Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geostrategi berasal dari kata ego yang berarti bumi, dan strategi diartikan
sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik
SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebujakan yang telah ditetapkan, oleh
karena itu geostrategi indonesia sebagai suatu cara metode dalam memanfaatkan
segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan
kebijakan,arahan, serta sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan
berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial. Konsep asta graha meliputi aspek
yaitu : aspek tri graha kehidupan ilimiah meliputi graha letak dan kehidupan
geografi, graha keadaan dan kekayaan alam, graha keadaan dan kemampuan
penduduk serta lima aspek atau panca graha dari kehidupan sosial meliputi graha
ideologi, graha politik, graha ekonomi, graha sosial budaya, graha pertahanan dan
keamanan. Berbagai usaha Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia yaitu
anggota OIC (Organization Islamic Converence) menjadi pendorong bagi
perdamaian di Timur Tengan khususnya mendukung Palestina sebagai negara
merdeka dari penduduk Zionisme Barat. Konsep geostrategi Indonesia
diwujudkan melalui konsep ketahanan nasional yang bertumbuh pada perwujudan
kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.Dengan
mengacu pada kondisi geografi yang terdiri dari daratan dan lautan maka
diperlukan strategi besar ( grand strategi ) suatu kesatuan wilayah yang utuh tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari geostrategi Indonesia ?
2. Apa saja konsep asta graha ?
3. Bagaimana cara Indonesia mewujudkan perdamaian dunia ?
4. Apa saja wawasan nusantara sebagai geostrategi Indonesia ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian geostrategi Indonesia.
2. Untuk mengetahui konsep asta graha.
3. Untuk mengetahui wujud indonesia dalam perdamaian dunia.
4. Untuk mengetahui wawasan nusantara sebagai geostrategi Indonesia.

1.4 Manfaat
1. Agar memahami pengertian geostrategi Indonesia
2. Agar memahami konsep astra graha
3. Agar memahami wujid Indonesia dalam perdamaian dunia
4. Agar memahami wawasan nusantara sebagai geostrategi Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geostrategi Indonesia


Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkung
didalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Dan
geostrategi Indonesia adalah merupakan strategi dalam memanfaatk konstelasi
geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, d sarana-sarana
dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.

Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang


strategi pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik,
aman, dan sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupak
geopolitik untuk kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepenting
kesejahteraan dan keamanan.

Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk


mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan

3
arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang
terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih
aman, dan bermartabat.
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan
sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik
SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode
dalam memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam
menentukan kebijakan, arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh
bangsa dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial.

2.2 Konsep Asta Graha


Model Asta graha merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan
manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi degan memanfaatkan segala
kekayaan alam. Terdiri 8 aspek kehidupan nasional :
1). Tiga aspek (tri graha) kehidupan alamiah, yaitu :
a). Graha letak dan kedudukan geografi
b). Graha keadaan dan kekayaan alam
c). Graha keadaan dan kemampuan penduduk

2). Lima aspek (panca graha) kehidupan social, yaitu :


a). Graha ideologi
b). Graha Politik
c). Graha ekonomi
d). Graha sosial budaya
e). Graha pertahanan dan keamanan.

 Penjelasan Atas Tiap graha dalam ketahanan Nasional


1) Graha Penduduk

4
         Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional
negara yangbersangkutan. Faktor yang bersangkutan dengan penduduk
negara meliputi dua hal berikut:
 Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, ketrampilan, etos
kerja, dan kepribadian.
   Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,
persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk di tiap wilayah.
2) Graha Wilayah
         Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional Negara. Adapun hal
yang terkait dengan wilayah Negara meliputi:
 Bentuk wilayah Negara dapat berupa Negara pantai, Negara
kepulauan, dan Negara kontinental.
 Luas wilayah Negara; ada Negara dengan wilayah luas dan Negara
dengan wilayah sempit (kecil).
  Posisi geografis, astronomis, dan geologis Negara.
 Daya dukung wilayah Negara; ada wilayah yang habitable dan ada
wilayah yangunhabitable.
3) Graha Sumber Daya Nasional
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai
elemen ketahanan nasional, meliputi:
 Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup
sumber daya alam hewani, nabati, dan tambang.
 Kemauan mengeksplorasi sumber daya alam.
 Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa
depan dan lingkungan hidup.
 Kontrol atas sumber daya alam.
4) Graha di Bidang Ideologi
         Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi
bagi suatu bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu:

