Anda di halaman 1dari 14

KEGELISAHAN dan UPAYA PENYEMBUHAN

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen Pengampu : Misroh Sulaswari, M.Pd.

Oleh :
Kelompok 13

Mukhammad Luckyto 1810910055


Agusti Siti Rohmah 1810910061

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia terkadang pernah mengalami beberapa permasalahan yang dapat
membuat seseorang mengalami kegelisahan. Kegelisahan berasal dari kata gelisah
yang berartikan tidak tentram hatinya atau cemas. Kegelisahan dapat diketahui
melalui gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Nyatanya banyak hal yang menyebabkan seseorang menjadi gelisah. Diantaranya ada
perasaan tidak tenang dan lain sebagainya.
Timbulnya rasa gelisah didalam diri manusia dapat disebabkan karena ada rasa
takut yang berlebihan karena takut kehilangan atas hak nya dan penyebab yang
lainnya. Dalam menghilangkan perasaan gelisah, ada beberapa cara yang perlu kita
ketahui dalam mengatasi kegelisahan. Diantaranya dengan bersikap tenang dan
memerlukan sedikit pemikiran untuk intropeksi diri. Apabila kita sudah mengetahui
beberapa cara untuk mengatasi kegelisahan, maka perasaan gelisah dapat dihilangkan
atau diatasi. Sesuai dengan penjelasan diatas, di dalam makalah ini akan lebih
dibahas tentang manusia dan kegelisahan. Kegelisahan sebagai fenomena sosial yang
bersifat universal, dialami oleh setiap orang dan ada pada berbagai lapisan
masyarakat Manifestasinya dalam diri manusia adalah unik dan kadang
kontroversial, berbeda setiap orang (berat/ringannya, lama/sebentar) tergantung
stimulus dari lingkungan dan pengalaman individu tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Dari Kegelisahan ?
2. Bagaimana Macam-Macam dan sebab Dari Kegelisahan ?
3. Bagaimana Bentuk-Bentuk dari Kegelisahan ?
4. Bagaimana Upaya Penyembuhan Dari Kegelisaha ?

2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian dari Kegelisahan
2. Untuk mengetahui bagaimana macam-macam dan sebab dari Kegelisahan
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari kegelisahan
4. Untuk mengetahui bagaimana upaya penyembuhan dari Kegelisahan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kegelisahan
Kata kegelisahan berasal dari kata “gelisah” artinya perasaan tidak tentram,
tidak tenang, tidak sabar lagi, cemas dan khawatir. Kegelisahan berarti perasaan
gelisah, khawatir, cemas dan takut. Siapapun orangnya suatu saat pasti pernah
merasakan hal-hal serupa. Mengapa semua ini harus terjadi pada diri manusia, alasan
mendasar karena manusia memiliki hati dan perasaan. Orang yang sedang gelisah
hatinya tidak tenteram, merasa khawatir, cemas, takut, dan sebagainya. Dalam Al
Quran, suart Al Baqarah ayat 153, difirmankan bahwaagar manusia terlepas dari
berbagai permasalahan hidup hendaknya dapat menggunakan kesabaran dan sholat
itu sebagai penolongnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut yan
artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat itu sebagai
penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Kegelisahan paling mudah diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik
seseorang dalam situasi tertentu. biasanya dapat berupa berjalan mondar-mandir,
termenung, tidak banyak berbicara, berwajah murung dan lesu. Kegelisahan dapat
diartikan sebagai kecemasan ataupun ketakutan , seperti halnya seseorang yang
frustasi karena hal yang diinginkannya mungkin tidak tercapai ataupun tidak
tercapai.1
B. Macam-macam Kegelisahan dan Sebab Kegelisahan
Sigmon Freud seorang ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam
kecemasan yang menimpa manusia, yaitu: kecemasan kenyataan, kecemasan neoritik
dan kecemasan moril. Kegelisahan tidak jarang bersahabat dengan umumnya kita.
1. Kecemasan tentang kenyataan ( objektif )
Kecemasan ini dikarenakan ada bahaya dari luar yang mengancam dan
benar-benar dihadapi secara nyata. Misalnya seorang ibu gelisah karena anaknya

