Anda di halaman 1dari 8

GENUS MONTIPORA

KORALOGI LAUT

OLEH :
ILMU KELAUTAN A
CAHYO W
EKA MULYA

26020113120009

AKBAR ARDIANTO

26020113120021

ARIANSYAH

26020113120032

AULIANI MALIKAH A.

26020113120043

FAHMI ABDULLAH

26020113140055

PRODI ILMU KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

Indonesia memiliki lebih dari 253 jenis ikan hias laut. Bagi masyarakat pesisir
terumbu karang memberikan manfaat yang besar , selain mencegah bahaya abrasi
mereka juga memerlukan ikan, kima kepiting dan udang barong yang hidup di dalam
terumbu karang sebagai sumber makan dan mata pencaharian mereka.
Indonesia yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, mempunyai terumbu
karang terluas di dunia yang tersebar mulai dari Sabang- Aceh sampai ke Irian Jaya.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 212 juta jiwa, 60 % penduduk Indonesia tinggal
di daerah pesisir, maka terumbu karang merupakan tumpuan sumber penghidupan
utama.
Salah satu keanekaragaman hayati yang hidup di laut adalah terumbu
karang. Jumlah jenis karang batu (hard coral) di Indonesia tercatat sebanyak 590
jenis, yang didominasi oleh karang dari genus Acropora (91 jenis), Montipora (29
jenis) dan Porites (14 jenis).
A. Ciri ciri Genus Montipora
Genus Montipora sering ditemukan mendominasi suatu daerah.
Sangat tergantung pada kejernihan suatu perairan. Biasanya berada pada
perairan dangkal berkaitan dengan intensitas cahaya yang diperolehnya
dengan bentuk koloni berupa lembaran. Karakteristik bentuk rangka kapur
genus Montiporaini antara lain ialah:

Bentuk koloni bervariasi, ada yang submasif, laminar, menempel


ataupun bercabang.

Ukuran koralit umumnya kecil.

Septa umumnya memiliki dua lingkaran dengan bagian ujung (gigi)


muncul keluar. Apabila disentuh maka akan terasa tajam.

Tidak memiliki columella.

Dinding

koralit dan

coenosteum keropos. Coenosteum

memiliki

beberapa tipe: Papillae bila coenosteum lebih kecil dibandingkan


dengan ukuran koralit, dan tuberculae jika sebaliknya. Apabila
berkelompok mengelilingi koralit disebut thecal papillae dan juga ada
thecal tuberculae.

Tentakel umumnya keluar pada malam hari.


Karang yang struktur rangka kapurnya mirip dengan genus Montipora

adalah genus Porites, dan kadangkala sulit untuk membedakannya. Namun


pada pengamatan bawah air, struktur internal pada koralit karang genus
Porites lebih jelas terlihat dibandingkan dengan karang genus Montipora, dan
sebagian besar Montipora memiliki coenosteum yang lebar, sementara
Porites tidak memiliki coenosteum.
B. Formasi Koloni Genus Montipora
1) Terumbu karang tepi (Fringing Reef), yaitu terumbu karang yang
terdapat di sepanjang pantai dan dalamnya tidak lebih dari 40 meter.
Terumbu ini tumbuh ke permukaan dan ke arah laut terbuka

2) Terumbu karang penghalang (BarrierReefs), berada jauh dari pantai


yang dipisahkan oleh goba (lagoon) dengan kedalaman 40 70 meter.

Umumnya terumbu karang ini memanjang menyusuri pantai


3) Atol (atolls), yang merupakan karang berbentuk melingkar seperti
cincin yang muncul dari perairan yang dalam, jauh dari daratan dan

melingkari gobah yang memiliki terumbu gobah atau terumbu petak.


Gambar tersebut dikutip dari White, 1987 dalam Panduan
Pembentukan dan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut Berbasis
Masyarakat

C. Susunan Koralit Genus Montipora


Umumnya ditemukan dengan bentuk koloni yang submassive, laminar,
foliaceous, encrusting, atau branching. Memiliki koralit yang sangat kecil.
Tidak memiliki kolumella. Septa menuju kedalam dengan dinding koralit
terpisah dengan konesteum tapi juga kadang-kadang menyatu. Koloni
memiliki warna coklat keabu-abuan, kadang-kadang warnanya lebih muda
disepanjang tepinya. Umumnya terdapat pada daerah intertidal terutama di
puncak karang
D. Persebaran Genus Montipora
Distribusi horizontal karang di dunia dibatasi oleh lintang, sedangkan
distribusi

vertikalnya

dibatasi

oleh

faktor

kedalaman.

