Anda di halaman 1dari 12

Bab I

Pendahuluan
A. LatarbelakangMasalah
Mamalia adalah kelompok hewan yang menduduki tempat tertinggi di dalam sejarah
perkembangan hewan serta merupakan vertebrata yang benar-benar paling sesuai
dengan kehidupan di darat. Semua mamalia berambut meskipun pada kelompok-
kelompok tertentu rambut-rambut itu hanya tumbuh di bagian tertentu. Mamalia dapat
mempertahankan suhu tubuhnya relatif tetap sehingga disebut berdarah panas.
Mamalia mempunyai kelenjar susu (mammae) yang menghasilkan cairan sebagai
bahan makanan bagi anak-anaknya. Kebiasaan memelihara anak sangat berkembang
pada mamalia dan mencapai puncaknya pada manusia. Beraneka ragam mamalia
menempati habitat yang berbeda-beda mulai dari daerah kutub sampai ke katulistiwa,
mulai dri laut sampai ke hutan-hutan dan padang pasir. Banyak di antaranya yang
aktif di waktu malam (nocturnal) sehingga hampir tidak pernah terlihat dalam
kehidupan sehari-hari.
Jenis-jenis tertentu dijadikan hewan buruan untuk diambil dagingnya atau kulitnya
yang berlambut halus seperti beludru. Beberapa anggota Rodentia atau Carnivora
dapat menimbulkan kerugian bagi manusia karena dapat marusak tanaman atau
memangsa ternak. Beberapa kelompok mamalia dapat menjadi sumber penularan
penyakit. Mamalia domestik dapat memberikan tambahan bahan makan, bahan
pakaian serta alat transportasi bagi manusia. Berbeda dengan kelompok vertebrata
yang lain, mamalia mempunyai sekat rongga badan (diafragma) yang memisahkan
rongga dada dengan rongga perut. Selain itu mamalia mempunyai otak yang
pertumbuhannya semakin kompleks dengan bertambah banyak jumlah lekukan
(convulasi). Pada umumnya gigi-gigi mamalia dapat dibedakan atas: gigi seri, taring,
geraham depan (premolar) dan geraham belakang (molar). Ada juga mamalia yang
gigi-giginya tiidak dapat dibedakan menjadi empat macam gigi seperti tersebut di
atas, bahkan ada juga mamalia yang tidak bergigi sama sekali.
Mamalia yang sudah dikenal manusia tidak kurang dari 4.000 jenis. Untuk
memudahkan mengenal dan mempelajari jenis-jenisnya mamalia tersebut di
kelompok-kelompokkan ke dalam kelompok tertentu. Pengelompokkan ini biasanya
disebut klasifikasi.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah ciri-ciri dari Mamalia?
2. ApasajaklasifikasidarikelasMamalia?
3. Apasajakeanekaragaman mamalia di Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan, mengidentifikasi, danmendeskripsikan Mamalia.
2. Mengklasifikasikananggota Mamaliaberdasarkanciri-cirinya.
3. Menjelaskan keanekaragaman Mamalia di Indonesia.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui deskripsidari Mamalia.
2. Dapat mengetahui klasifikasi Mamalia.
3. Dapat mengetahui keanekaragaman Mamalia di Indonesia.
BAB II