1
Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya Menuju Perspektif Moralitas Agam, (Yogyakrta:
Pustaka Pelajar, 1999), Hlm. 119

4
diculik, seorang ibu gelisah karena anaknya sakit, seorang pelajar gelisah karena
kartu ujiannya hilang, dan sebagainya.
2. Kecemasan Neoritis/Neoritik (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari nalurinya.
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, takut akan
hal yang dibayangaknnya atau takut akan idnya sendiri sehingga menekan ego.
kegelisahan ini akan membuat seseorang menjadi gelisah akan suatu hal yang
buruk yang sedang di bayangkannya akan menjadi sebuah kenyataan Kecemasan
neurotik (saraf). Menurut Sigmund freud kecemasan ini dibagi dalam tiga macam,
yakni :
a. Kecemasan yang timbul akibat penyesuaian diri dengan lingkungan.
Kecemasan ini timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri,
atau takut akan idenya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
b. Rasa takut irasional atau fobia
Rasa takut ini mudah menular sehingga kadang-kadang tanpa alasan dan
hanya karena pandangan saja, yang kemudia dilanjutkan dengan khayalan yang
kuat dan dapat menimbulkan rasa takut.
c. Rasa takut lain seperti rasa gugup, gagap, dan sebagainya.
Contoh: Seseorang yang tidak bisa menyanyi atau bicara di depan umum,
sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato, ia akan gelisah,
gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau bernyanyi.
3. Kecemasan moral
Kecemasan ini muncul dari emosi diri sendiri yang memunculan sifat iri,
dengki, dendam, hasut, tamak, pemarah, rendah diri, dan sebagainnya. Dengan
adanya sifat ini manusia cenderung mengalami rasa khawatir, takut, cemas, atau
bahkan putus asa setelah melihat keberhasilan orang lain.
Sebagian besar kegelisahan tersebut disebabkan oleh rasa takut akan
kehilangan hak, nama baik, maupun ancaman dari luar dan dari dalam. Bertolak
dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegelisahan dan segala keluh kesah
adalah bagian hidup dari manusia. Semua itu sudah terpatri sebagai karakteristik
dalam diri manusia yang hanya bisa diatasi jika yang bersangkutan bisa bersikap

5
untuk memliki keyakinan/iman penuh, sabar, pasrah, dan selalu mendekatkan diri
kepada Tuhan . Dalam pendekatan diri kepada Tuhan secara vertikal harus di
imbangi dengan hubungan horisontal, yaitu menjalin hubungan baik dengan
sesamai manusia.
C. Bentuk-bentuk Kegelisahan
Bentuk kegelisahan bisa berupa keterasinngan, kesepian, dan ketidakpastian
hidup. Meskipun, hal tersebut kadang-kadang tidak didasari oleh sebab-sebab yang
jelas.
1. Keterasingan
Kata keterasingan berasal dari kata “terasing” dari kata dasar “asing”. Kata
“asing” berati sendiri, tidak dikenal orang. Adapun kata “terasing”mengandung
arti tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lainnya, atau terpencil.
Sedangkan kata “keterasingan” mengandung arti perihal yang berkenaan dengan
ketersisihan dari pergaulan, terpencil, atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau keterasingan adalah bagian dari hidup manusia. Keterasingan
bisa terjadi karena sifat-sifatnya tidak dapat diterima, atau perbuatannya yang
tidak bisa diterima. Kedua sebab keterasingan tersebut bersumber dari: 1)
Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat (mencuri, angkuh, keras
kepala, dan sebagaianya); 2) Sikap rendah diri (sikap merasa tidak berharga
karena cacat fisik, kemampuan sosial-ekonomi yang rendah, pendidikan yang
rendah, keselaha perbuatannya).
Sebenarnya konsep keterasingan itu berasal dari konsep alienasi Karl Marx.
Konsep alienasi dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan dimana manusia dikuasi
oleh kekuatan-kekuatan yang tercipta dari kreasinya sendiri. Dalam hal ini Marx
mengemukakan bebrapa macam bentuk alienasi, yaitu
a. Alienasi Agama.
b. Alienasi Kepada Negara
c. Alienasi Ekonomi
d. Alienasi Terhadap Pekerjaan
e. Alienasi Sosial

