupan nasional secara mikro dilihat
dari luar sehingga ketahanan masyarakat bangsa ditampilkan sebagai kekuatan. Secara
matematis, model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
K(n) = Kekuatan Nasional
G = Kemampuan Geografi
A = Kemampuan SDA
T = Kemampuan Industri
M = Kemampuan Militer
D = Kemampuan Demografi
C = Karakter Nasional
L = Moral Nasional
O = Kualitas Diplomasi
Model ini menganggap bahwa kekuasaan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi
apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur berikut: geografi, bentuk dan wujud bumi,
luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan. Mahan
berpendapat bahwa ada empat faktor yang membentuk kekuatan laut suatu negara.
Menurut Cline bahwa suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia
memiliki potensi geografi besar dan SDA yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa
suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan bisa memproyeksikan diri sebagi
negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan wilayah besar akan tetapi jumlah
penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.
P (p) = (Cr + M + E) (S + W)
Keterangan:
P (p) = Perceived Power, Kekuatan Nasional sebagaimana Dipersepsikan oleh negara lain.
Cr = Critical mass, yaitu Strategi antara Potensi demografi dengan Geografi.
M = Kemampuan Militer
E = Kemampuan Ekonomi
S = Strategi Nasional
W = Kemauan Nasional atau Tekad Rakyat untuk Mewujudkan Strategi nasional.
Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan gatra. Delapan
gatra (aspek) ini dapat diklasifikasikan dalam dua bagian yang meliputi:
1. Trigatra
Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga unsur, yaitu:
a. Aspek Geografi
Adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara berada.
Beberapa Wawasan Nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah:
1) Wawasan benua adalah cara pandang negara yang dilandasi lingkungan negara
yang serba dataran (benua) atau yang dikenal dengan Land Locked Country.
Untuk mengatasi kesenjangan antara potensi SDA dengan penduduk, maka diupayakan:
1) Menyusun pola pengelolaan SDA.
2) Mengembangkan IPTEK.
3) Membina kesadaran nasional.
4) Mengadakan program pembangunan yang serasi.
5) Mengadakan pembentukan modal yang cukup.
6) Menciptakan daya beli konsumen yang cukup.
2. Pancagatra
Komponen ini bersifat intangible atau bersifat kehidupan sosial. Komponen ini meliputi:
a. Gatra Ideologi
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, berfungsi mengarahkan perjuangan
bangsa mencapai cita-cita dan tujuan nasional.Membina ideologi hakikatnya
merupakan upaya meningkatkan Ketahanan Nasional.Hubungan gatra ideologi
mempengaruhi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam
(POLEKSOSBUDHANKAM).
b. Gatra Politik
Politik dalam arti kebijakan merupakan suatu proses alokasi sistem nilai dan norma
kehidupan bernegara yang diyakini benar oleh suatu bangsa yang dilakukan oleh
sebuah institusi yang berwenang agar menjadi pedoman pelaksanaan dalam
mewujudkan cita-citanya. Hubungan gatra politik mempengaruhi aspek ideologi,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam (EKSOSBUDHANKAM).
c. Gatra Ekonomi
Proses kehidupan ekonomi mempunyai pengaruh yang positif dalam meningkatkan
kesejahteraan dan keseimbangan antara pengadaan, permintaan dan distribusi
barang dan jasa. Hubungan gatra ekonomi mempengaruhi aspek ideologi, politik,
sosial budaya, dan hankam (POLSOSBUDHANKAM).
e. Gatra Hankam
Kondisi hankam yang baik, stabilitas nasional yang aman dan damai merupakan
prasyarat bangsa untuk dapat membina dan mengembangkan aspek-aspek
kehidupan bangsa. Hubungan gatra hankam mempengaruhi aspek ideologi, politik,
ekonomi,sosial dan budaya (IPOLEKSOSBUD).
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang sosial dan budaya, maka sejumlah
tindakan harus dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi sosial budaya yang mendukung daya
saing bangsa dengan terciptanya SDM yang kompeten, kondisi sosial yang stabil, dan
berkembang budaya sebagai hasil karya manusia Indonesia. Beberapa hal yang harus
dilaksanakan adalah:
a. Meningkatkan HDI Indonesia dengan melakukan peningkatan mutu pendidikan
dengan penerapan standarisasi pendidikan, meningkatkan jumlah wajib belajar
sembilan tahun, meningkatkan daya saing perguruan tinggi, peningkatan
kesehatan ibu dan anak, serta peningkatan fasilitas lingkungan.
b. Meningkatkan taraf pendidikan dari 60% lulusan SD menjadi lebih tinggi dengan
memberikan dana pendidikan minimal 20% dari APBN.
4. Kusnardi, M. dan Bintan Saragih. 2000. Ilmu Negara. Gaya Media Pratama. Jakarta.
Jakarta.