5
 Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang
bersangkutan, artinya nilai-nilai yang terkandung dalam
ideologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju.
 Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan,
atinya masyarakat yang banyak dan beragam itu bersedia
menjadikan ideologi sebagai milik bersama dan
menjadikannya bersatu.
5) Graha di Bidang Politik
         Politik penyelengaraan bernegara sangat memengaruhi kekuatan
nasional suatu Negara. Penyelenggaraan bernegara dapat ditinjau dari
beberapa aspek, seperti :
 Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem
demokrasi atau non demokrasi.
 Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem
presidensil atau parlementer.
 Bentuk pemerintahan yang dipilih apakah republik atau
kerajaan.
   Susunan Negara yang dibentuk apakah sebagai Negara
kesatuan atau Negara serikat.
6) Graha di Bidang Ekonomi
         Ekonomi yang dijalankan oleh suatu Negara merupakan kekuatan
nasional Negara yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini.
Bidang ekonomi berperan langsung dalam upaya pemberian dan
distribusi kebutuhan warga Negara.
7) Graha di Bidang Sosial Budaya
         Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional
suatu Negara. Hal-hal yang dialami sebuah bangsa yang homogen tentu
saja akan berbeda dengan yang dihadapi bangsa yang heterogen (plural)
dari segi sosial budaya masyarakatnya.
8) Graha di Bidang Pertahanan Keamanan

6
         Pertahanan keamanan suatu Negara merupakan unsur pokok
terutama dalam mengahadapi ancaman militer Negara lain. Oleh karena
itu, unsur utama pertahanan keamanan berada di tangan tentara (militer).
Pertahanan keamanan Negara juga merupakan salah satu fungsi
pemerintahan Negara.

2.3 Indonesia Dan Perdamaian Dunia.


Perdamaian dalam pengertian negatifnya adalah suatu kondisi tidak
adanya peperangan, konflik kekerasan, ketegangan dan huru-hara kerusuhan
berskala besar, sistematis serta kolektif. Namun demikian, berlanjutnya tindak
kekerasan seperti terorisme, diskriminasi dan penindasan terhadap minoritas dan
kaum wanita serta anak-anak, kekerasan struktural oleh sebab-sebab kemiskinan
dan pengangguran, intoleransi agama, dan rasisme serta sentimen kesukuan,  bisa
dikatakan merupakan keadaan tidak adanya situasi damai bagi mereka yang
menjadi korban. Oleh karena itu, perdamaian harus dirumuskan pula secara lebih
positif, tidak hanya dengan meniadakan peperangan dan konflik bersenjata
berskala besar, melainkan juga memberantas berbagai tindak kekerasan,
ketidakadilan, kriminalitas, penindasan dan eksploitasi manusia oleh manusia
lainnya yang lebih kuat serta berkuasa.

 Adapun hal-hal yang harus dilakukan oleh Negara Indonesia dalam


menciptakan sebuah perdamaian Negara adalah:
1. Menghargai Keberagaman
 Indonesia yang terdiri dari berbagai unsur dan bermacam-
macam kelompok, hanya akan terpelihara eksistensinya, apabila ada
kerelaan untuk saling menerima keberagaman dari setiap komponen
bangsa terhadap komponen atau kelompok lainnya. Setiap warga
negara mesti menyadari, tidak mungkin kedamaian dibangun secara
hakiki, apabila suatu kelompok agama tertentu menganggap dirinya

7
adalah kelompok agama yang lebih istimewa dibandingkan dengan
yang lainnya. Salah satu potensi besar dalam menyumbang terhadap
perdamaian adalah dengan kembali kepada ajaran-ajaran pokok setiap
agama, karena mayoritas sangat besar dari bangsa Indonesia adalah
umat beragama. Agama melalui para pemeluknya harus belajar
meninggalkan sikap memutlakkan ajaran agama (absolutisme agama)
sendiri sebagai satu-satunya kebenaran yang ada di dunia, dan
sebaliknya dapat berbagi ruang hidup secara lapang dada dengan
menerima keanekaragaman agama-agama (pluralisme agama) di
Indonesia.
2. Dialog Perdamaian
Dalam dialog perdamaian ini, sekali lagi harapan dibebankan
kepada para pemeluk-pemeluk agama. Hal ini didasarkan oleh
kenyataan, bahwa sudah begitu banyak kekejaman dan kekerasan
yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya di seluruh
dunia, termasuk di Indonesia, justru dengan justifikasi yang berasal
atas ajaran agama-agama tertentu. Apalagi agamalah tampaknya yang
paling sering menjadi alat politik untuk membenarkan kelompok
sendiri, serta menyalahkan kelompok lainnya. Padahal, setiap orang
beragama umumnya sepakat, bahwa pesan inti agama adalah
memelihara kehidupan damai serta saling mengasihi antar sesama
manusia. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya dari pesan-pesan
pokok setiap agama, tentulah telah terjadi kesalah pahaman antar
pemeluk agama. Untuk itulah dialog perdamaian antar agama perlu
dilakukan secara terus-menerus. Momentum dialog antar agama mulai
dirasakan keperluannya dan kemungkinan-kemungkinan
keberhasilannya di zaman modern ini, setelah para uskup agama
Katolik seluruh dunia menyelenggarakan Konsili Vatikan II, tahun
1964. Pada waktu itu antara lain dibahas agar soal umat Katolik
menjalin dialog dengan pemeluk agama dan berbagai kebudayaan lain
yang ada di dunia ini. Inisiatif dialog ini kemudian disambut dengan

