Ketahanan Nasional
Lingkup Bahasan
Bab ini membahas tentang geostrategi dan geostrategi Indonesia, model-model ketahanan
nasional, dan ketahanan nasional sebagai perwujudan geostrategi Indonesia.
Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, para pembaca diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. Menjelaskan konsep geostragegi dan geostrategi Indonesia
2. Mengidentifikasi model-model ketahanan nasional
3. Mendeskripsikan ketahanan nasional sebagai perwujudan geostrategi Indonesia
Istilah kunci
Geostrategi, ketahanan nasional, astagatra, ketangguhan, keuletan, identitas, integritas, ancaman,
tantangan, hambatan, gangguan
Konsepsi dasar ketahanan nasional paling tidak dapat dipahami dari beberapa model
ketahanan nasional, masing-masing model Astagatra, Model Morgentahu, Model Alfred Thayer
Mahan, dan Model Cline.
Pertama, Model Morgenthau, model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra
yang cukup banyak. Bila model Lemhannas berevolosi dari observasi empiris perjalanan
perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau
menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-negara lain.
Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position dalam satu
kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position
sehingga muncul strategi ke arah balanced power.
Kedua, Model Alfred Thayer Mahan. Dalam bukunya The Influence Seapower on History,
Alfred Thayer Mahan mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila
bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah,
jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan.
Ketiga, Model Cline yang melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh
negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi
suatu negara terhadap negara lainnya termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan
dari negara lainnya. Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia
memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik memiliki wilayah yang besar dan
sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil
bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya
suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan
menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.
Keempat, Model Astagatra, model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang
kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala
kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang
dikembangkan oleh Lemhannas ini menyimpulkan adanya 8 (delapan) unsur aspek kehidupan
nasional yang terdiri atas aspek kehidupan alamiah dan aspek kehidupan sosial.
a. Aspek alamiah meliputi Trigatra (letak dan kedudukan geografi, keadaan dan kekayaan
alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk).
b. Aspek kehidupan sosial terdiri atas Pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan).
Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan pancagatra serta antara gatra itu
sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan
ketergantungan (interdependency). Oleh karena itu hubungan komponen strategi dalam trigatra
dan pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensif integral) di dalam komponen
strategi astagatra.
3. Identitas ialah ciri khas suatu negara dilihat secara keseluruhan (holistik), yaitu negara
yang dibatasi oleh wilayah negara, penduduk, sejarah, pemerintah dan tujuan nasionalnya
serta peranan yang dimainkannya di dalam dunia internasional.
4. Integritas ialah kesatuan yang menyeluruh di dalam kehidupan nasional suatu bangsa,
baik sosial, alamiah, potensi maupun fungsional.
5. Ancaman merupakan hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak
kebijaksanaan dan dilakukan secara konsepsional, kriminal serta politik.
6. Tantangan merupakan hal atau usaha yang bertujuan atau bersifat menggugah
kemampuan.
7. Hambatan merupakan hal atau usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau
bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
8. Gangguan merupakan hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalang-halangi secara tidak konsepsional.
Ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat
menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Karena itu, ketahanan
nasional ini tergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh warga negara dalam membina
aspek alamiah serta aspek sosial, sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala
bidang. Ketahanan nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam
wilayah nasional, baik fisik maupun sosial serta memiliki hubungan erat antara gatra di
dalamnya secara komprehensif integral. Kelemahan salah satu bidang akan mengakibatkan
kelemahan bidang yang lain yang dapat mempengaruhi kondisi keseluruhan.
Kondisi Dinamis
Langsung
Kemampuan Acaman
mengembangkan Tantangan Dari Dalam
Keulatan & Kekuatan Hambatan Lawan
Ketangguha Nasional
Gangguan Dari Luar
n
Tidak Langsung
Membahayakan
1.Integritas
2. Identitas
3. kelangsungan hidup
4. Perjuangan dalam mengejar tercapainya tujuan
Pada tahun 1968, gagasan tentang ketahanan nasional di lingkungan SSKAD itu
dilanjutkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas). Pada tahun 1968 tersebut,
dirumuskan pengertian ketahanan nasional sebagai keuletan dan daya tahan kita dalam
menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup negara dan bangsa indonesia
(Lemhannas, 1999:89).
Pada tahun 1969, Lemhannas merumuskan pengertian kedua tentang ketahanan nasional
yang disebut dalam ketahanan nasional konsepsi tahun 1969 sebagai penyempurnaan dari
konsepsi pertama, yaitu: keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan
untuk memperkembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang
datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung atau tidak langsung membahayakan
kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia (Lemhannas, 1999:89).
Masih dalam rumusan GBHN 1998, ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi,
ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan
keamanan.
2. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang berlandaskan
demokrasi politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan
memelihara sistem politik yang sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan politik
luar negeri yang bebas dan aktif.
4. Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai
kepribadian nasional berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan membentuk
dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air,
berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi seimbang,
serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan
kebudayaan nasional.
5. Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal
segala bentuk ancaman.