Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya lah dan karunia-Nya penulisan makalah ini dapat selesai dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang berjudul
“Protoplasma ”.
Makalah ini disusun secara khusus dan sistemika untuk memenuhi tugas
dari Mata Kuliah “Botani Farmasi”. Substansi yang terdapat dalam makalah ini
berasal dari beberapa referensi buku dan literatur-literatur lain. Sistematika
penyusunan makalah ini terbentuk melalui kerangka yang berdasarkan acuan atau
sumber dari buku maupun literatue-literatur lainnya.
Makalah yang berjudul “ Protoplasma ” ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran bagi mahasiswa, dosen atau masyarakat umum dan juga sebagai
bahan pembanding dengan makalah lain yang secara substansial mempunyai
kesamaan. Tentunya dari konstruksi yang ada dalam makalah ini yang merupakan
tugas mata kuliah “Botani Farmasi ” banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, penulis berharap diberikan kritikan yang membangun kepada para pembaca.

Jakarta, Desember 2017

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protoplasma adalah bagian hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh
membran plasma. Ciri khas semua organisme adalah memiliki protoplasma,
yaitu substansi majemuk yang terdiri dari berbagai bahan meliputi air,
garam-garam mineral, dan banyak senyawa organik, di antaranya adalah
karbohidrat, protein, dan lipid. Protoplasma bersifat pekat (kental), jernih
(terang), dan koloid polifasis.
Para cendekiawan sepakat bahwa hidup berada di dalam protoplasma,
seperti yang semula dikemukakan oleh Dujardin 1835, Purkinje 1839, yang
menemukan protoplasma pada hewan. Baru kemudian Mohl 1854,
membawa pengertian yang sama bagi tumbuhan. Komposisi protoplasma
adalah tetap, jadi bukan sebagai senyawa. Sifat-sifat kimia, fisik dan
biologis protoplasma suatu jenis organisme berbeda dengan sifat kimia,
fisik, dan biologis protoplasma organisme lain.
Kita membedakan benda hidup dari benda mati berdasarkan pada
sifat-sifat yang dimiliki oleh protoplasma, yaitu: sebagai tempat
berlangsungnya regulasi proses biokimia, tanggap terhadap rangsangan,
tumbuh dan berkembang biak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari protoplasma?
2. Apa saja komponen-komponen penyusun protoplasma?
3. Bagaimana fungsi protoplasma?
4. Bagaimana sifat fisika dari protoplasma?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian protoplasma
2. Mengetahui komponen-komponen penyusun protoplasma
3. Mengetahui bagaimana fungsi protoplasma
4. Mengetahui sifat fisika dari protoplasma

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protoplasma


1. Pengertian Protoplasma Menurut Para Ahli
a. Johannes Purkinje (1787-1869)
Seorang ahli fisiologi Biokimia menggunakan istilah protoplasma
(protos=pertama;plasma=cairan) bagi substansia yang menyerupai
gelatin (1840), meskipun arti dari istilah tersebut mungkin agak
berbeda dengan artinya pada penggunaan selanjutnya.
b. Felix Dujardin (1801-1860)
Seorang ahli zoologi perancis mengamati adanya material yang
menyerupai gelatin didalam sel-sel binatang (1835) dan
menggunakan istilah sarcode (Sarx:daging) bagi material tersebut.
Substansi ini kemudian juga dijumpai pada sel-sel tumbuhan hidup.
c. Hugo Von Mohl (1805-1872)
Seorang ahli Botani dari Jerman, menemukan bahwa sel-sel tumbuh-
tumbuhan tersusun dari substansia hidup (1846) dan menggunakan
istilah protoplasma bagi substansia tadi, yang sampai saat ini masih
kita ikuti.

2. Pengertian Protoplasma Secara Umum


Protoplasma (Latin, Proto=Pertama, plasma=substansi). Secara
umum protoplasma merupakan substansi dasar kehidupan yang terdapat
pada semua sel makhluk hidup yang memegang peranan penting dalam
proses biosintesa dan bioenergi. Protoplasma bersifat pekat (kental),
jernih (terang) dan koloid polifasis. Dari reaksi-reaksi kimia yang
terjadi antara senyawa-senyawa inilah yang mengakibatkan adanya
gejala-gejala kehidupan di protoplasma. Gejala kehidupan itu misalnya
metabolisme, tumbuh, bergerak, berkembang biak, sirkulasi zat dan
lain-lain. Misalnya respirasi, fotosintesis, sintesis lemak.

