Pada awalnya Geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau
perang. Di Indonesia Geostrategi di artikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 melalui proses pembangunan nasional.
Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama ketahanan nasional.
Mengingat geostrategic Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, dan labih aman, sehingga bangsa
Indonesia perlu memiliki Geostrategi untuk mewujudkan cita-cita.
1
Geostartegi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk menentukan
kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional. Geostrategi dapat pula
dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik.
Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang datang dari dalam
maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan
Bangsa Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik Indonesia.
C. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia
Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 10
Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan oleh para pejabat
bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir
Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan
1950 garis pembangunan politik berupa “ Nation and character and building “ yang merupakan
wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa bangsa.
Pada tahun 1965-an lembaga ketahanan nasional mengembangkan konsep geostrategi
Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut: Bahwa geostrategi Indonesia harus
berupa sebuah konsep strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan, baik bersifat internal maupun ekstemal. Gagasan ini agak lebih
progresif, tapi tetap terlihat konsep geostrategi Indonesia baru sekadar membangun kemampuan
nasional sebagai faktor kekuatan penangkal bahaya.
Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang
geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia. Pada era itu konsepsi
geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional
dengan pendekatan keamanan dan kesejahteraan untuk menjaga identitas kelangsungan serta
integritas nasional sehingga tujuan nasional dapat tercapai.
Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan
ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional.
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini mengandung sekian
banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan mencabik-cabik
persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas
bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala bangsa kita lemah
karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak pulalah harga diri dan
kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum internasional. Disitulah
ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional, yang sekaligus, apabila kita
sekalian sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga.
E. Ketahanan Nasional
Negara Indonesia sebagai suatu negara memiliki letak geografis yang sangat strategis di
Asia Tenggara. Oleh karena itu di kawasan Asia Tenggara Indonesia memiliki posisi yang sangat
penting, sehingga tidak menutup kemungkinan di era global dewasa ini menjadi perhatian
banyak negara di dunia. Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang
berisi keuletan dari ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
rasional dalam menghadapi dan mengatsi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mengejar tujuan Nasional Indonesia.
Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan untuk mewujudkan cita-
cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan nasioanal. Dalam hubungan ini cara
mengembangkan dan mewujudkan ketahanan nsional, setiap bangsa berbeda-beda, sesuai dengan
falsafah, budaya dan pengalaman sejarah masing-masing. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia
Ketahanan Nasional di atas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai
dasar falsafah bangsa dan negara, pancasila tidak hanya merupakan hasil pemikiran seseorang
saja, melainkan nilai-nilai Pancasila telah hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif
bangsa Indonesia sebelum membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara hal inilah
yang menurut Notonagaro disebut sebagai kuasa materialis Pancasila. Kemudian dalam proses
pembentukan negara, nilai-nilai Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara Indonesia
( founding fathers ), dan secara formal yudiris Pancasila ditetapkan sebagai dasar falsafah bangsa
dan negara Indonesia, dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam
pengertian ini pancasila sebagai suatu dasar filsafat dan sekaligus sebagai landasan ideologis
ketahanan nasional Indonesia.
2 Trigatra adalah aspek alamiah (tangiable) yang terdiri atas penduduk, sumbe r daya alam, dan wilayah.
3
Pancagatra adalah aspek social (intangiable) yang terdiri atas ideology, politik, ekonomi, social budaya dan
pertahanan keamanan
2. Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra cukup banyak. Bila
model Lemhanas berevolusi dari obst empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model
ini ditun secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan pentingnya
kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-r lain. Artinya, ia menganggap
pentingnya perjuangan mendapatkan power position dalam satu kawasan. St
konsekuensinya, maka terdapat advokasi untuk memp power position sehingga muncul
strategi ke arah balance.
3. Model Alfred Thayer Mahan
Mahan dalam bukunya "The Influence Seapower on H mengatakan bahwa kekuatan nasional
suatu bangsa dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
a) Letak geografi
b) Bentuk atau wujud bumi
c) Luas wilayah
d) Jumlah penduduk
e) Watak nasional atau bangsa
f) Sifat pemerintahan
4. Model Cline
Cline mclihat suatu ncgara dari luar sebagaimana dipersepsikan olch negara lain. Baginya
hubungan antarnegara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap
negara lainnya, termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya.
Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki
potensi geografi besar atau negara secara fisik yang wilayahnya besar dan memiliki sumber daya
manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun
majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu negara
dengan wilayah yang besar, tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara
besar walaupun berteknologi maju.
Komitmen Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial merupakan amanat dari alinea IV Pembukaan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Komitmen ini senantiasa diwujudkan melalui partisipasi dan
kontribusi aktif Indonesia di dalam MPP PBB.
Dalam konteks internasional, partisipasi tersebut merupakan indikator penting dan konkrit dari peran
suatu negara dalam memberikan kontribusi dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Sedangkan dalam konteks nasional, keterlibatan tersebut merupakan sarana peningkatan profesionalisme
individu dan organisasi yang terlibat secara langsung dalam penggelaran operasi internasional.
Secara strategis dan ekonomis, partisipasi Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian juga dapat
dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan industri strategis nasional di bidang pertahanan. Beberapa
produk Indonesia yang digunakan dalam MPP PBB antara lain adalah Armored Personnel Carrier ANOA
dan KOMODO serta senjata api SS dari PT. Pindad, dan seragam militer/polisi buatan swasta nasional.
Kontribusi Indonesia pada MPP PBB dimulai pada tahun 1957, saat Indonesia mengirimkan 559 personel
infantri sebagai bagian dari United Nations Emergency Force (UNEF) di Sinai. Pengiriman tersebut
diikuti dengan kontribusi 1.074 personel infantri (1960) dan 3.457 personel infantri (1962), sebagai
bagian dari United Nations Operation in the Congo (ONUC) di Republik Kongo.
Saat ini, jumlah personel Indonesia yang tengah bertugas dalam berbagai MPP PBB (sesuai
data gabungan per 30 November 2018) adalah sejumlah 3.544 personel (termasuk 94 personel
perempuan), dan menempatkan Indonesia di urutan ke-7 dari 124 Troops/Police Contributing
Countries (T/PCC). Personel dan Pasukan Kontingen Garuda tersebut bertugas di 8 (delapan) MPP PBB,
yaitu UNIFIL (Lebanon), UNAMID (Darfur,Sudan), MINUSCA (Repubik Afrika Tengah), MONUSCO
(Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (Mali), MINURSO (Sahara Barat), UNMISS (Sudan
Selatan), dan UNISFA (Abyei, Sudan).
Kembali lagi ke pemanfaatan kekayaan alam yang belum maksimal, mengapa? Karena terkadang warga
Indonesia tidak tahu apa saja yang terdapat di tempat yang ia tinggali, kurangnya pengetahuan tentang
pemanfaatan sumber daya juga dapat mempengaruhi hal tersebut. Apalagi dalam hal untuk eksplorasi
seperti itu membutuhkan teknologi yang cukup baik, sayangnya Indonesia ini dalam bidang teknologi
belum terlalu mumpuni seperti negara-negara maju yang lain. Maka dari itu, sesungguhnya diperlukan
adanya inovasi di bidang teknologi guna penciptaan ide-ide cemerlang. Namun ada hal yang harus
dilakukan terlebih dahulu sebelum mengadakan inovasi tersebut? Apakah itu? Yaitu dengan peningkatan
mutu pendidikan, karena dengan tingginya mutu pendidikan Indonesia maka akan lahir para observator
dan juga peneliti yang siap meneliti apa saja sebenarnya yang terkandung pada tanah-tanah Indonesia
yang sangat banyak ini. Jika menemukan sebuah hal yang baru, menemukan sebuah penemuan yang baru,
menemukan sebuah kekayaan alam yang baru, tinggal tunggu apalagi? Langsung saja dikerahkan seluruh
warga sekitar untuk membantu mereka dalam penilitian tersebut dan meminta warga sekitar untuk selalu
mengolah sumber daya tersebut dengan pantauan peneliti-peneliti Indonesia.
Karena ironi sekali, apabila yang menemukan kekayaan alam Indonesia adalah bukan dari warga negara
Indonesia itu sendiri. Ibaratnya, kita yang menempati, kita yang merasakan, tapi kok kita tidak tahu apa
saja yang terkandung di bawah tanah yang kita tinggali? Maka sesungguhnya dengan bantuan yang besar
dari pemerintah dalam pemanfaatan sumber daya yang maksimal dapat membuat rakyat menjadi sangat
makmur dan sejahtera.
