Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap bangsa mempunyai cita-cita, karena cita-cia berfungsi sebagai
penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia telah dicantumkan
dalam Pembukan UUD 1945, dalam usaha mencapainya banyak mengalami
hambatan, tantangan, dan ancaman oleh karena itu perlu kekuatan untuk
mewujudkannya. Kekuatan untuk menghadapi masalah tersebut dikenal
dengan istilah Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional perlu dibina terus
menerus dan dikembangkan agar kelangsungan hidup bangsa tersebut dapat
dijamin.
Dalam sejarah perjuangan bangsa, Ketahanan bangsa Indonesia telah
teruji, bangsa Indonesia mampu mengusir penjajahan Jepang, Belanda,
mengahadapi sparatis RMS, PRRI, Permesta, DI TII, PKI, GAM, Papua
Merdeka. NKRI tetap tegak berdiri karena memiliki daya tahan dalam
menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan gangguan (ATHG).
Bangsa Indonesia mengahadapi permasalahan KKN, Krisis moneter,
kemisikinan, pengangguran, konflik SARA, pelanggaran HAM, SDM yang
rendah, globalisasi, namun hanya dengan ketahanan bangsa saja kelangsungan
hidup bisa terjamin.
Geostrategi / Ketahanan Nasional merupakan masalah penting bagi setiap
bangsa baik pada masa lampau,kini, manapun mendatang. Geostrategi /
Ketahanan Nasional menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang telah
menegara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebgai
ruang hidup nasional untuk menentukan kebijakan,sarana dan sasaran
perwujudan kepentingan dan tujuan nasional melalui pembangunan sehingga
bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya
dan Hankam.
Pembukaan UUD 1945 memberikan amanat kepada para penyelenggara
negara agar dalam hidup berbangsa dan negara dalam lingkup nasional

1
diarahkan untuk mewujudkan upaya melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Geostrataegi Indonesia pada dasarnyanya adalah strategi nasional bangsa
Indonesia dalam memanfaatkan wilayah negara republik Indonesia sebagai
ruang hidup nasional guna merancang arahan tentang kebijakan,sarana dan
sasaran pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional
tersebut diatas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah
pada makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah perbandingan 4 konsep dasar dari ketahanan nasional ?
2. Bagaimanakah pengaruh konsep astagatra dalam mewujudkan ketahanan
nasional ?
3. Bagaimanakah hubungan komponen strategi antar gatra ?

C. Tujuan
Dari uraian rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui perbandingan 4 konsep dasar dari ketahanan nasional.
2. Mengetahui pengaruh konsep astagatra dalam mewujudkan ketahanan
nasional.
3. Mengetahui hubungan komponen strategi antar gatra.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbandingan 4 Konsep Dasar Ketahanan Nasional


Konsep Geostrategi / Ketahanan Nasional Indonesia pada hakekatnya
bukan mengembangkan kekuatan untuk penguasaan terhadap wilayah di luar
Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain, tetapi konsep strategi yang
didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk mengembangkan potensi
kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan
kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan
gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk
mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia
dengan Ketahanan Nasional Republik Indonesia, yaitu : Ketahanan menganut
aliran pikiran Pancasila yaitu aliran pikiran integralistik, komprehensip
(kesisteman). Hakikat Tannas adalah pengaturan dan penyelenggaraan
keamanan dan kesejahteraan dalam kehidupan nasional. Ketahanan nasional
berlaku baik pada waktu damai maupun pada waktu perang. Ketahanan
memiliki wajah/dimensi : Sebagai individu, sebagai doktrin dan sebagai
metode.
1. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasonal
a. Model Asta Gatra
Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang
kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi ini
dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai
dengan menggunakan kemampuannya. Model yang dikembangkan
oleh Lemhanas ini menyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan
nasional yaitu:
1) Aspek Tri gatra kehidupan alamiah:
 Gatra letak dan kedudukan geografi
 Gatra keadaan dan kekayaan alam
 Gatra keadaan dan kemampuan penduduk