3
Protoplasma dapat dibagi atas:
a. Nukleoplasma
b. Sitoplasma, yaitu suatu cairan atau plasma yang terdapat antara
membran plasma dengan membran nukleus. Sitoplasma terdiri atas 2
bagian, yaitu matrix (tampak transparan, homogen dan menyerupai
koloid) dan organel.
3. Macam-macam organel
a. Membran sel
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan
sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel.
Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat
masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan
oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan
memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat
melalui membran sel. Komponen penyusun membran sel antara lain
adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan
kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas
molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati
membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan
molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul
lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion,
dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat
masuk ke dalam sel.
b. Mitokondria
Mitokondria memiliki membran rangkap, membran luar dan
membran dalam. Di antara kedua membran tersebut terdapat ruang
antar membran. Membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista yang
berfungsi untuk memperluas bidang permukaan agar proses
penyerapan oksigen dan pembentukan energi lebih efektif. Pada
bagian membran dalam terdapat enzim ATP sintase yang berfungsi

4
sebagai tempat sintesis ATP. Fungsi mitokondria ini adalah tempat
respirasi aerob.
c. Ribosom
Ribosom merupakan organel pen-sintesis protein. Ribosom sering
menempel satu sama lain membentuk rantai yang disebut
poliribosom atau polisom. Antar unit ribosom diikat oleh mRNA.
d. Aparatus Golgi
Aparatus Golgi (Badan Golgi) berupa tumpukan kantung-kantung
pipih, berfungsi sebagai tempat sintesis dari sekret (seperti getah
pencernaan, banyak ditemukan pada sel kelenjar), membentuk
protein dan asam inti (DNA/RNA), serta membentuk dinding dan
membran sel. Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks
Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi
ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel
eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan
memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan
memiliki hingga ratusan badan Golgi.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi
berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi menyebutkan
beberapa fungsi badan golgi antara lain:
1) Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama
pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan
bahan-bahan lain.
2) Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama
seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi
bagian dari membran plasma.
3) Membentuk dinding sel tumbuhan.
4) Tempat untuk memodifikasi protein.

5
5) Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi
sel.
6) Untuk membentuk lisosom.
7) Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa
yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan
pembentukan lisosom.
e. Sentrosom dan Sentriol
Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole
yang berbentuk seperti bintang. Sentriol berbentuk seperti tabung
dan disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di
dekat salah satu kutub inti sel. Sentrosom yang berperan dalam
proses pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis) dengan
membentuk benang spindel. Benang spindel inilah yang akan
menarik kromosom menuju ke kutub sel yang berlawanan. Terdapat
pada tumbuhan tingkat rendah.
f. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang dapat
ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik. Retikulum endoplasma
memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung
ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi,
tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan
labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel
eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan
retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
1) RE kasar (REK)
Dipermukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan
ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka,
fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.

6
2) RE halus (REH)
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik
ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa
proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat
dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat
melekatnya reseptor pada protein membran sel.
3) RE sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE
sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang
membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan
proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE
sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE
sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
g. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang
berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan. Di dalamnya, organel ini
memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua
enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah
endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam
sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini
akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut
endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang
digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke
endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama
kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.
Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi
pematangan dan membentuk lisosom.

7
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi
bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-
mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel
dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi
dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi
lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati,
transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran
besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.
Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme
dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan
enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom
(endosom lanjut).
h. Mikrotubulus dan Mikrofilamen (sitoskeleton)
Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris, disusun oleh
protein yang disebut tubulin. Sifat mikrotubulus kaku sehingga
diperkirakan berfungsi sebagai ‘kerangka’ sel karena berfungsi
melindungi dan memberi bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan
dalam pembentukan sentriol, silia, maupun flagela. Mikrofilamen
mirip seperti mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil. Bahan
yang membentuk mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang
terdapat pada otot. Dari hasil penelitian diketahui ternyata
mikrofilamen berperan dalam proses pergerakan sel, endositosis, dan
eksositosis. Gerakan Amuba merupakan contoh peran dari
mikrofilamen.

