Anda di halaman 1dari 5

BAB VII

KETAHANAN NASIONAL
Akhmad Maula Dani Firmansyah 225010107111153
Amanda Saskia Putri 225010101111072
A. Urgensi Mewaspadai Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG)
dalam Memperkuat Ketahanan Nasional di Abad 21
Ketahanan nasional memiliki delapan gatra yang harus diusahakan dalam
posisi kuat dan tangguh. Kedelapan gatra tersebut antara lain: gatra alamiah (geografi,
demografi, dan kekayaan alam) dan gatra sosial (Ideologi, politik, ekonomi,
sosial-budaya, hankam). Pada tahun 2045, Indonesia diprediksi akan mengalami yang
dinamakan bonus demografi di mana usia produktif 15-65 tahun berjumlah jauh lebih
banyak dengan usia non produktif. Kuantitas demografi itu harus berbanding lurus
dengan kualitasnya karena modernisasi yang berkembang semakin pesat.
B. Pengertian Geostrategi
Geostrategi secara sederhana adalah metode atau aturan untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang
bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur serta
terimajinasi guna mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang
memberikan arahan tentang bagaimana dan keputusan terukur serta terimajinasi guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik. Bagi bangsa Indonesia sendiri, geostrategi
dapat diartikan secara lebih rinci sebagai metode/strategi untuk mewujudkan cita-cita.
Ciri nasionalisme yang menjadi prinsip geostrategi Indonesia menurut
Notonagoro adalah:
1. Kesatuan Sejarah
2. Kesatuan Nasib
3. Kesatuan Budaya
4. Kesatuan Wilayah
5. Kesatuan Asas Kerohanian
C. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus
diwujudkan. Kondisi tersebut harus terus diusahakan sejak dini, dibina, dan bisa
dimulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional. Proses berkelanjutan
untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasar pemikiran geostrategi berupa
konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi bangsa dan
konstelasi geografi Indonesia.
Sejauh ini Indonesia, terutama terkait kesatuan resmi wilayah Indonesia
secara umum masih tetap berdiri, meskipun masih banyak yang perlu ditingkatkan
dan dikembangkan secara terus menerus. Hal itu tentu tak lepas dari keuletan dan
ketangguhan bangsa Indonesia sendiri dalam mengembangkan kekuatan nasional dan
menghadapai ancaman dan tantangan internalnya sendiri.
D. Konsep Dasar Geostrategi Indonesia/Ketahanan Nasional
Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada
tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun pada faktanya, gagasan ini kurang
dikembangkan oleh para pejabat bawahan. Karena seperti yang kita ketahui wilayah
NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang
berpengaruh. Akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan 1950, garis pembangunan
politik berupa Nation and Character Building yang merupakan wujud tidak langsung
dari geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa bangsa.
Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bertujuan untuk:
1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional
2. Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia
E. Konsepsi Ketahanan Nasional
Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:
1. Kekuatan yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Kekuatan yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu
bisa mempertahankan kehidupannya
3. Ketahanan dan kemampuan suatu bangsa untuk tetap jaya
Berdasar konsep pengertiannya, maka ketahanan dapat diartikan sebagai suatu
kekuatan yang bisa membuat bangsa itu dapat bertahan, kuat, dan tahan banting dalam
menghadapi tantangan, ancaman, dan gangguan. Maka dalam ketahanan implisit
terkandung pengertian keuletanm yakni sebuah kondisi yang mengandung syarat
usaha, kegigihan, dan kemauan keras menggunakan segala kemampuan dan
kecakapan untuk mencapai tujuan.
F. Ketahanan Nasional Sebagai Kondisi
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis bangsa untuk menyusun kekuatan
yang dimiliki dalam menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan.
Maka dengan demikian, ketahanan suatu bangsa adalah bersifat umum, objektif, dan
merupakan permasalahan universal. Sedangkan, dalam usaha menerapkan dan