3
2) Aspek Panca gatra kehidupan sosial:
 Gatra ideologi
 Gatra politik
 Gatra Ekonomi
 Gatra Sosial budaya
 Gatra Pertahanan keamanan
b. Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang
cukup banyak. Bila model Lemhanas berevolosi dari observasi empiris
perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis
Dalam analisisnya Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan
nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia
menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position
dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi
untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arah
balanced power.
c. Model Alfred Thayer Mahan
Mahan dalam bukunya the influence Seapower on history
mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi
apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1) Letak geografi
2) Bentuk atau wujud bumi
3) Luas wilayah
4) Jumlah penduduk
5) Watak nasional atau bangsa
6) Sifat pemerintahan
d. Model Cline
Cline melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan
oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya amat
dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya

4
termasuk didalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara
lainnya.
Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar
apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik yang
wilayahnya besar,dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula.
Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya
tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya
suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah
penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun
berteknologi maju.

B. Konsep Asta Gatra dalam Pengaruh Mewujudkan Ketahanan Nasional.


Dalam usaha mencapai tujuan nasional senantiasa menghadapi ATHG
sehingga diperlukan suatu ketahanan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nsional yang didasarkan pokok-pokok pirkiran
sebagai berikut:
Manusia berbudaya, sebagai makhluk Tuhan pertama-tama berusaha
mempertahanakan kelangsungan hidupnya. Secara antropologis budaya
manusia merupakan makhluk Tuhan paling sempurna mempunyai akal budi
sehingga lahir manusia berbudaya. Sebagai manusia berbudaya mengadakan
hubungan dengan alam sekitarnya dalam usaha mempertahankan eksistensinya
dan kelangsungan hidupnya. Kita mengenal hubungan-hubungan itu adalah:
1. Hubungan manusia dengan Tuhannya, dinamakan “agama”
2. Hubungan manusia denggan cita-citanya, dinamakan “ideologi”
3. Hubungan manusia dengan kekuasaan, dinamakan “politik”
4. Hubungan manusia dengan pemenuihan kebutuhan, dinamakan
“ekonomi”
5. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, dinamakan “sosial”
6. Hubungan manusia dengan rasa keindahan, dinamakan “seni/budaya”
7. Hubunggan manusia dengan pemanfaatan alam, dinamakan “IPTEK’
8. Hubungan manusia dengan rasa aman, dinamakan “Hankam”

5
Hubungan manusia dengan lingkungannya pada hakekatnya
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan dan
keamanan. Untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa diperlukan
suatu konsep pangaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
serasi dalam semua aspek kehidupan nasional.
Ketahanan Nasional pada hakekatnya merupakan konsepsi dalam
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan dalam
kehidupan nasional. Kehidupan nsional dapadt dibagi dalam berbagai aspek
sebaggai berikut:
a. Aspek Nasional meliputi Sikaya Mampu:
- Posisi lokasi geografi
- Keadaan dan kekayaan alam
- Kemampuan Penduduk
Aspek alamiah terdiri dari 3 aspek, maka dikenal dengan istilah “Trigatra”
b. Aspek sosial meliputi IPOLEKSOSBUD-Hankam; yaitu a. Ideologi, b.
Poliltik, c. Sosial, d. Budaya dan e. Hankam atau dikenal dengan
istilah Pancagatra Kehiduapan nasional merupakan gabungan antara
Trigatra dan Pancagatra, maka disebut juga dengan istilah Astagatra.
Antara gatra satu dengan lainnya terdapt hubungantimbal balik (korelasi)
dan saling ketergantungan (interdependensi) antara satu dengan lainnya.
(Bandingkan dengan konsep Hans Morgenthau dalam Politik among
Nations; unsur-unsur kehidupan nasional terdiri dari; geografi, sumber
alam, kapasits industri, kesipaan militer, penduduk, karakter nasional,
semangat nasional, kualitas diplomasi, dan kualitas pemerintah).