2.2 Komponen Protoplasma


Protoplasma pada semua sel terdiri atas dua komponen utama,
komponen anorganik dan komponen organik. Komponen-komponen
anorganik terdiri atas air, garam-garam mineral, gas oksigen, karbon
dioksida, nitrogen, dan ammonia. Komponen organik terutama terdiri atas

8
karbohidrat, lipida, protein, dan beberapa komponen-komponen spesifik
seperti enzim, vitamin, dan hormon.
1. Komponen Anorganik
a. Air
Merupakan persenyawaan anorganik yang terbanyak pada
protoplasma (60-95%), tergantung pada jenis sel (sel yang muda
lebih banyak mengandung air), umur, tempat hidup (makhluk hidup
yang hidup di dalam air lebih banyak mengandung air).
Air memiliki fungsi:
 Pelarut bahan-bahan anorganik
 Media dispersi yang baik untuk sistem koloid pada
protoplasma.
 Stabilisator suhu
 Pelarut elektrolit
 Media transport
 Media yang baik untuk proses metabolisme
b. Garam-garam Mineral
Garam-garam yang terdapat pada protoplasma ada dalam bentuk
ion bebas ada juga yang terikat pada molekul lain misalnya, dengan
molekul protein atau lemak. Secara umum, garam-garam mineral
memiliki dua fungsi yaitu:
1) Fungsi osmosis, dalam arti bahwa konsentrasi total garam-garam
terlarut berpengaruh terhadap pelaluan air melintasi membran sel.
2) Fungsi yang lebih spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap
struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan
makromolekul.
Berbagai jenis garam-garam mineral sangat penting untuk
kelangsungan aktivitas metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+,
ion Na+ dan K+, berperan dalam memelihara tekanan osmosis dan
keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan

9
peningkatan tekanan osmosis sebagai akibat masuknya air ke dalam
sel.
Beberapa ion-ion anorganik berperan sebagai kofaktor dalam
aktivitas enzim, misalnya ion magnesium dan ferrum. Fosfat
anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi
kimia untuk proses kehidupan dari sel melalui proses fosforilasi
oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di
dalam sel.
c. Senyawa anorganik yang berbentuk Gas
Gas yang terdapat pada protoplasma berbentuk larutan; gas
Oksigen (O2), Nitrogen (N2) dan gas asam arang (CO2). Gas O2 pada
suhu 250C dan tekanan atau atmosfir pada air murni dapat larut 2,83
ml O2/100 ml air. Kelarutan gas CO2 dalam air agak lain. Beberapa
molekul gas CO2 yang larut dapat bereaksi dengan air.
d. Asam dan Basa
Asam dan basa anorganik yang terdapat pada protoplasma,
misalnya asam klorida (HCl), dan basa kalium hidroksida (KOH).

2. Komponen Organik
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan komponen yang sangat vital untuk
proses-proses fisiologi di dalam sel makhluk hidup. Berdasarkan
fungsinya, dikelompokkan menjadi:
 Karbohidrat yang sederhana sebagai sumber energi di dalam
sel
 Karbohidrat yang berantai panjang sebagai cadangan energy
 Karbohidrat yang berantai panjang sebagai komponen
struktural organel dan bagian sel lainnya.
Karbohidrat dibagi atas 4 kelompok besar, yaitu :
1) Monosakarida (Triosa (3 C), Tetrosa (4 C), Pentosa (5 C),
Heksosa (6 C)

10
2) Disakarida (mengandung 2 molekul monosakarida; sukrosa,
maltose dan laktosa)
3) Oligosakarida (golongan ini merupakan zat-zat yang
menghasilkan 3-10 monosakarida pada hidrolisa)
4) Polisakarida (Amilum, Glikogen, Inulin, Selulosa,
Heteropolisakarida (Kitin, Chondroitin sulfat, heparin,
mucoprotein dan glycoprotein)
b. Lipida
Lipida merupakan persenyawaan organik yang banyak terdapat
pada sel makhluk hidup yang mempunyai sifat tidak larut di dalam
air tetapi dapat larut pada pelarut organik misalnya eter, kloroform,
alkohol panas dan benzen. Lemak bersifat non polar dan hidrofobik.
Pada sel makhluk hidup lemak berfungsi sebagai struktural
misalnya komponen membran plasma, hormon, vitamin. Juga
berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan energi sel makhluk
hidup. Lipida dapat diekstraksi dari jaringan sel tumbuhan maupun
hewan dengan menggunakan pelarut lemak. Hasil ekstraksi
menghasilkan campuran lemak yang kompleks antara lain;
trigliserida, wax, fosfolipida, glikolipida, bermacm-macam sterol
dan senyawa-senyawa lainnya. Macam-macam lipida yang terdapat
pada sel makhluk hidup yaitu:
1) Lipida sederhana; ester alkohol/ Trigliserida yang asam lemak dan
alkohol.
2) Lipida Gabungan; ester asam lemak yang pada hidrolisa
menghasilkan asam lemak, alkohol dan zat-zat lain. Lipida gabungan
yang terdapat pada protoplasma; fosfolipida, spingolipida,
glikolipida, gangliosida, lipoprotein, karatinoid.
3) Turunan Lipida; steroid, struktur dasar molekulnya cincin C-17 yaitu
siklopentano perhidopenatron. Steroid yang terdapat pada
protoplasma sek hewan; hormon kelamin, vitamin D, cholesterol,
kortikosteron dan estradiol.