Pertumbuhan,

penutupan dan kecepatan tumbuh karang berkurang secara eksponensial


dengan kedalaman. Faktor utama yang mempengaruhi sebaran vertikal
karang adalah intensitas cahaya, oksigen, suhu dan kecerahan air. Distribusi
spasial dari taksa karang-karang pada biotop dasar karang dapat dianggap
sebagai refleksi yang statis dari struktur komunitas mereka, sebab hal
tersebut merupakan hasil dari proses stokhastik rekruitmen, pertumbuhan dan
survival dari individu karang, dan dari hubungan sosio-ekologi yang umum
dari populasi yang spesifik, di antara mereka dan lingkungan dengan baik.
Selanjutnya dijelaskan beberapa faktor yang mengontrol distribusi spasial dari

karang adalah; (1) tingkat pengaruh dari parameter yang menyebabkan


pengaruh fisik, seperti gelombang, arus, tinggi pasang surut, konsentrasi
nutrien, kecerahan dan kekeruhan air; (2) faktor sosial: formasi monospesifik,
interspesifik atau kelompok yang reproduksinya biseksual; (3) hubungan
interorganisme: komensalisme, simbiosis, antagonis, predatorisme; (4)
berbagai kejadian yang ekstrim dan stokhastik seperti, badai, banjir, wabah
Acanthaster; dan (5) penyebab antropogenik
E. Contoh contoh spesies dari genus Montipora
1) Montipora foliosa

Family

: Acroporidae

Genus

: Montipora

Spesies

: Montipora foliosa

Kedalaman

: Dijumpai pada kedalaman 2 - 6 meter.

Ciri-ciri

: Koloni terdiri dari lembaran tipis dan seragam, kadang

membentuk lingkaran berulir dan bertingkat. Koralit tersusun menurut baris


diantara koenesteum.
Warna

: Umumnya krem, merah muda, atau coklat dengan

warna lebih pucat pada bagian luar.


Kemiripan

: Mirip dengan M. aequituberculata, M. delicatula yang

mempunyai lembaran lebih tipis, dan ukuran koralit lebih kecil.


Distribusi

: Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kep. Ryukyu-

Jepang, dan Australia.


Habitat
terlindung.

: Karang ini dijumpai hidup di daerah goba dan daerah yang

2) Montipora crassituberculata

Family

: Acroporidae

Genus Spesies

: Montipora crassituberculata

Kedalaman

: Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

meter.
Ciri-ciri

: koralit berbentuk submasif berbentuk seperti roda yang

rata, koralit terbenam, teka dan koenosteum papila kedua-duanya tebal.


Warna

: Umumnya berwarna coklat dan biru.

Kemiripan

: Sepintas karang ini mirip dengan M. aequituberculata.

Distribusi

: Tersebar dari Perairan Indonesia, dan Australia.

Habitat

: Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal

dan berarus deras.


3) Montipora hispida

Family

: Acroporidae

Genus
Spesies

: Montipora
: Montipora hispida

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri

: koloni submasif, laminar, kolumnar atau digitata atau

kombinasi dari semuanya. Laminar dan digitata ditemukan di perairan keruh,


submasif dan kolumnar di temukan di reef slope. Koralit tenggelam.
Warna
Kemiripan

: Umumnya berwarna coklat dan putih.


: Sepintas karang ini mirip dengan Montipora cactus, M.

Gaimardi dan M. Grisea.


Distribusi

: Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New

Guinea dan Australia.


Habitat

: Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan

berarus deras.
4) Montipora Informis

Family

: Acroporidae

Genus
Spesies

: Montipora
: Montipora informis

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 5-15 meter
Ciri-ciri

: koloni ada yang masif sampai yang berkerak. Koralit

terdistribusi dan terbenam. Koenosteum tertutup dengan papila yang memiliki


panjang seragam.
Warna

: Umumnya berwarna bintik coklat dan bintik putih.

Kemiripan

: Sepintas karang ini mirip dengan M. efflorescens dan M.

corbettensis.
Distribusi

: Tersebar dari Perairan Indonesia, dan Australia.

Habitat

: Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan

berarus deras.

Pustaka
Suharsono. 1996. Jenis-jenis Karang yang Umum dijumpai di Perairan Indonesia.
Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.
Veron. J.E.N. 1986. Coral of Australia and The Indofasific. Angus & Robertos.
Australia.

Anda mungkin juga menyukai