Pembahasan
Karakteristik Mamalia
1. Kelenjar susu
Hewan betina mempunyai kelenjar kulit di sisi bawah tubuh (misalnya di daerah
abdominal, pectoral dan inguinal) yang mengeluarkan susu sesudah melahirkan. Pada
Marsupialia dan hewan placental kelenjar susu memiliki puting, susu didapat dengan
menghisap puting tersebut. Monotremata tidak memiliki puting tetapi pada waktu
menyusui anaknya, induknya menelentang sehingga susu mengalir karena adanya
tekanan abdomen akibat stimulus anaknya. Produksi susu/laktasi diatur oleh hormon
yang keluar sesudah melahirkan. Pada hewan jantan kelenjar susu ini mereduksi
sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana pada hewn betina.
2. Rambut
Semua mamal pada dasarnya memiliki rambut, sedikitnya dalam satu fase siklus
hidupnya. Pada ikan paus hanys ada beberapa helai rambut di daerah tenggorokan ang
kemudian mereduksi setelah dewasa. Setiap rambut tumbuh dari suatu bulbus dalam
kulit yang terletak miring sehingga mengakibatkan rambut tumbuh pada pola tertentu.
Kantung (bulbus) ini dilengkapi kelenjar palit yang mengeluarkan zat semacam
minyak (sebum) yang menyebabkan rambut mengkilap. Biasanya pada setiap individu
ada beberapa tipe rambut, baik bersamaan (rambut bawah yang tebal, rapat datu di
atas yang lain dan rambut penutup yang lebih jarang, lebih kasar atau tajam menusuk)
maupun terpisah seperti bulu halus, tidak berpigmen di sisi bawah tubuh. Ada
beberapa rambut tertentu yang kaku, lengkap denganserabut syaraf yang berfungsi
sebagai alat peraba, khusus di kepala misalnya rambut misai. Pada dasarnya rambut
berperan penting dalam pengaturan suhu (thermoregulasi).
3. Homoiothermia (hewan berdarah panas)
Pada vertebrata lain yang lebih rendah, suhu tubuh mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Tetapi pada mamal ini suhu tubuh dipertahankan pada suatu tingkat yang
relatif tetap (sekitar 36 oC) sehingga kebanyakan mamal secara teoritis sangup
melakukan aktivitas walaupun pada suhu lingkungan yang sangat rendah. Tetapi
dalam kenyatannya, perbandingan yang tidak menguntungkan antara permukaan dan
sisi bagi banyak hewan yang kecil membuat homothermia pada saat-saat tertentu
menjadi masalah yang tidak ekonomis. Itu sebabnya beberapa jenis mamal tertentu
melakukan hibernasi (tidur panjang selama musim dingin). Dalam udara dingin bulu
berdiri dengan demikian tebal lapisan isolasinya menjadi lebih besar, sedangkan di
udara panas berlebihan disalurkan keluar melalui kelenjar keringat yang juga
merupakan ciri khas mamal. Adanya suhu tubuh yang terus menerus tinggi
memungkinkan hewan yang bersangkutan memanfaatkan lingkungan yang dingin
bahkan lingkungan kutub dan memperlihatkan aktivitas tanpa bergantung pada suhu-
suhu luar. Pada beberapa mamal kecil, khususnya Monotremata, homiothermia
tidaklah sempurna.
4. Jantung 4 bilik
Semua mamal memiliki jantung dengan dua atrium dan dua ventrikel dengan
demikian maka kedua peredaran darah yaitu ke paru-paru (pulmo) dan ke tubuh
terpisah sama sekali. Pada Monotremata katub kanan antara atrium dan ventrikel
sifatnya berdaging dan tidak lengkap, hingga sekalipun peredaran darah terpisah
seperti mamal pada umumnya, peredaran darah paru-paru (pulmo) rupanya kurang
efektif. Perdaran darah ganda ini ditinjau dari segi pertukaran zat sangat efektif dan
membantu homiothermia.
5. Lempeng aorta kanan lenyap
Pada mamal, darah dari jantung sebelah kanan mengalir ke pulmo untuk mengambil
zat asam karena itu aorta kanan lenyap.
6. Rongga dada terspesialisasi
Pada mamal tulang iga terbatas pada hanya sebagian tulang belakang. Iga yang
terdapat pada banyak reptil menghilang dan ada iga lain yang muncul dan
berhubungan dengan ruas tulang belakang. Di sebelah depan kebanyakan iga
berhubungan dengan tulang dada dengan perantaran tulang rawan. Tulang dada ini
tebal dan pipih sedikitnya mempunyai fungsi pelindung. Rongga dada di sisi belakang
dibatasi oleh suatu sekat yakni diafragma. Semua ciri tadi memperkuat dada dan
meningkatkan keteraturan pernafasan.
7. Erithrocyte tanpa inti dan bikonkaf
Sel darah merah (erythorcyte) sudah dalam tahap dini kehilangan intinya, sehingga
memperbesar kemampuannya untuk mengangkut zat asam. Ini merupakan suatu cara