C. Hubungan Komponen Strategi Antar Gatra


Komponen strategi Asta Gatra merupakan perangkat hubungan bidang-
bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi ini.
Dengan memanfaatkan dan menggunakan secara memadai segala komponen
strategi tersebut dapat dicapai peningkatan dan pengembangan kemampuan
nasional.

6
Hubungan komponen strategi antar gatra dalam tri gatra dan panca gatra
serta antara gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan
lazim disebut hubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependency).oleh
karena itu hubungan komponen strategi dalam tri gatra dan panca gatra
tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensif integral) didalam komponen
strategi asta gatra.
Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas depalan gatra
(aspek). Delapan gatra ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian (Srijanti,
2011: 172-174): Ketahanan Nasional di Indonesia mengenal konsep
Astagatra (8 aspek kehidupan), yang terdiri dari :
1. Trigatra (Aspek alamiah), terdiri dari:
a. Geografi
Sebagai Negara Archipelego dengan wilayah laut dan
pedalaman yang luas, wilayah Indonesia berada pada posisi silang
dunia, yakni posisi silang antar benua Asia dan Australia dan Posisi
silang antar samudera: Samudera Pasifik dan samudera Hindia. Hal
ini menyebabkan Indonesia sangat terbuka oleh pengaruh-
pengaruh di luar dirinya, baik pengaruh ideologi, politik, sosial
budaya, ekonomi, maupun pertahanan keamanan. Selain itu, karena
secara geografis berada pada posisi silang dunia itu juga Indonesia
sungguh mempunyai posisi strategis baik dalam kepentingan mondial
maupun dalam hubungan bertetangga, berbangsa, dan bernegara.
Pengaruh letak geografis tersebut menyebabkan Indonesia
mengembangkan konsep geopolitik dan Geostrategi / Ketahanan
Nasional yang berciri khusus dan berbeda yakni dikenal dengan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Wawasan maupun
ketahanan tersebut menyangkut baik wilayah laut maupun meyangkut
wilayah dirgantara.
Dengan luas wilayah sebesar wilayah negara eropa dan Amerika
tersebut, wilayah Indonesia tentu membutuhkan pengembangan
konsep wawasan nasional dan ketahanan nasional yang menyeluruh

7
dan utuh dalam mengelola keterbukaan wilayah berdasar corak
dan sifat sebagai negara dengan laut luas yang ditaburi oleh pulau-
pulau di atasnya.
Berperan dalam persoalan global positif maupun negatif.
Topografinya:
 Banyak pulau
 Perbandingan luas wilayah darat:laut = 2:3
 Berbatasan dengan banyak Negara.
b. Kekayaan Alam (Gatra Kekayaan Alam)
Secara umum kekayaan alam yang dimiliki atau yang
terkandung dalam seluruh wilayah Indonesia dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
 Menurut Jenisnya: Hewani, Nabati, Mineral, Tanah, Udara,
Potensi ruang angkasa, Energi alami air dan lautan.
 Menurut Sifatnya: Dapat diperbarui, tidak dapat diperbarui, dan
tetap. Kekayaan Alam yang sungguh melimpah ini sungguh
harus menjadi modal utama bagi pembangunan Indonesia dan
dimanfaatkan secara optimal dengan mengembangkan penguasaan
teknologi yang tepat guna, sumber daya manusia yang tangguh,
serta harus penjagaan konsep kelestarian alam untuk warisan anak
cucu kita.
c. Kependudukan (Gatra Kependudukan)
Dari segi kependudukan, Indonesia merupakan salah satu negara
dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Berikut adalah poin-
poin/hal-hal yang perlu dipertimbangkan terkait corak dan
karakteristik kependudukan yang ada di Indonesia.
d. Komposisi penduduk
 Jumlah penduduk berubah-ubah dan terus bertambah.
Pertambahan ini jika tidak diimbangi oleh konsep pembangunan
ekonomi dan kebudayaan yang matang akan menimbulkan

