Geostrategic merupakan masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa
lampau, kini, maupun mendatang. Geostrategic menjadi sangat penting, karena
setiap bangsa yang telah menegara, membutuhkan strategi dalam
memanfaatkan wilayah negaranya sebagai ruang lingkup nasional untuk
menentukan kebijakan, sarana, dan sasaran perwujudan kepentingan dan tujuan
nasional melalui pembangunan, sehingga bangsa itu tetap eksis dalam arti
ideologis, politis, ekonomis, social budaya, dan hankam.
Geostrategic Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional bangsa
Indonesia dalam memanfaatkan wilayah Negara republic Indonesia sebagai
ruang hidup nasional guna merancang arahan tentang kebijakan, sarana, dan
sasaran pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional
tersebut di atas.
Geostrategic Indonesia dirumuskan dalam wujud konsepsi Ketahanan
Nasional.
Penegrtian geostrategic
Geostrategic merupakan strategi dalam memanfaatkn konstelasi geograf
Negara untuk menentukan kebijakan, tujuan, sarana-sarana untuk mencapai
tujuan nasional, geostrategic dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan
kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik.
Pengertian geostrategic Indonesia
Merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geograf Negara
Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk
mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostratei Indonesia memberi
arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh karena
itu, geostrategic Indonesia bukan merupakan geo-politik untuk kepentingan
politik dan perang, tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia diistilahakan dengan gatra dalam
ketahanan nasional Indonesia. Sedangkan unsur-unsur kekuatan nasional
Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan
Pancagatra. Trigatra adalah aspek alamiah yang terdiri atas penduduk, sumber
daya alam, dan wilayah. Pancagatra adalah aspek sosial yang terdiri atas
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
Gatra Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional
negara yang bersangkutan. Faktor yang bersangkutan dengan penduduk negara
meliputi dua hal berikut:
Gatra Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional Negara. Adapun hal
yang terkait dengan wilayah Negara meliputi:
a. Bentuk wilayah Negara dapat berupa Negara pantai, Negara kepulauan, dan
Negara kontinental.
b. Luas wilayah Negara; ada Negara dengan wilayah luas dan Negara dengan
wilayah sempit (kecil).
c. Posisi geografs, astronomis, dan geologis Negara.
d. Daya dukung wilayah Negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah
yang unhabitable
menerus. Dewasa ini sudah cukup banyak organisasi dan forum-forum dialog
agama-agama internasional, tidak hanya antara Islam dan Kristen, melainkan
juga antara Kristen dengan Yahudi, Kristen dengan Hindu, juga yang bersifat
multilateral antara berbagai agama. Hal ini kalau dilakukan secara terusmenerus dengan semangat saling menghargai serta sikap yang dilandasi
ketulusan dan kejujuran, diharapkan besar kemungkinan akan memberikan
sumbangan berarti bagi Perdamaian.
Menegakkan Kebenaran dan Keadilan
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam proses awal menciptakan
perdamaian yang hakiki adalah dengan upaya melakukan upaya
pengungkapan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM yang
terjadi di masa lalu. Tidak akan mungkin tercipta perdamaian yang hakiki
dengan tindakan menutup-nutupi atau menyembunyikan berbagai tindakan
kekerasan terhadap HAM di masa lalu, dan melepaskan para pelaku
penyalahgunaan kekuasaan politik atas nama Negara terhadap masyarakat
yang lemah yang seharusnya dilindungi oleh negara.
Melalui Pendekatan Cultural (Budaya)
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya tiap-tiap
masyarakat ataupun sebuah Negara. Jika tidak, maka akan percuma saja
segala upaya kita. Dengan mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat atau
sebuah Negara maka kita bisa memahami karakteristik dari masyarakat atau
Negara tersebut. Atas dasar budaya dan karakteristik masyarakat atau suatu
Negara, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam
mewujudkan perdamaian disana. Dan pendekatan budaya ini merupakan cara
yang paling efektif dalam mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia
serta dunia.
Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang terkait masalah
kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang turut berpengaruh
terhadap upaya perwujudan perdamaian dunia. Ketika masyarakatnya kurang
sejahtera tentu saja lebih rawan konflik dan kekerasan di dalamnya.
Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya akan cuek atas
isu dan seruan perdamaian. Boro-boro mikirin perdamaian dunia, buat
makan untuk hidup sehari-hari saja susahnya minta ampun, begitu fkir
mereka yang kurang sejahtera. Maka untuk mendukung upaya perwujudan
perdamaian dunia yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan
pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat dan Negara di dunia ini.
Dalam dunia akademik kita mengenal istilah disiplin sosial (social discipline).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kata disiplin terkait
erat dengan kepatuhan untuk melaksanakan peraturan. Sementara kata
sosial berarti sesuatu yang terkait dengan masyarakat. Secara sederhana
disiplin sosial adalah sikap mental untuk mematuhi berbagai peraturan yang
ditransformasikan melalui perilaku baik dalam masyarakat. Mematuhi ramburambu dan lampu lalu lintas merupakan contoh sederhana dari disiplin sosial
tersebut.
Namun jika kita melihat sekitar, sikap mental masyarakat belum siap untuk
secara bersama mewujudkan disiplin sosial. Sehingga yang menjadi
pemandangan kita sehari-hari adalah kesemerawutan sosial (social chaos).
Dalam hal berlalu lintas misalnya, para pengguna jalan kerap tidak
memperhatikan fungsi rambu-rambu dan lampu lalu lintas. Belum lagi dalam
masalah kebersihan, masyarakat membuang sampah sembarangan. Apa
akibat yang ditimbulkan? Kecelakaan sering terjadi dan kemacetan lalu lintas
tak terhindarkan. Banjir pun telah menjadi rutinitas alam yang kita maklumi
terjadi. Inilah sederetan fakta pahit yang tersaji di kehidupan kita.
Dewasa ini, kita melihat banyaknya gejala sosial yang berlaku di segenap
lapisan masyarakat kita. Terlalu banyak sebab yang dapat dikaitkan sebagai
punca berlakunya gejala-gejala tersebut. Salah satu dari sebab-sebab ini ialah
terkikisnya nilai-nilai murni yang disemaikan agama dan budaya.
Peran globalisasi saat ini sangat besar peranannya dalam membentuk
kepribadian bangsa. Dengan alih-alih ke-barat-barat-an adalah suatu yang
keren sehingga menghilangkan flter-flter mengenai batasan mana yang
sesuai dengan kepribadian bangsa dan mana yang tidak. Terlebih dengan
mudahnya mengakses banyak data melalui internet.
Pendidikan menjadi factor utama lemahnya flterisasi pada generasi muda
yang kian menurun. Perlu strategi baru dalam menanamkan nilai-nilai
pancasila dan nilai luhur agar generasi mendatang dapat berperan aktif
dalam era modern dengan tetap memegang teguh nilai luhur bangsa
Indonesia.
Tidak satu pun manusia yang dapat hidup sendiri di dunia ini, satu
dengan yang lainnya akan saling membutuhkan, memerlukan, melengkapi,
dan memenuhi seputar kebutuhan hidupnya. Dengan adanya hal itulah
mereka berkomunikasi sehingga terciptalah interaksi dan tanggapan prilaku
seseorang, akan adanya interaksi-interaksi tersebut, karena konflik itu adalah
perbedaan fokus dan pemahaman manusia.
Untuk masalah yang satu ini wajib diwaspadai. Hampir semua sektor
kehidupan dapat dijadikan instant, mulai mie instant, bubur instant, minuman
Setiap lingkungan tempat tinggal memiliki budaya yang dibuat oleh nenek
moyang dan diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi
untuk dianut dan dilestarikan bersama. Perusahaan adalah sebuah lembaga
yang terdiri dari banyak karyawan yang merupakan individu yang berasal dari
latar belakang yang berbeda, yaitu lingkungan, agama, pendidikan, dll. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa perusahaan terdiri dari individu dengan
kultur bawaan yang berbeda-beda.