untuk mempertahankan suatu tingkat aktivitas yang tinggi.
8. Tiga tulang pendengaran
Pada mamal terdiri atas tulang landasan, martil dan sanggurdi. Tulang sanggurdi ini
berasal dari collumella dan dua lainnya dari unsur rahang bawah.
9. Tujuh ruas tulang belakang leher
Secara umum jumlah ruas tulang belakang mamal sudah tetap, kecuali pada kukang
dan ikan duyung keadaannya lain.
10. Volume otak relatif besar
Otak pada mamal, khususnya primat, mengalami perkembangan yang baik terutama
neopallium. Ini memberikan kepandaian intelektual yang beragam untuk
memanfaatkan lingkungan baru, serta kesempatan yang dibuka oleh homiothermia.
11. Tonjolan ganda di belakang tengkorak
Pada mamal mempunyai dua tonjolan, vertebrae leher pertama (atlas) berbentuk
cincin dan tidak memiliki badan (centrum), sedangkan yang kedua (epishropeus)
mempunyai tonjolan berbentuk gigi, tempat atlas berputar. Dengan adanya dua
tonjolan sendi maka stabilitas kepala ditingkatkan, tetapi kemampuan menggerakkan
kepala berkurang. Hal ini diimbangi dengan bertambahnya kemampuan ruas-ruas
tulang belakang leher untuk bergerak satu dengan lainnya.
12. Hidung dengan lubang tunggal di tengkorak
Pada vertebrata lain, hidung memiliki dua lubang (ganda) dalam tulang-tulang
tengkorak. Pada mamal tulang-tulang itu telah lebur menjadi satu. Makna sebenarnya
proses ini tidaklah jelas akan tetapi kemampuan indra diperbesar dengan membuat
lubang hidung dapat bergerak denagn lebih leluasa.
13. Erectus (Berjalan tegak)
Pada mamal tungkai tubuh di bawah badan, sedangkan pada reptil tungkai ada di sisi
samping tubuh. Pada reptil badan menggantung antara kaki sedangkan pada mamal
tubuh ada di atas kaki. Tipe reptil menurut perbandingan adalah lebih stabil, tetapi
pada mamal dapat bergerak lebih leluasa. Perbedaan orientasi ini diperbesar lagi oleh
berpadunya tulang di gelang bahu. Hal ini tidak terjadi pada reptil.
14. Heterodontia
Mamal memiliki beraneka jenis gigi dengan bermacam fungsi. Gigi seri
(incicivus)untuk menggigit atau memotong, gigi taring (caninus) yang panjang dan
tajam untuk menembus atau mencengkram dan geraham depan (premolar) dan
geraham sejati (molar) dengan tonjolan untuk mengunyah. Ada sebagian mamal yang
secara sekunder kehilangan gigi (edentilous) dan ada pula yang seluruh gigina
berbentuk sama (homodon).
15. Diphyodontia (dua generasi gigi)
Gigi mamal hanya satu kali diganti dan bukan terus menerus sepanjang hidupnya,
seperti pada anggota vertebrata lebih rendah. Gigi generasi pertama, gigi susu muncul
kalau hewan muda masih menyusui dan terus berfungsi sampai kira-kira sebelum
matang secara sexual.gigi generasi kedua berfungsi sampai mati. Kedua generasi gigi
biasanya kurang lebih identik, tetapi tidak selalu. Namun dalam gigi susu jumlah
geraham kurang, karena itudibedakan antara geraham palsu yang ada pendahulunya
dalam geligi susu dan geraham sejati yang tidak ada pendahulunya. Geraham sejati
sebenarnya lebih tepat dianggap sebagai gigi geligi susu, walaupun fungsinya sama
dengan geligi tetap, yang membentuk akar-akar sejati dan tidak pernah diganti.
16. Langit-langit sekunder bertulang
Seperti juga peredaran darah ganda yang merupakan ciri bersama mamal dan buaya
(reptil), demikian juga langit-langit sekunder yang bertulang. Pada buaya hal ini
membantu menelan makanan di bawah air sedangkan pada mamal saluran pernafasan
dan pencernaan di dalam mulut terpisah secara menyeluruh, hingga makanan dapat
ditahan di dalam mulut tanpa menggangu pernafasan (mempertinggi tingkat
pertukaran zat asam).
17. Tulang-tulang turbinal
Mamal memiliki lempengan tulang setipis kertas dan terletak dalam rongga hidung
yang selama hidupnya tertutup selaput lendir. Hal ini mempertinggi fungsi indra
hidung.
18. Gigi maginal dengan rongga gigi
Pada reptil gigi seringkali ada pada langit-langit mulut. Pada mamal gigi terbatas pada
pinggir rahang. Di sini gigi-gigi itu melekat dalam rongga (alveoli) yang dapat
terbuka terus sepanjang hidup dan dengan demikian memungkinkan gigi terus
tumbuh. Rongga gigi dapat juga tertutup sesudah timbul, hingga gigi membentuk akar
dan tidak dapat tumbuh lebih lanjut.
19. Rahang bawah dibentuk oleh satu tulang tunggal
Rahang bawah mamal mencakup bermacam-macam tulang dental (tulang gigi),
angular (bersudut), supra angular, spleural, koronnoid, preartikular dan artikular
(bersendiri). Dalam perjalanan evolusi semua tulang-tulang tadi kehilangan fungsi
atau berubah fungsi, kecuali tulang gigi (dental) yang merupakan satu-satunya yang
membentuk rahang bawah mamal.
20. Pertumbuhan tulang memanjang secara epifisis
Pada mamal permukaan sendi itu adalah tulang yang disebut epifisis yang terpisah
dari batang (diafisis) oleh suatu lapisan tulang rawan. Tulang rawan ini sewaktu
proses pertumbuhannya menjadi tulang secara terus menerus. Pada pertumbuhan
epifisis akhirnya tulang rawan hilang sama sekali menjadi tulang sejati yang keras dan
kompak (masif). Jelaslah bahwa sendi-sendi dengan epifisis ialah fungsi engsel
dengan tulang beradu tulang adalah lebih efektif dan lebih stabil. Sendi demikian juga
memungkinkan spesialisasi sendi secara luas yang berarti juga memberi kemampuan
bergerak lebuh luas.
Berdasrkan ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan pola struktur tubuh
mamal dipusatkan pada hewan yang mampu bergerak dengan kuat dan cepat memiliki
anggota tubuh yang efisien dengan tempo pertukan zat yang tinggi. Pertukaran zat
tersebut diperbaiki oleh perubahan dalam sistem pembuluh darah, adanya rambut,
pemisah saluranpernafasan dan pencernaan serta adanya rongga yang memiliki
kekhususan. Suatu keserba-bisaan yang lebih luas diperoleh dengan mengasuh
anaknya secara intensif sehingga prosentase turunan yang hidup relatif tinggi, serta
pembatas jumlah anak yang dilahirkan. Mungkin keserba-bisaan ini dikombinasi
dengan kemampuan hewan untuk sekaligus menempati relung ekologi pada berbagai
musim atau pada saat yang berlainan dalam satu hari merupakan sebab jumlah
jenisnya yang agak kecil. Dengan demikian maka mamal berhasil memperoleh posisi
dominan tertentu diantara vertebrata ang lain.
Klasifikasi Mamalia
Kelas Mamalia
1. Subkelas Prototheria
Anggota-anggota Subkelas ini mepunyai ciri-ciri: tidak punya daun telinga, hewan
muda bergigi, hewan dewasa berparuh, mempunyai kloaka, kelenjar susu tanpa
puting, testes abdominal (terletak di dalam rongga abdomen, tidak turun ke dalam
kantung buah zakar), bersifat ovipar. Tersebar di daerah Australia, Tasmania dan Irian.
Subkelas ini hanya mencakup satu ordo Monotremata dengan dua contoh spesies:
Ornithorhynchus (cocor bebek) dan Echidna / Tachyglossus.
2. Subkelas Theria
Anggota-angota kelas ini mempunyai ciri-ciri: umumnya mempunyai daun telinga,
gigi-gigi terdapat baik pada hewan muda maupun hewan dewasa, tanpa kloaka,
kelenjar susu dengan puting, testes umumnyaterletak di dalam kantung buah zakar,
bersifat vivpar.
Subkelas ini dibedakan atas dua infrakelas yaitu:
a. Infrakelas Matatheria
Anggota-anggota dari infrakelas ini memiliki ciri khas: yang betina mempunyai
kantung di bawah perut, klenjar susu terdapat di dalam kantung, embrio tanpa
placenta (uri), anak yang dilahirkan prematur. Infrakelas ini hanya mencakup
satu ordo Marsupialia dengan contohnya Macropu (kangguru).
b. Infrakelas Eutheria
Anggota-anggota infrakelas ini mempunyai ciri khas: tanpa kantung (marsupium),
tanpa kloaka, testes terletak di dalam kantung buah zakar, embrio dengan
placenta, anak yang dilahirkan sudah berkembang lebih jauh.
Infrakelas ini mencakup 16 ordo:
1. Ordo Insectivora
Anggota-anggota ordo ini memmpunyai ciri-ciri:
- Ukuran kecil
- Berambut halus seperti beludru
- Moncong panjang dan pipih
- Tiap kaki berjari 5
- Gigi runcing dan tajam dapat dibedakan
- Discoidal
- Nocturnal
1. Ordo Dermoptera
Ciri :
- Mempunyai lipatan kulit yang membentang dari sisi kepala sampai ke tungkai depan,
ke samping badan terus ke tungkai belakang sampai ke ekor
- Aktif diwaktu malam
- Dapat melayang di udara
2. Ordo Chiroptera
Ciri :
- Tungkai depan berubah menjadi sayap untuk terbang
- Sayap disokong oleh jari kedua dan kelima yang tumbuh memanjang
- Tungkai belakang lemah
- Berjari 5 dan ujung bercakar melengkung runcing
- Mata kecil penglihatan lemah
- Daun telinga jelas
- Aktif di waktu malam
Terbagi menjadi 2 subordo:
Megachiroptera dan Mikrochiroptera.