6
Terlepas dari semua permasalahan di atas, dalaam ajaran Islam disebutkan
bahwa manusia pada dasarnya adalah fitraj. ia diberi hati nurani yang sesuai
dengan kebenaran agama tauhid (Q.S. Al-Aruum: 30). Namun, manuisa juga
mempunyai nafsu amarah, yang senantiasa mengajak kepada keburukan, kecuali
yang mendpat rahmat Allah SWT (Q.S. Yusuf; 53), nafsu lawwamah yang amat
menyesali dirinya bila terlanjur berbuat keburukan dan bila berbuat kebaikan, ia
menyesali diri tidak (dapat) berbuat lebih banyak dalam kebaikan (Q.S. Al-
Qiyamah: 2). Disamping itu, manusia mempunyai nafsu muthmainnah yaitu jiwa
yang tenang (Q.S. Al-Fajr: 27) dan mudah durhaka bila merasa sukses usahanya
atau sedang berkuasa (Q.S. Al-Alaq: 6-7. Dengan melihat hakekat manusia yang
seperti itu, tidak menutup kemungkinan manusia mudah berbuat salah dan berlaku
lemah, sehingga membawa dirinya dalam keterasingan. Untuk itulah manusia
perlu memfugsikan dirinya dengan beribadah mendekatkan diri kepada Allah
SWT,.
2. Kesepian
Kesepian berasal dari kata “sepi” artinya sunyi, lenggang, tidak ramai, tidak
apa-apa, tidak ada siapapun. Adapun kata “kesepian” dapat diartikan
menerangkan suatu keadaan atau suasana dan perihal yang sepi. Kesepian sebagai
akibat dari keterasinan sehingga mengalami kesepian.
Kesepian adalah bagian dari hidup manusia. Setiap orang pernah mengalami
rasa sepi. Lama atau tidaknya perasaan sepi itu singgah dihati seseorang
tergantung dari masalah yang menimpa jiwa orang yang mengalaminya. Orang
yang mengasingkan diri sehingga terjadi kesepian mungkin karena kesombongan-
kesombongannya atau sikap rendah dirinya. Namun, sebab utama orang menjadi
kesepuan adalah takut akan kehilangan hak hidup dan hak memiliki nama baik.
disamping itu kesepian juga bisa disebabkan oleh rasa frustasi.
3. Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata “tidak pasti” artinya tidak menentu, pikiran
kacau, tidak dapat berkosentrasi, bingung, tidak dapat berpikir dengan baik/resah.
Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian dari hidup manusia. Setiap

7
orang hidup pernah mengalaminya. Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat
lagi berpikir secara jernih, teratur, dan logis untuk mengambil keputusan.
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental ada beberapa
sebab yang menyebabkan orang tidak dapat berpikir dengan pasti, yaitu:
a. Obsesi
Obsesi merupakan gejala kejiwaan (neurose), yang hanya berupa pikiran atau
perasaan tertentu secara terus-menerus, biasanya berupa hal-hal yang tidak
menyenangkan, atau sebab-sebab yang tidak diketahui. Misalnya: ia selalu
berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan.
b. Phobie
Phobie adalah rasa takut yang tidak terkendalikan (tidak normal) terhadap
sesuatu hal atau kejadian yang tidak diketahui sebabnya. Adapun bentuk-
bentuk kekuatannya bisa berupa: a) acrophobia (takut pada tempat yang
tinggi), b) achlophobia (takut dengan orang banyak), c)agoaphobia (takut pada
ruangan terbuka).
c. Kompulasi
Kompulasi adalah keraguan-raguan yang amat sangat tentang apa yang telah
dikerjakan, sehingga ada dorongan-dorongan yang secara tidak disadari
menyeru untuk melakukan perbuatan-perbuatam seupa berulang-ulang.
d. Histeria
Histeria adalah gejala kejiwaan yang disebabkan oleh tekanan mental,
kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, tidak mampu menguasai diri
atau tersugesti sikap orang lain.
e. Delusi
Delusi adalah suatu sikap yang menunjukkan pikiran tidak beres karena
berdasarkan suatu keyakinan palsu, tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada
dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
1) Delusi persekusi: menganggap adanya kenyataan yang jelek disekitarnya.
2) Delusi keagungan: menganggap dirinya orang penting dan besar.
3) Delusi melancholis: merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa
f. Halusinasi

