Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH PATOLOGI

MYXOBACTERIA

KELOMPOK V
AJIRAH
NURFADILAH
YUNI MAHARANI
MUSHADDIQ

BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebanyakan penyebab penyakit yang menjangkiti organisme
perairan adalah adanya pathogen dalam lingkungan perairan. Dimana
pathogen ini memanfaatkan organik dan mineral untuk perkembangan
dan cara memanfaatkan hidup. Ditunjukkan oleh beberapa peneliti bahwa
bakteri hidup normal dengan hewan air dalam sebuah populasi. Bakteri
tinggal di mana organisme tinggal pula (Sumarsih, 2003).
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk kelas
Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan
sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik.
Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik,
patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di
alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam
lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan
lengkung. Bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat
pertumbuhan tertentu. Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan
bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan yang
kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat mengalami
pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun
ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai (Sumarsih, 2003).
Gliding bakteria merupakan bakteri yang tidak memiliki flagel tetapi
dapat bergerak di permukaan. Semua Gliding bakteria juga merupakan

bakteri gram negatif. Bakteri tersebut bergerak dengan cara meluncur


apabila berada di permukaan yang keras. Cara bakteri tersebut bergerak
ada beberapa yang memutar badannya sambil bergerak. Pergerakan
meluncur ini lebih lama berbanding dengan pergerakan flagel dan Gliding
bakteria yang berfilamen bergerak lebih cepat daripada Gliding bakteria
uniseluler. Dalam kelompok ini termasuk beberapa ganggang biru,
beberapa bakteri khemoorganotrof dan beberapa bakteri belerang (sulfur)
(Kardia, 2013).
Kelompok bakteri yang menjadi anggota bakteri meluncur adalah
(Kardia, 2013).
1. Bakteri yang mengandung sulfur intraselular, berbentuk benang.
Contoh: Beggiatoa, Thiothrix, Leucothrix, Achromatium.
2. Bakteri bebas sulfur, membentuk trikoma (bulu). Contoh: Vitreoscilla,
Leucothrix, Saprospira.
3. Bakteri uniselular, bentuk batang pendek. Contoh: Cytophaga,
Flexibacter, Myxobacteria.
4. Bakteri fototrof yang bergerak merayap. Contoh: Chloroflexus
5. Cyanobakteria yang bergerak merayap. Contoh: Oscillatoria
Bakteri yang sering muncul yang menyebabkan ikan sakit salah
satunya adalah myxobacteria. Masing-masing bisa bertahan untuk jangka
waktu yang

berbeda, kadang tidak bisa beradaptasi yang berbeda

dengan habitat hidupnya. Myxobacteria (bakteri lendir) adalah kelompok


bakteri yang dominan hidup di tanah. Myxobacteria termasuk di antara

kelompok delta dari proteobacteria , sebuah takson besar dari bentuk


Gram-negatif (Eddy dan Liviawaty, 1993).

Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi dan siklus hidup myxobacteria ?
2. Bagaimana ciri ikan yang terserang myxobacteria ?

BAB II
PEMBAHASAN

Myxobacteria dapat bergerak secara aktif dengan meluncur .


Mereka biasanya hidup dalam kawanan, banyak mengandung sel-sel
yang tetap menyatu melalui molekul interselular sinyal . Konsentrasi sel
yang berdekatan ini mungkin diperlukan untuk memberikan konsentrasi
tinggi pada enzim ekstraseluler yang digunakan untuk mencerna
makanan. Myxobacteria menghasilkan sejumlah bahan kimia biomedis
dan industri yang bermanfaat, seperti antibiotik , dan ekspor bahan kimia
yang luar sel (Vefoju, 2011).

Gambar Bakteri Myxococcus (sumber


: http://www.ascenion.de/technologieangebote/tools/thermophilicMyxobacteria.html)
Bakteri yang termasuk Myxobacteria mempunyai dinding sel sangat
tipis dan lentur. Bakteri ini bersifat gram negatif, dan dapat bergerak
meluncur. Bentuk sel umumnya memanjang (spoel) dengan ujung runcing.
Dalam siklus hidupnya dapat membentuk badan buah, yang merupakan
kumpulan sel yang berdifrensiasi (Kardia, 2013).
Ukuran badan buah kurang dari 1 mm. Bakteri ini menghasilkan
lendir yang mengandung extracellular polysaccharides. Bakteri ini juga

hidup berkoloni dan membutuhkan nutrien seperti asam amino dan protein
untuk berkembang. Biasanya, bakteri ini ditemukan di kotoran hewan,
mereka menghasilkan enzim ekstraseluler hidrolitik untuk mendegradasi
protein, asam nukleik, dan lipid, dengan menggunakan enzim ini, mereka
juga dapat melisis dan mendegradasi bakteria lain untuk mendapatkan
sumber nutrien. Contoh: Chondromyces, Myxococcus (Kardia, 2013).
Badan Buah Myxobacteria