11
c. Protein
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino yang
terdapat pada protoplasma yaitu:
1) Asam amino netral; glysin, alanin, valine, leusin, isoleusin, serin,
theonin
2) Asam amino asam; asam aspartat, asam glutamate
3) Amida asam amino; Aspargin, Glutamin
4) Asam amino basa; Histidin, Arginin, Lysin
5) Asam amino aromatik; Phenylalanin, Tirosin, Tryptofan.
6) Asam amino yang mengandung sulfur; Cysteine, Methionin
7) Asam amino sekunder; Prolin Hydroksiprolin
8) Asam amino esensial dan non esensial
Ada 10 macam asam amino essensial; L-methionin, L-Threonin,
L-valin, L-Leosin, L-isoleusin, L-Lisin, L-Arginin, L-Phenilalanin,
L-Thriptophan dan Histidin. Bila asam amino berhubungan dengan
ikatan peptida maka terbentuklah dipeptida, tripeptida, polipeptida.
Protein merupakan polimer dari asam amino yang berantai panjang.
Penggolongan Protein berdasarkan komposisi kimia yang dihasilkan
pada proses hidrolisa yaitu:
1) Protein Sederhana (bila dihidrolisa hanya menghasilkan asam
amino; misalnya; albumin dan globulin)
2) Protein gabungan; bila dihidrolisa menghasilkan asam amino dan
persenyawaan lainnya; glikoprotein (protein dan karbohidrat),
nukleoprotein, kromoprotein (protein dan bahan zat warna;
haemoglobin dan haemiosianin), lipoprotein, fosfoprotein
(gugusan fosfat dan asam amino; kasein pada susu),
metaloprotein (protein yang mengandung metal)
Penggolongan Protein pada protoplasma adalah:
1) Protein Primer (struktur molekulnya terdiri dari asam amino yang
tersusun secara linier dengan ikatan peptida)

12
2) Protein sekunder (struktur molekulnya terdiri dari beratus-ratus
asam amino yang tersebar secara spiral)
3) Protein tersier (struktur molekulnya terdiri dari beberapa rantai
polipeptida yang dihubungkan dengan ikatan sulfur; misal;
globulin)
4) Protein quarter (struktur molekulnya mengandung 2 ikatan atau
lebih peptida yang berikatan dengan ikatan kovalen yang lemah;
misal; haemoglobine)
d. Asam Nukleat
Ada 2 macam asam nukleat yang terkenal; ARN (Asam Ribosa
Nukleat) dan ADN (Asam Deoksiribosa Nukleat). Fungsi Asam
Nukleat yaitu:
1) Mengontrol aktivitas biosintesa pada sel
2) Membawa informasi genetik
Struktur ARN dan ADN merupakan polimer nukleotida. Hasil
hidrolisa nukleotida menghasilkan gula (ribosa/deoksiribosa), basa
nitrogen (purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (sitosin, timin dan
urasil).

2.3 Fungsi Protoplasma


Untuk mengatur kegiatan transportasi sel yang sifatnya selektif
permeable. Protoplasma berfungsi sebagai pengontrol semua aktivitas atau
kerja sel yang ada di dalam tubuh serta memegang peranan penting dalam
proses biosintesa dan bioenergi. Karena tugas protoplasma yang intensif,
maka di dalam protoplasma terdapat nukleoplasma dan sitoplasma, selain
itu juga protoplasma juga memilik banyak kandungan, seperti air, lemak,
protein, garam mineral, dan lain sebagainya.
Protoplasma yang berupa larutan koloid merupakan substansi yang
hidup, hal ini menunjukkan bahwa didalam protoplasma berlangsung proses
kehidupan dan memiliki sifat-sifat kehidupan, yaitu :