8
Halusinasi adalah khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
g. Keadaan Emosi
Apabila emosi seseorang telah menguasai rasio, maka bisa menganggu nafsu
makan, pusing-pusing, muka merah, gerak menjadi cepat,badan berkeringat,
tekanan darah menjadi tinggi dan sebagainya.
Seperti yang telah disebutkan diatas, orang yang sedang dilanda seperti
tanda-tanda yang terdapat pada butir 1-7 pikirannya menjadi kacau dantidak
berpikit dengan baik. Andai kata dapat berpikir dengan baik perlu waktu yang
cukup lama. 2
D. Solusi Mengatasi Kegelisahan
1. Meningkatkan keimanan kepada Tuhan
Rasa gelisah sesungguhnya berhubungan erat dengan keimanan seseorang.
Bila iman seseorang itu kuat, maka tidak akan kejangkitan penyakit atau perasaan
gelisah. karena orang yang imannya kuat akan selalu teringat Tuhan. Dalam hal
ini yang perlu diingat adalah firman Allah dalam Al-Quran surat Ar-ra’d ayat 28
yang artinya “ketahuilah bahwa hhanya dengan selalu mengingat Allah hati
nurani akan menjadi tenang tenteram”.
2. Mengatasi sumber kecemasan yang mampu diubah
Jika dilihat satu persatu, setiap hal di dalam daftar panjang yang wajib
diselesaikan tidak cukup untuk menjadi sumber stres, tetapi gabungan dari
tumpukan tugas-tugas kecil akan berujung dengan beban yang memicu
kegelisahan. Menangani masalah dengan cara meyakinkan diri sendiri bahwa
Anda memiliki kekuatan untuk menyelesaikan masalah satu per satu dapat
membantu Anda mengurangi kegelisahan dengan segera.
“Segera menyelesaikan tugas-tugas yang walaupun kecil, tetapi cukup
mengganggu, supaya tidak menumpuk. “
3. Mengubah cara berpikir mengenai sumber kecemasan yang tidak mampu di
kontrol

2
Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya Menuju Perspektif Moralitas Agam, (Yogyakrta:
Pustaka Pelajar, 1999), Hlm. 123-130

9
Sejumlah sumber kecemasan tidak bisa hilang dalam waktu dekat. Penyakit,
masalah keuangan, masalah hubungan pribadi, dan sumber-sumber permanen
kecemasan lain yang tidak mudah diatasi, tetapi berpikir mengenai hal tersebut
dengan cara yang berbeda mampu mengurangi stres dan ketakutan yang
ditimbulkannya.
“Meminimalkan waktu yang banyak dihabiskan untuk memikirkan sumber utama
stres yang Anda rasakan.”
Anda tidak akan bisa mengubah kondisi dengan cara mengkhawatirkannya
secara obsesif. Lakukan apa yang mampu Anda lakukan, kemudian habiskan
waktu untuk memikirkan hal lain atau melakukan aktivitas yang menyenangkan
4. Melatih pikiran untuk tidak gelisah
Apakah Anda pernah mencoba meditasi? Ini adalah metode yang
bermanfaat untuk menghilangan kegelisahan dengan serta-merta. Dengan latihan,
metode ini mampu menciptakan perbaikan terhadap kondisi pikiran untuk jangka
panjang serta meningkatkan kesehatan mental Anda.
“Jika Anda seorang pemula, gunakan CD meditasi dengan panduan atau
bergabung dengan kelas meditasi.”
5. Mencurahkan perasaan anda.
Membiarkan perasaan cemas terpendam di dalam diri adalah resep untuk
serangan kecemasan. Mendiskusikan perasaan Anda dengan orang lain adalah
langkah yang sangat penting. Anda bisa mendapatkan perspektif dari orang lain,
dan bahkan mungkin mendapatkan sejumlah ide yang baik untuk memecahkan
sebagian masalah yang Anda hadapi.
“Berbicara dengan orang yang dicintai dan dipercayai adalah tempat yang baik
untuk memulai langkah ini.”
6. Melakukan perubahan gaya hidup
a. Makanan
Anda mungkin menyalakan api kegelisahan dengan mengkonsumsi
makanan pemicu stres secara teratur. Batasilah menkonsumsi makanan
Bergula dan Bertepung, yang dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah
yang memicu kecemasan. Kurangi konsumsi Kafein yang menstimulasi syaraf