8
dampak-dampak negatif, seperti ketimpangan ekonomi,
pengangguran, dll.
 Susunan penduduk, pendekatan umur, kelamin, agama,
suku, tingkat pendidikan yang berbeda-beda dan diperlukan
untuk memperkuat kondisi ketahanan nasional. Selain itu,
susunan kependudukan Indonesia yang beragam juga harus
dikelola dalam konteks persatuan dan kesatuan nasional.
e. Persebaran Penduduk
Persebaran tidak merata, banyak di Pulau Jawa, Sumatera, dan
Bali. Ketidak merataan ini tentu menjadi problem tersendiri bagi
bangsa Indonesia. Persebaran penduduk yang tidak merata ini salah
satunya juga disebabkan oleh ketidakmerataan “pembagian kue” yang
ada di dunia. Ketidak merataan ekonomi menyebakan terjadinya arus
urbanisasi ke kota-kota besar, sehingga menyebakan kepadatan
penduduk di kota yang menyebabkan masalah-masalah baru seperti
munculnya permukiman kumuh, kriminalitas, kemacetan, dll.
f. Kualitas
 Faktor fisik: kesehatan, gizi, dan kebugaran.
 Faktor nonfisik: mentalitas dan intelektualitas.
Tingkat kualitas penduduk sangat berhubungan dengan tingkat
kesehatan, kecerdasan suatu bangsa, dan persebaran informasi dan
pengetahuan. Selain itu, kualitas penduduk juga dicerminkan oleh
kemampuan daya kreatifitas, etos kerja, dan produktivitas kerja.
Masalah yang dihadapi Indonesia seperti pendapatan perkapita yang
rendah, jumlah angka kelahiran yang besar, rasio ketergantungan
yang tinggi, maupun rendahnya tingkat pendidikan merupakan
faktor-faktor yang menentukan terkait konsep ketahanan nasional
bangsa Indonesia.

9
2. Pancagatra (Aspek Sosial-Kemasyarakatan), terdiri dari:
a. Ideologi
Ketahanan Ideologi adalah sikap mental bangsa Indonesia akan
fondasi ideologi Pancasila. Pancasila sebagai dasar dari pemersatu
bangsa tentu memiliki peran yang sangat penting dalam menghadapi
tantangan-tantangan kehidupan, terutama di era globalisasi informasi
saat ini. Dengan keterbukaan informasi di segala aspek kehidupan,
globalisasi telah membuat sekat-sekat nasional yang dulu tertutup rapi
sekarang terbuka secara luas. Hal ini menyebabkan bangsa Indonesia
tidak hanya merupakan warga Indonesia, melainkan juga bagian warga
dunia yang terbuka dengan informasi-informasi mancanegara yang
membanjirinya namun juga terbuka dengan dampak-dampak perubahan
dari luar yang juga ikut mempengaruhinya. Sentimen global telah
menjadi kesadaran warga suatu bangsa sebagai bagian dari warga
dunia.
Dalam konteks keterbukaan tersebut, tentu pengaruh sistem dan
tata ideologi dunia juga telah menjadi bagian dari kesadaran bangsa
Indonesia. Sejak Francis fukuyama meramalkan bahwa kapitalisme-
liberal merupakan satu-satunya ideologi yang berjaya. Ramalan
tersebut tentu sudah bisa kita rasakan sendiri dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Ekonomi kapitalisme telah menjadi keseharian
bangsa ini. Privatisasi di berbagai sektor BUMN, privatisasi sektor
kekayaan alam, serta semakin diabaikannnya ekonomi kerakyatan
dalam sistem perkoperaian sungguh merupakan tantangan yang harus
dijawab oleh segenap elemen bangsa ini.
b. Politik
Ketahanan politik adalah kehidupan politik bangsa yang
didasarkan pada cita-cita pancasila dan UUD 1945. Sejak masa
Reformasi dan era keterbukaan informasi yang melanda bangsa ini
tantangan-tantangan di ranah politik menjadi bertambah dan semakin
komplek. Prinsip-prinsip transparansi dalam kebijakan publik/politik,