Gambar Badan Buah Bakteri Myxococcus dari Genus Chondromyces


crocatus (Courtesy of Patricia Grilione and Jack Pangborn)
Organisme ini memiliki siklus organisme yang paling kompleks jika
dibandingkan dengan organisme prokariotik lainnya. Myxobacteria juga
memiliki kromosom yang lebih besar daripada bakteri lainnya. Contohnya:
Myxococcus xanthus memiliki pasangan kromosom bulat 9500 kilobase (2
kali lebih besar daripada Escherichia coli, dan 2/3 ukuran genom ragi yang
mengandung 16 kromosom) (Kardia, 2013).
Sel vegetatifnya sederhana, tidak berflagel, lalu, gram negatif
berbentuk batang dan bergerak dengan cara meluncur di permukaan

untuk mendapatkan nutrien yaitu dengan cara melisis bakteri lain (Kardia,
2013).
Pada kondisi yang baik, sel vegetatif membentuk badan buah dan
bagian sel yang lainnya berubah menjadi struktur istirahat yang disebut
dengan myxospora. Ukuran badan buah bermacam-macam.
Siklus Hidup Badan Buah Myxobacteria

Gambar Siklus Badan Buah Myxobacteria (sumber :


http://www.nature.com/nrmicro/journal/v1/n1/box/nrmicro733_BX1.html)
Selama pertumbuhan sel vegetatif, Myxobacteria membentuk
kumpulan yang multiseluler yang dapat memangsa bakteri lain untuk
mendapatkan sumber nutrien dengan cara melisis bakteri lain, kemudian
menghidrolisis makromolekulnya, lalu diserap nutriennya. Sel ini juga
dapat berkomunikasi dengan sesama jenisnya. Sistem komunikasi
pertama yang digunakan adalah quorum-sensing system atau disebut
juga dengan A-signal, signal ini dapat mendeteksi apabila populasi ini

kelaparan dan membuat koloni lain berkumpul. Lalu, setelah semua koloni
berkumpul, sinyal kedua yang dikeluarkan adalah C-signal yang
mengarahkan mereka untuk mengkordinasi pergerakan mereka (Kardia,
2013).
Kemudian, Myxobacteria yang berkumpul tersebut bergerak
membentuk gelombang. Apabila 2 gelombang sel bergerak pada arah
yang berlawanan, akan bertemu di daerah yang memiliki densitas sel yang
tinggi lalu akan terbentuk agregat. Agregat ini ukurannya akan semakin
membesar dan kemudian mengalami fase stationer. Setelah itu agregat
tersebut akan bercampur membentuk satu gelombang. Sel agregat ini
akan menjadi motil kembali dan bergerak memutar di dalam tumpukan.
Tumpukan tersebut semakin membesar membentuk badan buah yang
mengandung 105 sel. Lalu, sel di dalam badan buah tersebut menjadi
myxospora. Apabila nutrisi mencukupi, maka myxospora tersebut akan
mengalami germinasi. (Brown, 2009)
Ciri ikan yang terinfeksi myxobacteria
Penyakit yang menunjukkan gejala demikian dapat disebabkan
oleh bakteri Myxobacteria. Salah satu species yang sering menginfeksi
ikan air tawar adalah Flexibacter columnaris. Penyakit ini biasanya terjadi
pada ikan yang stress akibat bertambahnya panas atau bertambah
dinginnya suhu air. Luka pada kulit pada awalnya berwarna pucat keputihputihan dan luka tersebut makin lama berkembang menjadi borok yang
dalam. Lama-kelamaan ikan berwarna lebih gelap, gerakannya lamban
dan akhirnya mati. Apabila bakteri tersebut menginfeksi insang maka

produksi lendir biasanya akan bertambah dan lama-lama insang ikan akan
rontok. Selain itu bakteri ini dapat pula merontokkan sirip ikan.
Penanggulangan penyakit tersebut dapat dengan cara pencegahan yaitu
antara lain dengan mempertahankan kualitas air supaya tetap optimal,
penerapan sanitasi kolam dan manajemen budidaya yang tepat (Risky,20
14).
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
antibiotika yaitu antara lain Oxytetracyclin hydrochlorid 5-10 mg/l air
dengan cara perendaman selama 24 jam. Baytril juga dapat dipakai
dengan dosis 8-10 ml/m3 air dengan cara perendaman selama 24 jam
dilakukan dalam wadah penampung (Risky, 2014).

DAFTAR PUSTAKA

Afriantio, Eddy dan Evi Liviawati. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.
Kanisius. Yogyakarta : 1993
Brown. 2009. Mikrobiologi Bakteri Dan Virus. (online) http://911mikrobiolog
i.blogspot.co m. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul
16.00 WITa. Makasssar.
Kardia, E. 2013.
Bacteri meluncur (gliding bacteria). (online)
www.scribd.com. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul
18.20 WITA. Makassar.
Rizky, D. 2014. Manajemen Kualitas Air Ikan Guppy. (online) http://dguppi
es.blogspot.c om. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul
21.00 WITA. Makassar.
Sumasri, S. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Fakultas pertanian
universitas veteran. Yogyakarta.
Vefoju. 2011. Myxobacteria. (online) http://veronikafoju.wordpress.com.
Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2014 pukul 18.45 WITA.
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai