1. Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A. Yani Km
36, Banjarbaru 70713, Indonesia
2. Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A. Yani Km
36, Banjarbaru 70713, Indonesia
3. Laboratorium Biosistemaik dan Anatomi Fisiologi, FMIPA, Universitas Lambung
Mangkurat, Jalan Jend A. Yani Km 36, Banjarbaru 70713, Indonesia
E-mail: rinowatidewita@gmail.com
Abstrak
Keragaman hayati baik flora maupun fauna Indonesia banyak menyita perhatian pada setiap pihak di
indonesia dan seluruh dunia. Aves merupakan satwa liar yang hidup di alam secara bebas dan mempunyai
peranan yang penting dalam menjaga kelestarian lingkungan yang dapat beradaptasi dengan kondisi udara
secara sempurna. Praktikum kali ini adalah tentang pengamatan jenis-jenis fauna dipulau curiak. Dilakukan
tiga pengamatan jenis spesies, yaitu: pengematan jenis aves, pengamatan jenis pisces, dan pengamatan jenis
mamalia. Perhatian penuh diberikan pada mamalia unggulan terpilih, seperti harimau, badak dan gajah,
mengakibatkan mengabaikan banyak spesies yang kurang dikenal, seperti mamalia kecil non-volant (berat
<5kg) yang terjadi di komunitas kompleks dengan kekayaan spesies tinggi yang luar biasa. Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum yaitu praktikum berjudul pengamatan jenis-jenis fauna di pulau curiak
Abstract
The biodiversity of both Indonesian flora and fauna has attracted a lot of attention from all parties in
Indonesia and throughout the world. Aves are wild animals that are free and have an important role in
preserving the environment which can adapt to air conditions perfectly. The practicum this time is about
observing the types of fauna on the island of Curiak. There are three types of observations, namely: the type
of observation, observation and observation. Attentive attention to selected superior foods, such as tigers,
elephants and elephants, has resulted in the neglect of many lesser-known species, such as small non-volant
mammals (weighing <5kg) which occur in complex communities with unusually high species richness. The
conclusion that can be drawn from the practicum is a practicum entitled observing the types of fauna on
Curiak Island
(Maryatul, 2013)
Burung
Elang Hitam
Burung (Ictinetus
Cucak malayensis)
Kelabu
(Pycnonotus (Syahputri, 2018)
cyaniventris)
Burung
Sepah Hutan
(Pericrocotu Kepiting
s flammeus) rawa
(Sesarma
(Gagarin, 2019)
reticulatum)
(Elmer, 2014)
Burung
Perenjak Ikan Kiper
Rawa (Prinia (Scatophagu
flaviventris) s argus)
(Madge, 2020)
Burung
Elang Bondol
(Aida, 2011) Identifikasi terhadap ikan / pisces yang
dilakukan di kawasan pulau Curiak
mendapatkan beberapa jenis species ikan,
Ikan termasuk juga crustacea yang berhabitat di
Sanggang wilayah perairan sungai. Adapun spesies
(Puntioplite yang telah ditemukan dari hasil observasi dan
s bulu) juga dari hasil wawancara terhadap nelayan
sekitar yang mana dilakukan tiga pengamatan
(Siregar, 2018)
jenis spesies, yaitu: pengematan jenis aves,
Tabel 3. Pengamatan jenis Mamalia pengamatan jenis pisces, dan pengamatan
jenis mamalia. Setiap spesies yang ditemukan
Nama Fauna Gambar memiliki ciri khasnya masing masing.
Pengamatan jenis aves diperoleh 11
spesies, yaitu: Burung Sepah Tulin
(Pericrocotus igneus), Burung Cucak
Bekantan Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Burung
(Nasalis Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus), Burung
larvatus) Elang Gunung (Nisaetus alboniger), Burung
Layang-layang batu (Hirundo tahitica),
Burung Cucak Kelabu (Pycnonotus
(Atmoko, 2010) cyaniventris), Burung Kacamata biasa
(Zosterops palpebrosus), Burung Sepah
Hutan (Pericrocotus flammeus), Burung
Perenjak Rawa (Prinia flaviventris), Burung
Hirangan elang bondol (Haliastur indus), dan Burung
(Trachypithe elang hitam (Ictinetus malayensis).
cus cristatus Pengamatan jenis pisces sendiri didapatkan 4
) spesies, yaitu: Ikan timpakul (Periothamus
modestus), Kepiting rawa (Sesarma
(Wahyuni, 2020) reticulatum), Ikan Kiper (Scatophagus
argus), dan ikan Sanggang (Ostrichelus
melanouplaunas). Pengamatan jenis maalia
Berang- sendiri diperoleh 3 spesies, yaitu: Bekantan
berang (Nasalis larvatus), Hirangan (Trachpithecus
(Aonyx cristatus), dan Berang-berang (Aonyx
cinereus) cinereus). Sehingga jumlah total spesies yang
diamati sebanyak 18 spesies.
(Aadrean, 2017)
Burung Sepah Tulin (Pericrocotus igneus)
Kingdom : Animalia
b. Pembahasan
Filum : Chordata
Praktikum kali ini adalah tentang
Kelas : Aves
pengamatan jenis-jenis fauna dipulau curiak.