10
akuntabilitas, good goverment/governance, law inforcement,
partisipasi luas publik, pemerintahan yang bersih, reformasi birokrasi,
demokratisasi, dan lain-lainnya telah menjadi norma keseharian dalam
diskursus pemerintahan baik di tingkat nasional maupun daerah.
Konsep ketahanan politik di masa ini seharusnya adalah strategi
dan metode ataupun usaha-usaha untuk menjawab tuntutan-tuntutan di
atas. Kita masih ingat, bahwa di zaman Orde Baru ketahanan politik
dimaknai sebagai semata mengandalkan dan menjaga “stabilitas politik
dan politik luar negeri bebas aktif” untuk menopang kepentingan rezim
otoriter dan kroni-kroninya yang korup, nepotis, dan kolutif. Namun
kondisi telah berubah. Kebebasan informasi yang disuarakan oleh pers
dan media kita sebagai penyeimbang kekuasaan telah berperan sangat
aktif di zaman reformasi ini.
Oleh karena itu ketahanan nasional di bidang politik di zaman
reformasi ini bisa direformulasi untuk menciptakan tata kelembagaan
politik yang lebih terbuka, transparan, akuntabel, bersih, tidak korup,
melibatkan partisipasi luas masyarakat, deliberatif, dan bersifat
melayani.
c. Ekonomi
Ketahanan Ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian
bangsa Indonesia berlandaskan demokrasi ekonomi Pancasila dan
dijiwai oleh semangat gotong royong. Sedangkan Pengertian
ketahanan nasional di bidang ekonomi adalah perokonomian bangsa
yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang bersendi Pancasila yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi bangsa
dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat
yang adil dan merata (Karsono, 1999: 118).
Setelah sistem kapitalisme dunia menjadi norma keseharian
bangsa-bangsa-bangsa di dunia, tak terkecuali Indonesia, ketahanan
nasional di bidang ekonomi tentu harus mempertimbangkan kondisi
merajalelanya ketimpangan ekonomi yang diciptakan oleh sistem

11
kapitalisme tersebut. Fakta bahwa ketimpangan ekonomi yang semakin
menganga di hadapan kita tentu menjadi batu uji tersendiri bagi daya
tahan bangsa ini menghadapi gerak, dinamika ekonomi yang semakin
mengglobal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait peningkatan ketahanan di
bidang ekonomi:
 Semakin terbukaan sistem perekonomian dunia yang bercorak
kapitalis yang menyebabkan ketimpangan ekonomi dan
ketidakmerataan kesejahteraan.
 Pembangunan struktur ekonomi yang bertumpu pada
penguasaan modal, teknologi, sarana prasaranan, dan kemampuan
manajerial.
 Pembinaan Sumber Daya Manusia yang menjadi titik
kemampuan dalam mendukung pengelolaan sumber daya
ekonomi.
 Pengelolaan sumberdaya alam yang memungkinkan
peningkatan kesejahteraan yang memerlukan persediaan modal,
perencanaan nasional, pelestarian masalah lingkungan hidup, dan
penguasaan teknologi.
 Peningkatan kemampuan menejerial, baik dtingkat perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan.
 Penyediaan dan pembangunan infrastruktur sarana dan
prasarana yang mempermudah dan menunjang kegiatan ekonomi.
 Penciptaan birokrasi ekonomi yang efisien, terbuka, akuntabel,
dan ramah.
d. Sosial Budaya
Budaya sebagaimana telah jamak kita ketahui adalah totalitas
hidup sebuah masyarakat, yang terdiri dari sistem peralatan, teknologi,
sistem religi dan pandangan hidup, kesenian, sistem ilmu pengetahuan
serta lingkungan hidup yang berpengaruh terhadap tata- perilaku
masyarakat.

