MAKALAH
TEKNIK LABORATORIUM
“MIKROTEKNIK TUMBUHAN”
Dosen Pengampu; Drs. Bustamin,M.Si
1
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berbagi macam
nikmat dan hidayah-Nya terutama nikmat Iman, Islam, kesehatan dan kesempatan
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Mata Kuliah “Teknik
Laboratorium”. Dengan judul “Mikroteknik Tumbuhan”. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurhakan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman gelap gulita menuju zaman yang terang
benderang seperti yang kita rasakan pada saat ini, semoga kita semua
mendapatkan syafaat-Nya di yaumil akhir kelak.
Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar
mengakui masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan sarannya
untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dan dalam hal ini kami memohon
maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
2
3
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................i
KATAPENGANTAR............................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................4
I.4 Tujuan................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................6
II.2 Langkah-Langkah..........................................................................7-15
III.1 Kesimpulan................................................................................16-17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................18
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Ada banyak cara yang dapat digunakan dalam pembuatan preparat jaringan
diantaranya yaitu dapat digunakan untuk memotong pada hampir semua macam
Metode ini, dapat menghasilkan irisan yang jauh lebih tipis bila dibandingkan
dengan menggunakan metode beku atau metode seloidin. Dengan metoda beku,
tebal irisan rata-rata diatas 10 mikron, tapi dengan metode paraffin tebal irisan dapat
metode paraffin juga memiliki kelemahan yaitu jaringan menjadi keras, mengerut
dan mudah patah. Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakaan, bila
4
5
I.2.BATASAN MASALAH
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
adalah dengan metode paraffin. Metoda ini sekarang banyak digunakan, karena
hampir semua macam jaringan dapat dipotong dengan baik bila menggunakan
metoda ini.
Kebaikan-kebaikan metoda ini adalah irisan yang dihasilkan jauh lebih tipis
dari pada menggunakan metoda beku atau metoda seloidin. Dengan metoda beku,
tebal irisan rata-rata diatas 10 mikron, tapi dengan metode paraffin tebal irisan dapat
metode paraffin juga memiliki kelemahan yaitu jaringan menjadi keras, mengerut
dan mudah patah. Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakaan, bila
menggunakan metode ini. Sebagian besar enzim-enzim akan larut dengan medode
6
7
Tumbuhan, 2002):
1. Pengambilan sampel
Tahapan ini dimaksudkan adalah untuk menentukan sampel apa yang akan
kita jadikan slide preparat, misalnya organ akar, batang, ataupun daun.
7
8
berikut:
c. Formalin 40 % 5 cc.
lebih delapan potong didalam vial. Lama fiksasi dalam FAA bagi bahan yang kecil
atau tipis minimum 12 jam sedangkan untuk bahan yang besar atau tebal 24 jam.
3. Aspirasi
dengan interval waktu yang pendek dan berkali-kali. Setelah bahan dimasukkan ke
8
9
dalam larutan fiksasi, udara dalam jaringan tumbuhan dikeluarkan agar penetrasi
4. Pencucian
Pencucian dilakukan 2 kali dalam waktu 3 jam dengan akohol 50%. Jumlah
9
10
0
58 C ( 3 X 2 JAM )
6. Penanaman (Embedding)
Buat kotak keras yang agak tebal dengan ukuran kira-kira 5 X 2,5 X 2 cm
(panjang X lebar X tinggi), lalu isi dengan paraffin keras yang cair dalam vial tadi,
kemudian sebelum paraffin membeku masukkan bahan. Atur bahan tersebut dalam
kotak kertas dengan menggunakan jarum yang dipanaskan dengan lampu alcohol
atau spritus dan beri label. Setelah paraffin membeku dan bahan tidak bergoyang,
letakkan kotak kertas dalam air dingin. Biarkan permukaan paraffin membeku,
kemudian tekanlah seluruh kotak kedalam air sampai paraffin membeku, atau dapat
juga dimasukkan kedalam freezer sampai seluruh paraffin sama sekali membeku.
10
11
7. Penyayatan
mengandung sebuah bahan. Balok-balok paraffin itu ditempelkan pada balok kayu
sebagian balok paraffin dengan jarum yang telah dipanasi, kemudian meletakkan
balok paraffin pada kayu. Lakukan hal itu beberapa kali sehingga balok paraffin
menempel dengan kuat pada balok kayu. Permukaan dari balok paraffin yang telah
ditempelkan sebaiknya empat persegi atu bujur sangkar. Perhatikan bahwa sisi
horizontal harus benar-benar sejajar. Bahan yang ada dalam balok paraffin disayat
11
12
Sebelum dipotong balok yang telah ditempeli bahan dan pisau didinginkan
dahulu dengan air dingin (kulkas), sehingga suhu paraffin sama dengan suhu pisau.
Balok kayu yang telah ditempel dengan balok paraffin dipasang pada pemegang
yang terdapat pada mikrotom. Aturlah tebal sayatan (biasanya antara 6-15 mikron)
dengan memutar skrup pada sisi kanan mikrotom. Pasang pisau pada mikrotom.
Pada waktu pemutar mikrotom dijalankan, bahan dalam paraffin yang telah
diletakkan pada pemegang bergerak naik turun dan maju kedepan. Peganglah
sayatan-sayatan paraffin yang berbentuk pita itu dengan kuas halus. Pita paraffin
hasil sayatan disimpan pada kotak karton atau baki preparat. Sebaiknya
12
13
8. Penempelan sayatan
▪ Teteskan larutan perekat pada kaca obyek sebesar tetesan kecil, gosok perekat
tersebut sampai rata pada kaca obyek dengan ujung jari hingga membentuk
lapisan tipis.
▪ Teteskan larutan formalin diatas kaca obyek yang telah diberi perekat tadi.
Letakkan sayatan diatasnya, dan letakkan kaca obyek tersebut diatas papan
13
14
9. Pewarnaan
Untuk mewarnai bahan yang telah ditempel tersebut adalah dengan cara
dengan pewarna yang kita pakai. Masing-masing bejana diberi label dengan
Alkohol 95 % : 2 -5 menit
Alkohol 70 % : 2 -5 menit
14
15
Alkohol 95 % : 2 -5 menit
Xilol I : 2 – 5 menit
Xilol I : 2 – 5 menit
dengan mikroskop, lalu jika warnanya sudah terlihat baik kontrasnya, beri
15
16
BAB III
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
tipis dari pada menggunakan metoda beku atau metoda seloidin. Dengan metoda
beku, tebal irisan rata-rata diatas 10 mikron, tapi dengan metode paraffin tebal
irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron. Irisan-irisan yang bersifat seri dapat
16
17
Tumbuhan, 2002):
1. Pengambilan sampel
2. Pematian / Fiksasi
3. Aspirasi
4. Pencucian
infiltrasi
6. Penanaman (Embedding)
7. Penyayatan
8. Penempelan sayatan
9. Pewarnaan
17
18
DAFTAR PUSTAKA
18
19
19