Di sinilah saya simpulkan, bahwa geostrategi Indonesia bidang pengelolaan sumber daya alam belum
maksimal dan perlu adanya pemaksimalan atau pemantapan lagi dengan adanya kerja sama antara
pemerintah dengan warga. Dengan pemanfaatan sumber daya alam yang maksimal, tentu dapat
meningkatkan Ketahanan Nasional karena rakyat-rakyat Indonesia akan lebih makmur dan sejahtera serta
perlahan-lahan cita-cita Indonesia akan tercapai yaitu pada aspek memajukan kesejahteraan umum. Lalu
bagaimana menurut Anda, sudah maksimalkah praktik geostrategi di Indonesia?
Salah satu solusi dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasioanal yang di inginkan yaitu adanya geostrategi
dalam pertahanan nasional, khususnya dalam menjaga stabilitas dengan Negara lain. Dalam era ini sering
sekali masalah muncul dalam dalam perbatasan wilayah suatu Negara, dimana dalam perbatasan wilayah
sering sekali perebuatan atau sengketa dalam suatu wilayah.
Kawasan perbatasan adalah sebuah wilayah yang sangat strategi bagi stabilitas keamanan sosial dan
ekonomi seluruh warga Negara bukan hanya masyarakat di perbatasan. Luasnya perbatasan di Indonesia
seharusnya menecerminkan adanya adanya sebuah kebijakan pengelolaan perbatasan yang efektif baik itu
dari aspek sosial maupun aspek ekonomi dan keamanan. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan
bahwa sistem manajemen perbatasan Indonesia selama ini berada dalam tahap yang mengkhawatirkan.
Meningkatnya kejahatan yang terjadi diperbatasan seperti penyelendupan kayu, barang, dan obat-obatan
terlarang, pedagangan manusia, dan teorisme yang telah menganggu kedaulatan serta stabilitas kemanan
diperbatasan Negara tersebut. Selama ini perbatasan di Indonesia hanya di anggap sebagai garis
pertahanan terluar Negara, oleh karena itu pendekatan yang digunakan untuk mengelola perbatasan hanya
pada pendekatan keamanan. Padahal dari beberapa Negara tetangga, misalnya Malasyia, telah
menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keamanan secara berdampingan pada pengembangan
wilayah perbatasannya.
Geostrategi di Indonesia diperlukan sebagai suatu cara atau metode dalam memanfaatkan segenap
konsetelasi geografi Negara Indonesia dalam menentukan kebijakan, arahan serta sarana-sarana dalam
mencapai tujuan seluruh bangsa Indonesia dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial.
Geostrategi Indonesia member arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan dalam rangka
mewujudkan masa depan yang lebih baik dan aman, dan sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia
bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepentingan
kesejahteraan dan kemananan satu masyarakat Indonesia.
Bagaimana cara mengatasi suatu masalah perbatasan yang ada di Indonesia , menurut saya upaya untuk
mempertahankan perbatasan wilayah di Indonesia merupakan tanggung jawab mempertahankan
kedaulatan wilayah RI dan TNI. Hal tersebut tidak tepat. Karena bagi saya yang wajib adalah kita semua
yang menjadi warga Negara Indonesia dalam upaya membantu mempertahankan kedaulatan RI. Kerja
sama dan sinergi antar instasi pemerintah, pemerintah pusat dengan pemerintah daerah swasta, dan
pemerintah dengan masyarakat harus diperkuat.
Seperti di Indonesia masih banyak sekali kasus yang mengancam beberapa perbatasan wilayah Indonesia.
Kasus yang paling banyak meyita perhatian masyarakat adalah kasus sengketa antara Negara Indonesia
dan Malasyia atas pulau Sipadan dan Linitan yang berakhir dengan lepasnya kedua pulau ini dari wilayah
RI pada tahun 2002 lalu. Lepasnya kedua pulau ini terjadi setelah mahkamah internasional di Den Haag
memenangkan Malasyia dengan alas an Negara itu terbukti telah melakukan pengelolaan secara serius
dan berkesenabungan dikedua pulau itu. Penambangan pasir laut di perairan sekitar kepulauan Riau yakni
wilayah yang berbatasan langsung dengan Singapura, telah berlangsung sejak tahun 1970. Kegiatan
tersebut telah mengeruk jutaan ton pasir setiap hari dan mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir
pentai yang cukup parah. Selain itu pencaharian nelayan yang semula menyadarkan hidupnya di laut,
terganggu oleh akibat penambangan pasir laut. Kerusakan ekosistem yang dilakukan oleh penebangan
pasir laut telah menghilangkan sejumlah mata pencaharian para nelayan.