Ordo : Passeriformes
Famili : Campephagidae yaitu ordo ini memiliki kotak suara yang
Genus : Pericrocotus terbentuk baik [6].
Spesies : Pericrocotus igneus
Burung Cucak Kutilang (Pycnonotus
Burung Sepah Tulin cenderung mengalami aurigaster)
penurunan jumlah yang cukup cepat di Kingdom : Animalia
seluruh wilayah. Hal ini diakibatkan Filum : Chordata
pembukaan lahan hutan dan pemburuan liar. Class : Aves
Sejak 2012 spesies ini telah dimasukkan Ordo : Passeriformes
dalam daftar merah (redlist) golongan hampir Famili : Pycnonotidae
terancam punah (Near Threatened). Spesies Genus : Pycnonotus
ini ditemukan di hutan berdaun lebar, tepi Spesies : Pycnonotus
hutan, hutan sekunder, hutan tepi pantai, aurigaster
bakau, terkadang perkebunan dan kebun.
Penyebaran spesies ini meliputi dataran Burung Cucak Kutilang sejak 2012 telah
rendah sunda, Tenasserim selatan, Myanmar, dimasukkan dalam daftar merah (redlist)
Semenanjung Thailand, Sabah, Sarawak, golongan resiko rendah (Least Concern).
Semenanjung Malaysia, Kalimantan dan Spesies ini memiliki jumlah yang sangat
Sumatra, Brunei dan Palawan (IUCN, 2016). besar. Penurunannya jumlahnya diyakini
Burung Sepah Tulin (Pericrocotus tidak cukup cepat untuk mendekati ambang
igneus) memiliki ukuran maksimal 15 cm, batas kerentanan di bawah populasi. Batas
ukuran ini lebih kecil dibandingkan dengan kerentanan yakni penurunan >30% selama
burung Sepah hutan. Burung spesies ini sepuluh tahun atau tiga generasi. Penyebaran
memiliki bulu sekunder yang tanpa ada spesies ini meliputi Kamboja, China, Hong
bercak. Iris berwarna coklat, paruh hitam, Kong, Indonesia, Laos, Macao, Myanmar,
kaki hitam. Jantan memiliki badan berwarna Thailand, dan Vietnam. Habitat spesies ini
merah terang. Kepala, punggung, sayap, dan berupa hutan, hutan hujan, hutan subtropis,
tengah ekornya berwarna hitam mengkilap semak, tanah yang subur, kebun perdesaan,
serta memiliki sedikit warna jingga pada dan daerah penduduk (IUCN, 2016).
perut dan daerah di depan ekornya. Betina Burung cucak kutilang memiliki jambul
memiliki warna lebih jingga pada penutup berwarna hitam, sehingga kepalanya terlihat
bawah ekor dan daerah di depan ekornya. seperti bertopi hitam. Dahi, paruh, dagu dan
Burung Sepah Tulin mempunyai suara khas pipi juga berwarna hitam, sehingga terlihat
meninggi nan merdu Kepala dan punggung seperti mengenakan topeng. Daerah di depan
abu-abu, bagian bawah tubuh dan wajahnya ekornya (tunggir) berwarna putih, sedangkan
berwarna kuning. Pericrocotus igneus akan pantatnya (tungging) berwarna kuning
bertelur pada bulan April–Mei (awal musim keemasan. Ukuran tubuh burung ini
hujan. Ordo passeriformes merupakan tergolong sedang. Bagian sayap dan ekor
kelompok burung passerine atau petengger. berwarna coklat muda, dengan ujung ekor
Secara anatomi ordo ini mempunyai kaki yang mendatar. Bagian tenggorokan, dada,
yang khusus untuk bertengger. Ciri khas lain dan perut memiliki bulu berwarna coklat
pudar. Makanan utamanya adalah buah-
buahan lunak dan serangga kecil. Burung ini
memiliki suara kicauan yang keras tapi berkisar 1,3 kg - 1,9 kg. Tubuhnya memiliki
merdu dengan suara“cuk-cuk”, dan “cang- corak warna, jambul yang tidak terlalu
kur” berulang secara cepat. Cucak Kutilang panjang. Elang Brontok memiliki perilaku
hidup secara berkelompok kecil sebanyak 2-4 kawin yang terlihat pada awal pembuatan
pasangan. Cucak Kutilang memiliki alat sarang. Sepasangan terbang bersama selama
pernafasan berupa paru-paru yang dibantu beberapa menit kemudian hinggap di dahan
oleh kantong udara. Paru-paru akan pohon sarang atau pohon lainnya yang dekat
digunakan saat tidak terbang, sedangkan dengan pohon sarang. Betina akan
kantong udara digunakan saat terbang. Betina merundukkan tubuhnya hingga posisi hampir
akan memberikan sinyal dengan mengepakan mendatar dengan sayap terbuka dan sambil
sayapnya jika ingin kawin, sebelumnya mengepakkannya. Kemudian individu jantan
jantan akan mengejar betina. Betina akan akan menaiki betina dari belakang dengan
mencabuti bulu sendiri atau dari jantannya, sayap terbuka juga. Setelah kawin elang
hal ini dilakukan supaya sarang menjadi lebih jantan akan bertengger sebentar lalu terbang
halus [2] [7]