merumuskan strategi dan metode bisa berbeda-beda.
G. Landasan Fundamental Ketahanan Nasional
1. Pancasila Landasan Ideal
Pancasila merupakan dasar, falsafah, dan ideologi negara yang berisi
nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sebagai nilai moral dan etika kebangsaan, pengamalan pancasila
harus diwujudkan dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak setiap warga
negara Indonesia.
2. UUD 1945 Landasan Konstitusional
UUD NRI 1945 adalah sumber dari segala hukum. UUD 1945
memberikan landasan serta arah dalam pengembangan sistem
penyelenggaraan pertahanan negara.
3. Landasan Visional
Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang
diri dan lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh. Wawasan nusantara
adalah geopolitik Indonesia di mana wilayah Indonesia tersusun dari gugusan
kepulauan nusantara beserta segenap isinya sebagai suatu kesatuan wadah
serta sarana untuk membangun dan menata dirinya menjadi bangsa yang
berdaya saing tinggi dalam dinamika lingkungan strategis.
H. Model dan Unsur-Unsur Ketahanan Nasional
Model Astagrata
Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia
dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan
alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang
dikembangkan oleh Lemhanas ini menyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan
nasional yaitu:
1. Aspek Trigata (Kehidupan Alamiah)
a. Gatra letak dan kedudukan geografi
b. Gatra keadaan dan kekayaan alam
c. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
2. Aspek Pancagatra (Kehidupan Sosial)
a. Gatra Ideologi
b. Gatra Politik
c. Gatra Ekonomi
d. Gatra Sosial Budaya, dan
e. Gatra Pembangunan Keamanan
I. Komponen Strategi Astagatra dalam Ketahanan Nasional
1. Trigata (Aspek alamiah)
a. Geografi
Pengaruh letak geografis tersebut menyebabkan Indonesia
mengembangkan Indonesia mengembangkan konsep geopolitik dan
geostrategi yang berciri khusus dan berbeda yakni dengan wawsan
nusantara dan ketahanan nasional.
b. Kekayaan Alam
Kekayaan alam yang melimpah harus menjadi modal utama bagi
pembangunan Indonesia dan dimanfaatkan secara optimal dengan
mengembangkan penguasaan teknologi yang tepat.
c. Kependudukan
Di era globalisasi ini, faktor peningkatan kualitas penduduk merupakan
prasyarat utama untuk menghadapi tantangan-tantangan yang
dibawanya.
2. Pancagatra (Aspek Sosial-Kemasyarakatan)
a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Sosial Budaya
e. Hankam
J. Hubungan antar Gatra dalam Astagatra
1. Ketahanan nasional pada hakikatnya tergantung pada kemampuan negara
memanfaatkan aspek alamiah.
2. Ketahanan nasional adalah suatu pengeritan holistik
3. Kelamahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan gatra lain
4. Ketahanan nasional indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan segenap
gatranya
K. Hubungan antar Gatra dalam Trigatra
1. Antara gatra geografi dan gatra kekayaan alam
2. Antara gatra geografi dengan gatra kependudukan
3. Antara gatra kependudukan dengan gatra kekayaan alam
L. Hubungan antar Gatra dalam Pancagatra
1. Gatra ideologi dengan gatra politik
2. Gatra politik dengan gatra ekonomi
3. Gatra ekonomi dengan gatra politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
4. Gatra sosial budaya dengan gatra politik
5. Gatra pertahanan keamanan dengan gatra politik, ekonomi, dan sosial budaya
M. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Menghadapi Ancaman, Tantangan,
Hambatan, dan Gangguan (ATHG)
Implementasi ketahanan nasional diartikan melaksanakan atau menggunakan
kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, yang dilandasi sikap ulet dan tangguh
untuk mengembangkan daya saing bangsa sehingga menjadi bangsa yang kompetitif.
Untuk mewujudkan itu, bangsa indonesia harus mampu memecahkan permasalahan
yang dihadapi dengan efisien, transparan, dan akuntabel.
N. Keberhasilan Ketahanan Nasional
Keberhasilan ketahanan nasional terlihat apabila WNI memiliki semangat
juang, sadar, dan peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam masyarakat berbangsa
dan bernegara serta mengeliminir pengaruh tersebut.

Anda mungkin juga menyukai