8
baik oleh kalangan Islam. Dewasa ini sudah cukup banyak organisasi
dan forum-forum dialog agama-agama internasional, tidak hanya
antara Islam dan Kristen, melainkan juga antara Kristen dengan
Yahudi, Kristen dengan Hindu, juga yang bersifat multilateral antara
berbagai agama. Hal ini kalau dilakukan secara terus-menerus dengan
semangat saling menghargai serta sikap yang dilandasi ketulusan dan
kejujuran, diharapkan besar kemungkinan akan memberikan
sumbangan berarti bagi Perdamaian.
3.  Menegakkan Kebenaran dan Keadilan
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam proses awal
menciptakan perdamaian yang hakiki adalah dengan upaya melakukan
upaya pengungkapan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran
HAM yang terjadi di masa lalu. Tidak akan mungkin tercipta
perdamaian yang hakiki dengan tindakan menutup-nutupi atau
menyembunyikan berbagai tindakan kekerasan terhadap HAM di
masa lalu, dan melepaskan para pelaku penyalahgunaan kekuasaan
politik atas nama Negara terhadap masyarakat yang lemah yang
seharusnya dilindungi oleh negara.
4. Melalui Pendekatan Cultural (Budaya)
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya
tiap-tiap masyarakat ataupun sebuah Negara. Jika tidak, maka akan
percuma saja segala upaya kita. Dengan mengetahui budaya tiap-tiap
masyarakat atau sebuah Negara maka kita bisa memahami
karakteristik dari masyarakat atau Negara tersebut. Atas dasar budaya
dan karakteristik masyarakat atau suatu Negara, kita bisa mengambil
langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam mewujudkan
perdamaian disana. Dan pendekatan budaya ini merupakan cara yang
paling efektif dalam mewujudkan perdamaian di masyarakat
Indonesia serta dunia.
5.  Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi

9
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang terkait
masalah kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang
turut berpengaruh terhadap upaya perwujudan perdamaian dunia.
Ketika masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan konflik
dan kekerasan di dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang
sejahtera biasanya akan “cuek” atas isu dan seruan perdamaian.
“Boro-boro mikirin perdamaian dunia, buat makan untuk hidup
sehari-hari saja susahnya minta ampun”, begitu fikir mereka yang
kurang sejahtera. Maka untuk mendukung upaya perwujudan
perdamaian dunia yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
meningkatkan pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat dan
Negara di dunia ini.
6.  Melalui Pendekatan Politik
Melalui pendekatan budaya dan sosial ekonomi saja belum
cukup efektif untuk mewujudkan perdamaian dunia. Perlu adanya
campur tangan politik, dalam artian ada agenda politik yang
menekankan dan menyerukan terwujudnya perdamaian dunia.
Terlebih lagi bagi Negara-negara maju dan adidaya yang memiliki
power atau pengaruh dimata dunia. Negara-negara maju pada saat-saat
tertentu harus berani menggunakan power-nya untuk “melakukan
sedikit penekanan” pada Negara-negara yang saling berkonflik agar
bersedia berdamai kembali. Bukan justru membuat situasi semakin
panas, dengan niatan agar persenjataan mereka terus dibeli.
7. Melalui Pendekatan Religius (Agama)
Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia ini pasti
menginginkan adanya perdamaian. Sebab tidak ada agama yang
mengajarkan kejahatan, kekerasan ataupun peperangan. Semua
Negara mengajarkan kebaikan, yang diantaranaya kepedulian dan
perdamaian. Maka dari itu setiap kita yang mengaku beragama dan
ber-Tuhan tentu harus memiliki kepedulian dalam turut serta
mewujudkan perdamaian di masyarakat maupun di kancah dunia. Para

10
tokoh agama yang dianggap memiliki kharisma dan pengaruh besar di
masyarakat harus ikut serta aktif menyerukan perdamaian.