12
Pengertian ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan
sosial budaya yang dijiwai oleh kepribadian nasional (yang secara
prinsip terkandung dalam pancasila) yang mengandung kemampuan
untuk membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya
manusia dan masyarakat Indonesia yang bersatu, cinta tanah air,
berkualitas, yang dapat merespon secara kreatif penetrasi nilai-nilai
maupun budaya asing yang tidak sesuai cita-cita nasional kita.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Merekonstekstualisasikan, mendinamisasi, dan menyaji-ulang
Kebudayaan daerah secara kreatif, realistis, dan mengikuti gerak
zaman.
 Menghidupi Kebudayaan nasional yang bercorak integratif dan
responsif untuk pembentukan karakter bangsa Indonesia yang
dinamis dan tanggap zaman.
 Integritas nasional sebagai pandu ketahanan nasional di bidang
sosial budaya.
 Pengembangan Kehidupan beragama dalam toleran, terbuka, dan
berbudaya.
 Pendidikan nasional yang demokratis yang bisa membentuk
insan-insan berkarakter dan berbudaya yang nasionalis yang
tanggap terhadap perkembangan zaman.
e. Hankam (Pertahanan dan Keamanan), Konsepsi hankam:
Pengertian ketahanan nasional di bidang pertahanan keamanan
adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela
negara (patriotisme) yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis,
menyelenggarakan pembangunan, serta mempertahankan kedaulatan
negara dengan menangkal segala bentuk ancaman. Seperti terlukis
dalam filsafat perang Indonesia: Bangsa Indonesia sangat cinta damai,
melainkan lebih cinta kemerdekaan”.

13
Pertahanan keamanan adalah upaya seluruh rakyat, dengan
Tentara Nasional Indonesia sebagai intinya, dalam usaha menegakkan
ketahanan nasional dengan tujuan mencapai rasa aman bagi bangsa,
negara beserta perjuangannya. Pelaksanaannya dilakukan dengan
menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi dan kekuatan
bangsa dalam segenap aspek kehidupan secara terencana, terintegrasi,
dan terkoordinasi melalui sistem keamanan rakyat
semesta/Sishankamrata (Karsono, 1999: 123).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam konsep pertahanan dan
keamanan, diantaranya:
 Doktrin keamanan tentang bahaya invasi luar dan pemeliharaan
keamanan dalam negeri dan wilayah.
 Wawasan Nasional
 Sistem pertahanan keamanan berbasis sistem senjata sosial dan
teknologi.
 Posisi geografi Indonesia yang strategis.
 Sumberdaya manusia yang berkualitas dan mempunyai jiwa
nasionalisme tinggi.
 Integrasi kekuatan TNI, polri, dan Masyarakat.
 o Pendidikan kewarganegaraan yang membentuk pribadi
berkarakter dan mempunyai jiwa bela bangsa.
 Peningkatan kerjasama pertahanan kemanan dengan industri
sipil yang meningkatkan modernisasi alutsista
 penguasaan/penyerapan Ilmu pengetahuan dan teknologi secara
kreatif.
 Kemampuan manajerial yang tangguh dalam pemanfaatan SDA,
SDM, untuk managemen kekuatan nasional.
 penguatan kerjasama dan diplomasi secara aktif.
 Kepemimpinan nasional yang berwibawa (Karsono, 1999: 126).