10
dan juga batasi Asupan Alkohol karena alkohol adalah depresan yang akan
menambah efek negatif kepada tubuh anda seperti dehidrasi terensi air yang
berefek pada jangka panjang.
b. Olahraga
Studi menunjukkan bahwa individu yang rajin berolahraga memiliki
tingkat kecemasan yang rendah. Menjalani latihan fisik akan meningkatkan
sirkulasi serta memompa endorphin yang dapat meningkatkan suasana hati.
c. Mengubah ruang fisik
Adakalanya kegelisahan bertambah parah karena dipicu oleh tinggal atau
bekerja di ruangan yang tidak nyaman. Ruangan tempat menghabiskan
sebagian besar waktu Anda dapat memberikan dampak yang besar pada
suasana hati. Cobalah melakukan perubahan berikut untuk mengurangi
kegelisahan yang dirasakan sehari-hari.3

BAB III

3
Di akses dari http://www.sarjanaku.com/2010/01/makalah-manusia-dan-kegelisahan.html, pada
16 September 2019, pukul 19.30

11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan mengenai kegelisahan yang telah kami paparkan, maka
kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap
manusia, dengan tidak memperdulikan  segala latar belakang dan kemampuannya, pasti
akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat.
Yang demikian ini boleh jadi sangat wajar mengingat manusia mempunyai hati dan
perasaan.sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas).
Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik yang juga
memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan.
Adapun bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan
ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama lain.
Keterasingan dalam satu dan lain kesempatan bisa membuahkan kegelisahan. Dan
sebaliknya, kegelisahan yang begitu hebat bisa saja menimbulkan keterasingan.
Kemudian dari keterasingan yang dialami seseorang  bisa saja menciptakan kondisi
kesepian dan karena kesepian itupun bisa saja menimbulkan ketidakpastian.
Keterasingan bisa jadi merupakan  perilaku sosiopatik dan sikap apatis yang tidak
menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup
sendiri.
Untuk mengatasi kegelisahan yang dialami manusia, cara yang paling ampuh adalah
kita dituntut untuk bersifat qana’ah (berpikir positif) kembalikan semuanya kepada
Allah SWT dan selalu mengingat Dia.

B. Saran
Kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia tidak memperdulikan
segala latar belakang dan kemampuanya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah
sebentar atau lama,relative ringan atau berat. Yang demikian ini boleh jadi sangat wajar
mengingat manusia mempunya hati dan juga perasaan.
Kami sebagai penulis memberikan saran agar kita selalu bersifat qana’ah
(berfikir positif), percaya diri, bersikap tenang, intropeksi diri dan kembalikan

12
semuanya kepada Allah SWT dan selalu mengingat Allah SWT, semoga kita semua
bisa menyelesaikan semua persoalan hidup terutama dalam menghadapi kegelisahan.

Daftar Pustaka

13
Diakses dari http://www.sarjanaku.com/2010/01/makalah-manusia-dan-
kegelisahan.html Pada 16 september 2019, pukul 19.30.

Sujarwa. (1999). Manusia dan Fenomena Budaya Menuju Perspektif Moralitas


Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

14

Anda mungkin juga menyukai