 Berbagai usaha dilakukan oleh Indonesia dalam upaya mewujudkan


perdamaian dunia antara lain :
1. Indonesia sebagai anggota OIC (Organization Islamic Converence)
menjadi pendorong bagi perdamaian di timur tengah kususnya
mendukung palestina sebagai negara merdeka dari pendudukan
zionisme Israel.
2. Indonesia juga kerab menjadi tuan rumah dan memprakarsai
konverensi internasional ulama sedunia pada bulan april 2007 di
Bogor. Disini para ulama sedunia menyuarakan perhentian kekerasan
di Irak, Nebanon, dan Palestina. Pertemuan itu mengeluarkan
pernyataan agar Amerika Serikat tidak menjadi pemecah belah umat
Islam di Timur Tengah yang di tenggarai para ulama sebagai alasan
tidak terselesaikannya perdamaian di dunia Arab.
3. Peranan Indonesia dalam hal HAM yaitu telah meratifikasi konvenan
Internasional tentang hak sipil dan politik.
4. Sebagai anggota PBB Indonesia juga telah banyak ikut serta dalam
Peace Keeping Operation salah satunya di Lebanon setelah
penyerangan Israel.
5. Dibidang pertahanan Indonesia telah menjajaki kerja sama dalam
bidang produk senjata dengan India dalam pertemuan komite di
Jakarta 12 – 14 Juli 2007, yang di harapkan Indonesia mampu
menciptakan alat utama sistem persenjataan secara mandiri yang di
perlukan dalam menjaga kedaulatan negara dari ancaman pihak luar.

11
Semua peran internasional di atas merupakan poin penting untuk
meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat internasional dalam ikut
menyelesaikan masalah internasional dan perdamaian dunia.

2.4 Wawasan Nusantara.


1. Pengertian Wawasan Nusantara.
a. Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia
terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah negara Kesatuan Republik
Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara diatas sebagai
kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan
keamanan.
b. Istilah wawasan berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara
melihat.
Sedangkan istilah nusantara berasal dari kata “nusa” yang berarti
pulau-pulau, dan “antara” yang berati diapit di antara dua hal.
c. Secara unum wawasan nasantara  berarti cara pandang suatu
bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar
falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi
geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita
nasionalnya.
d. Wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan pancasila
dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara
yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-
cita nasionalnya.
2. Fungsi Wawasan Nusantara

12
a. Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,
dorongan, serta rambu-rambu dalam pembentukan segala
kebijakan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara
Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
 
3. Tujuan Wawasan Nusantara
a. Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan
individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal
tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan
tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat banyak. Nasionalisme yang tinggi di segala bidang
kehidupan demi tercapainya tujuan nasionali tersebut merupakan
pancaran dari makin meningkatnya rasa, paham, dan semangat
kebangsaan  dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil
pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
a. Wilayah
b. Geopolitik dan Geostrategi
c. Perkembangan Wilayah Indonesia Dan Dasar Hukumnya

5. Wawasan nusantara sebagai geostrategi Indonesia.


Konsep geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep
Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan Politik,
Ekonomi, Sosial Budaya dan Pertahanan Keamanan.  Dengan mengacu
pada kondisi geografi yang terdiri dari daratan dan lautan, maka

13
diperlukan strategi besar (grand strategy) suatu kesatuan wilayah yang
utuh tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
geostrategi indonesia sebagai suatu cara metode dalam memanfaatkan
segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan
kebijakan,arahan, serta sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan
berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial. Adapun bagian – bagian dari asta
Graha yaitu:
1)      Gatra Penduduk
2)      Gatra Sumber Daya Alam
3)      Gatra Wilayah
4)      Gatra Ideologi
5)      Gatra Politik
6)      Gatra Ekonomi
7)      Gatra Sosial Budaya
8)      Gatra Pertahanan Keamanan
Dari delapan Graha tersebut  kita juga bisa mengetahui seberapa kuat
ketahanan yang dimiliki Negara kita, dan kita bisa menilai serta membandingkan
ketahanan Negara kita dengan Negara lain.

14
Dengan adanya ketahanan nasional di Negara kita, maka perdamaian pun
akan mudah diciptakan dalam lingkup hidup bermasyarakat dalam satu Negara.
Selama masyarakat kita bersifat terbuka dan bisa menerima perbedaan agama
maupun budaya.

3.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Geostrategi
Indonesia Meliputi Konsep Asta Graha, Indonesia Dan Perdamaian Dunia,
Wawasan Nusantara, Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga kita
memahami Konsep Asta graha ini, supaya hendaknya terus diterapkan dan
dikembangkan agar dapat mencapai tujuan-tujuan Wawasan Nusantara yang telah
ditetapkan, yaitu mewujudkan kesejahteraan, ketenteraman dan keamanan bagi
Bangsa Indonesia, dengan demikian ikut serta juga dalam membina kebahagiaan
dan perdamaian bagi seluruh umat manusia di dunia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Satriya,Bambang.2009. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan di


Perguuan Tinggi.Nirmana Media:Jakarta

Pendidikan Kewarganegaraan. S.Sumarsono, H.Hamdan Manysur, Tjiptadi,


H.An.Sobana PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (2005)

Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta; PT. Gramedia


Widiasarana Indonesia

Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan kewargarnegaraan, Jakarata: Rajawalu


pers.

https://andrisoesilo.blogspot.com/2014/11/geostrategi-dan-wawasan-
nasional.html?m=1

16
17

Anda mungkin juga menyukai