14
3. Hubungan antar gatra dalam Astagatra
a. Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra
Trigatra dan Pancagatra mempunyai hubungan timbal balik yang
erat dalam bentuk korelasi dan interdependensi. Hubungan antara
Trigatra dan Pancagatra merupakan suatu kesatuan yang bulat dan
dinamakan Astagatra.
1) Ketahanan Nasional pada hakikatnya tergantung kepada
kemampuan bangsa dan negara dalam memanfaatkan dan
mempergunakan aspek alamiah (Trigatra) sebagai dasar
penyelenggaraan kehidupan nasional di bidang sosial (Pancagatra).
2) Ketahanan Nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana
terdapat saling hubungan antar gatra di dalam keseluruhan
kehidupan nasional (Astagatra).
3) Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di
gatra lain dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan.
4) Ketahanan Nasional Indonesia bukan merupakan suatu
penjumlahan ketahanan segenap gatranya, melainkan
suaturesultante keterkaitan yang integratif dari kondisi-kondisi
dinamik kehidupan bangsa di seluruh aspek kehidupannya.

4. Hubungan antar gatra dalam Trigatra


Hubungan antar gatra dalam Trigatra dan Pancagatra adalah bersifat
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi.
(a) Antara gatra geografi dan gatra kekayaan alam.
Karakter geografi sangat mempengaruhi jenis, kualitas, dan
persebaran kekayaan alam dan sebaliknya kekayaan alam dapat
mempengaruhi karakter geografi.
(b) Antara gatra geografi dengan gatra kependudukan
Bentuk-bentuk kehidupan dan penghidupan serta persebaran
penduduk sangat erat kaitannya dengan karakter geografi dan
sebaliknya karakter geografi mempengaruhi kependudukan.

15
(c) Antara gatra kependudukan dengan gatra kekayaan alam
Kehidupan dan penghidupan penduduk dipengaruhi oleh jenis,
kualitas, kuantitas, dan persebaran kekayaan alam demikian pula
sebaliknya jenis, kualitas, kuantitas, dan persebaran kekayaan alam
dipengaruhi oleh faktor-faktor kependudukan. Kekayaan alam
mempunyai manfaat nyata jika telah diolah oleh penduduk yang
memiliki kemampuan dan teknologi.
5. Hubungan antar gatra dalam Pancagatra
Hubungan antar gatra dalam Pancagatra merupakan hubungan timbal
balik yang erat dan saling terkait secara utuh dan menyeluruhdalam arti
saling mempengaruhi, saling mengisi, dan saling tergantung secara
seimbang, serasi, dan selaras. Dengan demikian maka perubahan di salah
satu gatra akan berpengaruh terhadap gatra lain. Dalam rangka mencapai
tujuan nasional dengan peningkatan Ketahanan Nasional maka setiap
gatra dalam Pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-
gatra lain dan sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-
gatra lain secara terintegrasi sebagai berikut:
(a) Hubungan antara gatra ideologi dengan gatra politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan dalam arti ideologi sebagai
falsafah bangsa dan landasan idiil negara merupakan nilai penentu
bagi kehidupan nasional yang meliputi seluruh gatra dalam
Pancagatra dalam memelihara kelangsungan hidup bangsa dan
pencapaian tujuan nasional.
(b) Hubungan antara gatra politik dengan gatra ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan dalam arti kehidupan politik
Indonesia yang dilandasi oleh ideologi dan falsafah Pancasila,
dipengaruhi oleh kehidupan ekonomi dan sosial budaya serta
ditunjang oleh situasi keamanan. Kehidupan politik bangsa
dipengaruhi oleh bermacam hal yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan.