Dengan kasus tersebut maka Indonesia masih dikatakan pertahanan di Indonesia masih lemah dan belum
sepenuhnya ada kejelasan adanya perbatasan anatara wilayah RI dengan Negara tetangga.
Kita harus menyusun stategi pertahanan wilayah perbatasan. Apabila perlu, kita harus menyusun sebuah
undang-undang khusus untuk itu.
1. Kondisi Geografis
Salah satu ciri-ciri negara kesatuan yang dimiliki oleh Indonesia adalah bentuk negara yang
kepulauan dan terdiri dari banyak provinsi. Ini merupakan contoh dari trigatra dan pancagatra yang
membedakan Indonesia dengan negara lainnya. Indonesia memiliki ribuan pulau besar dan kecil.
Indonesia juga memiliki lautan, gunung berapi, danau, dan berbagai kondisi geografis lainnya yang tidak
ada di negara lain
2. Ideologi
Contoh dari trigatra dan pancagatra berikutnya yang ada di Indonesia ialah ideologi yang digunakan.
Indonesia memiliki pancasila yang dijadikan sebagai ideologi negara. Nilai-nilai dasar pancasila ini
diambil dari kebiasaan serta perilaku masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Oleh karena itu,
pancasila dinilai sebagai ideologi yang cocok untuk membangun masyarakat Indonesia guna
mewujudkan tujuan pembangunan nasional di Indonesia.
3. Kekayaan Alam
Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah contoh dari trigatra dan pancagatra yang membedakan
Indonesia dengan negara lainnya. Indonesia memiliki banyak kekayaan alam, seperti tambang batu bara,
minyak bumi, emas, dan berbagai kekayaan alam lainnya. Indonesia juga memiliki hasil bumi, pertanian,
serta laut yang berbeda dengan negara lainnya
4. Politik
Contoh dari trigatra dan pancagatra yang juga ada di Indonesia adalah politik demokrasi yang diterapkan.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menerapkan perilaku budaya demokrasi di dalam dunia politik.
Dengan politik demokrasi, Indonesia selalu memilih pemimpin melalui pemilihan umum. Selain itu,
masyarakat dapat menyampaikan opininya di dalam pemerintahan melalui wakil-wakil rakyat. Dengan
adanya politik demokrasi, tujuan konstitusi yang menginginkan hak-hak rakyat dalam pemerintahan
menjadi terpenuhi.
5. Kependudukan
Penduduk yang ada di Indonesia juga berbeda dengan penduduk dari negara lainnya. Di Indonesia sendiri
juga daerah yang satu dengan daerah yang lainnya bisa memiliki penduduk yang berbeda. Penduduk yang
berasal dari daerah pegunungan dan penduduk yang tinggal di tepi pantai memiliki perbedaan yang
mencolok. Namun, meskipun ada banyak perbedaan, setiap warga negara tetap memiliki kewajiban yang
sama dalam upaya menjaga keutuhan NKRI. Hal inilah yang dilakukan untuk membuat Indonesia tetap
utuh meskipun ada banyak perbedaan kependudukan. Cara ini juga menjadi cara mencegah radikalisme
dan terorisme tumbuh di Indonesia.
Daftar Pustaka
https://kemlu.go.id/portal/id/read/91/halaman_list_lainnya/indonesia-dan-misi-pemeliharaan-perdamaian-
pbb
https://i786blogwor.wordpress.com/2017/04/14/pengertian-geostrategi-indonesia/
http://rhiduanefendi.blogspot.com/2012/03/model-model-geostrategi-indonesia.html
https://guruppkn.com/contoh-kasus-geostrategi-di-indonesia
http://sarah-amanda-feb13.web.unair.ac.id/artikel_detail-103913-PPKN-Geostrategi%20indonesia.html