Subordo Subordo Mikrochiroptera


Megachiroptera

Ukuran Besar pemakan buah Kecil pemakan serangga


Moncong Memanjang tanpa daun Pendek dengan daun hidung
hidung
Cakar Ibu jari saja
Ibu jari dan jari telunjuk
Ekor Bila ada berhubungan dengan lipatan
Tanpa ekor kulit
Tempat
menggantung Pada dahan dengan tungkai Di dalam gua, rumah, gulungan daun
belakangnya, sayap dilipat pisang

3. Ordo Primates
Ciri :
- Tubuh tertutup rambut
- Tungkainya bersifat prehensil
- Kelima jari dilengkapi kuku yang putih
- Ibu jari lebih pendek dari yang lain
- Cara berjalan plantigrad
- Testes terletak dalam kantung buah zakar
- Kelenjar susu sepasang didaerah dada dengan puting susu
- Placenta discoidal
- Hidup arboreal
Dibedakan menjadi 3 subordo:
1. Subordo Lemuroidea
Ciri :
- Kepala dengan moncong yang meruncing
- Ekor panjang tidak prehensil
- Tungkai depan lebih pendek dari tungksi belakang
- Jari kedua pada kaki belakang maupun depan bercakar yang lain berkuku
- Orbita bagian belakang tidak dikelilingi oleh cincin tulang

2. Subordo Tarsioidea
Ciri :
- Kepala dengan moncong yang meruncing
- Ekor panjang tidak prehensil
- Tungkai depan lebih pendek dari tungksi belakang
- Jari kedua pada kaki belakang maupun depan bercakar yang lain berkuku
- Orbita bagian belakang tidak dikelilingi oleh cincin tulang

3. Subordo Anthropoidea
Ciri :
- Kelenjar susu terdapat didaerah dada
- Orbita terpisah sempurna dengan cekungan lateral
- Kaki dan tangan prehensil
- Jari-jari umumnya berkuku
- Hidup di darat di pepohonan
- Aktif waktu siang