13
1. Irritabilitas adalah protoplasma sensitif terhadap rangsangan dan
memiliki kemampuan untuk mengadakan reaksi terhadap rangsangan
tersebut. Misalkan bahwa didalam sel ada benda asing yang masuk,
maka lisosom akan menghasilkan enzim untuk menghancurkannya. Sel
leukosit mampu mengadakan fagositosis bila terdapat benda asing
didekatnya.
2. Konduksi adalah kemampuan menghantarkan rangsangan dari tempat
timbulnya rangsangan ke tempat terjadinya reaksi. Contoh: apabila
rangsangan sampai di dendrit, maka badan sel dan axon akan mampu
meneruskan rangsangan itu sampai ke otot dan protoplasma otot juga
mampu mengadakan reaksi berupa kontraksi otot.
3. Metabolisme, yaitu adanya berbagai fungsi enzim dalam protoplasma,
berlangsungnya proses penyusunan dan penguraian senyawa kimia
untuk aktifitas hidupnya. Dari masing-masing senyawa organik yaitu
protein, lemak dan karbohidrat akan di oksidasi elalui siklus Krebs
untuk menghasilkan ATP.
4. Gerak, yaitu adanya gerak siklosis dan Brown
5. Tumbuh, yaitu dalam protoplasma terjadi proses tumbuh, yaitu dengan
adanya duplikasi DNA dan kromosom pada fase interfase dan profase
awal.
6. Reproduksi, yaitu protoplasma selalu aktif untuk menambah jumlahnya
melalui sitokinesis dan kariokinesis.

2.4 Sifat-sifat Fisika Protoplasma


1. Sistem koloid
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua
atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel
terdispersi yang cukup besar. Cairan sel berupa koloid dengan ukuran
0,0001-1 mikron. Dengan adanya sistem koloid ini memungkinkan
sitoplasma mengalami perubahan kepekatan yaitu fase sol dan fase gel
dan sebaliknya.

14
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan terus menerus dari suatu partikel zat cair
ataupun gas, artinya partikel-partikel ini tidak pernah dalam keadaan
stasioner atau sepenuhnya diam. Hal ini, pertama kali dibuktikan dan
dicetuskan oleh Robert Brown seorang botanis Skotlandia pada tahun
1827. Molekul-molekul dalam protoplasma selalu dalam keadaan
bergerak. Gerakannya secara bebas dan acak tidak menentu, hal ini biasa
disebut dengan gerak brown. Gerak brown dipenaruhi oleh suhu, makin
tinggi suhu, maka gerakannya semakin cepat.
3. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh
partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid
yang cukup besar. Efek Tyndall ditemukan oleh John Tyndall(1820-
1893), seorang ahli fisika Inggris. Efek tyndall terjadi karena adanya
gerak Brown. Adanya gerak Brown akan menyebabkan adanya
pemantulan cahaya yang mengenai sistem koloid.
4. Siklosis
Siklosis adalah suatu gerakan protoplasma yang berupa aruas
melingkar (rotasi). Yaitu gerak aliran sitoplasma pada tumbuhan. Gerak
ini terjadi karena dipangaruhi oleh tekanan, suhu, PH, dan kekentalan.
Gerak siklosis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sirkulasi yaitu aliran plasma yang arah pergerakannya lebih dari satu
arah tanpa pola tertentu.
b. Rotasi yaitu aliran plasma yang bergerak ke satu arah dan bergerak
sepanjang dinding sel.
5. Difusi dan Osmosis
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke bagian yang
berkonsentrasi rendah (hipotonis). Perbedaan konsentrasi yang ada pada
dua larutan disebut gradien konsentrasi.

15
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput
semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tetapi
tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang
membran. Dengan kata lain osmosis adalah perpindahnya suatu zat
dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke bagian
yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis).

16
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Protoplasma (Latin, Proto = Pertama, plasma = substansi). Secara
umum protoplasma merupkan substansi dasar kehidupan yang terdapat pada
semua sel makhluk hidup yang memegang peranan penting dalam proses
biosintesa dan bioenergi.
Protoplasma pada semua sel terdiri atas dua komponen utama,
komponen anorganik dan komponen organik. Komponen-komponen
anorganik terdiri atas air, garam-garam mineral, gas oksigen, karbon
dioksida, nitrogen, dan ammonia. Komponen organik terutama terdiri atas
karbohidrat, lipida, protein, dan beberapa komponen-komponen spesifik
seperti enzim, vitamin, dan hormon.
Protoplasma berfungsi sebagai pengontrol semua aktivitas atau kerja sel
yang ada di dalam tubuh serta memegang peranan penting dalam proses
biosintesa dan bioenergi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arwin dan Tri Jalmo. 2002. Biologi Umum. Bandar Lampung:

Universitas Lampung

Campbell Dan Reece. 2008. Biology edisi 8. Jakarta: Erlangga

Lumowa, Sonja Verra Tinneke. 2016. Biologi sel. Universitas Muhammadiyah

Malang

Subowo. 2012. Biologi Sel. Bandung: CV Angkasa

18

Anda mungkin juga menyukai