16
Ia dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran politik, tingkat
kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban sosial dan rasa
keamananannya. Keadaan politik yang stabil dan dinamis
memungkinkan pembangunan disegala bidang dan memberikan rasa
aman.
(c) Hubungan antara gatra ekonomi dengan gatra politik, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan dalam arti kehidupan ekonomi
Indonesia yang dilandasi
oleh ideologi dan falsafah Pancasila dipengaruhi oleh kehidupan
politik nasional, kehidupan sosial budaya dan situasi keamanan yang
berfungsi sebagai penunjang. Keadaan ekonomi yang stabil, maju dan
merata menunjang stabilitas dan peningkatan ketahanan di bidang
lain.
(d) Hubungan antara gatra sosial budaya dengan gatra politik,
ekonomi, dan pertahanan keamanan dalam arti kehidupan sosial
budaya yang dilandasi oleh ideologi dan falsafah Pancasila,
dipengaruhi oleh kehidupan politik, ekonomi dan ditunjang oleh
situasi keamanan. Keadaan sosial yang terintegrasi secara serasi,
stabil, dinamis, berbudaya, dan berkepribadian hanya dapat
berkembang dalam suasana aman dan damai.
(e) Hubungan antara gatra pertahanan keamanan dengan gatra politik,
ekonomi, dan sosial budaya dalam arti situasi keamanan perlu
ditunjang oleh kehidupan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial
budaya. Keadaan pertahanan dan keamanan yang stabil, dinamis,
maju, dan berkembang diseluruh aspek kehidupan akan
memperkokoh dan menunjang kehidupan Ideologi, Politik, Ekonomi,
dan Sosial Budaya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi
dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya
ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk
dapat menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan bangsa dan negara.
Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan nasional.
Selanjutnya Ketahanan Nasional yang tangguh akan mendorong pembangunan
nasional.Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik,
ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan
keamanan. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian
bangsa yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila
yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan
dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan
daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan
merata Dalam lingkup kecil, ketahanan nasional pada aspek-aspek tertentu
juga turut menentukan kelangsungan hidup sebuah bangsa. Pemecahan
masalah ketahanan nasional dari perspektip kependudukan, memerlukan
political will pemerintah untuk membuat kebijakan dengan mengoptimalkan
pembangunan nasional berorientasi kependudukan berwawasan ketahanan
nasional

B. Saran
Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga
negara Indonesia perlu :
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik
yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi tantangan.

18
2. Sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek
ipoleksosbudhankam sehingga setiap warga negara dapat mengeliminir
pengaruh buruk pada aspek-aspek tersebut.

19
DAFTAR REFERENSI

Sumber Jurnal :
DwiSulisworo, dkk. 2012, Universitas Ahmad Dahlan. Geostrategi / Ketahanan
Nasional Indonesia,
http://eprints.uad.ac.id/9436/1/GEOSTRATEGI%20Dwi.pdf
Pebriyenni. 2017, PPKn/FKIP Universitas Bung Hatta Padang, Urgensi
Ketahanan Nasional Untuk Menjamin Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara,
http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/SEM_INDO2/sem_indo2017/pape
r/viewFile/1492/1447
Sam Budigusdian, 2012, FH- Universitas Pattimura, Strategi Penataan
Ruang Guna Pembangunan Ekonomi Dalam Rangka Ketahanan
Nasional. https://fhukum.unpatti.ac.id/htn-han/172-strategi-penataan-
ruang-guna-pembangunan-ekonomi-dalam-rangka-ketahanan-nasional

Sumber Website :
http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2016/09/KETAHANAN-
NASIONAL.pdf#page=14&zoom=auto,-178,380
https://karinasubekti.wordpress.com/kewarganegaraan/
https://jakartagreater.com/konsepsi-ketahanan-nasional-tannas/

20
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dan teman
teman seperjuangan yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Bangkinang, 13 Mei 2019


Penyusun

i 21
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Perbandingan 4 Konsep Dasar Ketahanan Nasional ...................... 3
B. Konsep Astagatra dalam Pengaruh Mewujudkan Ketahanan
Nasional .......................................................................................... 5
C. Hubungan Komponen Strategi Antar Gatra .................................. 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 18
A. Kesimpulan..................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................... 18
DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 20

ii
22
MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU : MUFARIZUDDIN, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
ELSA NURFAZIRA (1786206031)
NURUL WULANDARI (1786206096)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2019

23

Anda mungkin juga menyukai