4. Ordo Edentata
Ciri :
- Ada yang mempunyai gigi ada yang tidak
- Bila bergigi tidak mempunyai gigi seri dan taring
- Jari-jari bercakar
- Testes abdominal

5. Ordo Pholidota
Ciri :
- Tubuh tertutup oleh sisikdari bahan tanduk yang tersusun tumpang tindih
- Rambut terletak diantara sisik
- Moncong memanjang
- Tanpa gigi sama sekali
- Lidah panjang lekat dan mudah dijulurkan
- Telingan mereduksi
- Tungkai pendek
- Aktif di waktu malam dan suka menggali lubang

6. Ordo Lagomorpha
Ciri :
- Pada rahang atas tersusun dua gigi seri yang tersusun dua di depan dan dan dua di
belakang
- Tidak bertaring
- Tulang kering dan betis bersatu
- Testes tedapat dalam scrotum
- Ekor pendek
- Telapak kaki berambut
- Jari-jari kaki belakang bercakar

7. Ordo Rodentia
Ciri :
- Tubuh kecil
- Tungkai berjari 5 masing-masing bercakar
- Gigi seri pada rahang atas hanya sepasang bentuk seperti pahat, tumbuh terus, tanpa
taring
- Testes abdominal
- Placenta discoidal

8. Ordo Cetacea
Ciri :
- Tubuh berbentuk kumparan menyerupai ikan
- Rambur-rambut hanya terdapat di daerah moncong
- Kepala besar seringkali meruncing
- Mata dan lubang telinga kecil
- Lubang hidung disisi dorsal kepala
- Tungkai depan berubah menjadi alat seperti dayung
- Jari-jari terbungkus kulit tanpa cakar

9. Ordo Carnivora
Ciri :
- Gigi dengan tepi yang tajam
- Taring besar
- Gigi seri kecil berjumlah 6 setiap rahang
- Kelenjar susu abdominal
dibagi menjadi 2 subordo:
1. Subordo Fissipedia
2. Subordo pinnioedia

10. Ordo Proboscidea


Ciri :
- Bertubuh besar, Mempunyai belalai
- Lubang hidung di ujung belalai
- Kulit tebal, Rambut tersebar, Mata kecil, Telinga lebar
- Tungkai besar menyerupai tiang, Kaki berjari 5
- Gigi seri rahang atas berubah menjari gading
- Tidak bertaring, Testes abdominal
- Kelenjas susu sepasang di daerah dada

11. Ordo Tubulidenta


Ciri :
- Tubuh kaku menyerupai babi
- Kulit sangat tebal tertutup oleh rambut-rambut yang jarang-jarang
- Moncong panjang tubular dengan lubang hidung bulat
- Daun telinga panjang, tgak dan runcing
- Lidah langsing dan dapat dijulurkan
- Jari-jari kaki 4 atau 5 cakar yang kuat

12. Ordo Hyracoidea


Ciri :
- Pada rahang atas tersusun dua gigi seri yang tersusun dua di depan dan dan dua di
belakang
- Tidak bertaring
- Tulang kering dan betis bersatu
- Testes tedapat dalam scrotum
- Ekor pendek
- Telapak kaki berambut
- Jari-jari kaki belakang bercakar

13. Ordo Sirenia


Ciri :
- Pada rahang atas tersusun dua gigi seri yang tersusun dua di depan dan dan dua di
belakang
- Tidak bertaring
- Tulang kering dan betis bersatu
- Testes tedapat dalam scrotum
- Ekor pendek
- Telapak kaki berambut
- Jari-jari kaki belakang bercakar

14. Ordo Perissodactyle


Ciri :
- Pada rahang atas tersusun dua gigi seri yang tersusun dua di depan dan dan dua di
belakang
- Tidak bertaring
- Tulang kering dan betis bersatu
- Testes tedapat dalam scrotum
- Ekor pendek
- Telapak kaki berambut
- Jari-jari kaki belakang bercakar

15. Ordo Artiodactyla


Ciri :
- Pada rahang atas tersusun dua gigi seri yang tersusun dua di depan dan dan dua di
belakang
- Tidak bertaring
- Tulang kering dan betis bersatu
- Testes tedapat dalam scrotum
- Ekor pendek
- Telapak kaki berambut
- Jari-jari kaki belakang bercakar

Keanekaragaman Mamalia di Indonesia


Keanekaragamanhayatiadalahkeanekaragaman yang
ditunjukkandenganadanyavariasimakhlukhidup yang meliputibentuk, penampilan,
jumlah,sertaciri lain.
Macam Keragaman Hayati
Keragaman genetik
variasi aspek biokimia, struktur dan sifat organisme yang diturunkan secara fisik dari
induknya (orang tuanya).
Keragaman spesies
kelompok organisme yang mampu saling berbiak satu dengan yang lain secara bebas,
dan menghasilkan keturunan, namun pada umumnya ada juga yang tidak berbiak.
Keragaman ekosistem
suatu unit ekologis yang mempunyai komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi dan antara komponen komponen tersebut terjadi pengambilan dan
perpindahan energi, daur materi dan produktivitas.
Manfaat Keragaman Hayati
Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat
manusia.
Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengembangkan sosial budaya umat manusia
Membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya.
Keanekaragaman hayati Indonesia
Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi.
Secara rinci dapat diuraikan bahwa Indonesia dengan 17.058 pulau-pulaunya
mengandung 10 % dari total jenis tumbuhan berbunga di dunia, 12 % dari total mamalia
di dunia, 16 % dari total reptil dan ampibia di dunia, 17 % dari total jenis burung di dunia
dan 25 % atau lebih dari total jenis ikan di dunia.
Keanekaragaman hayati Mammalia Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan keanekargaman Mammalia tertinggi di dunia
(515 jenis dari 4400 jenis di dunia, di antaranya 36 species endemis.)
Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan
Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan.
Hewan-hewan di Indonesia yang memiliki tipe Oriental
Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau,
badak. Tidak ada mammalia berkantung.
Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling kaya kan
jenis-jenis primata. Ada tiga jenis primata, misalnya bekantan, tarsius, loris hantu,
orang utan.
Terdapat mammalia endemik, seperti :

Badak bercula satu di Ujung Kulon


Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tapi kecil
Monyet Presbytis thomasi

Tarsius (Tarsius bancanus)


Kukang (Mycticebus coucang)

Ciri-ciri mammalia di Indonesia bagian Timur :


Mamalia berukuran kecil

Banyak hewan berkantung


Tidak terdapat spesies kera

Irian Jaya memiliki 110 spesies mamalia


Mammalia daerah peralihan

Di Sulawesi terdapat banyak mammalia endemik


Keanekaragaman Bentuk Hidup
Tipe gerak mammalia pun beranekaragam
1. cursorial (pelari cepat seperti rusa)
2. saltorial (pelompat seperti kangguru)
3. plantigrade (berjalan di atas tanah seperti beruang)
4. fossorial (hidup pada liang/lubang)
5. swimming (aquatis)
Kelompok mammalia dapat ditemukan pada berbagai tipe habitat, mulai dari hutan
primer, hutan sekunder, laut, sungai, desa hingga perkotaan.
Keanekaragaman Makanan
Karnivora

Kelompok yang memakan daging seperti anjing, harimau, singa, kucing


Herbivora

Kelompok yang memakan tumbuhan seperti sapi, gajah, jerapah, badak


Omnivora

Kelompok yang memakan tumbuhan dan daging seperti beruang, babi, tikus
Nektarivora

kelompok yang memakan nektar seperti kelelawar (Eonycteris spelaea)


Frugivora

Kelompok yang memakan darah (kelelawar vampir)


Insectivora

Kelompok yang memakan serangga (berbagai jenis kelelawar)


Faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman Mammalia
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub).
Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudera.

Faktor ekosistem yang beragam, posisi geografis dan sejarah geologi Indonesia
Faktor-faktor yang mendorong semakin meningkatnya kepunahan
Hilangnya habitat
Hilangnya hutan tropis sering disebabkan perluasan lahan pertanian dan pemungutan hasil
hutan secara besar-besaran.
Species pendatang

Eksploitasi berlebihan
Pencemaran

Anda mungkin juga menyukai